Bentuk coping stress yang digunakan menentukan keberhasilan individu dalam menghadapi stres. Emotion focus coping digunakan untuk mengatur respon
emosional terhadap stres. Pengaturan emotion focus coping dilakukan melalui perilaku individu untuk meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan,
melalui strategi kognitif. M enurut lazarus dalam Effendi, 1999 emotion focus coping adalah upaya untuk mencari dan memperoleh rasa nyaman dan
memperkecil tekanan yang dirasakan. Sementara itu problem focus coping digunakan untuk mengurangi stres dengan cara mempelajari cara-cara atau
keterampilan-keterampilan yang baru. Problem focus coping dipakai saat individu yakin akan dapat mengubah situasi. M enurut Lazarus dalam Effendi, 1999
problem focus coping adalah usaha nyata berupa perilaku individu untuk mengatasi masalah, tekanan, tantangan, dengan mengubah kesulitan hubungan
dengan lingkungan.
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Coping stress
Dukungan sosial M otivasi belajar
Remaja yang orangtuanya
bercerai
stres
E.Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Ada hubungan antara coping stress dengan motivasi belajar remaja yang orang
tuanya bercerai. 2.
Ada hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi belajar remaja yang orang tuanya bercerai.
3. Ada hubungan antara coping stress dan dukungan sosial dengan motivasi
belajar remaja yang orang tuanya bercerai.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Tergantung
: M otivasi Belajar 2.
Variabel bebas I : Coping Stress
3. Variabel bebas II
: Dukungan Sosial
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual yang
berperan dalam penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar sehingga memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar
Sardiman, 2001. Tingkat motivasi belajar siswa diukur melalui skala motivasi belajar yang memiliki aspek-aspek menurut Pintrich 1990 yaitu
komponen ekspektansi, komponen nilai intrinsik, dan komponen afektif. Semakin tinggi skor yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula motivasi
belajar yang dimiliki subjek tersebut. 2.
Coping stress adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang ketika dihadapkan pada tuntutan-tuntutan internal maupun eksternal yang ditujukan
untuk mengatur suatu keadaan yang penuh stres dengan tujuan mengurangi distress Lazarus dalam Nuzulia 2005. Coping stress diukur melalui aspek-
aspek dari Lazarus dkk dalam Aldwin dan Revenson 1987 seperti problem focus coping dan emotion focus coping. Indikator dari problem focus coping
adalah action, cautiousness, negotiation sedangkan emotion focus coping indikatornya adalah escapism, minimalization, self blame, dan seeking
meaning. Dari skor yang dihasilkan maka dapat diketahui bentuk dari coping stress yang dipilih.
3. Dukungan sosial menurut Gottlieb 1988 yaitu kesenangan, perhatian,
penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain atau kelompok sedangkan dukungan sosial diartikan sebagai dukungan yang terdiri dari
informasi atau nasehat verbal dan atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran
orang yang mendukung serta hal ini mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Dukungan sosial yang didapatkan oleh siswa
diungkap dengan aspek-aspek menurut Sarafino 1994, Johnson dalam Ruwaida, 2006, Clarke dalam Yanita, 2001, dan House dalam Andriani,
2004, dengan bentuk dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi. Semakin tinggi skor
yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula dukungan sosial yang didapat subjek tersebut.
C. Populasi, sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel