Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 3 Dan 6 Bulan Yang Mendapat Asi Eksklusif dan Yang Tidak Mendapat Asi di Posyandu Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2014
LAMPIRAN 1
CURRICULUM VITAE
Nama : Samuel Assan Sirait Tempat/ Tanggal lahir : Jakarta, 13 Maret 1992 Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Dahlia No: 39K Kelurahan Sidorejo
Hilir, Medan
Riwayat Pendidikan : 1. TK Santa Maria Monica, Bekasi (1996 –1998) 2. SD Santa Maria Monica, Bekasi (1998 – 2004)
3. SMP Methodist-7, Medan (2004 – 2007) 4. SMA Methodist-7, Medan (2007 – 2010)
Riwayat Seminar : 1. Seminar ”Manajemen Mahasiswa Baru (MMB)” FK USU 2011
2. Seminar ”Get Together” Standing Committee of Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU 2012
3. Seminar ”Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM)” Standing Committee of Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU 2012
(2)
4. Simposium ”Penanggulangan Masalah Kesehatan sebagai Dampak Bencana Alam di Indonesia” Temilnas FK Unair 2014
Riwayat Kegiatan : 1. Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Kristen
(PMMK) FK USU 2012
2. Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Kristen
(PMMK) FK USU 2013
3. Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Kristen
(PMMK) FK USU 2014
Riwayat Kepanitiaan : 1. Anggota Sie. Dana Medical Humanity Day
FK USU 2012
2. Anggota Sie. Publikasi dan Dokumentasi Perayaan Paskah Keluarga Mahasiswa Kristen
FK USU 2013
3. Anggota Sie. Peralatan dan Tempat Get Together Standing Committee of Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU 2013 4. Anggota Sie. Peralatan dan Tempat Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) Standing Committee
of Research Exchange (SCORE) PEMA
FK USU 2013
5. Koordinator Sie. Publikasi dan Dokumentasi Perayaan Natal Keluarga Mahasiswa Kristen
FK USU tahun 2013
6. Anggota Sie. Dana Scripta Research Festival
(SRF) FK USU 2014
7. Koordinator Sie. Peralatan dan Tempat Seminar Update dan Penyusunan Proposal Penelitian Standing Committee of Research Exchange
(3)
(SCORE) PEMA FK USU 2014
8. Anggota Sie. Konsumsi Penyambutan Mahasiswa Baru FK USU 2014
9. Anggota Sie. Konsumsi Scorish Officially Learning in Discussion (SOLID) Standing Committee of Research Exchange (SCORE)
PEMA FK USU 2014
10. Anggota Sie. Liaison Officer Scripta Research Festival (SRF) FK USU 2015
Riwayat Organisasi : 1. Anggota Divisi Jurnal Standing Committee of Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU 2. Tim Editor dalam Tim Redaksi Jurnal
Mahasiswa Kedokteran Indonesia,
“SCRIPTA” Standing Committee of Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU
2013-2014
3. Tim Hubungan Masyarakat (Humas) dalam Tim Redaksi Jurnal Mahasiswa Kedokteran
Indonesia, “SCRIPTA” Standing Committee of Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU
2014-2015
Karya yang pernah dibuat : 1. “Aplikasi Daun Kepel (Stelechocarpus
burahol) Suatu Sumber Flavonoid untuk
Menurunkan Kadar Kolesterol dalam Upaya Mengurangi Risiko Terjadinya Sindrom Metabolik” diikutsertakan pada lomba Medsmotion 2013, FK UNS kategori Poster Ilmiah
(4)
2. “Aplikasi Tinktur Iodin sebagai Pendekatan Sederhana dalam Mendapatkan Air Bersih untuk Menurunkan Angka Morbiditas
Pascabanjir” diikutsertakan pada lomba Temilnas 2014, FK Unair kategori KTI-GT 3. “3E : Tiga Langkah Sederhana Untuk Tim Penyelamat” diikutsertakan pada lomba
Temilnas 2014, FK Unair kategori Poster Publik 4. “Peran Mikro-RNA24 Inhibitor Sebagai Terapi Gen dalam Penatalaksanaan Miokard Infark Akibat Penyakit Jantung Koroner” diikutsertakan pada lomba Scientific
Atmosphere 2015, FK Unud kategori KTI-GT 5. “Peran Mikro-RNA24 Inhibitor Sebagai Terapi Gen dalam Penatalaksanaan Miokard
Infark Akibat Penyakit Jantung Koroner” diikutsertakan pada lomba Scientific Atmosphere 2015, FK Unud kategori Poster Ilmiah
Prestasi yang pernah diraih : 1. Finalis KTI-GT Temilnas 2014, FK Unair
(5)
LAMPIRAN 2
LEMBAR PENJELASAN
Salam sejahtera,
Saya, Samuel Assan Sirait, mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sedang mengerjakan penelitian sebagai kompetensi akhir di pembelajaran saya. Penelitian yang saya buat berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 3 dan 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dan Tidak Mendapat ASI”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan tidak mendapat ASI.
Sehubungan dengan penjelasan ini, saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari ibu untuk memberikan waktu dan kesediaannya dalam pelaksanaan penelitian ini.Ibu diharapkan bersedia mengisi kuesioner yang saya sertakan dan meluangkan waktu beberapa menit untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner terlampir dengan sebenar-benarnya dan mempersilahkan saya untuk melakukan observasi pada anak ibu.
Partisipasi ibu bersifat bebas tanpa paksaan.Ibu berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa tuntutan atau apapun.Jika dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner ibu mendapati keluhan dalam menjawabnya, maka dapat ditanyakan secara langsung pada peneliti.
Demikian penjelasan ini saya sampaikan.Atas partisipasi ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Medan, 2014
(6)
LAMPIRAN 3
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
NAMA :
UMUR :
NAMA ANAK :
ALAMAT :
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,
Judul Penelitian : Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 3 dan 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dan Tidak Mendapat ASI
Nama Peneliti : Samuel Assan Sirait
Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Dengan ini menyatakan setuju dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan
Medan, 2014
(7)
LAMPIRAN 4
DATA RESPONDEN
Nama Ibu :
Nama Ayah :
Alamat :
Umur Ibu :
Umur Ayah :
Pekerjaan Ibu :
Pekerjaan Ayah :
Pendapatan Keluarga :
Pendidikan Ibu :
Pendidikan Ayah : Berat Badan Ibu : Berat Badan Ayah : Tinggi Badan Ibu : Tinggi Badan Ayah :
Riwayat Kelahiran Anak ; Lahir normal / Caesar Berat Badan Lahir : Tinggi Badan Lahir : Lingkar Kepala Lahir : Penyakit pada saat kehamilan :
Penyakit pada saat persalinan : Nutrisi yang diberikan untuk bayi : Makanan Ibu sehari-hari :
Dalam 1 minggu ini ; Makan daging ( ) Makan telur ( ) Minum Susu ( ) Makanan berprotein lainnya ( )
(8)
LAMPIRAN 5
Kurva Berat Badan Perempuan WHO
(9)
Kurva Berat Badan Laki-laki WHO
(10)
Kurva Lingkar Kepala Perempuan Nellhaus
(11)
LAMPIRAN 6
KPSP UNTUK BAYI UMUR 3 BULAN
1.Pada waktu bayi telentang.apakah masing-masing lengan dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak terarah/tak terkendali.
Gerak kasar Ya Tidak 2. Pada bayi telentang apakah ia melihat dan menatap wajah
anda?
Sosialisasi &
kemandirian Ya Tidak 3. Apakah bayi dapat mengeluarkan sura-suara lain (ngoceh)
disamping menangis?
Bicara & bahasa
Ya Tidak 4. Pada waktu bayi telentang. Apakah ia mengikuti gerakan
anda dengan menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri ke
tengah? Gerak halus Ya Tidak
5. Pada waktu bayi telentang. Apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari satu
sisi hampir sampai pada sisi yang lain? Gerak halus Ya Tidak
6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum, apakah ia tersenyum kembali kepada anda.
Sosialisasi & kemandirian
Ya Tidak 7. Pada waktu bayi telungkup
di atas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya seperti pada gambar ini?
Gerak kasar Ya Tidak
8. Pada waktu bayi telungkup di atas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 450 seperti pada gambar?
Gerak kasar Ya Tidak
9. Pada waktu bayi telungkup diatas
Yang datar, Apakah ia dapat menggangkat kepalanya
dengan tegak seperti pada gambar? Gerak kasar Ya Tidak
10. Apakah bayi suka ketawa keras walau tidak digelitik atau di raba-raba?
Bicara & bahasa
(12)
KPSP UNTUK BAYI UMUR 6 BULAN
1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakan kepalanya dengan sepenuhnya dari
satu sisi ke sisi yang lain? Gerak halus Ya Tidak
2.Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil? Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya.
Gerak kasar Ya Tidak 3.Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi
(jangan meletakkan di atas tangan bayi). Apakah bayi dapat
menggenggam pensil itu selama beberapa detik? Gerak halus Ya Tidak
4.Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyanggah seperti pada gambar?
Gerak kasar Ya Tidak 5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi
atau memekik tetapi bukan menangis?
Bicara &
bahasa Ya Tidak 6.Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari
telentang ke telungkup atau sebaliknya? Gerak kasar Ya Tidak 7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyum ketika melihat
mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri?
Sosialisasi &
kemandirian Ya Tidak 8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil
sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.
Gerak halus Ya Tidak 9.Dapatkah bayi meraih mainan yang di letakkan agak jauh
namun masih berada dalam jangkauan tangannya? Gerak halus Ya Tidak 10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu trik
perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh seperti gambar sebelah kanan.
