Etika Penelitian Pembahasan Hubungan Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat (2D:4D) dengan Tingkat Kemampuan Verbal dan Numerik pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungayang

numerik yang akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Sementara analisis bivariat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan hubungan rasio panjang jari tangan kedua dan keempat 2D:4D dengan tingkat kemampuan verbal dan numerik. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik korelasi. Apabila data berdistribusi normal, uji korelasi yang digunakan ialah uji Pearson tetapi jika data tidak berdistribusi normal, uji korelasi yang digunakan ialah uji Spearman.

4.6 Etika Penelitian

Pada penelitiaan ini, akan dilakukan pengukuran panjang jari tangan kedua jari telunjuk dan keempat jari manis pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungayang jika ethical clearance pada penelitian ini sudah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sungayang yang berlokasi di Jalan Kebun Indah Nagari Sungayang Kec. Sungayang Kab. Tanah Datar Prov. Sumatera Barat. Jumlah siswa-siswi SMA Negeri 1 Sungayang pada tahun ajaran 20132014 adalah 477 siswa, terdiri dari 185 siswa kelas X, 141 siswa kelas XI, 151 siswa kelas XII.

5.1.2 Karakteristik Responden

Subjek yang menjadi responden pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Sungayang kelas X yang setuju untuk menjadi responden penelitian. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 166 orang. Berikut ini adalah karakteristik dari responden penelitian berdasarkan jenis kelamin : Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentasi Laki-laki Perempuan 62 104 37,3 62,7 Pada Tabel 5.1, dapat diketahui bahwa jenis kelamin kelompok terbesar adalah perempuan yaitu 104 orang 62,7. Kemudian karakteristik responden juga dibedakan berdasarkan usia, seperti tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Karakteristik Usia Nilai tahun Nilai Maksimum Nilai Minimum Mean Modus Standar Deviasi 18,5 14,1 15,76 15,11 0,752 Pada tabel di atas, terlihat usia responden penelitian terbatas pada usia 14,1 – 18,5 tahun. Usia responden penelitian paling muda adalah 14,1 tahun dan tertua adalah 18,5 tahun. Usia responden terbanyak adalah usia 15,11 tahun dan rata-rata usia responden adalah 15,76.

5.1.3 Hasil Pengukuran Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat 2D:4D

Semua reponden yang berpartisipasi dalam penelitian ini diukur panjang jari kedua dan keempat pada kedua tangannya kemudian ditentukan nilai rasio panjang jarinya. Berikut ini merupakan deskripsi nilai rasio panjang jari kedua dan keempat responden : Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat Responden Rasio Panjang Jari 2D:4D Jumlah Orang Persentasi Tangan Kanan Rasio Rendah 2D:4D1 Rasio Tinggi 2D:4D1 126 40 75,9 24,1 Tangan Kiri Rasio Rendah 2D:4D1 Rasio Tinggi 2D:4D1 117 49 70,5 29,5 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 5.3 di atas, terlihat bahwa responden yang mempunyai rasio rendah lebih banyak dijumpai 75,9 daripada jumlah responden dengan rasio tinggi 24,1 pada pengukuran tangan kanannya. Begitupula pada pengukuran tangan kiri, jumlah siswa yang memiliki rasio rendah 70,5 lebih banyak daripada rasio tinggi 29,5. 5.1.4 Gambaran Karakteristik Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat 2D:4D menurut Jenis Kelamin Berikut bisa dilihat gambaran karakteristik rasio panjang jari tangan kedua dan keempat 2D:4D menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.6 : Tabel 5.4 Gambaran Karakteristik Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat 2D:4D menurut Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Mean SD Mean SD 2D:4D tangan kanan 2D:4D tangan kiri 0,971 0,963 0,033 0,042 0,973 0,982 0,037 0,036 Pada tabel diatas dapat dilihat, nilai rata-rata 2D:4D pada laki-laki 0,971 dan 0,963 lebih rendah daripada 2D:4D pada perempuan 0,973 dan 0,982. Kemudian dengan menggunakan Uji T-Independen didapat bahwa perbedaan nilai rata-rata di atas signifikan untuk tangan kiri p0,05 dan tidak signifikan untuk tangan kanan p0,05.

