Analisis Laporan Arus Kas Pada PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) TBK

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

MENIK YUNI LESTARI 112101083

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : MENIK YUNI LESTARI

NIM : 112101083

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA

PT.PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO ) TBK

Tanggal,.…...….. 2014 Dosen Pembimbing

Dra. Friska Sipayung, S, M.Si NIP. 19620117 198603 2 002

Tanggal,.…...….. 2014 Ketua Program Studi Diploma III Keuangan

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP.19741123 200012 2 001

Tanggal,.…...….. 2014 Dekan Fakultas Ekonomi

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul “Analisis Laporan Arus Kas pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk”. Dimana tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun penjelasannya karena adanya keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan keberhasilan penulis dimasa yang akan datang.

Dalam penulisan tugas akhir ini, telah banyak pihak yang membantu serta memberikan do’a dan dukungan kepada penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada: 1. Orang tua tersayang, ayahanda Sumadi dan ibunda Jumiati, terima kasih

atas segala kasih sayang dan do’a yang tiada henti selalu di limpahkan kepada penulis.

2. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakutlas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris program studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, S, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan pemikiran kepada penulis.

6. Ibu Ida Hidayani selaku Mentor magang beserta seluruh staf PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan data dan informasi yang sangat dibutuhkan penulis.

7. Seluruh teman Departemen Keuangan Stambuk 2011, khusunya teman baik penulis novita, nita dan sri, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

8. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan, khususnya mahasiswa dan mahasiswi Departemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2014 Penulis

Menik Yuni Lestari NIM : 112101083


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... ... i

DAFTAR ISI... ... iii

DAFTAR TABEL... ... iv

DAFTAR GAMBAR... ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 4

C. Tujuan dan Manfaat ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Landasan Hukum... ... 7

C. Visi, Misi dan Nilai Budaya PGN... ... 8

D. Strategi dan Tujuan Perusahaan... ... 9

E. Struktur Organisasi ... 10

F. Uraian Pekerjaan ... 12

G. Jaringan Uasah/Kegiatan... ... 18

H. Kinerja Terkini... ... 20

BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan... ... 24

B. Arus Kas... ... 41

C. Sumber dan Penggunaan Kas... ... 42

D. Laporan Arus Kas... ... 44

E. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Periode Desember 2013... ... 53

F. Metode Penyajian Laporan Arus Kas Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ... 61

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... ... 62

B. Saran... ... 62


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.4 PT.Angin Ribut, Laporan Arus Kas untuk tahun yang

berakhir X... ... 51

Tabel 3.5 PT.Angin Ribut, Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir X... ... 53

Tabel 3.6 Laporan Arus Kas Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ... 54

Tabel 3.7 Sumber Kas dari aktivitas Operasional ... 57

Tabel 3.8 Sumber Kas dari aktivitas Pendanaan ... 58

Tabel 3.9 Penggunaan Kas untuk aktivitas Operasional ... 58

Tabel 3.10 Penggunaan Kas dari untuk aktivitas Pendanaan ... 59


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pt.Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk ... 11

Gambar 3.1 Struktur Laporan Posisi Keuangan (Neraca) ... 33

Gambar 3.2 Struktur Laporan Laba Rugi... 37


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu ke waktu agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran serta dapat juga mengetahui keadaan keuangan pada saat tertentu. Hal ini dapat dilihat melalui laporan keuangan berupa laporan arus kas, dimana dalam laporan tersebut akan terlihat arus kas masuk dan arus kas keluar dari kegiatan usaha yang dapat digunakan sebagai alat analisis keuangan yang sangat penting bagi pimpinan perusahaan. Dengan analisis tersebut, maka akan dapat diketahui berapa besar dana yang akan dibutuhkan agar mampu membiayai kegiatan operasi perusahaan dan dapat memungkinkan perusahaan untuk beroperasi seefesien mungkin serta dapat mengendalikan kesulitan keuangannya.

Pada perusahaan Gas Negara ( Persero ) Tbk yang beralamat Jl. Imam Bonjol No 15-D Medan merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan dan pendistribusian gas buatan, di mana dalam perusahaan tersebut selalu melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan. Perusahaan tersebut selalu melakukan pencatatan-pencatatan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian yang sangat besar. Sehingga dalam perusahaan tersebut dilakukan kerjasama dalam melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.


(9)

Kas merupakan suatu bagian yang penting dalam perusahaan. Tanpa adanya kas maka tidak ada laporan keuangan. Di dalam perusahaan, kas berfungsi sangat aktif sebagai dasar dari pengelolaan fungsi-fungsi manajemen khusunya dalam bidang keuangan. Hubungan antara kas dengan fungsi-fungsi manajemen sangat erat misalnya pada fungsi pemasaran, efisiensi anggaran kas dengan memperketat pengeluaran biaya untuk meningkatkan volume penjualan.

Sistem Akuntansi di Indonesia telah memutuskan untuk mengikuti aliran Amerika, maka pernyataan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi di Indonesia. Dengan melihat keadaan dan kebutuhan Negara Indonesia khususnya mengenai informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh Komite Ikatan Akuntansi Indonesia ( KIAI ) dengan penelitian yang bertahun-tahun yang telah dilakukan mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai laporan.

Perusahaan harus menyusun atau diwajibkan menyusun laporan arus kasnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan ( bagian integral ) dari laporan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan ini mulai efektif pada tanggal 1 Januari 1995. Jadi, laporan arus kas ini merupakan perkembangan dari laporan perubahaan posisi keuangan dan merupakan pengganti dari laporan sumber dan penggunaan dana yang disusun untuk memenuhi permintaan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat mengetahui bagaimana perusahaan memiliki kas bersih yang baik dari kegiatan operasi sehingga tidak selalu harus tergantung pada


(10)

kegiatan investasi dan/atau kegiatan pendanaan. Dengan kata lain laporan arus kas adalah suatu laporan yang menggambarkan penerimaan dan penggeluaran kas serta perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasional, investasi dan pendanaan perusahaan selama periode tertentu dan juga merupakan suatu format yang merekonsiliasikan saldo kas awal dan saldo kas akhir.

Dengan adanya laporan arus kas pada perusahaan, perusahaan akan mengalami peningkatan yang baik jika laporan arus kasnya digunakan dengan teliti dan dimanfaatkan demi kemajuan perusahaan yang dikembangkan atau didirikan. Laporan arus kas merupakan laporan penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan produk barang/jasa pada perusahaan. Tanpa adanya laporan arus kas yang baik maka perusahaan tidak akan tahu seberapa jauh meningkatnya atau menurunnya perkembangan perusahaan tersebut.

Melihat begitu pentingnya laporan keuangan terutama laporan arus kas dalam setiap kegiatan operasional perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut terhadap penyusunan laporan arus kas. Untuk itu penulis tertarik mengambil judul “ Analisis Laporan Arus Kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero ) Tbk’’.

