Cakupan hal legal penguasaan lahan untuk masyarakat sekitar hutan seyogyanya termasuk pengakuan terhadap hak masyarakat asli dan komunitasnya. Partisipasi masyarakat merupakan
aspek yang sangat penting dalam memutuskan bagaimana sector kehutanan pada era desentralisasi dapat dikelola secara lestari, dan secara seimbang dan setara.
9.4. Strategi
1. Mengembangkan kerangka pendekatan antar-sektor dalam menyelesaikan isu-isu penguasaan lahan.
2. Mengembangkan skema atau mekanisme penyelesaian konflik dalam penguasaan lahan.
3. Mengkaji reformasi peraturan perundangan di bidang penguasaan lahan dan menyelaraskan dengan kebijakan dan peraturan pertanahan kawasan hutan
4. Menjamin pengaturan lahan untuk masyarakat di sekitar dan didalam kawasan hutan melalui pengelolaan dan konservasi sumberdaya hutan secara lestari berdasarkan fungsi
kawasan 5. Mengakui hak-hak adat dari masyarakat adat, masyarakat lokal, dan pemilik lahan hutan.
6. Menata ulang fungsi-fungsi hutan berdasarkan kajian yang rasional. 7. Menguatkan dan menghilangkan friksi atas adanya dualisme pengurusan tanah di
Indonesia serta penguatan status kawasan hutan dalam system pertanahan
10. MEMERANGI KEGIATAN PENCURIAN KAYU 10.1. Visi
Tercapainya persepsi yang sama diantara para pihak mengenai akibat negatif dari kegiatan pencurian kayu dan kesepakatan bersama untuk memeranginya
10.2. Misi
Memerangi pencurian kayu melalui komitmen dan partisipasi dari stakeholders, penegakan hukum dan peneyelenggara pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
10.3. Kondisi Saat Ini
Kegiatan-kegiatan pencurian kayu telah mencapai tingkat yang membahayakan. Disamping menurunkan kualitas sumberdaya hutan kegiatan tersebut telah menimbulkan masalah-masalah
sosial ekonomi dan penurunan kualitas keanekaragaman jenis dan lingkungan. Sistem
pembalakan yang kurang baik dan gangguan lainnya telah menyebabkan antara lain degradasi hutan dan hilangnya keanekaragaman jenis. Namun demikian pencurian kayu bukan merupakan
produk akhir tetapi merupakan resultante dari berbagai aktifitas manusia di dalam mengelola sumberdaya hutan.
10.4. Strategi
1. Melakukan kajian-kajian mengenai pokok pemnyebab timbulnya pencurian kayu 2. Menggalang komitmen semua ‘stakeholders’ pada semua tingkat untuk menanggulangi
“pencurian kayu” dan kegiatan illegal terkait. 3. Meningkatkan konsultasi para pihak dalam rangka mencapai persepsi yang sama
terhadap akibat negatif pencurian kayu dan mencapai kesepakatan bersama untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan.
4. Penguatan institusi dan mendorong partisipasi dari seluruh parqa pihak. 5. Penegakan hukum dan peraturan dan menerapkan pola-pola insentif untuk kegiatan-
kegiatan kehutanan yang menuju kearah SFM, pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar hutan.
6. Mengendalikan lalu lintas dan perdagangan kayu ilegal lintas batas dan perdagangannya.
11. PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN 11.1. Visi
Terwujudnya sistem penanggulangan kebakaran hutan yang optimal dalam rangka mendukung pemanfaatan sumberdaya hutan secara lestari.
11.2. Misi
11.3. Kondisi Saat Ini
Kebakaran hutan terus menerus merupakan masalah besar di Indonesia. Kebakaran hutan kolosal pada tahun 1997 telah menimbulkan beragam masalah multidimensi dan lintas batas
yang menempatkan Indonesia dalam posisi amat sulit dalam pergaulan internasional. Selain itu, kebakaran hutan besar tersebut juga menyebabkan kerugian, tidak saja bagi Indonesia tetapi
juga bagi dunia, dalam bentuk hilangnya sumberdaya hutan, pemerosotan fungsi ekologis serta musnahnya biodiversitas yang tak ternilai.
Banyak yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah kebakaran hutan. Akan tetapi,
kebakaran hutan sangat kompleks dan melibatkan banyak faktor dan aktor. Oleh sebab itu, usaha yang bersifat holistik dan komprehensif yang diarahkan untuk mencari solusi dari
penyebab mendasar kebakaran hutan – bukan pengatasan sympton belaka – mutlak diperlukan.
11.4. Strategi