Kompos Proses Pengomposan Pupuk Organik

4. Mengandung zat makanan tanaman Berbagai zat makanan tanaman hanya sebagian dapat diserap oleh tanaman. Bagian yang penting daripadanya baru tersedia sesudah terurainya bahan organik itu. Pupuk organik biasanya menunjukkan pengaruh reaksi reaksi nitrogen yang jelas terlihat. Pengaruh dari fosfat dan kalium biasanya tidak begitu jelas Rinsema, 1993.

3.5.1.1. Kompos

Kompos merupakan hasil akhir suatu proses fermentasi tumpukan sampah, serasah tanaman ataupun bangkai binatang. Ciri-ciri kompos yang baik adalah berwarna coklat, berstruktur remah, berkonsistensi gembur dan berbau daun lapuk. Tumpukan bahan mentah serasah, sisa tanaman, sampah dapur dan lain sebagainya bisa menjadi kompos akibat proses pelapukan dan penguraian, dengan kata lain terjadi perubahan dari sifat fisik yang baru. Perubahan itu sebagian besar muncul oleh karena adanya kegiatan jasad renik sehubungan dengan kebutuhan hidup organisme itu. Apa yang diikat oleh jasad renik demi mencukupi kebutuhan hidupnya, kelak akan dikembalikan lagi apabila jasad renik itu mati. Terjadi proses penguraian, pengikatan dan pembebasan berbagai zat atau unsur hara selama berlangsungnya proses pembentukan kompos. Penjelasan lengkap mengenai proses yang terjadi adalah sebagai berikut : a. Hidrat arang selulosa, hemiselulosa, dan lain-lain diurai menjadi CO 2 dan air atau CH 4 dan H 2 b. Zat putih telur diurai menjadi amida,assam amino, amoniak, CO 2 dan air c. Berbagai jenis unsur hara, terutama N, disamping P, K dan yang lain sebagai hasil penguraian, akan terikat dalam tubuh jasad renik. Sebagian yang tidak terikat akan menjadi persediaan di dalam tanah. Yang terikat dalam tubuh jasad renik tersebut kelak akan dikembalikan dalam tanah setelah jasad renik itu mati d. Juga ada unsur hara dari senyawa organik yang akan terbebas menjadi senyawa anorganik sehingga menjadi persediaan di dalam tanah bagi keperluan perttumbuhan dan perkembangan tanaman. e. Lemak dan lilin akan terurai menjadi CO 2 dan air. Universitas Sumatera Utara Selama berlangsungnya proses tersebut akan terjadi perubahan berat dan isi dari bahan-bahan pembuatannya. Terjadi pengurangan berat karena adanya penguapan dan pencucian. Sebagian besar senyawa hidrat arang akan hilang ke udara selama penguapan Dipo Yono, 2007.

3.5.1.2. Proses Pengomposan

Sumber bahan organik tanah adalah jaringan tanaman baik yang berupa serasah atau sisa tanaman yang berupa serasah atau sisa tanaman yang berupa batang, akar, daun, yang kemudian dirombak oleh mikroorganisme tanah, atau sisa hewan yang berupa kotoran maupun bangkai hewan. Secara kimiawi bahna organik tanah tersusun atas karbohidrat, protein lignin dan sejumlah senyawa kecil seperti lemak, lilin dan sebagainya, salah satu hasil perombakan bahan organik adalah humus, yang mempunyai kapasitas pengikatan unsur hara dan air yang sangat tinggi, memiliki kekhususan koloidal dan mampu mengikat air 80-90 dari berat keringnya, bandingkan dengan tanah liat yang hanya mampu mengikat air 15-20 saja. Humus memberi warna tanah menjadi agak kehitaman dan sangat bermanfaat bagi pertanian karena mempengaruhi struktur tanah. Bahan organik dalam tanah sangat berhubungan dengan kecepatan pelapukan tanah. Bahan organik yang mempunyai CN rasio yang rendah akan lebih cepat melapuk dibandingkan bahan organik yang mempunyaiCN rasio yang tinggi. Untuk cepat lapuk maka perlu penambahan nitrogen tanah yaitu denga menambahkan bahan organik yang cepat lapuk. Walaupun demikian peran oksigen yang terkandung dalam tanah sangat penting, karena berkurangnya kadar oksigen yang terkandung dalam tanah sangat penting, karena berkurangnya kadar oksigen juga berpengaruh pada aktifitas mikroorganisme dalam penguraian. Ini berkaitan dengan ketersediaan unsur hara dari bahan organik yang bisa diserap tanaman M,Isnaini,2006. Reaksi-reaksi yang terjadi pada proses pengomposan yaitu : Reduksi Sulfat : CH 3 CHOHCOOH + SO 4 -2 2CH 3 COOH + H 2 S + 2OH - 4H 2 + SO 4 -2 2H 2 O + H 2 S + 2OH - Universitas Sumatera Utara Reduksi karbon organik secara anaerobik : CH 3 COOH CH 4 + CO 2 4CH 3 OH 3CH 4 + CO 2 + 2H 2 O C 6 H 12 O 6 3CH 3 COOH C 6 H 12 O 6 2CH 3 CH 2 OH + 2CO 2 Reduksi karbondioksida : 2CH 3 CH 2 OH + 2CO 2 2CH 3 COOH + CH 4 4H 2 + CO 2 CH 4 + 2H 2 O 4H 2 + 2CO 2 CH 3 COOH + 2H 2 O Reduksi oksidasi sempurna : CH 3 COOH + 2O 2 CO 2 + 2H 2 O 2H 2 + O 2 2H 2 O CH 4 + 2O 2 CO 2 + 2H 2 O M.Judoamidjojo,A.A.Darwis dan E.G. Said, 1992 Reaksi Aminasi : Protein senyawa asam amino kompleks + O 2 + amina R-NH 2 + H 2 O R-OH + NH 3 + energi Reaksi Amonifikasi : 2NH 3 + H 2 CO 3 NH 4 2 CO 3 2NH 4 + + CO 3 -2 Reaksi Nitrifikasi 2NH 4 + + 3O 2 NO 2 - + 2H 2 O + 4H + + Energi 2NO 2 - + O 2 2NO 3 - + Energi Sutedjo,2002.

2.5.1.2. Pupuk Organik Cair