(13)
LAMPIRAN 7
Data Induk
No Nama Jenis Kelamin Kelompok Umur Riwayat ASI Eksklusif PB (cm) BB (kg) LK (cm) Jumlah “Ya” pada KPSP
1 DP Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 62 6.8 41 9
2 AF Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 61 6.6 41 10
3 CM Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 64 6.4 41 9
4 AK Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 64.5 6.8 41 10
5 IR Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 63 6.3 41.5 10
6 AS Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 63 6.5 41 10
7 JRS Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 63 6.4 42 10
8 YR Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 62 6.6 42 9
9 FP Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 56 5.2 38 7
10 MAAM Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 58 5.5 39 7
11 RNB Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 60 5.6 40 8
12 FS Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 57 6.0 39.5 7
13 KR Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 58 6.0 39.5 7
14 NP Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 59 4.9 39 6
15 FR Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 56 4.9 39.5 6
16 LH Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 59 4.8 38 8
17 MR Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 67 7.8 44 9
18 AR Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 67 8.0 43 10
19 RG Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 65 7.5 43 9
20 VHM Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 69 8.1 45 9
(14)
22 DG Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 66 8.4 44 10
23 MKR Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 65 8.2 43 9
24 RO Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 68 7.6 44 10
25 AP Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 64 5.9 40 8
26 MZ Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 66 6.8 42 8
27 JS Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 64 6.4 41.5 6
28 MT Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 61 6.6 43 7
29 BP Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 65 6.7 44 6
30 DRS Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 61.5 6.1 42 8
31 AA Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 61 6.4 42 7
32 WH Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 65 6.2 41.5 7
33 DM Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 58 6.1 40 10
34 IH Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 62 6.2 40 10
35 GH Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 62.5 6.0 41 10
36 AZ Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 60 6.0 39.5 9
37 QLBB Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 61 6.1 41 10
38 NA Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 59 5.8 39 9
39 RF Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 62 6.4 41 9
40 LG Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 61 6.2 40 10
41 QP Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 57 5.7 37 6
42 QF Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 58 5.0 38 7
43 MT Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 60 5.7 38 8
44 PS Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 54 4.2 37 8
45 HVS Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 54 4.3 36.5 7
(15)
47 ZI Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 54.5 4.3 39 7
48 DS Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 58 4.7 39 8
49 LCT Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 63 7.3 43 9
50 FR Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 65 6.9 42 10
51 IS Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 63 7.0 43 10
52 MDS Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 65 6.8 42 9
53 YH Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 68 7.6 44 9
54 AF Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 66 7.2 43 10
55 CS Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 67 7.9 44 9
56 HN Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 66 7.5 43 10
57 FB Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 63 5.8 41 8
58 PYP Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 62.5 6.0 41 7
59 PP Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 65 6.1 41 8
60 MS Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 60 5.6 41.5 7
61 ESS Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 62 6.4 39.5 8
62 AY Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 59 5.5 40 8
63 ML Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 59 6.4 40 7
(16)
“Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 3 Dan 6 Bulan Yang Mendapat Asi Eksklusif Dan Yang Tidak Mendapat Asi Di Posyandu Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan
(17)
(18)
(19)
34
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R., 2012. Gambaran Perbedaan Pertumbuhan Anak Batita yang
Diberikan ASI Eksklusif dengan Tidak Diberikan ASI Eksklusif di Gampong Lambhuk, Kota Banda Aceh.STIKES Ubudiyah. Banda Aceh. Hal: 6
Artaria, M.D., 2009. Peran Faktor Sosial-Ekonomi dan Gizi pada Tumbuh Kembang Anak. Universitas Airlangga, Surabaya. Hal: 2
Center for Disease Control. 2010. Growth Charts. Available from: http://www.cdc.gov/growthcharts/
Deoni, S. et al., 2013.Breastfeeding Benefits Babies’ Brain.Brown University.
Rhode Island, USA. Available from h
[Accessed 5th May 2014]
ttps://news.brown.edu/articles/2013/06/breastfeeding
Departemen Kesehatan RI. 2005. Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta. Dalam: Amaniyah, R. et al, 2012. Pengaruh Pemberian MODISCO III dan Suplemen Vitamin, Mineral Terhadap Perkembangan Anak Bawah Garis Merah (BGM) Umur 1-3 Tahun di Wilayah Puskesmas Ngampel Kabupaten Kendal.Hal: 12
[Accessed 10th
December 2014]
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pelaksanan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Dalam:Hidayat, R., 2014.Perbedaan Hasil Pengukuran Perkembangan Balita Menggunakan Denver Developmental Screening Test-II (DDST-Test-II) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) di RW 6 Desa Rempoah Kecamatan Baturraden. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Hal: 21
Departemen Kesehatan RI. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Hal: 2 Daly, A. et al., 2014. Benefits, Barriers, and Enablers of Breastfeeding: Factor
Analysis of Population Perceptions in Western Australia. Curtin University, Perth. Page: 1
(20)
35
Eidelman, A.I., Schanler, R.J., 2012. Breastfeeding and the Use of Human Milk.In: American Academy of Pediatrics, 2012. Pediatrics; Official Journal of the American Academy of Pediatrics. Page: 831
Fitri, D.I. et al., 2013. Hubungan Pemberian ASI dengan Tumbuh Kembang Bayi Umur 6 Bulan di Puskesmas Nanggalo.Universitas Andalas.Padang. Hal: 138
Fitzsimons, E. Vera-Hernandez, M. 2013. Food for the Brain?Breastfeeding and
Child Development.Institute for Fiscal Studies. London. Page: 8
Hendarto, A, Pringgadini, K., 2013.Buku Bedah ASI. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. Available from:
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Mengenai Air Susu Ibu dan Menyusui. Available from:
http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu.html [Accessed 10th December 2014]
6th May 2014]
Kliegman R.M. et al., 2011.Nelson; Textbook of Pediatrics. 19th ed. USA:
Elsevier Saunders. Page: 44-48
Kramer, S.M. et al., 2002. Breastfeeding and Infant Growth: Biology or Bias? Faculty of Medicine McGill University. Montreal, Canada. Page: 346. In: Ciampo, L.A.D., 2012. Breastfeeding and Infant Growth.University of Sao Paulo Faculty of Medicine. Sao Paulo, Brazil. Page: 82
Koletzko, B., et al. 2008. The Roles of Long-chain Polyunsaturated Fatty Acids in
Pregnancy, Lactation and Infancy: Review of Current Knowledge and Consensus Recommendations.Journal of Perinatal Medicine 36, No. 1. USA.
Pages: 5–14.
Lawrence, R.A., Lawrence R.M., 2011.Breastfeeding; A Guide for the Medical
Profession. 7th ed. Elsevier Saunders. USA. Page: 740
Martos, I.E. et al., 2012.Bacteriological, Biochemical, and Immunological
Modifications in Human Colostrum After Holder Pasteurisation. Universidad
(21)
36
Munir, H.M., 2007. Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Berat Badan
Bayi Umur 4 – 6 Bulan (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban).STIKES Nu Tuban.Tuban. Hal: 4
Narendra, B.M., 2010. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Dalam: Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2010. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Edisi ke-sebelas. Jakarta: Infomedika. Hal: 390-393
Nellhaus G., 1968. Head circumference from birth to eighteen years: Practical
composite international and interracial graphs. Pediatrics. USA. Pages:
106-114
Rumiyati, E., 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui dengan
Pemberian ASI Pertama (Kolostrum) di Rumah Bersalin An-Nissa Surakarta.
Kebidanan STIKES Kusuma Husada, Surakarta. Hal: 30
Ryan, K.O., 2010. Infant’s Physical Development. Learning Seed, USA. Page: 4 Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Klinis.Edisi ke-empat. Sagung Seto. Jakarta. Hal: 111
Sinaga, M.R.E., 2011. Perbedaan Berat dan Panjang Badan Bayi Usia 0-6 Bulan
yang Diberi Asi Eksklusif dan Diberi MP-ASI Di Puskesmas Medan Deli, Kecamatan Medan Deli. Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal: 65
Soemardini et al, 2011. Perbedaan Pertumbuhan Bayi Usia 0-6 Bulan Yang
Mendapat Asi Eksklusif Dan Non Asi Eksklusif Di Kelurahan Lesanpuro Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang. Universitas Brawijaya, Malang.
Hal: 6
Shetty, P., 2014. Indonesia’s Breastfeeding Challenge is Echoed the World Over.
In: World Health Organizati
Page: 234
Stuebe, A., 2009. The Risks of Not Breastfeeding for Mothers and Infants. University of North Carolina, USA. Page: 222
United Nations Children’s Fund. 2010. Breastfeeding: Foundation for a Healthy
Future. New York, USA. Page: 1
Wahyuni, A.R., 2007. Statistika Kedokteran (disertai aplikasi dengan SPSS). Jakarta: Bamboedoea Communication. Hal: 78
(22)
37
Widodo, Yekti. (2003). Pertumbuhan Bayi Usia 0-4 Bulan yang Mendapat ASI
Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI Di Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah.Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan, Badan
Litbangkes.Dalam:Sinaga, M.R.E., 2011. Perbedaan Berat dan Panjang
Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang Diberi Asi Eksklusif dan Diberi MP-ASI Di Puskesmas Medan Deli, Kecamatan Medan Deli. Universitas Sumatera
Utara, Medan. Hal: 53
World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: Methods
and development. Pages: 105-106
World Health Organization, 2011.Planning Guide for National Implementation
of the Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. Page: 1
World Health Organization. 2014. World Health Statistics 2014. Pages: 118-127
(23)
16
Bayi usia 3 bulan
ASI eksklusif
Tidak mendapat ASI
Pertumbuhan
Perkembangan
Pertumbuhan Perkembangan
Bayi usia6 bulan
ASI eksklusif
Tidak mendapat ASI
Pertumbuhan
Perkembangan
Pertumbuhan Perkembangan
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Definisi Operasional 3.2.1. Usia
Usia adalah umur pada saat dilakukan penelitian.
Usia 3 bulan kurang 1 minggu atau lebih 1 minggu dianggap sebagai usia 3 bulan. Usia 6 bulan kurang 1 minggu atau lebih 1 minggu dianggap sebagai usia 6 bulan.
(24)
17
3.2.2. ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa suplementasi makanan maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI.
3.2.3. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah besar dalam aspek fisik akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat intraseluler. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel indikator pertumbuhan, diantaranya; Panjang Badan, Berat Badan, dan Lingkar Kepala.
a. Panjang Badan
Panjang Badan adalah panjang badan bayi yang diukur dari telapak kaki sampai kepala bayi.
- Alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah length
board dan kurva tinggi badan WHO.
- Cara ukur
Cara mengukur panjang badan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan infantometer.Kepala bayi dipegang agar tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala), lutut bayi ditekan agar lurus dan menekan batas kaki ke telapak kaki. Kemudian angka di tepi luar pengukur dibaca. Setelah itu, angka yang didapat, diplotkan pada kurva tinggi badan WHO sesuai dengan jenis kelamin bayi.
- Skala pengukuran
Skala pengukuran dalam penelitian adalah ordinal. - Kategori
Sangat tinggi : Z >+3SD
Tinggi : +2SD ≤ Z ≤ +3SD
(25)
18
Pendek : -3SD ≤ Z ≤ -2SD Sangat pendek : Z <-3SD
b. Berat Badan
Berat Badan adalah berat badan bayi yang diukur dengan menggunakan timbangan yang sudah dikalibrasi.
- Alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan dan kurva berat badan WHO.
- Cara ukur
Cara mengukur berat badan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan timbangan yang sudah dikalibrasi.Timbangan diletakkan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang dan bayi yang sudah dibuka pakaiannya dibaringkan dengan hati-hati di atas timbangan.Kemudian, angka yang ditunjuk jarum timbangan dibaca. Setelah itu, angka yang didapat, diplotkan pada kurva tinggi badan WHO sesuai dengan jenis kelamin bayi.
- Skala pengukuran
Skala pengukuran dalam penelitian adalah ordinal. - Kategori
Sangat gemuk : Z >+3SD
Gemuk : +2SD ≤ Z ≤ +3SD
Normal : -2SD ≤ Z ≤ +2SD
Kurus : -3SD ≤ Z ≤ -2SD Sangat kurus : Z <-3SD
c. Lingkar Kepala
Lingkar Kepala adalah lingkar kepala bayi yang diukur dengan menggunakan meteran kain.
- Alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran kain dan kurva lingkar kepala Nellhaus.
(26)
19
- Cara ukur
Cara mengukur lingkar kepala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; alat pengukur dilingkarkan pada kepala bayi melewati dahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, kemudian pengukur ditarik agak kencang. Setelah itu, angka pertemuan dengan angka 0 dibaca
.
Setelah itu, angka yang didapat, diplotkan pada kurva lingkar kepala Nellhaus sesuai dengan jenis kelamin bayi.- Skala pengukuran
Skala pengukuran dalam penelitian adalah ordinal. - Kategori
Makrosefali : Z >+2SD
Normal : -2SD ≤ Z ≤ +2SD Mikrosefali : Z <-2SD
3.2.3. Perkembangan
Perkembangan adalah suatu tingkat kemampuan fungsional dari matangnya sistem saraf dan reaksi psikologis yang ditentukan oleh kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan.
- Alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
- Cara ukur
Cara ukur dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi - Skala pengukuran
Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah ordinal - Kategori
Bagus/Sesuai : Jumlah jawaban ”Ya” = 9 – 10 Kurang : Jumlah jawaban “Ya” ≤ 8
(27)
20
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional.Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer dari beberapa posyandu yang berada didalam wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan Perjuangan.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di beberapa posyandu yang berada didalam wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan Perjuangan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan selama dua bulan, yaitu dari bulan Oktober hingga November 2014.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1.Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bayi usia 3 bulan dan bayi usia 6 bulan.
4.3.2. Besar Sampel
Besar sampel untuk penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus yaitu:
n =Za2 p q d2
(28)
21
Keterangan :
n : besar sampel minimal
Za : nilai distribusi normal baku (tabel Z)
p : prevalensi bayi 6 bulan pertama yang mendapat ASI di Indonesia d : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut:
Za = 1,96 p = 0,09
q = 1 - p = 1 - 0,5 = 0,91 d = 0,1
n =(1,96)2 (0,42) (0,58) (0,1)2
= 0,9358 0,01 = 93,58 ~ 94
Besar sampel yang diperlukan untuk populasi bayi 6 bulan pertama yang mendapat ASI adalah 93,58 bayi yang dapat dibulatkan menjadi 94 bayi. Dalam penelitian, peneliti hanya meneliti bayi dengan usia 3 bulan dan 6 bulan yang berarti peneliti membutuhkan 1/3 bayi dari besar sampel yaitu 31,33 bayi yang dapat dibulatkan menjadi 32 bayi. Dengan demikian, besar sampel minimal yang diperlukan untuk populasi bayi usia 3 bulan dan 6 bulan yang mendapat ASI dan tidak mendapat ASI adalah 32 + 32 = 64 bayi.
4.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan tekniknon-probability
(29)
22
datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. (Sastroasmoro, 2011)
4.3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria inklusi penelitian ini adalah : - Bayi usia 3 bulan( ±1 minggu ). - Bayi usia 6 bulan ( ±1 minggu ).
- Sehat dan tidak menderita kelainan kongenital.
b. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah bayi yang tidak dapat dilakukan pemeriksaan antropometri dan atau KPSP terhadapnya.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer yaitu data yang diambil langsung dari hasil pengukuran, hasil dari pengisian kuesioner, dan observasi langsung pada bayi umur 3 dan 6 bulan.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut: (1)
editing,dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data yang telah
dikumpulkan; (2) coding, data yang telah terkumpul dikoreksi, kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer; (3) entry, data tersebut dimasukkan ke dalam program komputer; (4) cleaning data, pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data; (5) saving, penyimpanan data untuk siap dianalisis; dan (6) analisis data (Wahyuni, 2007).
Data kemudian diolah dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan disajikan dalam bentuk tabel dengan perhitungan distribusi frekuensi sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan tidak mendapat ASI.
(30)
23
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa posyandu yang berada didalam wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru yang beralamat di Jalan Sentosa Baru No. 17, Kelurahan Sei Kera Hilir 2, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Puskesmas ini menaungi 8 kelurahan yang berada didalam Kecamatan Medan Perjuangan, diantaranya; Kelurahan Sei Kera Hilir 1, Kelurahan Sei Kera Hilir 2, Kelurahan Sei Kera Hulu, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Sidorame Barat 1, Kelurahan Sidorame Barat 2, Kelurahan Sidorame Timur, Kelurahan Pandu Hilir, dan Kelurahan Tegal Rejo. Terdapat 64 posyandu yang tersebar di masing-masing kelurahan yang berada didalam wilayah kerja Puskesmas ini.
5.1.2. Hasil Analisa Deskriptif a. Deskripsi Panjang Badan Bayi
Panjang badan bayi dalam penelitian ini adalah angka yang tertera di tepi luar infantometer pada saat pengukuran bayi yang kemudian diinterpretasikan setelah diplot pada kurva WHO.
Tabel 5.1.Distribusi Panjang Badan Bayi Kelompok
Usia
Kategori ASI
Interpretasi
Jumlah (n) Persentase (%)
Normal Pendek
(n) (%) (n) (%)
3 bulan ASI Eksklusif Tidak ASI 16 9 100 56.25 0 7 0 43.75 16 16 100 100 6 bulan ASI Eksklusif Tidak ASI 16 10 100 62.5 0 6 0 37.5 16 16 100 100
(31)
24
Berdasarkan tabel 5.1.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai panjang badan yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI, ada 9 orang (56.25%) yang mempunyai panjang badan yang normal dan 7 orang (43.75%) yang mempunyai panjang badannyapendek. Sedangkan bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI, terdapat 10 orang (62.5%) yang mempunyai panjang badan yang normal dan 6 orang (37.5%) yang mempunyai panjang badannya pendek.
