motivasi belajar. M enurut Santoso, 2005 jika taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi motivasi belajar.
Hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi belajar diperoleh nilai F
beda
sebesar 4,793 dengan signifikansi sebesar 0, 041 0,05. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial mempunyai korelasi yang linier
dengan variabel motivasi belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 22.
Tabel 22. Hasil Uji Linieritas
Nomer Variabel
F
beda
S ig Keterangan
1 Coping stress dengan motivasi belajar
12,702 0,01
Linier 2
Dukungan sosial dengan motivasi belajar 4,793
0,041 Linier
2. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan regresi berganda variabel dummy untuk memprediksi besarnya variabel tergantung yaitu motivasi belajar
pada remaja dengan menggunakan data variabel bebas yaitu coping stres dan dukungan sosial, dimana salah satu variabel bebas yang digunakan merupakan
dummy variable, serta untuk memprediksi pengaruh variabel-variabel coping stres dan dukungan sosial terhadap motivasi belajar remaja yang orangtuanya bercerai.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi berganda variabel dummy diperoleh nilai R sebesar 0,572, ini menunjukkan bahwa hubungan antara
coping stres dan dukungan sosial dengan motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai adalah kuat. Dari perhitungan ANOVA, didapatkan nilai F
hitung sebesar 8.979 lebih besar dari F
tabel
3,1065 dengan tingkat signifikansi atau propabilitas sebesar p = 0,001 p 0,05 yang artinya signifikan. Hal ini berarti
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai. Artinya, coping stres dan dukungan sosial secara bersama-
sama berpengaruh terhadap motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara coping
stress dan dukungan sosial dengan motivasi belajar remaja yang orang tua bercerai dapat diterima.
Hasil analisis regresi berganda variabel dummy dapat dilihat selengkapnya pada tabel-tabel berikut:
Tabel 23. Rangkuman Analisis Regresi Berganda Variabel Dummy
M odel Sum of
Squares Df
M ean Square F
Sig. 1
Regression 211.613
2 105.807
8.979 .001
a
Residual 435.987
37 11.783
Total 647.600
39 a.
Predictors: Constant, dukungan, coping b.
Dependent Variable: Motivasi belajar
Tabel 24. Koefisien Determinasi Penelitian
M odel R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.572
a
.327 .290
3.433 a.
Predictors: Constant, dukungan, coping
Koefisien determinasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel coping stres dan dukungan sosial menjelaskan variabel
motivasi belajar ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0,327. Angka tersebut
mengandung pengertian bahwa dalam penelitian ini, coping stres dan dukungan
sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 32,7 terhadap motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai. Hal ini berarti masih terdapat 67,3
faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar remaja yang orangtuanya bercerai.
Hubungan antara coping stres dan dukungan sosial dengan motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai dapat digambarkan dalam
persamaan garis regresi. Sesuai dengan hasil analisis, dapat dilihat nilai konstanta dan variabel bebas coping stres dan dukungan sosial yang dapat memprediksi
variasi yang terjadi pada variabel tergantung motivasi belajar remaja yang orangtuanya bercerai melalui persamaan garis regresi.
Tabel 25. Koefisien Persamaan Garis Regresi
M odel Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
28.257 3.818
7.402 .000
Coping stres -3.708
1.143 -.446
-3.245 .002
Dukungan sosial
.147 .072
.281 2.047
.048
Persamaan garis regresi pada hubungan ketiga variabel tersebut adalah: Y = a + bX
1
+ cX
2
Y = 28.257+ -3.708X
1
+ 0,147X
2
Persamaan garis tersebut mengandung arti bahwa rata-rata skor motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai kriterium Y akan mengalami
perubahan sebesar -3.708 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada variabel coping stres prediktor X
1
dan juga diperkirakan akan mengalami perubahan
sebesar 0.147 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada variabel dukungan sosial prediktor X
2
. Uji korelasi untuk membuktikan hubungan antara masing-masing variabel
bebas coping stres dan dukungan sosial dengan variabel tergantung yaitu
motivasi belajar dapat dilihat dalam tabel 26 berikut: Tabel 26
Korelasi Masing-masing Variabel Bebas dengan Variabel Tergantung
coping dukungan motivasi
Coping Pearson
Correlation 1
-.193 -.501
Sig. 2-tailed .233
.001 N
40 40
40 Dukungan Pearson
Correlation -.193
1 .368
Sig. 2-tailed .233
.020 N
40 40
40 M otivasi Pearson
Correlation -.501
.368 1
Sig. 2-tailed .001
.020 N
40 40
40 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
. Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Berdasarkan tabel korelasi dapat dilihat hasil koefisien korelasi antara
coping stres dengan motivasi belajar pada remaja r
x1y
adalah sebesar -5,01, nilai negatif dalam penelitian ini berarti hubungan antara coping stress dan motivasi
belajar memiliki hubungan yang terbalik. Tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar p = 0,001 p 0,05, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara coping stres dengan motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara coping stres dengan motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai dapat diterima.
Uji korelasi menunjukkan hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai r
x2y
sebesar 0.368. Tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar p = 0,020 p 0,05 menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai, sehingga hipotesis yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi belajar pada remaja yang orangtuanya bercerai dapat diterima.
3. Hasil Analisis Deskriptif