B. PERUMUSAN MASALAH

Kegiatan operasional instansi pemerintah maupun perusahaan swasta tidak terlepas dari suatu masalah. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka terdapat perumusan masalah yang menjadi objek penelitian adalah :

1. Darimana sumber dan penggunaan kas pada setiap aktivitas dalam laporan arus kas pada perusahaan gas negara ( persero ) tbk ?


(11)

2. Metode apakah yang digunakan perusahaan gas negara ( persero )tbk pada laporan arus kasnya ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui darimana saja sumber dana kas dan penggunaan kas tersebut pada setiap aktivitas perusahaan.

2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan untuk laporan arus kas pada perusahaan gas negara ( persero )tbk.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yaitu : a. Bagi Perusahaan / Kantor

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada penyusunan laporan arus kas agar laporan keuangan pada perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

b. Bagi Peneliti / Penulis

1. Menambah pengetahuan penulis tentang penyusunan laoran arus kas pada perusahaan gas negara ( persero ) tbk.

2. Untuk memenuhi salah satu persyarsatan akademik dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat terhadap kajian tersebut.


(12)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah perusahaan milik Negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring dengan perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN.

Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji SH. Seiring dengan perubahan status perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka, anggaran dasra perusahaan diubah dengan Akta Notaris No.5 dari Fathiah Helmi SH tanggal 13 November 2003,


(13)

yang antar lain berisi tentang perubahan struktur permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No C-26467 HT.01.04 Th 2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dengan No. 94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003.

Pada tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari 475.309.000 saham dari investasi saham Pemerintah Republik Indonesia, pemegang saham perseroan dan 820.987.000 saham baru.

Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan dalam Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan “PGAS”

B. Landasan Hukum

Adapun landasan Hukum perusahaan menggunakan berbagai peraturan perundangan anatara lain :

1. PP No. 19/1965 Dasar Hukum Pendirian .

2. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas, maka kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan, tidak hanya terjadi di sektor hulu tetapi juga pada sektor hilir dimana perusahaan melakukkan kegiatan usahanya saat ini.

3. Menteri Kehakiman No: C2-7729.HT.01.01.Th 96 Tanggal 31 Mei 1996 tentang Pengesahaan badan Hukum.


(14)

4. Persetujuan Mentri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar No. C-19905 HT.01.04 Th.99 Tanggal 10 Desember 1999.

5. Undang-undang RI No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

6. Undang-undang RI N0 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

7. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Govermace pada Badan Usaha Milik Negara.

C. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya PGN

Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN telah menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai yang dianut perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.Berikut adalah Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Budaya PGN:

Visi PGN :

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi. Misi PGN :

Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholders melalui :

a. Penguatan bisnis inti di bidang ransportasi niaga gas bumi dan pengembangannya.

b. Pengembangan usaha pengelolaan gas.

c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang berkaitan dengan industri gas.

d. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan usaha lainnya.


(15)

1. Nilai-nilai Budaya PGN (ProCISE) : a. Profesionalisme / Profesionalisme

b. Penyempurnaan Terus Menerus / Continous Improvement c. Integritas / Integrity

d. Keselamatan

D. Strategi dan Tujuan Perusahaan 1. Strategi Perusahaan

Menyelesaikan pengembangan infrastruktur jaringan pipa tranmisi gas yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbudling dan Open Access.

2. Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 sebagai berikut :

1. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

2. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat.

E. Struktur Organisasi

Pembuatan struktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak harus dilakukan oleh pemimpin perusahaan agar aktivitas personil perusahaan tidak tumpah tindih (over lapping). Struktur organisasi yang telah dibuat akan


(16)

membantu memberikan pengertian yang jelas dengan pembagian tugas yang ada dalam perusahaan itu dan setiap pekerja mengetahui dari mana sumber perintah dan kepada siapa seseorang itu bertanggung jawab.

Dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu koordinasi yang efektif di antar unit-unit maupun bagian-bagian dalam organisasi, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Oleh karena itu, struktur organisasi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada dapat optimal.

Struktur organisasi pada PT Perusahaan Gas Negara merupakan struktur organisasi garis dan staf, yang mencerminkan tanggung jawab dan wewenang secara vertikal serta hubungan antar bagian secara horizontal.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengatur pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingaa efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu perusahaan terdiri dari unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi SBU Distribus pada gambar 2.1 dibawah ini :


(17)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk


(18)

F. Job Description

Berikut adalah uraian pekerjaan (Job Description) untuk setiap departemen pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

1. General Manager

Fungsi General Manager :

General Manager mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha dan kebijakan yang ditetapkan Direksi.

Tugas General Manager :

a. Menetapkan , mengendalikan dan mengelola Rencana Kerja dan Anggaran.

b. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan pipa gas serta fasilitas penunjangnya.

c. Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

d. Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan pelanggan.

e. Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.

2. Departemen Keuangan dan SDM

Fungsi Departemen Keuangan dan SDM :

Departemen Keuangan Dan SDM mempunyai fungsi memastikan pengelolaan keuangan , SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan secara optimal.


(19)

Tugas Departemen Keuangan dan SDM :

a. Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan keuangan dan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan. b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam

departemen keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang lain di dalam organisasi SBU.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja antar satuan kerja di dalam departemen Keuangan dan SDM. d. Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan dan SDM.

e. Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

3. Dinas Keuangan

Fungsi Dinas Keuangan :

Dinas keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan,akuntasi,perpajakan serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Tugas Dinas Keuangan :

a. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

b. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara berkala.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan kewajiban.


(20)

e. Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan dan pembayaran dana atas transaksi keuangan perusahaan dilingkungan SBU.

4. Seksi Anggaran

Fungsi Seksi Anggaran :

Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan dan pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian RKA SBU.

Tugas Seksi Anggaran :

a. Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.

b. Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan .

c. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

d. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi yang telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya /Unit kerja.

e. Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap pelaksanaan RKA SBU secara berkala.

5. Seksi Perbendaharaan

Fungsi Seksi Perbendaharaan :

Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian Perbendaharaan SBU.


(21)

Tugas Seksi Perbendaharaan :

a. Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen penerimaan dan dokumen permintaan pembayaran.

b. Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan.

c. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan penerimaan dana.

d. Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping ke Kantor Pusat.

e. Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU.

6. Seksi Akuntansi

Fungsi Seksi Akuntansi :

Seksi akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan akuntasi, penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta perpajakan.

Tugas Seksi Akuntansi :

a. Menerima,mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan. b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait, untuk

memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan.

c. Melakukan koordinasi, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan pencatatan aset tetap.


(22)

e. Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan RKAP.

7. Seksi TJSL

Fungsi Seksi TJSL :

Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

Tugas Seksi TJSL :

a. Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

b. Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

8. Dinas SDM

Fungsi Dinas SDM :

Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan manajemen SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

Tugas Dinas SDM :

a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan administrasi SDM.

b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja .

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan pengembangan SDM.

d. Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi dan rotasi, serta mengevaluasi usulan promosi.


(23)

e. Memastikan ketepatan waktu dan keakuratan pelaksanan administrasi SDM, remunerasi dan database kepegawaian.

9. Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM

Fungsi Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :

Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia.

Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :

a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

b. Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat.

c. Melakukan analisa kesenjangan kompetensi .

d. Melakukan koordinasi usulan rotasi/mutasi dan promosi pekerja.

e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pemenuhan pekerja.

10.Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial

Fungsi Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :

Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunirasi, pengelolaan sistem informasi SDM dan membina hubungan industrial antara pekerja dengan perusahaan serta memastikan penerapan peraturan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ada.


(24)

Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :

a. Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa outsorcing dan biaya lain yang terkait.

b. Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas (benefit) pekerja. c. Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan. d. Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja. e. Melakukan pelayanan duka cita pekerja.

G. Jaringan Usaha/Kegiatan

Sebagai penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha distribusi (penjualanan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa yang tersebar diseluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualanan gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan usaha transmisi merupakan kegitan pengangkutan (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa tarnsmisi dari sumber-sumber gas ke penggunaan industri.

1. Kegiatan Usaha Distribusi

PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke para pelanggan. Kegiatan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 81% dari total pendapatan yang diperoleh pada tahun 2011. PGN merupkan pelaku utama dalam kegiatan usaha distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 94%. Jaringan layanan mencakup delapan kota utama di Indonesia yaitu Jakarta, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru yang di dukung oleh jaringan pipa distribusi sepanjang 3.097 km dengan


(25)

kapasitas sebesar 831 MMSCFD. Pasokan gas dan kontrak pemebelian sebelum diperlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan gas bumi terutama dari Pertamina DOH Cirebon dan BP Muara Karang untuk memenuhi kebutuhan pasar gas bumi di wilaya distribusi Jawa bagian Barat. Sedangkan untuk wilayah distribusi Jawa bagian Timur memperoleh pasokan gas bumi dari EMP Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi Sumatera bagian Utara memperoleh pasokan gas bumi dari Pertamina DOH Pangkalan Brandan. Setelah diberlakukan UU Migas bumi secara langsung dari produsen gas bumi anatara lain Pertamina, BP Indonesia, Lapindo Brantas, ConocoPhillips dan Ellipse. Kontrak pembelian gas bersifat jangka panjang antara 10 tahun sampai 20 tahun. Perjanjian gas bumi jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti agar kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat terpenuhi dengan lebih baik. Dalam rangka penetrasi pasar ke wilayah yang menjadi target perusahaan, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi, sebagai berikut :

a. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta, Banten, Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, Palembang dan Bandung. b. SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari

Surabaya-Gresik, Sidoarjo-Mogokerto, dan Pasuruan-Probolinggo serta Semarang dan Makasar.

c. SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari Medan, Batam dan Pekanbaru.


(26)

2. Kegiatan Usaha Transmisi

Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari lapangan gas milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekan tinggi ke stasiun penyerahan pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai pengankut gas bumi dari produsen ke konsumen, PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi (Toll Fee). Khusus untuk melayani PLN Panaran (Batam), selain mendapat jasa transportasi, perusahaan bertindak sebagai penjualan gas bumi.

PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km dengan kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54%. Kapasitas ini mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia. Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Duri dan Grissik-Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas Indonsia (Transgapindo).

H. Kinerja Usaha Terkini

PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal.

Kinerja usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di bidang gas bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas ke konsumen akhir atau ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai distributor, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan stasiun penerima dengan konsumen akhir yaitu kepada pelanggan rumah


(27)

tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN di bidang distribusi adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM. Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalui jaringan pipa.

Pada tahun 2013 merupakan momentum penting bagi PGN dalam upaya memperkuat posisi sebagai perusahaan energi kelas dunia. Selain terus membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi di dalam negeri, PGN juga mulai berinvestasi ke sektor hulu migas. Langkah ini merupakan upaya PGN untuk memastikan bahwa pasokan gas bumi akan terus meningkat dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia."

Sepanjang tahun 2013, kinerja PGN tetap solid dan mengalami pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Secara finansial, PGN meraih total pendapatan sebesar US$ 3 miliar atau tumbuh 16% daripada tahun 2012 senilai US$ 2,5 miliar. Aset PGN juga tumbuh dari US$ 3,9 miliar (2012) menjadi US$ 4,3 miliar. Sedangkan ekuitas PGN melonjak dari US$ 2,3 miliar menjadi US$ 2,7 miliar.

Secara operasional, kegiatan usaha distribusi PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD, meningkat daripada tahun 2012 sebanyak 807 MMSCFD. Di bisnis transmisi, melalui anak perusahaan yaitu PT Transportasi Gas Indonesia, gas yang disalurkan turun tipis dari 877 MMSCFD ke 854 MMSCFD di tahun 2013. Penurunan gas oleh usaha transmisi ini disebabkan oleh berhentinya penyaluran gas ke PLN Medan


(28)

akibat ketiadaan pasokan gas dan penurunan penyerapan gas oleh oftaker Singapura.

Gas yang disalurkan PGN terbukti telah memberikan banyak manfaat kepada sektor usaha dan perekonomian Indonesia. Contohny, usaha distribusi gas PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD atau setara 145 ribu barel minyak per hari ke sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga, maka nilai penghematan yang dihasilkan dengan menggunakan gas bumi mencapai sekitar Rp 55 triliun per tahun dibandingkan dengan menggunakan minyak.

"Dengan biaya energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan, tentunya sektor usaha akan memiliki daya saing yang tinggi dan menciptakan multiplier effect yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Karena itu sebagai BUMN, PGN akan terus mendukung dan mewujudkan program konversi energi ke gas bumi melalui pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi di berbagai wilayah di Indonesia,". Sebagai upaya untuk mempercepat pemanfaatan gas bumi di Indonesia, pada tahun 2014 PGN telah menyiapkan investasi untuk membangun infrastruktur gas bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga.

Berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang akan dibangun PGN tahun ini diantaranya adalah : Pembangunan Pipa Gas Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap I, Pembangunan sambungan gas rumah tangga dalam rangka program PGN Sayang Ibu hingga sebanyak 1 juta sambungan gas, serta pembangunan 16 SPBG dan MRU di Indonesia.


(29)

Direktur Keuangan PGN tahun ini PGN telah menyiapkan anggaran untuk pengembangan usaha mencapai sekitar US$ 1,25 miliar. Sebanyak US$ 200 juta digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi terintegrasi senilai US$ 200 juta, US$ 400 juta untuk bisnis di sektor LNG dan US$ 650 juta untuk investasi di sektor hulu.

"Dengan fundamental yang sangat solid, PGN memiliki ruang yang cukup leluasa untuk membiayai ekspansi bisnis. Kerena itu PGN akan terus memaksimalkan setiap peluang untuk mendorong percepatan pemanfaatan gas bumi di berbagai segmen pelanggan.


(30)

BAB III PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan meruapakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubung dengan posisi keuangan dari suatu perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di luar perusahaan, sehingga yang bersangkutan dapat menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai perusahaan tersebut.Perkembangan dari posisi keuangan perusahaan tersebut dapat dilihat dari penyajian data-data yang diperbandingkan untuk dua periode atau lebih sehingga dapat diperoleh data-data yang diambil.

Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Ikatan Akuntansi Indonesia (Revisi 2009 : 63) mengatakan bahwa : “Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas’’. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Menurut Munawir ( 2007 : 2 ), “Laporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi


(31)

antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut’’.

Dengan menerapkan Standar Akuntansi Keuangan secara tepat diharapkan bahwa laporan keuangan akan memberikan gambaran sebenarnya tentang kinerja manajemen perusahaan masa lalu dan prospek di masa akan datang, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan oleh investor sebagai acuan dalam mengambil keputusan investasi. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan akuntan publik sebagai pemberi opini atas laporan keuangan perusahaan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir ( 2008 : 11 ), berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva dan modal perusahaan.


(32)

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya.

3. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabakan adanya hal-hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Kemudian, ada hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka seperti reputasi, prestasi, manajernya dan lainnya.

Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu. Keterbatasan laporan keuangan menurut Kasmir (2008:16), diantaranya :

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

4. Laporan keuangan bersiafat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandangan ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat normalnya.


(33)

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi. Artinya selama laporan keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan.

4. Bentuk Laporan Keuangan

Laporan Keuangan perusahaan sebenarnya banyak, namun laporan keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan ( SAK ) hanya ada 3 ( tiga ), yaitu :

1. Laporan Posisi Keuangan ( Neraca )

2. Laba Rugi ( Income Statement )

3. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement ) 1. Laporan Posisi Keuangan ( Neraca )

Menurut Munawir ( 2007 : 13 ), ‘’Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu’’.

Jadi tujuan Neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet. . Neraca menyajikan harta, utang dan modal perusahaan yang dihubungkan menjadi persamaan akuntansi. Informasi yang dapat dilihat dari neraca dalah posisi sumber


(34)

kekayaan dan sumber pembiayaan yang digunakan untuk mendapatkan kekayaan perusahaan dalam suatu periode akuntansi.

Menurut Kasmir ( 2008 : 35 ), dalam menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Disamping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca, yaitu :

1. Bentuk Skontro (Account form), merupakan neraca yang bentuknya seperti huruf “T”. Oleh karena itu sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini neraca dibagi kedalam dua posisi, yaitu disebelah kiri berisi aktiva dan sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal.

2. Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas terus kebawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek, ialah komponen aktiva tetap,komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir adalah komponen modal (ekuitas).

Neraca terdiri dari 3 ( tiga ) bagian utama yaitu :

1. Aktiva

Pengertian aktiva menurut Munawir ( 2007 : 14 ), adalah aktiva yang tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang belum dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets).


(35)

1. Aktiva Lancar

Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva lancar, yaitu :

1. Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan pengertian kas adalah check yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan. 2. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara

(jangka pendek) dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.

3. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tanggal waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran. 4. Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang


(36)

5. Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain.

2. Aktiva Tidak Lancar

Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Dan berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva tidak lancar yaitu :

1. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang dibutuhkan maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya, seperti : saham dari perusahaan lain atau obligasi.

2. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya nampak (konkrit), seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan dan kelengkapan lainnya.

3. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan perusahaan yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan, seperti : hak cipta, merk dagang, goodwill.

4. Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun), atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya, seperti : biaya pemasaran, biaya penelitian, biaya pembukaan perusahaan.


(37)

5. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Seperti : gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian.

3. Hutang

Menurut Munawir ( 2007 : 18 ), hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi : hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang diterima dimuka.

2. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannnya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi : hutang obligasi, hutang hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain.

4. Modal

Menurut Munawir ( 2007 : 19 ), modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos


(38)

modal (modal saham), laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. Adapun contoh struktur laporan posisi keuangan pada PT Perusahaan Negara ( Pesero )Tbk pada gambar 3.1 sebagai berikut :


(39)

Gambar 3.1

Struktur Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


(40)

(41)

2. Laporan Laba Rugi ( Income Statement )

Menurut Munawir ( 2007 : 26 ), Laporan Rugi Laba adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”.

Menurut Kasmir ( 2008 : 58 ), “Laporan rugi laba merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi”.

Dan menurut Munawir ( 2007 : 26 ), laporan rugi laba mempunyai prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :

1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan

service) diikuti dengan harga pokok dari barang / service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.

2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum / administrasi (operating expenses). 3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi

pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (non operating / financial income and expenses).

4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.


(42)

Ada pun Menurut Munawir ( 2007 : 26 ) bentuk dari Laporan Rugi Laba yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :

1. Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam sayu kelompok., sehingga untuk menghitung rugi/laba bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan. 2. Bentuk Multiple Step, Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokkan yang

lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.

Tujuan dari penyusunan perhitungan laba rugi untuk mengukur perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubung dengan sifat kegiatan perusahaan dan juga dapat menjelaskan bagaimana pertambahan atau pengurangan aktivitas yang disebabkan penjualan jasa-jasa atau barang-barang.

Adapun contoh struktur laporan laba rugi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada gambar 3.2 sebagai berikut :


(43)

Gambar 3.2

Struktur Laporan Laba Rugi


(44)

(45)

3. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement )

Menurut Munawir ( 2007 : 157 ), Laporan Arus Kas adalah sebuah laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama 1 ( satu ) periode tertentu dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan darimana sumber-sumber dan penggunaannya dalam periode yang bersangkutan’’.

Menurut Rahardjo ( 2007 : 88 ), “Laporan Arus Kas adalah ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu ( biasanya satu tahun buku )’’. Adapun contoh struktur Laporan Arus kas PT Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk pada gambar 3.3 dibawah ini :


(46)

Gambar 3.3

Struktur Laporan Arus Kas


(47)

B. ARUS KAS

Menurut Harahap ( 2002 : 92 ) “Arus Kas merupakan suatu pergerakan dana tertentu dalam sistem usaha yang mengakibatkan oleh keputusan sehari-hari yang menyangkut operasi, investasi dan pembiayaan’’.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan, yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana dan menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kas tersebut secara efektif dan efesien. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.

Menurut Harahap ( 2002 : 92 ) memberikan pengertian Arus Kas sebagai berikut :

“Arus Kas merupakan suatu pergerakan dana tertentu dalam sistem usaha yang mengakibatkan oleh keputusan sehari-hari yang menyangkut operasi, investasi dan pembiayaan’’.

“Laporan Arus Kas mengklarifikasikan penerimaan kas ( Cash Receipts ) dan pengeluaran kas ( Cash Disbursements ) berdasarkan aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas-aktivitas ini akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap


(48)

posisi keuangan serta jumlah kas dan setara kas, baik arus kas masuk (

Inflow of Cash ) dan arus kas keluar ( Outflow of Cash )’’.

C. SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

Kas merupakan suatu pos yang berguna di dalam perusahaan karena kas banyak terlibat di dalam transaksi-transaksi keuangan. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti semakin tinggi likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya.

Kas terlibat secara langsung maupun tidak langsung dan hampir seluruh kegiatan perusahaan serta merupakan dasar pengukur dan pencatat semua aktivitas. Dalam penyajiannya di neraca, kas biasanya disajikan pada urutan yang pertama dari perkiraan aktiva lancar karena kas dapat digunakan segera mungkin dan tanpa memerlukan waktu yang lama.

1. Sumber Kas

Menurut Munawir ( 2007 : 159 ), sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal :

1. Hasil penjualan Investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak terwujud ( intangible assets ), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangin dengan penambahan kas. 2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penmabahan modal

oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek ( wesel ) maupun hutang jangka panjang ( hutang obligasi, hutang hipotik atau


(49)

hutang jangka panjang lain ) serta bertambahnya hutang yang diimbangin dengan penerimaan kas.

4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangin dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan pihutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga ( efek ) karena adanya ppenjualan dan sebagainya.

5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau devided dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

2. Penggunaan Kas

Menurut Munawir ( 2007 : 159 ), penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut :

1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.

2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.

3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi assuransi, advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.


(50)

5. pengeluaran kas untuk pembayaran deviden ( bentuk pembagian laba lainnya secara tunai ), pembayaran pajak, denda-denda dan lain sebagainya.

D. Laporan Arus Kas

1. Pengertian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menhasilkan kas dan setara kas serta kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Idealnya perusahaan memiliki kas bersih yang positif dari kegiatan operasi sehingga perusahaan tidak harus terlalu tergantung pada kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan.

Laporan arus kas menyajikan rangkain transaksi-transaksi keuangan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran arus kas. Laporan ini menggunakan accrual basis, karena laporan arus kas ini merupakan ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungan dan tanpa penghasilan yang diperoleh maupun biaya yang terjadi.

Menurut Munawir ( 2007 : 157 ), Laporan Arus Kas adalah sebuah laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama 1 ( satu ) periode tertentu dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan darimana sumber-sumber dan penggunaannya dalam periode yang bersangkutan’’.


(51)

Menurut Rahardjo ( 2007 : 88 ), “Laporan Arus Kas adalah ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu ( biasanya satu tahun buku )’’.

3. Tujuan Dan Manfaat Laporan Arus Kas

Adapun tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk dipertanggung jawaban dan pengambilan keputusan.

Menurut Kieso dan Weygandt ( 2002 : 247 ) Tujuan Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut :

1. menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas masa depan 2. menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiaban,

kemampuan membayar deviden dan kebutuhan dan pendanaan ekstern. 3. Menilai alasan antara perbedaan laba bersih dan penerimaan serta

pembayaran kas yang berkaitan.

4. Menilai pengaruh pada posisi keuangan suatu perusahaan dan transaksi investasi dan pendanaan kas serta non kasnya selama satu periode. Menurut Harahap ( 2004 : 257 ),disamping tujuan yang disebutkan diatas Laporan Arus Kas juga bermanfaat yaitu :

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dengan arus kas keluar pada masa lalu.


(52)

2. Menilai kemampuan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang.

3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.

4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang.

5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

4. Penyajian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah bagian dari laporan financial yang menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.


(53)

Berikut ini akan dijelaskan mengenai aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan :

1. Aktivitas Operasi

Aktivitas Operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan PGN. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto.

Beberapa contoh arus kas aktivitas operasi adalah: 1. Penerimaan dari penjualan gas.

2. Penerimaan kas dari royalti, fees, dan pendapatan lain. 3. Pembayaran kas kepada pemasok gas.

4. Pembayaran kepada pemasok barang/jasa selaij gas. 5. Pembayaran gas kepada dan/atau untuk pekerja.

2. Aktivitas Investasi

Aktivitas Investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk dalam setara kas. Pengungkapan secara terpisah atas arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah penting karena arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.


(54)

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah : 1. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tak terwujud, dan aset

jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasikan dan aset tetap yang dibangun sendiri.

2. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tak terwujud, dan aset jangka panjang lain.

3. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang dan instrumen ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama.

Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan pengendalian tas entitas anak atau bisnis lain disajiakn secara terpisah dan diklasifiksikan sebagai aktivitas investasi. Atas transaksi ini, PGN mengungkapkan hal-hal dibawah ini :

1. Jumlah imbalan yang dibayarkan atau diterima. 2. Porsi imbalan yang merupakan kas dan setara kas.

3. Jumlah kas dan setara kas pda entitas anak atau bisnis lain dimana pengendalian diperoleh atau hilang.

Arus kas dari perubahan kepemilikkan atas entitas anak sehingga PGN kehilangan pengendalian atas entitas tersebut diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi. Pengaruh arus kas atas kehilangan pengendalian tidak boleh dikurangkan dari arus kas untuk memperoleh pengendalian.

3. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau


(55)

pelunasan jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jangka panjang dan utang jangka panjang. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia pendanaan untuk PGN.

Contoh arus kas yang bersa dari aktivitas pendanaan adalah : 1. Penerimaan kas dari penerbit saham atau instrumen modal lain.

2. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham PGN

3. Penerimaan kas dari penerbit obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain..

Dividen yang dibayarkan oleh PGN diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan.

4. Keterbatasan Laporan Arus Kas

Menurut Dermawan ( 2013 : 19 ), Laporan Arus Kas memiliki keterbatasa, yaitu :

1.Tidak diharuskan pengungkapan terpisah antara arus kas yang terkait dari operasi usaha dengan diluar usaha atau pos-pos luar biasa.

2. Bunga dan deviden yang diterima dan yang dibayarkan dimasukkan dalam arus kas operasi .

3. Pajak dimasukkan sebagai arus kas operasi, pada hal manfaat pajak untuk ketiga-tiganya aktivitas operasi, investasi dan keuangan.


(56)

4. Jika terjadi penjualan aktiva tetap investasi jangka panjang, rugi-laba penjualan aktiva tetap atau investasi jangka panjang sebelum pajak dimasukkan ke arus kas operasi ( bukan setelah pajak ).

5. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, di samping alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk kas tersebut digunakan, sering disebut sebagai Laporan Arus Kas.

Laporan arus kas secara langsung maupun atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau pengeluaran kas.

Dalam penyusunan laporan arus kas terdapat 2 ( dua ) metode yang dapat digunakan, yaitu :

1. Metode Langsung ( Direct Method )

Dalam metode langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan


(57)

antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan seebagai arus kas bersih dari kegiatan operasi. Dengan kata lain metode langsung, mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Keunggulan utama dari metode langsung dalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebish konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu metode langsung lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.

Tabel 3.4 PT. Angin Ribut

Laporan Arus Kas

Untuk Tahun yang berakhir X Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :

Kas yang diterima dari pelanggan xxx Dikurangi :

Kas untuk membeli persediaan xxx

Kas untuk membayar biaya operasi xxx

Kas untuk membayar biaya bunga xxx

Kas untuk membayar pajak xxx

xxx Aliran kas bersih dari kegiatan operasi xxx Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :

Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi xxx Kas keluar untuk membeli peralatan xxx

xxx Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi

Aliran kas dari kegiatan keuangan :

Kas yang diterima dari penjualan saham xxx Dikurangi :

Kas untuk membayar dividen xxx

Kas untuk membayar hutang obligasi xxx

xxx Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan xxx

Kenaikan kas xxx

Saldo kas pada awal tahun xxx

Saldo kas pada akhir tahun xxx


(58)

2. Metode Tidak Langsung ( Indirect Method )

Metode tidak langsung, berpengaruh dari semua penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan pengeluaran yang diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dari laba bersih yang diperhitungkan laba rugi. Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan dan pengurangan, kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang. Keunggulan utama dari metode ini dalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari kegiatan operasi.

Metode ini memberikan jaminan yang berguna antara laporan arus kas dan perhitungan laba rugi serta neraca. Selain itu, data yang diperlukan untuk metode tidak langsung umumnya lebih siap tersedia dan lebih mudah untuk diperoleh, dibandingkan dengan data yang diperlukan dalam metode langsung. Dalam metode tidak langsung ini, penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan-perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi opersional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva dan hutang lancar.


(59)

Contoh arus kas dengan metode tidak langsung dibawah ini: Tabel 3.5

PT. Angin Ributs Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang berakhir X

Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :

Laba bersih menurut laporan laba rugi xxx Ditambah :

Biaya depresiasi xxx

Penurunan persediaan kantor xxx

Kenaikan hutang jangka pendek xxx

Kenaikan hutang biaya xxx

xxx Dikurangi :

Kenaikan biaya dibayar dimuka xxx

Kenaikan piutang usaha xxx

Penurunan hutang pajak xxx

Laba penjualan aktiva tetap xxx

xxx Aliran kas bersih dari kegiatan operasi xxx

Sumber : Data PT Angin Ribut

E. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Perusahaan Gas Negara ( persero ) Tbk Periode Desember 2013.

Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk menyusun Laporan Arus Kas setiap bulan. Laporan Arus Kas tersebut di laporkan ke Kantor Pusat Perusahaan Gas Negara ( persero ),Tbk. Laporan arus kas Perusahaan Gas Negara dari bulan Desember 2012 dan 2013 sangat baik. Pada Tabel 3.6 di bawah ini ditunjukkan laporan arus kas Perusahaan Gas Negara untuk periode Desember 2012 dan 2013.


(60)

1. Sumber Kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk.

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari perusahaan gas negara ( persero ),tbk memiliki sumber-sumber kas yang berasal dari 2 aktivitas yaitu : aktivitas Operasional, dan aktivitas Pendanaan.


(61)

1.) Penerimaan dari pelanggan.

2.) Penerimaan dari penghasilan bunga. b. Sumber kas dari aktivitas pendanaan

1.) Penerimaan pinjaman bank jangka pendek.

2.) Penerimaan atas penyertaan saham oleh kepentingan non pengendalian Entitas Anak.

2. Penggunaan Kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk.

Didalam pelaksanaan aktivitas sehari-hari perusahaan gas negara ( persero ),tbk menggunakan kasnya untuk 2 aktivitas,yaitu : aktivitas operasional, ativitas investasi dan aktivitas pendanaan.

a. Penggunaan kas untuk aktivitas operasional. 1.) Pembayaran kepada pemasok.

2.) Pembayaran pajak penghasilan setelah dikurangin penerimaan dari tagihan pajak.

3.) Pembayaran untuk beban operasi dan aktivitas operasi lainnya. 4.) Pembayaran kepada karyawan.

5.) Pembayaran bunga.

b. Penggunaan kas dari aktivitas pendanaan 1.) Pembayaran deviden

2.) Pembayaran pinjaman 3.) Pembayaran atas derivatif.


(62)

3. Sumber dan Penggunaan Kas Pada Perusahaan Gas Negara (Persero),Tbk

Berdasarkan laporan arus kas pada perusahaan gas negara yang telah dibahas di atas, maka penulis mengelompokkan sumber dan penggunaan kas yang berasal dari 2 aktivitas yaitu :

1. Sumber Kas Pada Perusahaan Gass Negara ( Persero )Tbk a. Sumber kas dari aktivitas operasional

1.) Penerimaan dari pelanggan

Sumber kas dari aktivitas operasional pada perusahaan gas negara ( persero ),tbk berasal dari penerimaan dari pelanggan. Jumlah kas yang diterima adalah 2.954.338.709. penerimaan dari pelanggan pada tahun 2012 adalah sebesar 2.585.937.818. Bila dilihat antara periode Desember 2012 dan 2013 sumber kas pada perusahaan gas negara ( persero ),tbk yaitu penerimaan dari pelanggan mengalami penaikkan sebesar 338.400.891.

2.) Penerimaan dari penghasilan bunga

Sumber kas lainnya yaitu penerimaan dari penghasilan bunga pada perusahaan gas negara ( persero ),tbk. Jumlah kas yang diterima dari penghasilan bunga adalah 26.123.918. Penerimaan dari penghasilan bunga pada tahun 2012 adalah 28.611.949. Bila dilihat antara periode desember 2012 dan 2013 sumber kas pada perusahaan gas negara ( persero ),tbk pada penerimaan dari penghasilan bunga mengalami penurunan sebesar 2.488.031.


(63)

Untuk lebih mengetahui dan memahami sumber kas dari aktivitas operasional akan disajikan pada tabel 3.7 dibawah ini :

Tabel 3.7

Sumber kas dari aktivitas operasional No Aktivitas Operasional Desember 2012 Desember 2013

1 Penerimaan dari pelanggan 2.585.937.818 2.954.338.709

2 Penerimaan dari

penghasila n bunga

28. 611.949 26. 123.918

Jumlah 2.614.549.767 2.980.462.627

Sumber : Data PT Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk

Dari Tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa sumber kas dari aktivitas operasional pada bulan Desember 2013 mengalami kenaikan dari bulan Desember 2012. Sumber kas pada tahun 2013 sebesar 2.980.462.627 dan sumber kas pada tahun 2012 sebesar 2.614.549.767, kenaikannya adalah sebesar 365.912.860. b. Sumber kas dari aktivitas pendanaan

Penerimaan kas dari aktivitas pendanaan pada perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk yaitu penerimaan pinjaman bank jangka pendek. Penerimaan kas tersebur sebesar 300.000.000. Penerimaan kas kedua adalah penerimaan atas penyertaan saham oleh kepentingan non pengendalian Entitas anak sebesar 5.172. Sehingga jumlah kas dari aktivitas pendanaan pada tahun 2013 adalah sebesar 300.005.172. Dan jumlah kas dari aktivitas pendanaan pada tahun 2012 adalah sebesar 4.415. Untuk lebih jelasnya diuraikan pada Tabel 3.8 dibawah ini :


