3.1.2.2 Persyaratan Non-Fungsional
Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang harus dipenuhi agar aplikasi yang dirancang mendapat umpan-balik yang baik dari pengguna aplikasi. Kebutuhan non-
fungsional yang harus dipenuhi aplikasi yang dirancang adalah sebagai berikut: 1.
Sistem harus dapat melakukan perhitungan menentukan lembaga bimbingan belajar, sesuai dengan kriteria dari user dengan cepat dan tepat.
2. Sistem harus mudah digunakan sehingga dapat dioperasikan dengan baik oleh user.
3.2 Pemodelan Visual Menggunakan Unified Modeling Language UML
Pemodelan sistem dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang objek apa saja yang akan berinteraksi dengan sistem, serta hal-hal apa saja yang harus
dilakukan oleh sebuah sistem sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Pada penelitian ini digunakan UML Unified
Modeling Language sebagai bahasa pemodelan untuk mendesain dan merancang Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lembaga Bimbingan Belajar di Kota Medan
dengan Simple Additive Weghting dan Weighted Product Model. Model UML yang digunakan antara lainuse case diagram, activity diagram, dan sequence diagram.
3.2.1 Identifikasi Use Case Diagram
Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang dapat merepresentasikan interaksi yang terjadi antara user dengan fungsi pada sistem dan dapat dilihat pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Perhitungan Pemilihan Bimbingan Belajar di Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Pada Proses Pemilihan Bimbel, dengan Metode SAW dapat dinyatakan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1Use Case Proses Pemilihan Lembaga Bimbingan Belajar Di Kota Medan dengan Metode SAW
Name Proses Pemilihan Bimbingan Belajar dengan Metode SAW
Actors User yang telah ditentukan
Description Use Case ini mendeskripsikan proses perhitungan pemilihan
bimbel dengan metode SAW
Basic Flow User memasukkan perbandingan berpasangan kriteria penilaian
dan alternatif pilihan
Alternate Flow User dapat kembali ke tampilan awal dan memilih metode
perhitungan lainnya
Pre Condition User dapat melihat nilai kriteria dari setiap alternatif yang ada
Post Condition User mengetahui nilai SAW dari seluruh alternative
Pada Proses Pemilihan Bimbel dengan Metode WPM, dapat dinyatakan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2Use Case Proses Pemilihan Lembaga Bimbingan Belajar dengan Metode WPM
Name Use Proses Pemilihan Bimbingan Belajar dengan Metode
WPM Actors
User yang telah ditentukan
Description
Use Case ini mendeskripsikan proses penghitungan pemilihan Bimbel dengan menggunakan metode WPM
Basic Flow
User memasukkan bobot kriteria dan memilih alternatif pilihan
Alternate Flow
User dapat kembali ke tampilan awal dan memilih metode perhitungan lainnya
Universitas Sumatera Utara
Pre Condition User dapat melihat nilai kriteria dari setiap alternatif yang ada
Post Condition
User mengetahui nilai WPM dari seluruh alternative
3.2.2 Identifikasi Activity Diagram
Untuk proses pemilihan bimbingan belajar dengan SAW, dapat dilihat Activity Diagram pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Proses Perhitungan dengan Metode SAW
Pada perhitungan dengan metode SAW, sistem akan menampilkan data nilai kriteria dari seluruh alternatif yang ada. Pengguna kemudian diminta untuk
memasukkan nilai bobot dari masing – masing kriteria yang akan dihitung. Hasil perhitungan akan di tampilkan oleh sistem. Pengguna dapat melakukan
perhitungan berulang kali.
Untuk proses Perhitungan dengan WPM, dapat dilihat Activity Diagram pada gambar 3.4 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 Activity Diagram untuk Proses perhitungan dengan Metode WPM
Sama seperti pada proses perhitungan dengan metode SAW, dalam proses perhitungan dengan WPM, sistem akan menampilkan data nilai kriteria dari seluruh alternatif yang
ada. Hasil perhitungan akan di tampilkan oleh sistem. Pengguna juga dapat melakukan perhitungan berulang kali.
3.2.3 Identifikasi Sequence Diagram
SequenceDiagram adalah bentuk pemodelan sistem yang menggambarkan hubungan antar objek atau objek yang saling berinteraksi melalui pesan dalam eksekusi.Diagram
ini mengilustrasikan bagaimana pesan dikirim dan diterima diantara objek dan diurutan yang mana.SequenceDiagram untuk sistem yang dirancang pada penelitian
ini adalah sebagai berikut. Pada proses perhitungan pemilihan bimbingan belajar, sistem dapat melakukan
perhitungan dengan metode Simple Additive Weighting SAW dan Weighted Product Model WPM. Sequence Diagram untuk proses perhitungan dengan metode
SAW diperlihatkan pada Gambar 3.5
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5 Sequence Diagram untuk Proses Perhitungan Dengan Metode Simple Additive Weighting
Pada Sequence diagram diatas terlihat bahwa pengguna mengakses form perhitungan dengan metode SAW, kemudian sistem akan menampilkan form perhitungan dan
pengguna memasukkan nilai bobot kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya data hasil perhitungan dimasukkan kedalam database, yang nantinya data tersebut
ditampilkan kembali pada form perhitungan dengan metode SAW. Pada proses Perhitungan Pemilihan Lembaga Bimbingan Belajar Di Kota Medan
dengan metode Weighted Product Model, Sequence Diagram diperlihatkan pada
Gambar 3.6 berikut
Universitas Sumatera Utara
Input Database
WPM Input Data
Menampilkan Form
Input Data Lihat Data
Menampilkan Listview Data yang Telah Diinput
Melakukan Perhitungan
Menampilkan Data Hasil Perhitungan User
Gambar 3.6 Sequence Diagram untuk Proses Perhitungan dengan Metode Weighted Product Model
Pada Sequence diagram diatas terlihat bahwa pengguna mengakses form data yang ingin dilihat setelah itu sistem akan menampilkan data. Kemudian pengguna memilih
data yang ingin dilakukan perhitungan dan sistem akan menampilkan data hasil perhitungan dengan metode WPM.
3.3 Flowchart Sistem