Terwujudnya industri hasil hutan berdaya-saing tinggi dengan didukung sumber bahan baku yang dikelola secara lestari, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional serta
penyerapan tenaga kerja.
3.2. Misi
Menyusun strategi pengembangan industri hasil hutan dan jasa, menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi investasi dalam pengelolaan hutan lestari, serta mendorong perdagangan kayu dan
hasil hutan bukan kayu serta jasa-jasa dari sumber daya hutan yang dikelola secara lestari untuk tujuan pasar domestik maupun ekspor.
3.3. Kondisi Saat Ini
Industri hasil hutan di Indonesia saat ini didominasi oleh industri kayu lapis dan kayu gergajian berskala besar dan menengah, sedangkan industri pulp dan kertas diharapkan akan memainkan
peranan penting dimasa mendatang. Saat ini sebagian besar produk hasil hutan olahan ditujukan untuk ekspor, dan sebagian kecil untuk konsumsi domestik. DI lain sisi pemenafaatan jas-jasa
hutan sebaga suatu industri belum terkelola dengan optimal
Krisis ekonomi dan keuangan, jatuhnya harga kayu olahan dipasaran internasional, kapasitas industri pengolahan yang melebihi daya dukung hutan secara lestari, serta ekonomi biaya tinggi,
merupakan kendala utama dalam mendukung perkembangan industri perkayuan yang dapat menjamin kelestarian sumberdaya hutan. Beberapa studi mengindikasikan bahwa kesenjangan
antara kebutuhan bahan baku industri hasil hutan dengan kemampuan pasokan bahan baku, menjadi salah penyebab utama terjadinya kegiatan penebangan liar serta pengusahaan hutan
yang tidak memperhatikan kaidah kelestarian.
3.4. Strategi
1. Menyusun kerangka kerja yang tepat untuk menjamin kelestarian hutan dan kelangsungan usaha industri.
2. Mempromosikan substitusi dan diversifikasi produk, serta distribusi dan inovasi produk. 3. Mendukung insentif pasar bagi produk-produk dan jasa yang dihasilkan dari hutan yang
dikelola secara lestari. 4. Mendorong pembangunan hutan tanaman dalam skala-skala kecil.
5. Menyelaraskan kebijakan kehutanan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan lestari dan industri pengolahan hasil dan jasa hutan.
6. Menguatkan peran industri kecil dengan kekhasan lokal untuk meningkatkan nilai tambah, pemanfaatan limbah dan sekaligus peningkatan peran langsung masyarakat
dalam industri pengolahan hasil hutan
4. PENGEMBANGAN HUTAN KEMASYARAKATAN DAN HUTAN HAK 4.1. Visi
Terwujudnya masyarakat yang mandiri, yaitu yang mampu membangun dirinya berdasarkan potensi, kebutuhan, aspirasi dan kelembagaannya dalam menyelenggarakan usaha perhutanan
rakyat dan dalam mengelola hutan yang sekaligus menunjang kepentingan pelestarian lingkungan
4.2. Misi
Mengembangkan perhutanan sosial yang dikembangkan dengan cara membangun kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berperan aktif dalam membangun usaha perhutanan rakyat dan
dalam mengelola hutan negara hutan kemasyarakatan, sehingga secara bertahap masyarakat mampu membangun ekonominya dan lingkungannya secara mandiri dan bertanggung jawab.
4.3. Kondisi Saat Ini
Paradigma pengelolaan sumberdaya hutan akhir-akhir ini dituntut untuk diperbaharui sehingga mengarah kepada pengelolaan untuk sebesar-besar manfaat bagi masyarakat. Tuntutan itu
mencuat karena pengelolaan sumberdaya hutan selama ini lebih difungsikan sebagai mesin uang untuk memperoleh keuntungan finansial bagi pembiayaan pembangunan, sementara
masyarakat tidak mendapatkan manfaat yang memadai. Dalam hal ini, perhutanan sosial menjadi penting sebagai wadah partisipasi masyarakat untuk bersama-sama bertanggung jawab
terhadap kelestarian fungsi dan manfaat hutan dan lahan, dan secara bersama pula menikmati barang dan jasa yang dihasilkan oleh hutan dan lahan.
4.4. Strategi
1. Membangun kemampuan masyarakat untuk mengelola hutan secara berkelanjutan, baik hutan negara maupun hutan milik.
perhutanan rakyat. 3. Memberdayakan kemampuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam melakukan
fasilitasi kepada masyarakat pengelola hutan atau pengelola usaha perhutanan rakyat 4. Penyederhanaan tata usaha kayu rakyat dan pemberian insentip bagi masyarakat yang
mengelola hutan baik dengan tidak membebani pajak dan pungutan-pungutan lainnya.
5. PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN KEHUTANAN 5.1. Visi
Terwujudnya penyelenggaraan kehutanan yang berorientasi kepada kepentingan publik.
5.2. Misi
Membangun kemauan dan kemampuan aparat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk melakukan konsultasi publik dalam merancang dan melaksanakan kebijakannya, serta dengan
membangun kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi secara positif dan bertanggung jawab.
5.3. Keadaan Saat Ini
Penyelenggaraan kehutanan di Indonesia telah berlangsung cukup lama, yaitu sejak zaman penjajahan oleh Belanda, dan rentang waktu tersebut telah memberikan pengalaman yang luas
terutama dalam kaitan dengan sinkronisasi antara kepentingan teknis manajemen hutan dan kepentingan sosial masyarakat beneficiaries. Selama ini sudah banyak program kehutanan
yang mencoba melibatkan masyarakat dalam penyelenggaraan kehutanan melalui berbagai kegiatan yang dianggap merupakan perwujudan dari sikap kehutanan untuk menerima partisipasi
masyarakat. Bentuk penyelenggaraannya berubah dari waktu ke waktu, yang menunjukkan adanya kehendak pihak kehutanan untuk selalu menyempurnakan pendekatan sesuai dengan
perkembangan tuntutan masyarakat atau sesuai dengan perkembangan daya nalar dari pihak kehutanan itu sendiri.
Pada sistem bermasyarakat yang makin terbuka seperti saat ini, dan ketika hutan dengan segala permasalahannya sudah menjadi sorotan publik sebagaimana yang dihadapi saat ini, maka
kadar dan jenis partisipasi tersebut sudah waktunya untuk disempurnakan. Hal ini penting karena tidak ada satu langkahpun dalam penyelenggaraan kehutanan yang tidak bersentuhan dengan
kepentingan publik.
5.4. Strategi