Uji Kekerasan Permukaan Enamel

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Uji Kekerasan Permukaan Enamel

Dilakukan prosedur pengujian kekerasan enamel pada 25 gigi premolar atas yang dibagi secara random menjadi tiga kelompok perlakuan. Kelompok 1 diaplikasikan dengan agen remineralisasi yang mengandung fluor, kelompok 2 diaplikasikan dengan agen remineralisasi yang mengandung CPP-ACP dan kelompok 3 direndam dalam saliva buatan selama 6 jam,. Seluruh sampel direndam dalam larutan demineralisasi sebelum pengaplikasian agen remineralisasi. Masing-masing kelompok perlakuan dilakukan pengujian kekerasan enamel pada sebelum perlakuan, setelah perendaman dalam larutan demineralisasi dan setelah pengaplikasian dengan agen remineralisasi dengan menggunakan alat Leeb Hardness Tester TH160. Data- data hasil penelitian yang diperoleh diuraikan di bawah ini: Tabel 4. Nilai rata-rata kekerasan permukaan enamel setelah remineralisasi fluor, remineralisasi CPP-ACP dan direndam dalam saliva buatan, kgmm 2 VHN Jenis perlakuan Kelompok I Remineralisasi Fluor X±SD N Kelompok II Remineralisasi CPP-ACP X±SD n Kelompok III Saliva Buatan X±SD n Sebelum Perlakuan 341.80 ± 4.780 10 340.30 ± 1.889 10 343.20 ± 3.114 5 Setelah Perendaman Lar.Deminerlisasi 310.20 ± 3.011 10 308.10 ± 3.178 10 312.60 ± 2.408 5 Universitas Sumatera Utara Setelah pemberian agen remineralisasi 327.90 ± 2.470 10 331.90 ± 2.025 10 313.00 ± 2.121 5 290 300 310 320 330 340 350 kelompok I kelompok II kelompok III Sebelum perlakuan setelah demineralisasi setelah remineralisasi Gambar 13. Grafik rata-rata kekerasan permukaan enamel remineralisasi fluor, remineralisasi CPP-ACP dan setelah direndam dalam saliva buatan kgmm 2 VHN Dari tabel 3 dan gambar 15 diatas, pada ketiga kelompok terlihat penurunan rata-rata kekerasan permukaan enamel setelah perendaman dalam larutan demineralisasi dibandingkan dengan rata-rata kekerasan permukaan enamel sebelum perlakuan. Kelompok yang direndam dalam saliva buatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan rata-rata kekerasan enamel sebelum perendaman dalam saliva buatan. Pada kelompok setelah pengaplikasian dengan agen remineralisasi yang mengandung fluor terjadi peningkatan kekerasan permukaan enamel. Pada kelompok dengan pengaplikasian agen remineralisasi yang mengandung CPP-ACP juga terjadi peningkatan kekerasan permukaan enamel. Hal ini dapat dilihat dengan naiknya nilai rata-rata kekerasan permukaan enamel setelah Universitas Sumatera Utara pengaplikasian agen remineralisasi dibandingkan dengan rata-rata kekerasan sebelum pengaplikasian agen remineralisasi. Hasil data kekerasan permukaan enamel pada masing-masing kelompok perlakuan baik sebelum perlakuan, setelah perendaman dalam larutan demineralisasi dan setelah pengaplikasian sampel dengan agen remineralisasi yang diperoleh dilakukan analisis dengan uji statistik ANOVA. Tabel 5. Uji one way repeated ANOVA perubahan kekerasan permukaan enamel sebelum perlakuan, setelah demineralisasi dan setelah remineralisasi pada kelompo 1,2,3 PERLAKUAN KELOMPOK 1 Mean Sig. Sebelum perlakuan – setelah demineralisasi 31.600 0.000 Setelah Demineralisasi - Setelah Remineralisasi Fluor -17.700 0.000 PERLAKUAN KELOMPOK 2 Mean Sig. Sebelum perlakuan – setelah demineralisasi 32.200 0.000 Setelah Demineralisasi - Setelah Remineralisasi CPP- ACP -23.800 0.000 PERLAKUAN KELOMPOK 3 Mean Sig. Sebelum perlakuan – setelah demineralisasi 30.600 0.000 Setelah demineralisasi - Setelah perendaman saliva buatan - 0.400 0.178 terdapat perbedaan signifikan pada level p 0,05 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5 diatas terlihat penurunan yang signifikan pada kelompok 1 setelah dilakukan perendaman dengan larutan demineralisasi p0,05. Setelah pengaplikasian agen remineralisasi yang mengandung fluor, terlihat peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kekerasan permukaan enamel sebelum remineralisasi. Pada kelompok 2, terlihat penurunan yang signifikan setelah dilakukan perendaman dengan larutan demineralisasi p0,05. Setelah pengaplikasian agen remineralisasi yang mengandung CPP-ACP, terlihat peningkatan kekerasan permukaan enamel yang signifikan dibandingkan dengan kekerasan permukaan enamel sebelum remineralisasi p0,05. Pada kelompok 3, terlihat penurunan yang signifikan setelah dilakukan perendaman dengan larutan demineralisasi p0,05, tetapi tidak terlihat perbedaan yang signifikan setelah perendaman dalam saliva buatan p0,05. Tabel 6. Hasil uji statistik dengan ANOVA perbandingan kekerasan permukaan gigi setelah perendaman dalam saliva buatan, pengaplikasian remineralisasi yang mengandung fluor dan pengaplikasian remineralisasi yang mengandung CPP-ACP. Bahan Coba Mean Sig. Saliva Buatan 0.4000 0.178 Remineralisasi Fluor 17.7000 0.000 Remineralisasi CPP-ACP 23.8000 0.000 terdapat perbedaan signifikan pada level p 0,05 Dari tabel diatas menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada kekerasan permukaan enamel gigi antara kelompok perendaman dalam saliva buatan dengan kelompok remineralisasi fluor dan remineralisasi CPP-ACP p0,05. Pada kelompok setelah pengaplikasian dengan kedua agen remineralisasi menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap kekerasan enamel gigi pada kedua kelompok p Universitas Sumatera Utara 0,05. Hasil ini terlihat dari perubahan rata-rata kekerasan permukaan enamel antara setelah pemberian remineralisasi dengan fluor dan remineralisasi dengan CPP-ACP. Peningkatan kekerasan enamel yang lebih tinggi terlihat setelah pengaplikasian agen remineralisasi yang mengandung CPP-ACP dibandingkan dengan agen remineralisasi yang mengandung fluor 23,8 dan 17,7 VHN. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kekerasan yang dihasilkan pada setiap kelompok perlakuan. Nilai rata-rata kekerasan permukaan enamel setelah pengaplikasian agen remineralisasi yang mengandung CPP-ACP lebih tinggi dibandingkan setelah pengaplikasian dengan agen remineralisasi yang mengandung fluor. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Efek Aplikasi Pasta CPP-ACP Pada Mikrostruktur Permukaan Enamel Gigi Setelah Bleaching

