Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

“ Bagaimana kehidupan Shoko Tendo tokoh utama novel Yakuza Moon sebagai anak seorang yakuza pada masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan setelah menikah? “.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulisan dapat lebih terarah dan terfokus. Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya pada analisis kondisi sosial kehidupan Shoko Tendo sebagai tokoh utama mulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan setelah menikah, serta interaksi-interaksi antara Shoko Tendo dengan tokoh lainnya. Judul novel : Yakuza Moon Halaman novel : 231 halaman Istilah bahasa : Bahasa Indonesia Jumlah cuplikan : 18 cuplikan

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

Karya sastra menurut Pradopo 1994:59 adalah karya seni, suatu karya yang menghendaki kreativitas. Karya sastra digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan pikirannya tentang suatu yang ada dalam realitas yang pernah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dihadapinya. Realitas itu merupakan faktor penyebab pengarang menciptakan sebuah karya disamping unsur imajinasi. Karya sastra pada dasarnya dibagi menjadi dua macam. Karya sastra yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya sastra yang bersifat fiksi berupa novel, cerpen, essai, dan cerita rakyat. Sedangkan karya sastra yang bersifat non fiksi berupa puisi, drama dan lagu. Dalam kajian penelitian ini penulis mengkaji sebuah novel. Nursisto 2000:168 mengatakan bahwa novel adalah media menuangkan pikiran, perasaan, dan gagasan penulis dalam merespon kehidupan di sekitarnya. Pada setiap karya sastra, terdapat dua unsur yang berpengaruh dalam membangun suatu karya sastra yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik dalam sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Dengan mempertimbangkan kapasitas intrinsik karya sastra, Robert Stanton dalam Ratna 2003:186 membedakan unsur-unsur fiksi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Tema 2. Alat-alat penceritaan 3. fakta-fakta cerita Alat-alat penceritaan terdiri atas: sudut pandang, konflik, ironi, simbolisme, dan gaya. Sedangkan fakta-fakta cerita terdiri atas: plot, latar dan tokoh. Tokoh menurut Aminudin 2000:79 adalah para pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Sedangkan arti tokoh secara umum adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi, tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan seorang pengarang. Jadi pengarang memiliki kebebasan dalam menciptakan watak tokohnya. Sedangkan unsur ekstrinsik Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara adalah unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun atau sistem organisme suatu karya sastra. Salah satu bagian dari unsur ekstrinsik adalah sosiologi. Sosiologi berasal dari akar kata sosio Yunani socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman dan logi logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, soiosocius berarti masyarakat, logilogos berarti ilmu. Jadi, menurut Ratna 2003:1 sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul pertumbuhan evousi masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antar manusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan empiris. Menurut Soekanto dalam Keliat 2012:07 objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbal balik dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Menurut Ratna 2003:4 masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sedangkan Menurut Macluer dan Page dalam Soekanto 2003:24 bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata karma, dari wewenang dan kerja sama antar berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebiasaan manusia. Membahas tentang sosiologi tokoh utama dalam suatu karya sastra, maka hal ini tidak lepas dari unsur ekstrinsik dari sebuah karya sastra. Sosiologi dalam karya sastra merupakan unsur yang tidak berada di dalam suatu karya sastra tetapi mempengaruhi jalan cerita di dalamnya. Sosiologi tokoh dalam suatu karya sastra berbentuk novel dapat kita lihat dalam karakter tokoh dalam cerita sebuah novel. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dalam novel Yakuza Moon, pengarang menyajikan suatu karya sastra fiksi yang mengandung banyak nilai-nilai sosiologi yang tergambar jelas dari sikap, sifat, serta ucapan-ucapan para tokohnya sebagai unsur yang membawa pesan, amanat, atau moral yang kiranya dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

2. Kerangka Teori

Dalam meneliti suatu karya sastra diperlukan suatu pendekatan yang berfungsi sebagai titik tolak atau acuan penulis dalam menganalisis karya sastra tersebut. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan semiotik dan sosiologi sastra. Menurut Pradopo 2002:270 semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda, ilmu ini menganggap bahwa sosial masyarakat dan kebudayaan itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensasi-konvensasi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Menurut Peirce dalam Antoni 2010:12 tanda adalah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda-tanda itu dapat berupa gerakan anggota badan, gerakan mata, mulut, bentuk tulisan, warna, bendera, bentuk dan potongan rumah, pakaian, karya seni : sastra, lukis, patung, film, tari, musik, dan lain-lain yang berada di sekitar kehidupan kita. Atau secara general semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda Eco dalam Faruk, 1999:44. Selanjutnya penulis melakukan analisis menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Menurut Ratna 2003:2 sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara didalamnya. Sosiologi sastra mewakili keseimbangan antara kedua komponen, yaitu sastra dan masyarakat. Oleh karenanya, analisis sosiologi memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi-fungsi sastra, karya sastra sebagai produk masyarakat tertentu. Penelaah unsur sosiologi sastra juga dikaitkan dengan sistem kemasyarakatan karena dalam sistem ini terjadi interaksi sosial yang cenderung menghasilkan suatu kebudayaan. Dimana di dalamnya mengatur cara hidup manusia hidup berkelompok, dan berinteraksi dalam jalinan hidup bermasyarakat. Menurut Joseph B. Gittler dalam Ratna 2003:178 interaksi sosial merupakan interaksi yang paling penting bagi pembentukan personalitas individu. Interaksi sosial melibatkan makna, nilai, tujuan, dan sistem simbolik. Interaksi sosial memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas terhadap wilayah sosiologi sastra. Tahap perkembangan menurut E.Hurlock http:www.siputro.com201105tahap- perkembangan-menurut-erikson-hurlock 1. Masa Pranatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir. 2. Masa Neonatus, saat kelahiran sampai akhir minggu kedua. 3. Masa Bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua. 4. Masa Kanak- Kanak awal, umur 2 – 6 tahun. 5. Masa Kanak- Kanak akhir, umur 6 – 10 atau 11 tahun. 6. Masa Pubertas pra adolesence, umur 11 – 13 tahun 7. Masa Remaja Awal, umur 13 – 17 tahun. Masa remaja akhir 17 – 21 tahun. 8. Masa Dewasa Awal, umur 21 – 40 tahun. 9. Masa Setengah Baya, umur 40 – 60 tahun. 10. Masa Tua, umur 60 tahun keatas. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sebelum melakukan sebuah penelitian maka harus diketahui dulu apa itu tujuan penelitian. Hal ini dikarenakan supaya tidak mengalami kesulitan untuk meneliti sebuah masalah. Adapun tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui kehidupan Shoko Tendo yang merupakan anak seorang pimpinan yakuza mulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan setelah menikah”

2. Manfaat Penelitian

Ada pun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti dan masyarakat umum diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sosiologi sastra dalam karya sastra fiksi terutama dalam novel Yakuza Moon yang merupakan objek kajian peneliti. 2. Bagi penulis lain, agar menjadi sumber masukan dan referensi untuk menganalisis karya sastra novel lainnya yang menggunakan pendekatan sosiologis sastra dimasa yang akan datang.

1.6 Metode Penelitian

Didalam melakukan sebuah penelitian, tentulah dibutuhkan sebuah metode sebagai bahan penunjang dalam penulisan untuk mencapai tujuan. Subagyo 1997:1 mengatakan bahwa metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunaannya, sehingga Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan. Metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif. Ratna 2004:46 mengatakan bahwa metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data ilmiah, data dengan hubungannya dengan konteks kebenarannya. Cara-cara inilah yang mendorong kualitatif dianggap sebagai multi metode sebab pada gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan. Dalam mengumpulkan data-data penelitian ini, penulis menggunakan teknik studi kepustakaan library research, dengan mengambil sumber acuan dari berbagai buku yang berhubungan dengan karya sastra, kritik sastra, serta buku- buku lainnya sebagai literatur tambahan. Selain itu penulis juga memanfaatkan berbagai fasilitas yang tersedia di Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Daerah di Medan, Serta Perpustakaan Konsulat Jendral Jepang di Medan, juga pemanfaatan berbagai website atau situs-situs yang membahas sosiologi sastra serta literatur penunjang lainnya juga dilakukan untuk melengkapi data-data penelitian ini. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL DAN SOSIOLOGI SASTRA

2.1 Definisi Novel

Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang secara harfiah berarti “sebuah barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendek dalam bentuk prosa” Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995:9. Dalam bahasa Jerman novel disebut novelle dan dalam bahasa Inggris disebut dengan novel, istilah inilah yang kemudian masuk ke dalam bahasa Indonesia. Novel merupakan jenis dan genre prosa dalam karya sastra. Prosa dalam kesusastraan juga disebut sebagai fiksi. Karya fiksi menyarankan pada suatu karya sastra yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata Nurgiyantoro, 1995:2. Tokoh peristiwa dan tempat yang disebut-sebut dalam fiksi adalah tokoh, peristiwa, dan tempat yang bersifat imajiner. Menurut Sumardjo 1999:11, novel adalah genre sastra yang berupa cerita, mudah dibaca dan dicerna, juga kebanyakan mengandung unsur suspensi dalam alur ceritanya yang mudah menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya. Walau bersifat imajiner namun ada juga karya fiksi atau novel yang berdasarkan dari pada fakta.

2.1.1 Unsur-Unsur Pembangun Novel

Novel merupakan sebuah totalitas, suatu panduan bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian atau unsur-unsur yang berkaitan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara