oleh PT. Kartapura
18
Pembangunan adalah sebuah sebuah proses mencakup berbagai perubahan atas stuktur sosial. Sikap masyarakat dan institusi,disamping tetap mengejar
akselerasi pertumbuhan ekonomi penanganan ketimpangan pendapatan,serta pengetasan kemiskinan. Pembangunan juga diartikan sebagai suatu proses
perubahan sosial yang luas dan dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk mencapai kemajuan sosial dan material termasuk bertambah besarnya keadilan
kebebasan dan kualitaslainnya yang dihargai. Untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka. Pada
. Perusahaan ini cukup berkompeten dalam pembuatan ferry dan bermarkas di Tanjung Priok. Pada pertengahan Tahun 1986, pembuatan kapal
ferry pun telah selesai dan OTB memberi namanya “Tao Toba” Artinya Danau Toba.
3.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Pembangunan Pelabuhan Ajibata
Dalam setiap proses pembangunan tentu terdapat beberapa faktor sebagai pendukung atau penghambat perkembangan pembangunan tersebut. Hal ini dapat
juga terjadi dalam proses pembangunan pelabuhan di Ajibata. Disini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan Pelabuhan Ajibata tersebut.
3.3.1 Faktor Pendukung Pembangunan Pelabuhan Ajibata
18
sebuah perusahaan yang khusus menangani pembuatan kapal ferry penyeberangan
Universitas Sumatera Utara
hakekatnya pembangunan terus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sisitem sosial secara keseluruhan,tanpa mengabaikan keragaman
kebutuhan dasar keinginan individual maupun kelompok sosial yang ada di dalamnya. Untuk bergerak maju menuju suatu suatu kondisi kehidupan yang lebih
baik,secara material maupun spritual
19
1. Letak Ajibata yang strategis karena berada diantara beberapa desa yang
memiliki lahan pertanian luas. Oleh karena itu Ajibata dijadikan oleh masyarakat yang berasal dari luar Ajibata sebagai tempat transaksi
perdagangan. .
Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Oleh karena itu masyarakat Ajibata dan sekitarnya berhak ikut ambil
bagian dalam peningkatan pembangunan yang menguntungkan bagi kesejahtraan masyarakat. Mengingat banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung kedaerah
Danau Toba. Faktor pendukung pembangunan Pelabuhan Ajibata adalah:
2. Pemerintah dan masyarakat Ajibata bekerja sama dalam membangun kawasan
Pelabuhan Ajibata. Dalam hal ini, pemerintah memudahkan masyarakat untuk pengurusan surat-surat perizinan kepemilikan lahan di Pelabuhan Ajibata dan
19
I Nyoman Suryamadi, Perencanaan pembangunan daerah otonom dan pemberdayaan masyarakat, Bandung : Citra Utama, 2005, hal. 29.
Universitas Sumatera Utara
masyarakat menata lahan Ajibata dan pembagian lahan di kawasan Ajibata dilakukan secara musyawarah, agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
3. Pemerintah membangun fasilitas-fasilitas untuk mendukung perkembangan
pelabuhan Ajibata. Yaitu kantor dinas perhubungan yang mengatur setiap rute kapal-kapal yang keluar-masuk dari pelabuhan Ajibata, lampu-lampu jalan di
sekitar pelabuhan, sarana telekomunikasi yang disebut sebagi wartelwarung telekomunikasi, rumah sakit dan aspal jalan yang semakin membaik di
kawasan Pelabuhan Ajibata. 3.3.2 Faktor Penghambat Pembangunan Pelabuhan
Pelaksanaan pembangunan daerah tidak berjalan mulus seperti yang dikehendaki tetapi pelaksanaannya banyak dihadapkan pada berbagai masalah
yang merupakan penghambat pembangunan daerah
20
20
Ibid, hal. 35.
. Faktor-faktor penghambat pembangunan pelabuhan Ajibata bisa saja disebabkan oleh:
1. Ijin Lahan Pembangunan Ijin pemakaian tanah pribadi untuk kepentingan pembangunan mendapat
masalah dari beberapa pihak. Hal ini karena tanah merupakan warisan turun- temurun yang membuat kontra antara pemilik lahan dengan pemerintah setempat.
