adalah 43 cm. Sedangkan rata-rata lingkar kepala pada bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 42 cm dan bayi perempuan adalah
40.5 cm.
d. Deskripsi Perkembangan Bayi
Perkembangan bayi dalam penelitian diperiksa dari jumlah “Ya” dalam Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP yang didapat dari hasil wawancara
orangtua bayi dan observasi langsung pada bayi, yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kategori.
Tabel 5.7.Distribusi Perkembangan Bayi Kelompok
Usia Kategori
ASI Interpretasi
Jumlah n Persentase
Normal Mikrosefali
n n
3 bulan
ASI Eksklusif
16 100
16 100
Tidak ASI
16 100
16 100
6 bulan
ASI Eksklusif 16
100 16
100
Tidak ASI 16
100 16
100
Berdasarkan tabel 5.7. didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan 100 yang mendapat ASI eksklusif mempunyai perkembangan yang bagus dan
semua bayi usia 3 dan 6 bulan 100 yang tidak mendapat ASI mempunyai perkembangan yang kurang.
Tabel 5.8. Rata-rata Nilai Perkembangan Bayi
Kelompok usia
ASI eksklusif Tidak ASI
Nilai Perkembangan Mean Nilai Perkembangan Mean
3 bulan 9 – 10 9.63
6 – 8 7.19
6 bulan 9 – 10 9.44
6 – 8 7.25
Berdasarkan tabel 5.8.didapati bahwa rata-rata nilai perkembangan bayi yang mendapat ASI eksklusif untuk usia 3 bulan adalah 9.63 dan bayi usia 6 bulan
adalah 9.44. Sedangkan rata-rata nilai perkembangan bayi yang tidak mendapat ASI untuk usia 3 bulan adalah 7.19 dan bayi usia 6 bulan adalah 7.25.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan 5.2.1. Panjang Badan Bayi
Hasil penelitian terhadap panjang badan bayi berdasarkan tabel 5.1.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan 100 yang mendapat ASI eksklusif
mempunyai panjang badan yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI yang punya panjang badan normal ada 9 orang 56.25, sementara pada
kelompok usia 6 bulan yang punya panjang badan normal ada 10 orang 62.5. Penelitian Adawiyah 2012 juga mendapatkan hal yang sama, yaitu lebih banyak
bayi yang mendapat ASI yang mendapat panjang badan normal Berdasarkan tabel 5.2 didapati bahwa rata-rata panjang badan bayi yang
diberi ASI eksklusif adalah berada diatas garis Z-scores 0 kurva panjang badan WHO. Sedangkan rata-rata panjang badan bayi yang tidak mendapat ASI
walaupun masih dalam kategori normal, namun posisinya pada kurva panjang badan WHO berada dibawah garis Z-scores 0.
Hal ini sesuai dengan penelitian Widodo 2003 yang menunjukkan bahwa panjang badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan
bayi yang tidak mendapat ASI. Menurut Hendarto 2013, kandungan protein ASI yang cukup tinggi dan mudah diserap oleh usus bayi yang membuat pertumbuhan
panjang badan bayi yang mendapat ASI eksklusif menjadi bagus. Susu formula yang cenderung dikonsumsi bayi yang tidak mendapat ASI juga mengandung
protein, akan tetapi protein yang dikandung adalah protein casein yang lebih sulit dicerna. Didalam ASI, mineral utama yang terkandung adalah kalsium yang
mempunyai fungsi pertumbuhan jaringan otot dan rangka. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar,
karena ASI juga mengandung fosfor, magnesium, vitamin D, dan lemak yang membantu penyerapan.
5.2.2. Berat Badan Bayi
Berdasarkan tabel 5.3.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan 100 yang mendapat ASI eksklusif mempunyai berat badan yang normal. Bayi
usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI yang punya berat badan normal ada 10
Universitas Sumatera Utara
orang 62.5, sementara pada kelompok usia 6 bulan yang punya berat badan normal ada 11 orang 68.75. Hal ini sesuai dengan penelitian Fitri dkk 2013
yang menyatakan bahwa lebih banyak bayi yang mendapat ASI yang mendapat berat badan normal.
Berdasarkan tabel 5.4 didapati bahwa rata-rata berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif adalah berada diatas garis Z-scores 0 kurva panjang badan WHO.
Sedangkan rata-rata berat badan bayi yang tidak mendapat ASI walaupun masih dalam kategori normal, namun posisinya pada kurva berat badan WHO berada
dibawah garis Z-scores 0. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Sinaga di Puskesmas
Medan Deli tahun 2011 yang menunjukkan bahwa berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI. Hal
ini disebabkan oleh karena sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak.Lemak ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena ASI mengandung enzim lipase
yang mencerna lemak trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit sekali lemak yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi. Sedangkan susu formula
yang biasanya dikonsumsi oleh bayi yang tidak mendapat ASI tidak mengandung enzim, karena enzim akan rusak bila dipanaskan pada saat penyajian Munir,
2007.
5.2.3. Lingkar Kepala Bayi
Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 5.5.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan 100 yang mendapat ASI eksklusif mempunyai lingkar kepala
yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI yang punya lingkar kepala normal ada 15 orang 93.75, sementara pada kelompok usia 6 bulan
yang punya panjang badan normal ada 14 orang 87.5.Hal ini sesuai dengan penelitian Adawiyah 2012 yang menyatakan bahwa lebih banyak bayi yang
mendapat ASI yang mendapat lingkar kepala normal. Berdasarkan tabel 5.4 didapati bahwa rata-rata lingkar kepala bayi yang
diberi ASI eksklusif adalah berada diatas garis Z-scores 0 kurva Nellhaus. Sedangkan rata-rata lingkar kepala bayi yang tidak mendapat ASI walaupun
Universitas Sumatera Utara
masih dalam kategori normal, namun posisinya pada kurva Nellhaus berada dibawah garis Z-scores 0.
Hasil ini menunjukkan bahwa lingkar kepala bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI.Lingkar kepala
mencerminkan pertumbuhan otak. Penelitian yang dilakukan oleh Deoni dkk 2013 menggunakan Magnetic Resonance Imaging MRI untuk melihat
pertumbuhan otak pada bayi, didapatkan bahwa terjadi pertumbuhan yang lebih optimal dari bagian-bagian penting pada otak bayi-bayi yang diberi ASI eksklusif
dibandingkan dengan otak bayi-bayi yang tidak mendapat ASI.
5.2.4. Perkembangan Bayi
Hasil penelitian terhadap perkembangan bayi berdasarkan tabel 5.7. didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan 100 yang mendapat ASI
eksklusif mempunyai perkembangan yang baik dengan rata-rata nilai KPSP tertera untuk kelompok bayi 3 bulan adalah 9.63 dan kelompok bayi 6 bulan adalah 9.44
seperti tertera pada tabel 5.8. Sedangkan pada bayi usia 3 dan 6 bulan 100 yang tidak mendapat ASI, semuanya mempunyai perkembangan yang kurang.
Bayi yang tidak mendapat ASI rata-rata mengalami perkembangan yang kurang pada gerak kasar. Pada penelitian ini, bayi usia 3 bulan yang tidak
mendapat ASI, bayi tidak bisa mengangkat kepalanya pada saat telungkup dan pada bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI, bayi tidak bisa mempertahankan
lehernya secara kaku pada saat bayi diangkat tangannya ke posisi duduk Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan bayi yang diberi ASI eksklusif
lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI, dan hal ini didukung oleh American Academy of Pediatrics yang menyatakan bahwa
pemberian ASI memberikan efek positif pada perkembangan bayi Eidelman and Schanler, 2012.
Hal ini disebabkan oleh karena ASI menyediakan sumber alami asam dokosaheksanoat DHA dan asam arakhidonat AA, sedangkan kebanyakan susu
formula yang biasanya diberikan pada bayi yang tidak mendapat ASI hanya mengandung bentuk sintetis dari DHA dan AA. Bayi harus mensintesis DHA dan AA
Universitas Sumatera Utara
dari komponen lain dalam susu seperti asam alfa-linolenat dan asam linoleat untuk tetap mencukupi kebutuhan otak untuk berkembang Fitzsimons, 2013. Proses
sintesis ini membutuhkan jumlah enzim yang cukup. Pada umumnya bayi pada usia- usia awal tidak mempunyai jumlah enzim yang cukup sehingga menyebabkan DHA
dan AA dari susu formula lebih sedikit diabsorpsi oleh bayi Koletzko et al., 2008.
5.3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengambilan sampel yang disebabkan oleh karena jumlah sampel yang dibatasi oleh usia tertentu dan tidak
banyaknya para ibu yang rutin membawa bayinya ke posyandu untuk imunisasi atau memantau pertumbuhannya sehingga penelitian ini berlangsung lebih lama dari yang
direncanakan dan tidak semua posyandu yang
berada didalam wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan Perjuangan
dapat dikunjungi. Dalam penelitian ini juga terdapat kesulitan dalam menentukan berapa
frekuensi diberikannya makanan pengganti ASI dan berapa takaran makanan pengganti ASI seperti susu formula atau air putih yang diberikan pada bayi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan penelitian ini adalah: 1.
Lebih banyak bayi yang mempunyai panjang badan yang normal pada kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI.
2. Lebih banyak bayi yang mempunyai berat badan yang normal pada
kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI. 3.
Lebih banyak bayi yang mempunyai lingkar kepala yang normal pada kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI.
4. Lebih banyak bayi yang mempunyai nilai perkembangan yang baik pada
kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI.
6.2. Saran
Beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Disarankan bagi para praktisi kesehatan baik pada bagian pelayanan primer
maupun pelayanan sekunder untuk mengedukasi para ibu yang sedang hamil pada trimester 3 dan para ibu yang baru melahirkan tentang manfaat
ASI eksklusif dan memberikan motivasi kepada para ibu agar mau memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
2. Disarankan kepada kader-kader posyandu untuk lebih giat mengedukasi
masyarakat agar rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya setiap bulan di posyandu terdekat.
3. Disarankan kepada masyarakat luas untuk melakukan berbagai upaya untuk
memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena ASI adalah nutrisi yang paling bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Universitas Sumatera Utara