Penyembuhan Luka Laserasi Perineum

14 c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik. d. Berkemih dan BAB ke toilet. e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air. f. Keringkan perineum dengan menggunakan tisu dari depan ke belakang. g. Pasang pembalut dari depan ke belakang. h. Cuci kembali tangan

5. Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak atau mulai membaiknya luka perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari post partum. Kriteria penilaian luka menurut Boyle, dalam bukunya yang berjudul manajemen penyembuhan luka 2009 : a. Baik, jika luka kering, perineum menutup dan tidak ada tanda infeksi merah, bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa. b. Sedang, jika luka basah, perineum menutup, tidak ada tanda-tanda infeksi merah, bengkak, panas, nyeri,fungsioleosa. c. Buruk, jika luka basah, perineum menutupmembuka dan ada tanda-tanda infeksi merah,bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa. Penyembuhan luka menurut Herawati 2010.hlm.10 dapat terjadi secara : 1 Per Primam yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan. Universitas Sumatera Utara 15 2 Per Sekunden yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan perprimam. Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka. Biasanya dijumpai pada luka-luka dengan kehilangan jaringan, terkontaminasi atau terinfeksi. Penyembuhan dimulai dari lapisan dalam dengan pembentukan jaringan granulasi. 3 Per Tertiam atau per primam tertunda yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridemen. Setelah diyakini bersih, tepi luka dipertautkan 4-7 hari. a. Fase penyembuhan luka menurut Morison 2007.hlm.1 yaitu: 1 Fase Inflamasi akut terhadap cedera: mencakup hemostasis, pelepasan histamine dan mediator lain dari sel-sel yang rusak, dan migrasi sel darah putih leukosit polimorfonuklear dan makrofag ke tempat yang rusak tersebut. 2 Fase destruktif: pembersihan jaringan yang mati dan yang mengalami devitalisasi oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag. 3 Fase proliferatif: yaitu pada saat pembuluh darah baru yang diperkuat oleh jaringan ikat, menginfiltrasi luka. 4 Fase maturasi, mencakup re-epitelisasi, kontraksi luka dan reorganisasi jaringan ikat. Universitas Sumatera Utara 16 b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan Luka Menurut Smelzer 2002 dibagi 2, yang dikutip dari Herawati 2010.hlm.24 yaitu : 1 Faktor internal: a Usia Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada orang tua. Orang yang sudah lanjut usianya tidak dapat mentolerir stress seperti trauma jaringan atau infeksi. b Cara perawatan Penanganan yang kasar menyebabkan cedera dan memperlambat penyembuhan. c Personal hygieneKebersihan diri Personal higiene kebersihan diri dapat memperlambat penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman. d Over aktivitas Aktifitas yang terlalu banyak dapat menghambat perapatan tepi luka. Mengganggu penyembuhan yang diinginkan. e Infeksi Infeksi dapat memperlambat penyembuhan luka dan meningkatkan granulasi serta pembentukan jaringan parut. Akumulasi darah menciptakan ruang rugi juga sel-sel mati yang harus disingkirkan. Area menjadi pertumbuhan untuk infeksi. Universitas Sumatera Utara 17 2 Faktor eksternal: a Tradisi atau linggkungan Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk perawatan pasca persalinan masih banyak digunakan, meskipun oleh kalangan masyarakat modern. Misalnya untuk perawatan kebersihan genital. b Pengetahuan Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan sangat menentukan lama penyembuhan luka perineum. Apabilapengetahuan ibu kurang telebih masalah kebersihan maka penyembuhan lukapun akan berlangsung lama. c Sosial ekonomi dan sarana prasarana Pengaruh dari kondisi sosial ekonomi ibu dengan lama penyebuhan perineum adalah keadaan fisik dan mental ibu dalam melakukan aktifitas sehari-hari pasca persalinan. Jika ibu memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah, bisa jadi penyembuhan luka perineum berlangsung lama karena timbulnya rasa malas dalam merawat diri. d Penanganan petugas Pada saat persalinan, pembersihannya harus dilakukan dengan tepat oleh penangan petugas kesehatan, hal ini merupakan salah satu penyebab yang dapat menentukan lama penyembuhan luka perineum. e Kondisi ibu dan Gizi Makanan yang mengandung zat – zat gizi yang dapat diubah menjadi makanan yang bergizi oleh tubuh dan sesuai porsi akan Universitas Sumatera Utara 18 menyebabkan ibu dalam keadaan sehat dan segar. Dan akan mempercepat masa penyembuhan luka perineum Almatsier, 2008.hlm.3. c. Faktor penghambat penyembuhan luka Penghambat keberhasilan penyembuhan luka menurut Johnson 2004, hal.370 adalah sebagai berikut : 1 Malnutrisi Malnutrisi secara umum dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan luka, baik luka tersebut merupakan luka traumatis, luka akibat tindakan bedah, ataupun luka tebuka yang kronik, dapat meningkatkan dehisensi luka, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, dan parut dengan kualitas yang buruk. Defisien nutrisi sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat tertentu dapat berpengaruh pada penyembuhan Morison, 2007.hlm.19. 2 Merokok Nikotin dan karbon monoksida diketahui memiliki pengaruh yang dapat merusak penyembuhan luka, bahkan merokok yang dibatasi pun dapat mengurangi aliran darah perifer. Merokok juga mengurangi kadar vitamin C yang sangat penting untuk penyembuhan. Johnson, 2004, hal.370 3 Kurang tidur Gangguan tidur dapat menghambat penyembuhan luka, karena tidur meningkatkan anabolisme dan penyembuhan luka termasuk ke dalam proses anabolisme. Johnson, 2004, hal.370. Universitas Sumatera Utara 19 4 Stres Ansietas dan stres dapat mempengaruhi sistem imun sehingga menghambat penyembuhan luka Johnson, 2004, hal.371. 5 Kondisi medis dan terapi Imun yang lemah karena sepsis atau malnutrisi, penyakit tertentu seperti AIDS, ginjal atau penyakit hepatik dapat menyebabkan menurunnya kemampuan untuk mengatur faktor pertumbuhan, inflamasi, dan sel-sel proliperatif untuk perbaikan luka Johnson, 2004, hal.371. 6 Apusan kurang optimal Melakukan apusan atau pembersihan luka dapat mengakibatkan organisme tersebar kembali disekitar area kapas atau serat kasa yang lepas ke dalam jaringan granulasi dan mengganggu jaringan yang baru terbentuk Johnson, 2004, hal.371. 7 Lingkungan optimal untuk penyembuhan luka Lingkungan yang paling efektif untuk keberhasilan penyembuhan luka adalah lembab dan hangat Johnson, 2004, hal.371. 8 Infeksi Infeksi dapat memperlambat penyembuhan luka dan meningkatkan granulasi serta pembentukan jaringan parut Johnson, 2004, hal.371.

C. Hubungan perawatan luka dengan Kesembuhan luka perineum