Universitas Sumatera Utara
Belum terbukanya minat akan membangun sector perekonomian yang ada di sekitar masyarakat adalah salah satu alasan kuat yang menjelaskan mengapa
masyarakat belum terbuka memberikan tanah maupun lahan warisan untuk dikelola untuk kepentingan perekonomian daerah. Masyarakat masih
mementingkan keperluan keluarganya sendiri. Hanya sedikit yang bermarga Sirait yang bersedia memberikan lahan warisan dari leluhur nya untuk dikelola
bersama membangun sebuah pelabuhan penyeberangan pada masa itu. 2. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku adalah salah satu aspek terpenting dalam terwujudnya sebuah pembangunan suatu daerah. Pada tahun 1972, pasokan bahan baku bangunan
masih belum begitu memadai. Hal ini menjadi salah satu kegagalan CV.Garoga dalam mengembangkan pembangunan Pelabuhan Ajibata. Bangunan yang mereka
bangun tidak kuat menahan kondisi alam yang dahulunya adalah rawa. Bentuk tanah yang tidak merata menyebabkan kerusakan dimana-mana seiring dengan
berjalannya proyek pembangunan tersebut. Oleh karena itu, rancangan bangunan Pelabuhan Penyeberangan Ajibata
tidak dilanjutkan oleh CV.Garoga, karena perusahaan yang didukung oleh pemerintah ini sudah merugi dan hampir bangkrut. Dan pada tahun 1992 sampai
sekarang, proses pembangunannya di ambil alih oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum fasilitas yang tersedia pada dermaga sungai sangatlah sederhana. Belum dilengkapi dengan fasilitas lapangan parkir untuk menampung
moda transportasi lain yang akan menggunakan pelabuhan penyeberangan Ajibata. Adanya hambatan pelayaran yang terdiri dari dangkalnya perairan di
sekitar dermaga. Hal lain yang jadi kendala adalah kurangnya rambu-rambu disekitar lokasi pelabuhan Ajibata serta adanya perbedaan tinggi pasang pada
musim penghujan dan musim kemarau terutama didaerah hulu sungai, sehingga konstruksi dari pelabuhan harus dibangun sedemikian rupa untuk
mengantisipasinya. 3. Kekurangan modal dan Teknologi
Kekurangan modal pembangunan yang diberikan oleh pemerintah mengakibatkan terhambatnya pembangunan pelabuhan serta teknologi yang cukup
lambat untuk menyelesaikan rangkaian seluruh aktivitas pembangunan. Dana yang tersendat mengakibatkan pembangunan semakin merosot.
Pemerintah pada masa itu masih kurang peduli terhadap kemajuan kecamatan Ajibata. Hal ini dilihat dari penyaluran modal yang belum maksimal
sejalan dengan teknologi yang dipergunakan masih sangat sederhana. Akibatnya pembangunan pun tidak sesuai yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pola Pikir Tidak semua pihak masyarakat Ajibata yang mendukung didirikannya
Pelabuhan Ajibata. Salah satu isu yang dimunculkan adalah akan terjadi kerusakan lingkungan apabila tetap dilangsungkannya pendirian Pelabuhan
tersebut. Pada masa tersebut memang belum ada peraturan yang mengikat tentang menjaga lingkungan sekitar yang ada di Ajibata. Masyarakat dipengaruhi oleh isu
yang timbul dan sebagian menolak dibangun pelabuhan tersebut Kemudian dari luar daerah Ajibata, yaitu Tigaraja, yang sudah terlebih
dahulu membangun sebuah pelabuhan penyeberangan ke Pulau Samosir. Hal ini menimbulkan kecemburuan sosial bagi pengelola maupun pemuda Tigaraja,
karena akan terbagi dua pusat perekenomian pada masa tersebut. Pada tahun 1997 pernah terjadi bentrok antara pemuda Ajibata dan pemuda Tigaraja tentang
perebutan lahan terminal salah satu bus yang ada di Parapat.
3.4 Perkembangan Pelabuhan Ajibata