Tabel 5.2 Panjang Badan Bayi
Kelompok usia Jenis Kelamin ASI eksklusif Tidak ASI
Panjang Badan, cm (Mean) Panjang Badan, cm (Mean)
3 bulan Laki-laki 61 – 64.5 (62.81) 56 – 60 (57.89)
Perempuan 58 – 62.5 (60.69) 54 – 60 (56.31)
6 bulan Laki-laki 65 – 70 (67.13) 61 – 66 (63.44)
Perempuan 63 – 68 (65.38) 59 – 65 (61.69)
Berdasarkan tabel 5.2. didapati bahwa rata-rata panjang badan bayi usia 3 bulan yang mendapat ASI eksklusif untuk bayi laki-laki adalah 62.81 cm dan bayi perempuan adalah 60.69 cm. Sedangkan rata-rata panjang badan pada bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 57,89 cm dan bayi perempuan adalah 56.31 cm. Pada bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, rata-rata panjang badan untuk bayi laki-laki adalah 67.13 cm dan bayi perempuan adalah 65.38 cm. Sedangkan rata-rata panjang badan pada bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 63.44 cm dan bayi perempuan adalah 61.69 cm.
b. Deskripsi Berat Badan Bayi
Berat badan bayi dalam penelitian ini adalah angka yang ditunjuk jarum timbangan pada saat penimbangan bayi yang kemudian diplot pada menggunakan kurva WHO dan diinterpretasikan.
(32)
25
Tabel 5.3.Distribusi Berat Badan Bayi Kelompok
Usia
Kategori ASI
Interpretasi
Jumlah (n) Persentase (%)
Normal Kurus
(n) (%) (n) (%)
3 bulan ASI Eksklusif 16 100 0 0 16 100
Tidak ASI 10 62.5 6 37.5 16 100
6 bulan ASI Eksklusif Tidak ASI 16 11 100 68.75 0 5 0 31.25 16 16 100 100
Berdasarkan tabel 5.3.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai berat badan yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI, ada 10 orang (62.5%) yang mempunyai berat badan yang normal dan 6 orang (37.5%) yang mempunyai berat badannya kurus. Sedangkan bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI, terdapat 11 orang (68.75%) yang mempunyai berat badan yang normal dan 5 orang (31.25%) yang mempunyai berat badannya kurus.
Tabel 5.4. Berat Badan Bayi
Kelompok usia Jenis Kelamin ASI eksklusif Tidak ASI
Berat Badan, kg (Mean) Berat Badan, kg (Mean)
3 bulan Laki-laki 6.3 – 6.8 (6.55) 4.8 – 6.0 (5.36)
Perempuan 5.8 – 6.4 (6.1) 4.2 – 5.7 (4.85)
6 bulan Laki-laki 7.6 – 8.4 (7.94) 5.9 – 6.8 (6.39)
Perempuan 6.8 – 7.5 (7.28) 5.5 – 6.4 (6.0)
Berdasarkan tabel 5.4.didapati bahwa rata-rata berat badan bayi usia 3 bulan yang mendapat ASI eksklusif untuk bayi laki-laki adalah 6.55 kg dan bayi perempuan adalah 6.1 kg. Sedangkan rata-rata berat badan pada bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 5.36 kg dan bayi perempuan adalah 4.85 kg. Pada bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, rata-rata berat badan untuk bayi laki-laki adalah 7,94 kg dan bayi perempuan adalah 7.28 kg. Sedangkan rata-rata berat badan pada bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 6.39 kg dan bayi perempuan adalah 6 kg.
(33)
26
c. Deskripsi Lingkar Kepala Bayi
Lingkar Kepala bayi dalam penelitian ini adalah angka yang tertera pada meteran kain pada saat pengukuran bayi yang kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kurva Nellhaus.
Tabel 5.5.Distribusi Lingkar Kepala Bayi Kelompok
Usia
Kategori ASI
Interpretasi
Jumlah (n) Persentase (%) Normal Mikrosefali
(n) (%) (n) (%)
3 bulan ASI Eksklusif 16 100 0 0 16 100
Tidak ASI 15 93.75 1 6.25 16 100
6 bulan ASI Eksklusif Tidak ASI 16 14 100 87.5 0 2 0 12.5 16 16 100 100
Berdasarkan tabel 5.5.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai lingkar kepala yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI, ada 15 orang (93.75%) yang mempunyai lingkar kepala yang normal dan 1 orang (37.5%) yang mempunyai lingkar kepalanya kecil. Sedangkan bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI, terdapat 14 orang (87.5%) yang mempunyai lingkar kepala yang normal dan 2 orang (12.5%) yang mempunyai lingkar kepalanya kecil.
Tabel 5.6. Lingkar Kepala Bayi
Berdasarkan tabel 5.6 didapati bahwa rata-rata lingkar kepala bayi usia 3 bulan yang mendapat ASI eksklusif untuk bayi laki-laki adalah 41.31 cm dan bayi perempuan adalah 40.19 cm. Sedangkan rata-rata lingkar kepala pada bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 39.06 cm dan bayi perempuan adalah 37.89 cm. Pada bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, rata-rata lingkar kepala untuk bayi laki-laki adalah 43.63 cm dan bayi perempuan
Kelompok usia Jenis Kelamin ASI eksklusif Tidak ASI
Lingkar Kepala,cm (Mean) Lingkar Kepala, cm (Mean)
3 bulan Laki-laki 41 – 42 (41.31) 38 – 40 (39.06)
Perempuan 39 – 41 (40.19) 36.5 – 39 (37.89)
6 bulan Laki-laki 43 – 45 (43.63) 40 – 44 (42)
(34)
27
adalah 43 cm. Sedangkan rata-rata lingkar kepala pada bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 42 cm dan bayi perempuan adalah 40.5 cm.
d. Deskripsi Perkembangan Bayi
Perkembangan bayi dalam penelitian diperiksa dari jumlah “Ya” dalam Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang didapat dari hasil wawancara orangtua bayi dan observasi langsung pada bayi, yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kategori.
