lebih royal daripada Shin pacar lamanya, karena apabila Shoko dibiayai hidupnya oleh Kuramochi maka Shoko pun bisa membantu ekonomi keluarganya yang
memang saat itu sangat memprihatinkan.
3.5 Analisis Kehidupan Tokoh Utama Setelah Menikah Cuplikan 1 hal.167
“Kami memulai dalam keadaan miskin papa. Di bulan sebelum hari gajian yang pertama, kami berusaha tidak membelanjakan uang kami dengan cara mendaur
ulang apa saja, termasuk gelas-gelas plastik dari warung mesin. Dalam perjalanan ke tempat kerja, kami melewati sebuah rumah yang dibongkar, dan di
reruntuhannya kami menemukan sekeping persegi cermin. Kami membawanya pulang dan menaruhnya di atas tumpukan majalah lama, menciptakan meja rias
seketika. Tepi-tepi cermin sudah menghitam dan kacanya buram sehingga wajah yang terpantul di permukaannya seperti berada di tengah kabut. Namun tidak jadi
soal betapa beratnya yang kami jalani karena satu-satunya yang ada dalam pikiran adalah bekerja keras semampunya.”
Analisis
Ketika memutuskan untuk menikah dengan Takamitsu, Shoko dan suaminya pindah dari Yokohama ke Tokyo dan meninggalkan segala sesuatu yang mereka
miliki disana serta memutuskan untuk memulai hidup baru mereka mulai dari nol. Saat itu kehidupan Shoko sangat miskin dan serba kekurangan, oleh karena itu
untuk menghemat segala keperluan rumah tangga ataupun peralatannya, Shoko mulai memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitarnya dan mulai mendaur
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
ulangnya agar dapat bermanfaat sehingga Shoko dapat menghemat untuk menutupi kebutuhan yang lain.
Cuplikan 2 hal.170
“Yang lebih menyakitkan dari luka operasi adalah rasa bersalahku terhadap anak yang kugugurkan. Air mata mengalir di wajahku dan membasahi bantal. Taka
masuk dan duduk di samping ranjang. “Ini keputusan yang tepat, “katanya.” Tak ada hal lain yang bisa kita lakukan.
Jangan menyalahkan dirimu sendiri karena hal ini.” Ia meraih tanganku dan menekankan ke dadanya, tetapi ia tidak kuasa memandang mataku. Kenyataan
begitu kasar memperlakukan kami saat itu.”
Analisis
Pada cuplikan di atas terdapat kalimat, ”Yang lebih menyakitkan dari luka operasi adalah rasa bersalahku terhadap anak yang kugugurkan. Air mata
mengalir di wajahku dan membasahi bantal. Taka masuk dan duduk di samping ranjang.
“Ini keputusan yang tepat, “katanya.” Tak ada hal lain yang bisa kita lakukan.” Yang menunjukan bahwa shoko merasa sangat berdosa karena telah mengaborsi
janin yang ada di dalam kandungannya. Keputusan ini diambil oleh Shoko karena pertimbangan ekonomi yang tidak memungkinkan Shoko untuk hamil pada saat
itu selain itu kondisi fisik Shoko pun tidak memungkinkan untuk dia mempunyai anak, karena setiap harinya Shoko dipaksa bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka yang memang serba kekurangan saat itu.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Cuplikan 3 hal.189
“Keputusanku untuk bekerja keras demi membantu keluargaku berarti juga tekanan kepada diriku sendiri. Persoalan besarnya adalah aku harus meminjami
Maki uamg karena kebiasaan judi itchan. Ia tidak mau bekerja dan hanya meminta kiriman dari orangtuanya. Kehidupan Maki sungguh menyedihkan, ia tidak bisa
mencari pekerjaan karena punya bayi, dan tercekik utang pada lintah darat. Belum lama ini, ia mulai datang kepadaku untuk urusan pinjam-meminjam. Segera aku
memikul beban untuk meminjaminya uang setiap bulan. Namun itu pun tidak cukup, Maki mulai meminjam ke ayah juga. Ayah menjadi kewalahan dan ia pun
meminjam kepadaku. Aku merasa seperti seekor anjing yang sedang memburu ekornya sendiri.”
Analisis
Pada cuplikan di atas dapat di ketahui bahwa setelah menikah pun Shoko masih sangat memperhatikan kondisi keluarganya. Shoko menjadi tulang
punggung utama dalam keluarganya. Keputusannya untuk membantu keluarganya menjadi tekanan bagi Shoko karena setiap bulannya hasil kerja keras Shoko tak
pernah dirasakannya, ia menyerahkan gaji bulanannya untuk membantu mengatasi masalah ekonomi kakaknya Maki yang saat itu terlilit hutang, dan juga
menyerahkan sebagian lagi kepada ayahnya juga dengan tujuan untuk
meminjamkan kepada Maki lagi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN