b Gigi dibilas dengan aquadest. Masukkan seluruh gigi ke dalam wadah yang berisi aquadest. Lakukan pengulangan sebanyak 2x, hingga permukaan gigi
bersih. c Gigi dikeringkan. Ambil gigi satu persatu dengan pinset, lalu keringkan
dengan tisu dan air blower pus-pus. d Akar gigi dipotong menggunakan mikromotor low speed dengan
Carborundum Disc, hingga tersisa mahkota. e Sampel yang telah dipotong ditanam dalam balok gips dengan ukuran 2x2
cm. Permukaan bukal gigi menghadap ke atas. Permukaan sampel dibersihkan dengan pumice dengan brush mikromotor selama 3 menit, hingga mendapatkan
permukaan yang bersih dari debris. f Bersihkan permukaan sampel dengan aquadest dan keringkan permukaan
gigi dengai air blower pus-pus.
Gambar 6. Sampel gigi premolar bagian bukal
3.7.2 Pengelompokan Sampel
Sampel dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Bagian tengah balok gips diberi tanda untuk memudahkan pengelompokkan.
Universitas Sumatera Utara
3.7.3 Pembuatan dan Pengaplikasian Larutan Demineralisai
Larutan demineralisasi berasal dari asam asetat 0,01 M diencerkan dengan aquadest hingga mencapai pH 4,0. Sampel direndam dalam larutan demineralisasi
selama 2 hari pada suhu ruangan suhu 37 C, larutan setiap hari diganti. Gigi yang
direndam dalam asam selama 25 jam akan mengalami lesi awal karies non-kavitas. Sehingga dalam penelitian ini, dilakukan perendaman selama 2 hari untuk
mendapatkan gigi dengan lesi awal karies non-kavitas pada permukaan gigi basal sub-surface yang adekuat.
Kriteria demineralisasi: terlihat secara visual lesi permukaan gigi yang mengalami perubahan warna menjadi lebih putih opaque dari sebelumnya dan dapat dilihat
secara jelas setelah gigi dikeringkan. Cara aplikasi larutan demineralisasi:
a Sebelum perendaman, gigi dilakukan pengukuran kekerasan enamel
dengan alat Leeb Hardness Tester TH160. b
Seluruh sampel direndam dalam larutan demineralisasi selama 2 hari. Larutan setiap hari diganti. Perendaman dilakukan didalam wadah plastik
yang dapat menampung seluruh sampel. c
Sampel dibilas dengan aquadest dan permukaan gigi dikeringkan dengan air blower pus-pus.
d Dilakukan pengukuran kekerasan enamel setelah perendaman dengan
larutan demineralisasi menggunakan alat Leeb Hardness Tester TH160. e
Seluruh sampel kontrol disimpan dalam saliva buatan selama 6 jam. Penyimpanan sampel dalam saliva buatan dilakukan secara terpisah antara
satu sampel dengan sampel lainnya. Setelah perendaman dalam saliva buatan dilakukan pengujian kekerasan permukaan enamel.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Pengukuran pH larutan demineralisasi dengan
alat ukur pH meter Hanna
Gambar 8. Perendaman sampel dalam larutan demineralisasi
dengan pH 4 selama 2 hari
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Perendaman sampel kontrol dalam saliva buatan
3.7.4 Pengaplikasian Bahan Remineralisasi 3.7.4.1 Pengaplikasian Bahan Remineralisasi Yang Mengandung Fluor
Aplikasikan bahan topikal pada permukaan sampel dengan menggunakan kuas atau alat yang telah disediakan pabrik. Aplikasi bahan secara rata pada
permukaan gigi dan biarkan selama 4 menit. Tunggu hingga 30 menit agar interaksi fluor dan gigi berlangsung secara maksimal. Kemudian sampel di cuci dan keringkan.
Lakukan hingga 2 kali pengulangan. Fluor bereaksi optimal dengan waktu yang adekuat yaitu 3-4 menit dan dapat
berlangsung selanjutnya selama 30 menit kemudian. Dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pengulangan pengukuran
sebanyak 2 kali dipilih karena pengulangan sebanyak 2x tidak menimbulkan jejas yang berdampak kerusakan pada sampel.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. Pengaplikasian fluor topikal pada permukaan sampel
3.7.4.2 Pengaplikasian Bahan Remineralisasi Yang Mengandung CPP-ACP
Aplikasikan pasta topikal pada permukaan sampel dengan menggunakan kuas. Setelah rata biarkan selama 4 menit kemudian tipiskan dan biarkan 30 menit.
Kemudian sampel dicuci dan keringkan. Lakukan hingga 2 kali pengulangan. CPP-ACP bereaksi optimal dengan waktu yang adekuat yaitu 3-5 menit dan
dapat berlangsung selanjutnya selama 30 menit kemudian. Dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat dan pengulangan pengukuran
sebanyak 2 kali dipilih karena pengulangan sebanyak 2x tidak menimbulkan jejas yang berdampak kerusakan pada sampel.
Gambar 11. Pengaplikasian pasta topikal CPP-ACP pada permukaan bukal sampel gigi
Universitas Sumatera Utara
3.7.5 Uji kekerasan permukaan enamel gigi
Pengukuran kekerasan dengan sampel berukuran kecil dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya dengan alat yang menggunakan metode pantulan.
Semakin tinggi pantulan yang terjadi, semakin keras permukaan sampel yang diuji kekerasannya. Alat yang menggunakan metode pantulan dikenal dengan nama Leeb
Hardness Tester TH 160. Alat ini lebih mudah digunakan dan harga dari alat ini lebih murah dibandingkan alat pengukuran kekerasan yang lain. Karena alat ini mudah
digunakan dan harganya relatif murah, ketersediaan alat ini lebih banyak dari alat pengukuran kekerasan yang lain. Leeb Hardness Tester TH160 adalah pengukuran
kekerasan suatu material dengan nilai kekerasan yang kecil dengan intendensi yang lebih kecil. Beban yang digunakan adalah antara 170 - 960 mg.
Dilakukan pengukuran kekerasan permukaan dan dicatat, yang merupakan kekerasan awal sebelum perlakuan, setelah perendaman di larutan demineralisasi dan
setelah pengaplikasian bahan remineralisasi. Penghitungan kekerasan permukaan dilakukan sebagai berikut:
1. Balok gips yang telah ditanam gigi dengan permukaan bukal gigi
menghadap ke atas kemudian diletakkan diatas alat kalibrasi atau pada meja yang datar.
2. Kalibrasikan alat terlebih dahulu untuk mendapatkan standar pengukuran
yang akurat. 3.
Dorong selubung bawah pada alat sampai dirasakan kontak dan berbunyi ‘klik’. Lalu biarkan perlahan-lahan kembali ke posisi awal.
4. Tekan tombol pelepas untuk perlakuan tombol impact pada permukaan
sampel dengan tegas, dan arah pemberian perlakuan harus tegak lurus atau vertikal terhadap permukaan sampel.
5. Perlakuan pada setiap sampel dilakukan sebanyak 5 kali, dan akan terlihat
hasil rata-rata kekerasan permukaan pada monitor alat. Standart deviasi atau bias yang terjadi tidak lebih dari nilai ± 15HL.
6. Prinsip kerja alat ini juga dapat menggunakan rumus :
HL = 1000 x VBVA
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: HL
: Leeb Hardness Value VB
: Rebounding Velocity VA
: Impacting Veloucity 7.
Hasil dari pengamatan dikonversikan dalam satuan VHN Vickers Hardness Number.
8. Pengukuran dilakukan pada bagian tengah permukaan bukal gigi sampel.
Gambar 12. Pengukuran kekerasan dengan alat Leeb Hardness Tester
TH160
3.8 Analisa Data
Data dari setiap pemeriksaan dianalisis dengan menggunakan uji statistik yaitu: 1.
Uji analisis varians Oneway Repeated ANOVA untuk melihat perubahan pada setiap kelompok pada saat sebelum perlakuan hingga selesai perlakuan
dilakukan pada sampel.
Universitas Sumatera Utara