Tabel 5.7.Distribusi Perkembangan Bayi Kelompok
Usia
Kategori ASI
Interpretasi
Jumlah (n) Persentase (%) Normal Mikrosefali
(n) (%) (n) (%)
3 bulan ASI Eksklusif 16 100 0 0 16 100
Tidak ASI 0 0 16 100 16 100
6 bulan ASI Eksklusif Tidak ASI 16 0 100 0 16 0 100 0 16 16 100 100
Berdasarkan tabel 5.7. didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai perkembangan yang bagus dan semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang tidak mendapat ASI mempunyai perkembangan yang kurang.
Tabel 5.8. Rata-rata Nilai Perkembangan Bayi
Kelompok usia ASI eksklusif Tidak ASI
Nilai Perkembangan (Mean) Nilai Perkembangan (Mean)
3 bulan 9 – 10 (9.63) 6 – 8 (7.19)
6 bulan 9 – 10 (9.44) 6 – 8 (7.25)
Berdasarkan tabel 5.8.didapati bahwa rata-rata nilai perkembangan bayi yang mendapat ASI eksklusif untuk usia 3 bulan adalah 9.63 dan bayi usia 6 bulan adalah 9.44. Sedangkan rata-rata nilai perkembangan bayi yang tidak mendapat ASI untuk usia 3 bulan adalah 7.19 dan bayi usia 6 bulan adalah 7.25.
(35)
28
5.2. Pembahasan
5.2.1. Panjang Badan Bayi
Hasil penelitian terhadap panjang badan bayi berdasarkan tabel 5.1.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai panjang badan yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI yang punya panjang badan normal ada 9 orang (56.25%), sementara pada kelompok usia 6 bulan yang punya panjang badan normal ada 10 orang (62.5%). Penelitian Adawiyah (2012) juga mendapatkan hal yang sama, yaitu lebih banyak bayi yang mendapat ASI yang mendapat panjang badan normal
Berdasarkan tabel 5.2 didapati bahwa rata-rata panjang badan bayi yang diberi ASI eksklusif adalah berada diatas garis Z-scores 0 kurva panjang badan WHO. Sedangkan rata-rata panjang badan bayi yang tidak mendapat ASI walaupun masih dalam kategori normal, namun posisinya pada kurva panjang badan WHO berada dibawah garis Z-scores 0.
Hal ini sesuai dengan penelitian Widodo (2003) yang menunjukkan bahwa panjang badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI. Menurut Hendarto (2013), kandungan protein ASI yang cukup tinggi dan mudah diserap oleh usus bayi yang membuat pertumbuhan panjang badan bayi yang mendapat ASI eksklusif menjadi bagus. Susu formula yang cenderung dikonsumsi bayi yang tidak mendapat ASI juga mengandung protein, akan tetapi protein yang dikandung adalah protein casein yang lebih sulit dicerna. Didalam ASI, mineral utama yang terkandung adalah kalsium yang mempunyai fungsi pertumbuhan jaringan otot dan rangka. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar, karena ASI juga mengandung fosfor, magnesium, vitamin D, dan lemak yang membantu penyerapan.
5.2.2. Berat Badan Bayi
Berdasarkan tabel 5.3.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai berat badan yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI yang punya berat badan normal ada 10
(36)
29
orang (62.5%), sementara pada kelompok usia 6 bulan yang punya berat badan normal ada 11 orang (68.75%). Hal ini sesuai dengan penelitian Fitri dkk (2013) yang menyatakan bahwa lebih banyak bayi yang mendapat ASI yang mendapat berat badan normal.
Berdasarkan tabel 5.4 didapati bahwa rata-rata berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif adalah berada diatas garis Z-scores 0 kurva panjang badan WHO. Sedangkan rata-rata berat badan bayi yang tidak mendapat ASI walaupun masih dalam kategori normal, namun posisinya pada kurva berat badan WHO berada dibawah garis Z-scores 0.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Sinaga di Puskesmas Medan Deli tahun 2011 yang menunjukkan bahwa berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI. Hal ini disebabkan oleh karena sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak.Lemak ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena ASI mengandung enzim lipase yang mencerna lemak trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit sekali lemak yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi. Sedangkan susu formula yang biasanya dikonsumsi oleh bayi yang tidak mendapat ASI tidak mengandung enzim, karena enzim akan rusak bila dipanaskan pada saat penyajian (Munir, 2007).
5.2.3. Lingkar Kepala Bayi
Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 5.5.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai lingkar kepala yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI yang punya lingkar kepala normal ada 15 orang (93.75%), sementara pada kelompok usia 6 bulan yang punya panjang badan normal ada 14 orang (87.5%).Hal ini sesuai dengan penelitian Adawiyah (2012) yang menyatakan bahwa lebih banyak bayi yang mendapat ASI yang mendapat lingkar kepala normal.
