Studi Gerakan Modular Arrangement of Predermined Time Standards MODAPTS

3. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan: a. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakan dengan kaki dapat ditingkatkan. b. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai lebih dari satu kegunaan. c. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan. d. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.

3.5 Studi Gerakan

Studi gerakan adalah analisa terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Tujuan dari studi gerak adalah untuk mengurangi atau menghilangkan gerakan yang kurang efektif agar mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif Lawrence, 2000:208. Untuk mempermudah penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang ada, terlebih dahulu mengetahui gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna melaksanakan tujuan ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan kode dari gerakan-gerakan dasar kerja yang dikenal dengan Universitas Sumatera Utara nama THERBLIG. Di sini Frank dan Lilian Gilberth menguraikan gerakan- gerakan kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligs, ditunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Lambang-lambang Therblig Nama Therblig Lambang Mencari Search SH Memilih Select ST Memegang Grasp G Menjangkau Reach Re Membawa Move M Memegang untuk memakai Hold H Melepas Release Load Rl Pengarahan Position P Pengarahan sementara Preposition PP Memeriksa Inspection I Merakit Assembly A Lepas rakit Disassembly DA Memakai Use U Kelambatan yang tak dapat dihindarkan Ud Kelambatan yang bisa dihindarkan Avoidable Delay Ad Merencanakan Plan Pn Istirahat untuk menghilangkan fatique R

3.6 Peta Kerja

Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Melalui peta kerja kita dapat melihat semua langkah atau proses yang dialami oleh suatu benda kerja kemudian menggambarkan semua Universitas Sumatera Utara langkah yang dialami benda kerja, seperti: transportasi, operasi mesin, pemeriksaan, perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi. Apabila kita ingin melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari stau proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisis suatu pekerj aan sehingga mempermudah perencanaan perbaikan kerja. Peta kerja dibagi atas peta pekerja keseluruhan peta proses operasi, peta aliran proses dan peta pekerja setempat peta tangan kiri dan kanan, peta pekerja dan mesin.

3.6.1 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta tangan kiri dan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaan- pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara mendetail sesuai dengan elemen-elemen Therblig yang membentuk gerakan. Dengan menganalisa detail gerakan yang terjadi maka langkah perbaikan dapat diusulkan. Peta ini tepat digunakan untuk menganalisa gerakan yang terjadi secara berulang repetitive motion dan dilakukan secara manual. Berdasarkan analisa yang dilakukan maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan bisa diusulkan untuk perbaikan. Demikian pula akan diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri, sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan lancar dalam ritme gerakan yang lebih baik yang akhirnya mampu memberikan delays maupun operator fatigue yang minimum.

3.7 Teknik Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja ini berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan Wignjosoebroto, 2008:169. Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini meliputi waktu kelonggaran yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan serta berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Teknik-teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi dua, yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung. Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung, yaitu ditempat dimana pekerjaan diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam Universitas Sumatera Utara henti stopwatch time study dan sampling kerja work sampling. Sebaliknya cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus ditempat pekerjaan yang diukur. Disini aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia.

3.7.1 Kelonggaran

Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah. Sifat alamiah menyebabkan waktu kerja menjadi cenderung bertambah lama, karena gangguan-gangguan ini muncul tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran secara umum dapat dibagi kedalam 3 jenis, yaitu: 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Yang termasuk dalam kebutuhan pribadi seperti minum sekedarnya untuk menghilangkan haus dan ke kamar kecil. 2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan. 3. Kelonggaran hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak lepas dari hambatan- hambatan yang datang pada saat pekerja sedang melakukan pekerjaannya. Hambatan ini dapat berupa mengobrol, merokok, membaca koran, dan sebagainya. Untuk hambatan jenis ini, maka upaya yang harus dilakukan adalah menghilangkan delay tersebut dengan cara melakukan perbaikan kerja. Namun demikian, ada hambatan lain yang benar-benar diluar kendali pekerja, misalnya Universitas Sumatera Utara listrik padam, peralatan rusak, menerima telepon, serta gangguan-gangguan kerja lainnya.

