yang menyebabkan retensi natrium dan air. Sayangnya, hormon ADH ini juga akan merangsang pusat haus, sehingga pasien akan bertambah banyak minumnya.
Beban overload ini semakin berat pada pasien PGK yang komposisi cairan tubuhnya memang sudah terganggu Effendi, 2010.
2.4 INTER DIALYTIC WEIGHT GAIN IDWG
IDWG tidak terlepas dari adekuasi dialisis, yang diukur dengan ureum reduction ratio URR dan KtV atau bersihan ureum oleh dialiseralat. Sebagai
jenis dialisis terbanyak dilakukan, adekuasi hemodialisis tergantung kualitas dialiser, membran dialiser, cairan dialisat, dan compliance pasien. Jenis membran
dialiser non selulosa memiliki resiko aktivasi komplemen yang lebih rendah, resiko syok juga rendah sehingga lebih disukai untuk menjaga compliance pasien.
Permukaan membran dialiser yang lebih luas dikatakan lebih membuat proses dialisis efisien. Selain itu dialisat yang steril juga menurunkan resiko endotoksin
dan menurunkan komplikasi dialisis. Kadar natrium dialisat berkisar 135-145 meql. Dialisat hipotonik telah diteliti mengurangi resiko hipertensi dan
hipernatremia pasca dialisis, namun gangguan hemodinamik lebih tinggi. Sementara itu dialisat hipertonik bersifat sebaliknya, ditambah berkurangnya
resiko kelainan miokardium dan endotoxemia. Namun perlu diingat, rasa haus dan IDWG akan lebih tinggi pada pasien dengan dialisat hipertonik.Waktu dan
frekuensi dialisis telah dikemukakan sebagai faktor yang juga mempengaruhi adekuasi dialisis. Sekarang telah banyak diteliti mengenai dialisis waktu
panjanglong conventional dialysis, long nocturnal dialysis, serta short daily dialysis. Meskipun begitu, pada dialisis konvensional 5 jam 2 kali seminggu,
dikatakan adekuat bila URR 80 dan rentang KtV antara 1,2-1,5. Dikenal juga metode ultrafiltrasi yang diatur menggunakan alat dialisis
dapat digunakan untuk menarik cairan ekstraseluler yang berlebih. Keadaan hipernatremia dapat ditanggulangi dengan menggunakan dialisat dengan natrium
dibawah konsentrasi natrium predialisis metode transpor difusi Hecking, 2012, Jaeger, 1999.
2.5 Berat Kering Dry Weight DW dan IDWG
Berat kering paling baik diartikan sebagai berat terendah diluar cairan berlebih seorang pasien dapat mentoleransi dialisis tanpa menimbulkan gejala
Universitas Sumatera Utara
hipotensi. Karena DW fisiologis biasanya dihasilkan oleh fungsi ginjal, permeabilitas vaskuler, konsentrasi protein serum, dan regulasi air tubuh dalam
keadaan normal, maka untuk pasien dialisis secara teori adalah lebih rendah untuk mencegah kenaikan IDWG. Di berbagai sentra, penentuan DW ini sering disertai
trial and error, karena penentuannya yang belum baku. Sering hanya melihat gejala overload cairan dan hipertensi post dialisis.
Penghitungan yang akurat terhadap volume cairan tubuh tergantung 3 hal, yaitu 1 Kapasitas cairan kompartemen ekstraseluler ECF dan intraseluler ICF, 2
Jumlah cairan per kompartemen, dan 3 Kandungan zat solut, misalnya natrium, yang mempengaruhi perpindahan cairan antar kompartemen, IDWG, dan
pengeluaran cairan selama dialisis Effendi, 2010. Pada permulaan dialisis, kebanyakan pasien PGK akan berada dalam
keadaan hiperkatabolik berbulan-bulan dikarenakan kronisitas penyakitnya. Pada saat bersamaan, sisa nefron yang masih berfungsi baik akan berusaha untuk
menyeimbangkan kadar garam dan volume cairan. Kegagalan selanjutnya menimbulkan banyak sel yang mengkerut dan terbentuk ruang ekstraseluler yang
lebih luas. Ketika proses dialisis nantinya menurunkan kadar ureum, kenaikan BMI dan cairan ekstraseluler dapat terjadi tanpa terdeteksi. Masalah lain yang
sering timbul ialah terdapatnya fakta bahwa pasien dengan IDWG tinggi selalu DWnya tidak tercapai dan memiliki resiko hipotensi intradialisis yang tinggi,
meskipun terlihat tanpa edema dan tekanan darah selalu normal setelah dialisis silent hypervolemia. Monitoring tekanan darah berkelanjutan selama 12 jam
dikatakan dapat mengurangi kejadian ini. Beberapa biomarker yang terus diteliti untuk membantu menentukan DW
dan keadaan hipervolemia untuk mencegah kenaikan IDWG seperti kadar hormon atrial natriuretic peptide ANP dan kadar cyclic guanidine monophosphate
cGMP yang akan meninggi pada overhidrasi. Begitu pula pemeriksaan bioimpedance BIA
, pengukuran diameter vena cava, monitoring tekanan darah berkelanjutan, yang telah diteliti, apabila keseluruhan modalitas ini digabungkan,
hasilnya lebih bermakna Jaeger,1999.
2.6 IDWG dan Malnutrisi