5.1.5 Hasil Pengukuran Kemampuan Verbal

Pengukuran kemampuan responden menggunakan tes bakat, yang mana telah dilaksanakan oleh sekolah. Kemudian peneliti mendapatkan data skor kemampuan verbal dari sekolah. Berdasarkan skor yang didapat, tingkat kemampuan verbal responden penelitian dibedakan menjadi rendahskor 1-49, sedangskor 50-69, dan tinggiskor 70-99, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Verbal Tingkat Kemampuan Verbal Jumlah Orang Persentasi Rendah Sedang Tinggi 152 8 6 91,6 4,8 3,6 Berdasarkan Tabel 5.5 di atas, siswa yang memiliki kemampuan rendah memiliki persentasi terbanyak yaitu 152 orang 91,6.

5.1.6 Hasil Pengukuran Kemampuan Numerik

Data skor kemampuan numerik siswa juga didapat dari tes bakat yang telah dilakukan oleh sekolah. Berdasarkan skor yang didapat, tingkat kemampuan numerik responden penelitian dibedakan menjadi rendah skor 1-49, sedang skor 50-69, dan tinggi skor 70-99, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Numerik Tingkat Kemampuan Numerik Jumlah Orang Persentasi Rendah Sedang Tinggi 123 34 9 74,1 20,5 5,4 Berdasarkan Tabel 5.6 di atas, siswa yang memiliki kemampuan rendah memiliki persentasi terbanyak yaitu 74,1. 5.1.7 Korelasi Antara Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat 2D:4D dengan Kemampuan Verbal dan Numerik Pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa adanya korelasi rasio panjang jari tangan kedua dan keempat 2D:4D dengan kemampuan verbal dan numerik dilakukan dengan bantuan program statistik secara komputerisasi yang menganalisis secara bersama-sama variabel independen dan variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengukuran dengan 166 responden dianalisis melalui uji korelasi yang sesuai. Sesuai dengan data yang ada, menurut Mukhtar 2011, uji hipotesis di mana variabel independen dan dependen yang keduanya berupa jenis data numerik digunakan uji korelasi. Pertama-tama, dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov pada variabel yang akan dikorelasikan untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil Kolmogorov Smirnov pada penelitian ini menghasilkan p value=0,001 yang berarti data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk menentukan korelasi rasio panjang jari tangan kedua dan keempat 2D:4D dengan kemampuan verbal dan numerik pada penelitian ini akan digunakan uji korelasi Spearman. Hasil statistik mengenai rasio panjang jari tangan kedua dan keempat 2D:4D tangan kanan dan kiri dengan kemampuan verbal dan numerik bisa dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.7. Hasil Uji Korelasi Spearman mengenai Rasio Panjang Jari Tangan Kedua dan Keempat 2D:4D Tangan Kanan dan Kiri dengan Kemampuan Verbal dan Numerik Kemampuan Verbal Kemampuan Numerik r p r p Laki-laki Tangan Kanan -,209 ,102 ,005 ,969 Tangan Kiri -,388 ,007 -,081 ,532 Perempuan Tangan Kanan ,094 ,343 ,253 ,009 Tangan Kiri ,106 ,283 -,013 ,895 Total Tangan Kanan ,013 ,864 ,148 ,057 Tangan Kiri ,074 ,343 -,028 ,721 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 5.7 terlihat koefisien korelasi dan nilai p value untuk setiap korelasi. Responden juga dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan dicari hubungannya masing-masing. Setelah dilakukan uji korelasi, didapat dua hubungan yang signifikan yaitu antara 2D:4D tangan kiri dengan kemampuan verbal pada laki-laki p = 0,007, r = - 0,388 dan 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan numerik pada perempuan p = 0,009, r = 0,253.

5.2 Pembahasan

Nilai rata-rata rasio panjang jari 2D:4D laki-laki lebih rendah daripada rasio panjang jari 2D:4D pada wanita. Hal ini sesuai dengan penelitian Manning 1998 yang menjelaskan bahwa laki-laki berpotensi untuk menghasilkan 2D:4D lebih rendah dari pada perempuan. Rasio rendah ini disebabkan oleh terpapar androgen prenatal yang tinggi dalam Manning 2002. Jari tangan ke empat lebih sensitif terhadap androgen prenatal. Seseorang yang terpapar androgen prenatal yang tinggi mempunyai jari tangan keempat lebih panjang dari jari tangan kedua sehingga rasio 2D:4D menjadi rendah. Fink 2006 juga mengemukakan bahwa laki-laki umumnya memiliki rasio lebih rendah yaitu sebagai indikasi dari paparan testosteron prenatal yang tinggi. Pada hasil analisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman, hanya terdapat hubungan pada 2D:4D tangan kiri dengan kemampuan verbal pada laki-laki p = 0,007, r = - 0,388 dan 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan numerik pada perempuan p = 0,009, r = 0,253. Nilai p value 0,05 menyatakan adanya korelasi yg signifikan antara variabel yang diteliti. Kemudian nilai koefisien korelasi r menggambarkan keeratan suatu hubungan dan arahnya. Menurut Wahyuni 2007, berdasarkan besar nilai r, maka tingkat hubungannya dapat ditafsirkan sebagai berikut : • 0,000 – 0,199 : hubungan sangat lemah • 0,200 – 0,399 : hubungan lemah • 0,400 – 0,599 : hubungan sedang • 0,600 – 0,799 : hubungan kuat Universitas Sumatera Utara • 0,800 – 1,000 : hubungan sangat kuat Pada hasil analisis antara 2D:4D tangan kiri dengan kemampuan verbal pada laki- laki yaitu didapatkan nilai r = negatif 0,338 yang berada pada kisaran 0,200 – 0,399 berarti keeratan hubungan tergolong lemah. Nilai negatif pada koefisien korelasi untuk menyatakan arah hubungannya, berarti semakin tinggi 2D:4D tangan kiri maka semakin rendah lah kemampuan verbal pada laki-laki. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Luxen 2005 yang menunjukkan adanya hubungan antara 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan verbal pada perempuan. Perbedaan ini bisa saja dikarenakan karakteristik responden dan alat yang digunakan untuk mengukur ratio panjang jari. Responden penelitian Luxen berasal dari negara Belanda. Hal ini tentu saja berbeda dengan penelitian ini karena pada penelitian respondennya dari negara Indonesia. Manning 2002 menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara etnik dengan rasio 2D:4D. Alat yang digunakan pada penelitian Luxen yaitu jangka sorong digital sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan jangka sorong biasa. Sangat memungkinkan untuk didapatkan perbedaan hasil pengukuran antara kedua alat tersebut. Selanjutnya analisa antara 2D:4D tangan kanan dengan kemampuan numerik pada perempuan yaitu didapatkan nilai r = 0,253 yang berada pada kisaran 0,200 – 0,399 berarti keeratan hubungan tergolong lemah. Nilai positif pada koefisien korelasi menyatakan semakin tinggi 2D:4D tangan kanan maka semakin tinggi pula kemampuan numerik pada perempuan. Pada beberapa penelitian sebelumnya di dalam Valla 2001 seperti Fink 2006, Luxen 2005, Putz, et all 2004, Brosnan 2008 dan Valla 2010, hasil uji korelasi antara 2D:4D dengan kemampuan numerik didapatkan korelasi negatif, tetapi disini didapat korelasi positif. Menurut peneliti, perbedaan hasil yang didapatkan ini dapat terjadi karena berbagai hal, di antaranya adalah perbedaan karakteristik responden penelitian dan Universitas Sumatera Utara tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan verbal dan numerik responden. Responden penelitian Fink rata-rata berusia 9,32 tahun dari Austria dan UK. Hal ini tentu berbeda dengan penelitian ini karena pada penelitian respondennya rata- rata berusia 15,76 tahun yang seluruhnya dari Indonesia. Fink 2006 menemukan ada hubungan antara kemampuan numerik dengan usia. Perbedaan yang lain, yaitu teknik yang digunakan untuk pengukuran rasio jari tangan kedua dan keempat. Pada penelitian Fink, pengukuran dilakukan pada fotocopy jari tangan responden sedangkan pada penelitian ini, pengukuran dilakukan langsung pada jari responden. Hal ini bisa menimbulkan perbedaan hasil, apabila kualitas fotocopy yang kurang bagus sehingga batasnya tidak jelas ataupun teknik saat membuat fotocopy jarinya. Perbedaan selanjutnya yaitu tes untuk pengukuran kemampuan numerik, pada penelitian Fink yang digunakan adalah NUCALC battery yang biasa digunakan pada usia anak-anak yg lebih muda. Berbeda halnya dengan tes bakat DAT pada penelitian ini yang biasa digunakan untuk remaja atau siswa sekolah menengah pertama dan atas. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan