harga parameter dapat didekati dengan menggunakan data empiris. Bila deviasi dari karakteristik fungsional produk y-
m adalah Δ dan besarnya kerugian loss akibat deviasi tersebut adalah A maka dari persamaan 2 diperoleh hubungan
sebagai berikut: A = kΔ
2
k = …………………………………….4
3.3.3. Penggunaan Loss Function
Pendekatan loss function dapat digunakan dalam: 1.
Mengevaluasi efek dari perbaikan mutu, besarnya losses yang ditimbulkan oleh deviasi berbanding terbalik dengan kuadrat Capability index. Jika loss
dan Capability index dari proses awal diketahui maka loss akan dapat diketahui setelah Capability index perbaikan dihitung.
2. Mempertimbangkan perbaikan proses untuk menilai kewajaran dari perbaikan
proses tersebut. 3.
Menentukan apakah 100 inspeksi dapat dipertimbangkan atau tidak. Tujuan dari inspeksi adalah ialah menyaring atau memperbaiki produk cacat yang
tidak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
3.3.4. Evaluasi Mutu dan Toleransi
Evaluasi quality level produk-produk dengan menggunakan pendekatan loss function dapat dilihat dalah tiga tipe toleransi yaitu:
1. The Nominal The Best N Type
Universitas Sumatera Utara
Tipe toleransi ini banyak ditemui pada produk-produk teknologi seperti part komponen mesin-mesin, ukuran pakaian, dan lain-lain dimana ukuran
nominal dibutuhkan. Pada produk-produk demikian dibutuhkan bilateral tolerance yaitu toleransi dua arah.
a. Jika toleransi dua arah sama besar digunakan simbol ±. Produser berupaya
untuk mencapai target value dan variasi yang terjadi diupayakan pada titik yang minimum seperti terlihat pada Gambar 3.2
Sumber: Taguchi, G 1989
Gambar 3.2 Value of the Functional Characteristic on N Type
b. Jika toleransi plus dan minus tidak sama besar digunakan simbol
dimana Δ1 dan Δ2 masing-masing adalah batas bawah dan batas atas toleransi. Besarnya loss yang disebabkan deviasi data y terhadap target
value adalah seperti terlihat dalam Gambar 3.3
Sumber: Taguchi, G 1989
Gambar 3.3 Loss Karena Deviasi dari m
Universitas Sumatera Utara
2. The Smaller The Better S Type
Toleransi dengan tipe ini mengindikasi bahwa target value yang ideal ialah nol. Contoh yang tipikal untuk tipe toleransi ini adalah kandungan kotoran
dalam suatu bahan misalnya dalam air minum, gangguan noise factor dalam sistem komunikasi, frekuensi kerusakan pada mesin dan lain-lain. Dalam
sistem toleransi tipe The Smaller The better, characteristic value adalah y≥0
dengan target value m=0 sedangkan batas atas upper limit tolerance adalah Δ seperti terlihat pada Gambar 3.4
Sumber: Taguchi, G 1989
Gambar 3.4 Value of the Functional Characteristic on N Type Target Value m=0
Quality level loss function diestimasi dengan menggunakan pendekatan berikut:
L = v
2
AQL = Dimana A adalah kerugian loss akibat ukuran melebihi batas toleransi atas.
Universitas Sumatera Utara
3. The Larger The Better L Type
Tipe toleransi ini mengindikasikan bahwa makin besar ukuran di atas target value makin tinggi mutu dari produk tersebut. Produk-produk yang terkait
dengan tipe toleransi The Larger The Better ialah produk yang membutuhkan daya dukung tinggi, efisiensi tinggi dan lain-lain. Dalam tipe ini, character
value a dalah y≥0, batas toleransi terendah ialah Δ serta target value idealnya
ialah m = + ∞. Besarnya kerugian akibat karakteristik produk dibawah batas toleransi ialah A. Quality level atau loss function dalam tipe toleransi ini
adalah seperti terlihat pada Gambar 3.5
Sumber: Taguchi, G 1989
Gambar 3.5 Value of the Functional Characteristic on N Type Target Value m=0
Misalkan characteristic value y ditransformasi menjadi z dimana z = dan z ≥0 serta target value m = 0. Batas atas toleransi ialah 1Δ. Dengan demikian,
loss function adalah sebagai berikut: Lz = v
2
Universitas Sumatera Utara
Dimana v
2
= Σz-m
2
v
2
= Σz
2
3.4 Prinsip Ekonomi Gerakan