Analisis Gerakan Kerja Operator

Berdasarkan Tabel di atas terlihat pemakaian daya untuk setiap pot yang ada pada blok 1 dan blok 2 di setiap harinya berbeda, begitu juga dengan kerugian biaya listrik yang dialami oleh perusahaan. Pemakaian daya ini seharusnya bisa di hemat oleh perusahaan untuk keperluan lainnya.

6.1.2 Analisis Gerakan Kerja Operator

Berdasarkan prinsip ekonomi gerakan, gerakan kerja operator harus memenuhi prinsip-prinsip yang terdapat dalam ekonomi gerakan. Gerakan kerja operator yang tidak sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan ditunjukkan pada Tabel 6.3 Tabel 6.3 Gerakan Operator yang Tidak Sesuai dengan Prinsip Ekonomi Gerakan No Prinsip Ekonomi Gerakan Gerakan Operator 1 Kedua tangan harus memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu yang bersamaan Kedua tangan operator tidak memulai dan mengakhiri gerakan dalam waktu yang bersamaan. Waktu gerakan tangan kanan dan kiri masing-masing operator secara berurutan yaitu : Hari I = 356 dtk dan 493 dtk, Hari II = 386 dtk dan 580 dtk, Hari III = 271 dtk dan 539 dtk, Hari IV = 388 dtk dan 578 dtk, Hari V = 352 dtk dan 497 dtk 2 Gerakan badan dihemat, yaitu hanya menggerakkan bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya Operator menggunakan 39,3 dan 35,7 anggota tubuh dalam proses setting anoda 3 Hindari gerakan yang menyebabkan perubahan arah karena akan menghabiskan waktu yang lebih banyak Tidak terdapat gerakan yang menyebabkan perubahan arah dalam proses setting anoda Universitas Sumatera Utara Tabel 6.3 Gerakan Operator yang Tidak Sesuai dengan Prinsip Ekonomi Gerakan Lanjutan No Prinsip Ekonomi Gerakan Gerakan Operator 4 Tempatkan bahan-bahan dan fasilitas kerja di tempat yang mudah dan cepat untuk dicapai Ruang gerak operator di dalam crane sangat terbatas karena luas yang terlalu kecil, hal ini menyebabkan operator mengalami sedikit kesulitan dalam bergerak sehingga operator terpaksa menggunakan anggota tubuh yang tidak seharusnya digunakan dalam anode changing. Selain itu kondisi kaca yang terdapat pada crane terlalu kotor yang membuat operator kesulitas dalam mengamati pergerakan crane dari dalam sehingga operator diharuskan berdiri untuk melihat keadaan anoda yang diambil dari pot yang bisa menyebabkan tombol lain bisa saja tersentuh oleh pakaian atau anggota tubuh operator, hal ini bisa menyebabkan crane bergerak ke arah yang tidak seharusnya.

6.1.3 Analisis Waktu Proses

Dokumen yang terkait

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

9 69 107

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Metode Taguchi di PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM)

7 33 103

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 0 18

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 0 1

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 0 9

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 0 3

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 2 2

Rekayasa Kualitas dengan Menggunakan Metode Taguchi Loss Function dan Perbaikan Metode Kerja pada Anode Changing (Studi Kasus di PT. Indonesia Asahan Aluminium)

0 0 31

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Metode Taguchi di PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM)

0 0 14

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Metode Taguchi di PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM)

0 0 1