3.8 Modular Arrangement of Predermined Time Standards MODAPTS

Modular Arrangement of Predetermined Time Standards MODAPTS adalah salah satu metode untuk menganalisis gerakan dan menetapkan waktu standar gerakan. Metode ini cocok digunakan pada proses yang memiliki waktu siklus singkat dengan gerakan berulang. MODAPTS dikembangkan pertama kali di Australia oleh G.C Heyde pada tahun 1960 untuk pekerjaan yang dikontrol secara manual Niebel, 1993. Karakteristik MODAPTS cocok digunakan dalam perancangan metode kerja, dengan karakteristik sebagai berikut: a. Metode ini mudah digunakan dan mudah dimengerti untuk perbaikan- perbaikan operasi kerja. b. Tidak memerlukan alat-alat pengukuran c. Perbedaan waktu gerakan berhubungan dengan perbedaan bagian-bagian tubuh d. Kode MODAPTS adalah sama dengan kode waktu dan gerakan. e. Penganalisaan mudah dan hasilnya sebaik hasil yang diperoleh dengan metode detail. f. Sistem ini dapat berperan untuk perbaikan aktivitas yang berulang. MODAPTS dirancang untuk memperkirakan standar waktu untuk berbagai tugas dan meningkatkan produktivitas suatu organisasi. MODAPTS digunakan Universitas Sumatera Utara untuk estimasi waktu standar, keseimbangan kerja, peningkatan produktivitas dan peningkatan penerapan ergonomi di tempat kerja. Perbandingan metode time study dan MODAPTS ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Perbandingan Metode Time Study dan Modapts TIME STUDY MODAPTS Stopwatch Required. Stopwatch diperlukan untuk mencatat berapa lama waktu yang diperlukan pekerja dalam melaksanakan aktivitasnya No Stopwatch Required for people work Penggunaan stopwatch saat pengukuran menyebabkan konsentrasi pekerja terganggu, pekerja pada umumnya ingin terlihat sempurna dihadapan peneliti Performance Rating Required. Faktor penyesuaian digunakan untuk ketika pekerja bekerja dalam kondisi tidak wajar, misalkan terburu-buru. No Performance Rating Saat ini makin banyak peneliti yang tidak setuju dengan penerapan rating factor. Pada dasarnya pekerja yang diamati adalah pekerja yang sudah berpengalaman Not Ergonomically Sensitive. Tidak menekankan pada resiko kesehatan pekerja akibat gerakan kerja Ergonomically Sensitive Menekankan pada gerakan berhubungan dengan tubuh. Not Methods Sensitive. Semua aktivitas dicatat Methods Sensitive. Yang dicatat bagaimana gerakan itu Dilakukan Sumber: Industrial Engineering and Production School. MODAPTS memiliki tiga klasifikasi gerakan yaitu aktivitas perpindahan, aktivitas terminal, dan aktivitas bantu. Perhitungan waktu standar dengan metode MODAPTS dilakukan dengan menjumlahkan nilai MODAPTS dan melakukan Universitas Sumatera Utara konversi ke waktu standar. Satu nilai MOD setara dengan 0,129 detik. Kode MODAPTS dan nilai MOD ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kode MODAPTS Classification No Activity Symbol MOD Explanation Remark 1 Finger M1 1 Movement from the knuckle Movement from the wrist hand or 2,5 cm 2 Hand M2 2 Palm must move 5 cm Movement 3 Forearm M3 3 Movement from the elbow. Wrist must 15 cm Activities Move 4 Whole arm M4 4 Movement from the shoulder. 30 cm Elbow must move Extended arm Movement from the shoulder fully to 5 M5 5 the left, right, or across the body. 40 cm Shoulder must move. 6 Grasp G0 Acquire contact 7 Grasp G1 1 Acquire Simple Grasp 8 Grasp G2 2 Grasping around axis Terminal Activities 9 Grasp G3 3 Evaluate feedback Conscious 10 Grasp G11 11 Movement of fingertips Conscious 11 Put P0 Simply Place 12 Put P2 2 Put with Feedback Conscious 13 Put P3 3 Sensual feedback is required Conscious 14 Put P5 5 Put with Feedback Load factor added to put activities Conscious 15 Weight L1 1 when the object being handles is heavy 16 Sight E2 2 Eye Fixation, eye travel Independent 17 Judgement D3 3 Momentary Decision Independent 18 Press A2 2 Pressure movement lower than 2 kg Independent 19 Press A4 4 Pressure movement higher than 2 kg Independent Auxiliary 20 Walk W5 5 Walk one step or rotate Activities 21 Regrasp R2 2 Regrasp small thing Independent 22 Regrasp R4 4 Regrasp large thing Independent 23 Step F3 3 Hill on the ground and step or release 24 Rotate C4 4 Moving in a circular path 25 Bend B17 17 Bend and elevate waist 26 Bend B8 8 Sequential B17 movements 27 Sit and Stand S30 30 This includes both the up and down Movements Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Indonesia Asahan Aluminium yang bergerak dalam bidang produksi peleburan aluminium yang berlokasi di Jl. Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015.

4.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian sebab akibat causal research. Menurut Sinulingga 2013:33 penelitian sebab akibat adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi dan kemungkinan faktor sebab yang menimbulkan akibat tersebut.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah anoda changing, dan metode kerja operator.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

9 69 107

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Metode Taguchi di PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM)

7 33 103

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 0 18

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 0 1

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 0 9

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 0 3

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 2 2

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 0 31

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Metode Taguchi di PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM)

0 0 14

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Metode Taguchi di PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM)

0 0 1