4 95 101

Pengaruh Penambahan Kitosan Nanopartikel Pada Casein Phosphopeptid-Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) Terhadap Remineralisasi Gigi

11 106 98

KADAR ION FOSFAT DALAM SALIVA BUATAN SETELAH APLIKASI CPP-ACP (Casein Phosphopeptide - Amorphous Calcium Phosphate)

2 42 16

Kadar Ion Fosfat dalam Saliva Buatan Setelah Aplikasi CPP-ACP (Casein Phosphopeptides-Amorphous Calcium Phosphate) (Phosphate Ion Level in Artificial Saliva After Aplication of CPP-ACP (Casein Phosphopeptides-Amorphous Calcium)

0 7 7

KADAR KALSIUM DALAM SALIVA BUATAN SETELAH APLIKASI CPP-ACP (Casein Phosphopeptides-Amorphous Calcium Phosphate)

2 38 19

Pengaruh aplikasi bahan remineralisasi casein phosphopeptide amorphous calcium phosphate fluoride (CPP-ACPF) terhadap kekerasan email | Wiryani | Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 11250 53863 1 PB

1 2 6

Efek Aplikasi Pasta CPP-ACP Pada Mikrostruktur Permukaan Enamel Gigi Setelah Bleaching

0 0 17

Perbedaan Pengaruh Pemberian Bahan Remineralisasi Yang Mengandung Flour Dengan Casein Phosphopeptide-Amorphous Calsium Phosphate (CPP-ACP) Terhadap Kekerasan Permukaan Enamel Gigi

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbedaan Pengaruh Pemberian Bahan Remineralisasi Yang Mengandung Flour Dengan Casein Phosphopeptide-Amorphous Calsium Phosphate (CPP-ACP) Terhadap Kekerasan Permukaan Enamel Gigi

0 2 16

Perbedaan Pengaruh Pemberian Bahan Remineralisasi Yang Mengandung Flour Dengan Casein Phosphopeptide-Amorphous Calsium Phosphate (CPP-ACP) Terhadap Kekerasan Permukaan Enamel Gigi

0 0 13