(64)

Tabel 3.8

Sumber kas dari Aktivita Pendanaan

No Aktivitas Pendanaan Desember 2012 Desember 2013

1 Penerimaan pinjaman bank jangka pendek.

- 300.000.000

2 Penerimaan atas penyertaan saham oleh kepentingan non pengendalian Entitas Anak.

4.715 5.172

Jumlah 4.715 300.005.172

Sumber : Data PT Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk

Dari Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa sumber kas dari aktivitas pendanaan dari bulan Desember 2013 mengalami kenaikkan dari bulan Desember 2012. Sumber kas pada tahun 2013 adalah sebesar 300.005.172 dan sumber kas pada tahun 2012 adalah sebesar 4.715, kenaikannya adalah sebesar 300.000.457. 2. Penggunaan Kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk

a. Penggunaan kas untuk aktivitas operasional

Pada perusahaan gas negara ( persero )tbk, kas digunakan untuk pembayaran kepada pemasok, pembayaran pajak penghasilan, pembayaran untuk beban operasi dan aktivitas operasi lainnya, pembayaran kepada karyawan, dan pembayaran bunga. Dalam hal ini untuk ledih jelas ditujukkan pada Tabel 3.9 dibawah ini :

Tabel 3.9

Penggunaan Kas Untuk Aktivitas Operasional

No Aktivitas Operasional Desember 2012 Desember 2013

1 Pembayaran kepada pemasok 957.261.487 1.537.213.811 2 Pembayaran pajak penghasilan 221.120.643 330.351. 685 3 Pembayaran beban operasi 187.800.150 221.762 229 4 Pembayaran kepada karyawan 59.785.653 54.659 968 5 Pembayaran bunga 22.163.413 17.599.905


(65)

Dari Tabel 3.9 dapat disimpulkan bahwa penggunaan kas untuk aktivitas operasional bulan Desember 2012 dan Desember 2013 mengalami kenaikan yang sangat besar. Pada tahun 2013 penggunaan kas untuk aktivitas operasional adalah sebesar 2.161.587.598, sedangkan pada tahun 2012 penggunaan kas untuk aktivitas operasional adalah sebesar 1.448.131.346, sehingga kenaikan tersebut adalah sebesar 713.456.252. b. Penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan

Pada perusahaan gas negara ( persero )tbk, kas yang digunakan untuk pembayaran divide, pembayaran pinjaman, pembayaran atas derivatif dan pembayaran untuk program kemitraan dan bina lingkungan. Dalam hal ini untuk lebih jelas ditujukkan pada Tabel 3.10 dibawah ini :

Tabel 3.10

Penggunaan Kas Untuk Aktivitas Pendanaan

No Aktivitas Pendanaan Desember 2012 Desember 3013

1 Pembayaran dividen 327.730.116 510.620.916 2 Pembayaran pinjaman 81.338.968 115.059.958 3 Pembayaran atas derivatif 26.099.109 5.010.263 4 Pembayaran untuk program

kemitraan dan bina lingkungan

25.096.388 -

Jumlah 460.264.581 630.691.137

Sumber : Data PT Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk

Dari Tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan bulan Desember 2012 dan Desember 2013 mengalami kenaikkan yang sangat besar. Pada tahun 2013 penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan adalah sebesar 630.691.137, sedangkan pada tahun 2012 penggunaan kas untuk aktivitas pendanaa dalah sebesar 460.264.581, sehingga kenaikkan tersebut adalah sebesar 170.426.556.


(66)

Dalam melakukan analisis laporan arus kas, pada Tabel 3.11 dibuat tentang sumber dan penggunaan kas pada periode bulan Desember tahun 2012 dan Desember tahun 2013 :

Tabel 3.11

Sumber kas dan Penggunaan kas Sumber Kas:

• Sumber kas dari aktivitas operasional.

• Sumber kas dari akttivitas pendanaan

Total Sumber Kas

Desember 2012 2.614.549.767 4.715 2.614.554.482 Desember 2 0 1 3 2.980.462.627 300.005.172 3.280.467.799 Penggunaan Kas :

• Penggunaan kas untuk aktivitas operasional

• Penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan.

Total Penggunaan Kas

1.448.131.346 460.264.581 1.908.395.927 2.161.587.598 630.691.137 2.792.278.735

Sumber : Data PT Perusahaan Gas Negara ( persero )Tbk

Dari Tabel 3.11 dapat dilihat pada periode bulan Desember 2012 sumber kas perusahaan gas negara ( persero )tbk adalah sebesar 2.614.554.482 dan penggunaan kasnya sebesar 1.908.395.927. Pada periode bulan Desember 2013 sumber kasnya sebesar 3.280.467.799 dan penggunaan kasnya sebesar 2.792.278.735. Dari kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada bulan Desember 2013 sumber kas yang diperoleh pada perusahaan gas negara ( persero )tbk lebih besar dibandingkan pada bulan Desember 2012. Selisih sumber dan penggunaan kas pada bulan Desember 2012 adalah sebesar 706.158.555. Sedangkan selisih sumber dan penggunaan kas pada bulan Desember 2013 adalah sebesar 488.189.064. Maka laporan arus kas pada perusahaan gas negara ( persero )tbk memiliki kelebihan kas sebesar


(67)

488.189.064 dimana perusahaan tersebut memiliki keadaan yang baik/positif.

F. Metode penyajian laporan arus kas Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk.

Laporan arus kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk disajikan dengan metode langsung. Metode ini dipilih untuk menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto pada Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk. Selain itu metode langsung ini digunakan juga bertujuan menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas dan mudah untuk dipahami. Dalam penyusunan laporan arus kasnya Perusahaan Gas Negara tidak diperbolehkan untuk menambahkan kolom tanpa persetujuan dari Kantor Pusat. Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk melaporkan laporan arus kasnya setiap bulan sekali, dan ini menjadi salah satu alasan untuk menggunakan metode langsung dalam penyusunna laporan arus kasnya.

Dalam metode langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi dan pengeluaran kas. Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan. Keunggulan inilah yang diinginkan oleh Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk sehingga menyusun laporan arus kasnya menggunakan metode langsung (Direct Method).


(68)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari analisa dan evaluasi terhadap Laporan Arus Kas pada Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk yang telah diuraikan, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk melaporkan bahwa sumber kas berasal dari aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan serta Penggunaan kasnya digunakan untuk kegiatan operasi dan aktivitas pendanaan. Pada Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk, Laporan arus kas menunjukkan bahwa periode bulan Desember 2013 Perusahaan gas negara ( persero )tbk memiliki kas yang positif dan keadaan perusahaan tersebut cukup baik.

2. Penyajian laporan arus kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk periode bulan Desember 2013 menggunakan metode langsung (Direct Method) sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka penulis mencoba memberi beberapa saran kepada perusahaan. Semoga saran ini dapat berguna bagi perusahaan terutama dalam mengelola sumber dan penggunaan kas serta penggunaan metode penyajian laporan arus kas pada perusahaan tersebut.


