Analisis Kehidupan Tokoh Utama Masa Kanak-Kanak .1 Di Kalangan Keluarga
Akhirnya Shoko meninggalkan dunia yang membawanya bersenang-senang kedunia pekerjaan. Dia mulai bekerja menjadi seorang hostes di sebuah tempat
hiburan. Sebagai hostes Shoko masih mendapat penghinaan dan penderitaan yang
sangat keji. Suatu hari Shoko bertemu dengan seorang pria di bar bernama Takamitsu yang akhirnya menikahinya. Sejak mereka menikah, mereka pindah ke
Yokohama untuk memulai hidup dari awal. Tapi penderitaan belum juga pergi dari kehidupan mereka. Shoko bersama suaminya harus bekerja keras untuk
membiayai keluarga Shoko. Bahkan ketika ayah dan ibu Shoko meninggal dunia, penderitaan mereka
belum berakhir, masih ada kakaknya Maki yang selalu membuatnya menderita. Dan melihat suaminya yang bekerja keras untuk membantu keluarganya, Shoko
akhirnya mengambil keputusan untuk bercerai dengan Takamitsu. Setelah kematian ayahnya hidupnya pun mulai benar-benar berubah. Dia tidak
lagi bekerja sebagai hostes, tetapi dia berani untuk mengambil langkah menjadi seorang penulis dan Shoko tinggal di Tokyo.
3.2 Analisis Kehidupan Tokoh Utama Masa Kanak-Kanak 3.2.1 Di Kalangan Keluarga
Cuplikan 1 hal. 3
“Ayah sangat sibuk mengurus geng dan bisnis-bisnisnya yang lain, tetapi ia akan selalu meluangkan pekan pertama tahun baru untuk keluarga. Kami tak sabar
menunggu pesta makan besar yang disiapkan sendiri oleh ibu : tumis sayuran bumbu kecap, irisan tebal omelet lezat, kering kedelai, nasi kukus dengan chestnut,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
semuanya disajikan di atas meja susun tiga berpelitur hitam mengkilap. Dihari pertama tahun baru, setelah selesai makan, kami sekeluarga akan pergi ke kuil
terdekat dan menyampaikan doa pertama kami. Kami yang kanak-kanak akan mengambil gulungan kertas ramalan dan meminta orangtuaku untuk membaca,
lalu menerangkannya kepada kami. Inilah ritual tahunan keluarga Tendo.”
Analisis
Pada cuplikan di atas menerangkan kehidupan masa kanak-kanak Shoko di kalangan keluarga tepatnya pada usia sebelum menginjak sekolah dasar. Hal ini
ditandai dengan adanya kalimat, “Kami yang kanak-kanak akan mengambil gulungan kertas ramalan dan meminta orangtuaku untuk membaca, lalu
menerangkannya kepada kami.” Dalam kalimat itu jelas terlihat kalau Shoko belum bisa membaca sehingga ia meminta orang tuanya untuk membaca dan
menerangkan gulungan kertas yang diambilnya. Sedangkan pada kalimat, “Ayah sibuk mengurus geng dan bisnis-bisnisnya yang lain, tetapi ia akan selalu
meluangkan pekan pertama tahun baru untuk keluarga.” Menunjukan bahwa sang ayah sangat menyayangi dan memperdulikan keluarganya sehingga sesibuk
apa pun pekerjaannya, ia akan menyempatkan waktu di pekan pertama tahun baru untuk bersama-sama dengan keluarganya. Dan dalam kalimat, “Dihari pertama
tahun baru, setelah selesai makan, kami sekeluarga akan pergi ke kuil terdekat dan menyampaikan doa pertama kami. Kami yang kanak-kanak akan mengambil
gulungan kertas ramalan dan meminta orangtuaku untuk membaca, lalu menerangkannya kepada kami. Inilah ritual tahunan keluarga Tendo.” Ini
menunjukan bahwa saat Shoko masih kanak-kanak, keluarga Shoko selalu
menjalani tradisi yang selalu dilakukan oleh masyarakat jepang setiap tahunnnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Cuplikan 2 hal. 4
“Orang tuaku selalu bersikap lembut, tetapi mereka tak bisa dibantah dalam urusan tata krama. Bahkan pembantu kami pun dilarang memanjakan kami. Kami
tidak dibolehkan menonton televisi selagi makan. Kami harus mengucapkan syukur sebelum dan sesudah makan, lalu setelah selesai makan, kami harus
membersihkan sendiri piring kami. Meskipun dididik dalam tata krama kuno, aku menyukainya.”
Analisis
Cuplikan di atas menandakan ketika masih kanak-kanak Shoko dididik dalam keluarga yang cukup disiplin, dan dengan tata krama yang telah ditanamkan oleh
orang tua mereka sejak masih dini. Walaupun dididik dalam tata krama kuno seperti tidak boleh menonton televisi saat makan, harus mengucapkan syukur
sebelum dan sesudah makan, serta membersihkan piring sendiri, namun shoko menyukainya. Meskipun Shoko hidup dalam keluarga yakuza, namun hidup
mandiri dan disiplin menjadi sebuah didikan dalam keluarga Shoko.
Cuplikan 3 hal.10
“Tak lama setelah aku duduk di kelas empat, ayah dibebaskan dari penjara. Ia mulai keluar setiap petang ke bar-bar mewah dan pulang tengah malam bersama
hostes-hostes dalam rangkulannya. Lalu, ia akan berteriak, “Satomi Shoko Aku membawa hadiah untuk kalian. Kemarilah dan bantu aku memakannya.”Aku tidak
ingin melihat ayah mengamuk ketika ia mabuk, maka betapa pun mengantuknya aku atau sekenyang apapun perutku, aku meninggalkan tempat tidurku.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
“ Kelihatannya lezat sekali ayah.” Dan aku memaksakan diri tersenyum setiap kali menghabiskan kue atau biskuit yang ia bawa pulang. Itulah awal mula saat berat
badanku naik pesat.”
Analisis
“Tak lama setelah aku duduk di kelas empat, Ayah dibebaskan dari penjara. Ia mulai keluar setiap petang ke bar-bar mewah dan pulang tengah malam
bersama hostes-hostes dalam rangkulannya.” Pada cuplikan di atas dapat diketahui ketika ayah Shoko bebas dari penjara, tepatnya ketika Shoko duduk di
kelas empat sekolah dasar, hidup Shoko berubah drastis, dulu sebelum ayahnya terjerat perkara dan mengharuskannya masuk penjara, kehidupan Shoko di
keluarga sangat bahagia. Namun kini kebahagiaan itu sedikit berubah. Ayah Shoko tidak lagi memperhatikan perasaan ibu Shoko, ia selalu pulang malam
dalam pelukan hostes-hostes yang ditemuinya di bar. Dalam kalimat, “Aku tidak ingin melihat ayah mengamuk ketika ia mabuk, maka betapa pun mengantuknya
aku atau sekenyang apapun perutku, aku meninggalkan tempat tidurku. “ Kelihatannya lezat sekali ayah.” Dan aku memaksakan diri tersenyum setiap
kali menghabiskan kue atau biskuit yang ia bawa pulang.” Menunjukkan bahwa kehidupan Shoko tersiksa dan menderita karena perilaku ayahnya yang suka
mabuk dan selalu pergi ke bar, serta berpelukan dengan hostes-hostes di bar.