(69)

1. Penggunaan kas pada Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk sudah dikatakan baik, karena sumber kas nya lebih besar daripada penggunaannya. Untuk periode berikutnya diharapkan kondisi ini terus dipertahankan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian yang sangat besar.

2. Dalam membuat laporan arus kas pada Perusahaan Gas Negara ( Persero) Tbk telah menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan untuk selanjutnya diharapkan Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk tetap menggunakan SAK yang berlaku sampai saat ini.


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Safri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntansi Indonesi, 2003. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta :Salemba Empat.

Kieso dan Weygandt, 2002. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas, Jakarta : Grasindo.

Kasmir . 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Munawir. 2007. Analisa Laporan keuangan. Yogyakarta : Liberty. Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan Akuntansi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sjahrial, Dermawan. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Mitra Wacana Media

Laporan arus kas pada metode langsung dan tidak langsung.


(1)

Dari Tabel 3.9 dapat disimpulkan bahwa penggunaan kas untuk aktivitas operasional bulan Desember 2012 dan Desember 2013 mengalami kenaikan yang sangat besar. Pada tahun 2013 penggunaan kas untuk aktivitas operasional adalah sebesar 2.161.587.598, sedangkan pada tahun 2012 penggunaan kas untuk aktivitas operasional adalah sebesar 1.448.131.346, sehingga kenaikan tersebut adalah sebesar 713.456.252. b. Penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan

Pada perusahaan gas negara ( persero )tbk, kas yang digunakan untuk pembayaran divide, pembayaran pinjaman, pembayaran atas derivatif dan pembayaran untuk program kemitraan dan bina lingkungan. Dalam hal ini untuk lebih jelas ditujukkan pada Tabel 3.10 dibawah ini :

Tabel 3.10

Penggunaan Kas Untuk Aktivitas Pendanaan

No Aktivitas Pendanaan Desember 2012 Desember 3013 1 Pembayaran dividen 327.730.116 510.620.916 2 Pembayaran pinjaman 81.338.968 115.059.958 3 Pembayaran atas derivatif 26.099.109 5.010.263 4 Pembayaran untuk program

kemitraan dan bina lingkungan

25.096.388 -

Jumlah 460.264.581 630.691.137

Sumber : Data PT Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk

Dari Tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan bulan Desember 2012 dan Desember 2013 mengalami kenaikkan yang sangat besar. Pada tahun 2013 penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan adalah sebesar 630.691.137, sedangkan pada tahun 2012 penggunaan kas untuk aktivitas pendanaa dalah sebesar 460.264.581, sehingga kenaikkan tersebut adalah sebesar 170.426.556.


(2)

Dalam melakukan analisis laporan arus kas, pada Tabel 3.11 dibuat tentang sumber dan penggunaan kas pada periode bulan Desember tahun 2012 dan Desember tahun 2013 :

Tabel 3.11

Sumber kas dan Penggunaan kas Sumber Kas:

• Sumber kas dari aktivitas operasional.

• Sumber kas dari akttivitas pendanaan

Total Sumber Kas

Desember 2012 2.614.549.767 4.715 2.614.554.482 Desember 2 0 1 3 2.980.462.627 300.005.172 3.280.467.799 Penggunaan Kas :

• Penggunaan kas untuk aktivitas operasional

• Penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan.

Total Penggunaan Kas

1.448.131.346 460.264.581 1.908.395.927 2.161.587.598 630.691.137 2.792.278.735 Sumber : Data PT Perusahaan Gas Negara ( persero )Tbk

Dari Tabel 3.11 dapat dilihat pada periode bulan Desember 2012 sumber kas perusahaan gas negara ( persero )tbk adalah sebesar 2.614.554.482 dan penggunaan kasnya sebesar 1.908.395.927. Pada periode bulan Desember 2013 sumber kasnya sebesar 3.280.467.799 dan penggunaan kasnya sebesar 2.792.278.735. Dari kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada bulan Desember 2013 sumber kas yang diperoleh pada perusahaan gas negara ( persero )tbk lebih besar dibandingkan pada bulan Desember 2012. Selisih sumber dan penggunaan kas pada bulan Desember 2012 adalah sebesar 706.158.555. Sedangkan selisih sumber dan penggunaan kas pada bulan Desember 2013 adalah sebesar 488.189.064. Maka laporan arus kas


(3)

488.189.064 dimana perusahaan tersebut memiliki keadaan yang baik/positif.

F. Metode penyajian laporan arus kas Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk.

Laporan arus kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk disajikan dengan metode langsung. Metode ini dipilih untuk menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto pada Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk. Selain itu metode langsung ini digunakan juga bertujuan menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas dan mudah untuk dipahami. Dalam penyusunan laporan arus kasnya Perusahaan Gas Negara tidak diperbolehkan untuk menambahkan kolom tanpa persetujuan dari Kantor Pusat. Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk melaporkan laporan arus kasnya setiap bulan sekali, dan ini menjadi salah satu alasan untuk menggunakan metode langsung dalam penyusunna laporan arus kasnya.

Dalam metode langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi dan pengeluaran kas. Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan. Keunggulan inilah yang diinginkan oleh Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk sehingga menyusun laporan arus kasnya menggunakan metode langsung (Direct Method).


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari analisa dan evaluasi terhadap Laporan Arus Kas pada Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk yang telah diuraikan, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk melaporkan bahwa sumber kas berasal dari aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan serta Penggunaan kasnya digunakan untuk kegiatan operasi dan aktivitas pendanaan. Pada Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk, Laporan arus kas menunjukkan bahwa periode bulan Desember 2013 Perusahaan gas negara ( persero )tbk memiliki kas yang positif dan keadaan perusahaan tersebut cukup baik.

2. Penyajian laporan arus kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk periode bulan Desember 2013 menggunakan metode langsung (Direct Method) sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka penulis mencoba memberi beberapa saran kepada perusahaan. Semoga saran ini dapat berguna bagi perusahaan terutama dalam mengelola sumber dan penggunaan kas serta penggunaan metode penyajian laporan arus kas pada perusahaan tersebut.


(5)

1. Penggunaan kas pada Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk sudah dikatakan baik, karena sumber kas nya lebih besar daripada penggunaannya. Untuk periode berikutnya diharapkan kondisi ini terus dipertahankan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian yang sangat besar.

2. Dalam membuat laporan arus kas pada Perusahaan Gas Negara ( Persero) Tbk telah menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan untuk selanjutnya diharapkan Perusahaan Gas Negara ( Persero )Tbk tetap menggunakan SAK yang berlaku sampai saat ini.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Safri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntansi Indonesi, 2003. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta :Salemba Empat.

Kieso dan Weygandt, 2002. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas, Jakarta : Grasindo.

Kasmir . 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Munawir. 2007. Analisa Laporan keuangan. Yogyakarta : Liberty. Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan Akuntansi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sjahrial, Dermawan. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Mitra Wacana Media

Laporan arus kas pada metode langsung dan tidak langsung.