Berdasarkan tabel 5.4 didapati bahwa rata-rata lingkar kepala bayi yang diberi ASI eksklusif adalah berada diatas garis Z-scores 0 kurva Nellhaus. Sedangkan rata-rata lingkar kepala bayi yang tidak mendapat ASI walaupun
(37)
30
masih dalam kategori normal, namun posisinya pada kurva Nellhaus berada dibawah garis Z-scores 0.
Hasil ini menunjukkan bahwa lingkar kepala bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI.Lingkar kepala mencerminkan pertumbuhan otak. Penelitian yang dilakukan oleh Deoni dkk (2013) menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat pertumbuhan otak pada bayi, didapatkan bahwa terjadi pertumbuhan yang lebih optimal dari bagian-bagian penting pada otak bayi-bayi yang diberi ASI eksklusif dibandingkan dengan otak bayi-bayi yang tidak mendapat ASI.
5.2.4. Perkembangan Bayi
Hasil penelitian terhadap perkembangan bayi berdasarkan tabel 5.7. didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai perkembangan yang baik dengan rata-rata nilai KPSP tertera untuk kelompok bayi 3 bulan adalah 9.63 dan kelompok bayi 6 bulan adalah 9.44 seperti tertera pada tabel 5.8. Sedangkan pada bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang tidak mendapat ASI, semuanya mempunyai perkembangan yang kurang.
Bayi yang tidak mendapat ASI rata-rata mengalami perkembangan yang kurang pada gerak kasar. Pada penelitian ini, bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI, bayi tidak bisa mengangkat kepalanya pada saat telungkup dan pada bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI, bayi tidak bisa mempertahankan lehernya secara kaku pada saat bayi diangkat tangannya ke posisi duduk
Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI, dan hal ini didukung oleh American Academy of Pediatrics yang menyatakan bahwa pemberian ASI memberikan efek positif pada perkembangan bayi (Eidelman and Schanler, 2012).
Hal ini disebabkan oleh karena ASI menyediakan sumber alami asam dokosaheksanoat (DHA) dan asam arakhidonat (AA), sedangkan kebanyakan susu formula yang biasanya diberikan pada bayi yang tidak mendapat ASI hanya mengandung bentuk sintetis dari DHA dan AA. Bayi harus mensintesis DHA dan AA
(38)
31
dari komponen lain dalam susu seperti asam alfa-linolenat dan asam linoleat untuk tetap mencukupi kebutuhan otak untuk berkembang (Fitzsimons, 2013). Proses sintesis ini membutuhkan jumlah enzim yang cukup. Pada umumnya bayi pada usia-usia awal tidak mempunyai jumlah enzim yang cukup sehingga menyebabkan DHA dan AA dari susu formula lebih sedikit diabsorpsi oleh bayi (Koletzko et al., 2008).
5.3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengambilan sampel yang disebabkan oleh karena jumlah sampel yang dibatasi oleh usia tertentu dan tidak banyaknya para ibu yang rutin membawa bayinya ke posyandu untuk imunisasi atau memantau pertumbuhannya sehingga penelitian ini berlangsung lebih lama dari yang direncanakan dan tidak semua posyandu yang berada didalam wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan Perjuangan dapat dikunjungi.
Dalam penelitian ini juga terdapat kesulitan dalam menentukan berapa frekuensi diberikannya makanan pengganti ASI dan berapa takaran makanan pengganti ASI seperti susu formula atau air putih yang diberikan pada bayi.
(39)
32
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Lebih banyak bayi yang mempunyai panjang badan yang normal pada kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI. 2. Lebih banyak bayi yang mempunyai berat badan yang normal pada kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI. 3. Lebih banyak bayi yang mempunyai lingkar kepala yang normal pada kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI. 4. Lebih banyak bayi yang mempunyai nilai perkembangan yang baik pada kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI.
6.2. Saran
Beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Disarankan bagi para praktisi kesehatan baik pada bagian pelayanan primer maupun pelayanan sekunder untuk mengedukasi para ibu yang sedang hamil pada trimester 3 dan para ibu yang baru melahirkan tentang manfaat ASI eksklusif dan memberikan motivasi kepada para ibu agar mau memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
2. Disarankan kepada kader-kader posyandu untuk lebih giat mengedukasi masyarakat agar rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya setiap bulan di posyandu terdekat.
3. Disarankan kepada masyarakat luas untuk melakukan berbagai upaya untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena ASI adalah nutrisi yang paling bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
(40)
33
4. Disarankan kepada para ibu untuk memberikan ASI saja selama 6 bulan dan mulai memberikan makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 6 bulan.
(41)
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. ASI eksklusif
3.1.1. Definisi ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa suplementasi makanan maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI selama 6 bulan pertama untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Selanjutnya setelah 6 bulan, bayi tetap diberikan ASI ditambah makanan pendamping ASI kaya besi yang diberikan secara bertahap (IDAI, 2014)
3.1.2. Manfaat ASI eksklusif
Terdapat beberapa manfaat ASI eksklusif bagi bayi maupun ibu.Ada bukti yang menyakinkan bahwa ASI eksklusif menurunkan resiko obesitas atau kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi pada bayi.ASI eksklusif juga menurunkan mortalitas dan morbiditas bayi dari infeksi gastrointestinal dan asma.Ada juga beberapa bukti bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif, fungsi kognitifnya lebih tinggi dari yang tidak mendapat ASI. Pemberian ASI juga akan mempererat ikatan dengan ibunya. Manfaat bagi ibu diantaranya, menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium, kanker payudara, diabetes, dan mempercepat penyembuhan setelah melahirkan (Daly et al, 2014).
3.1.3. Komposisi ASI
ASI memiliki komposisi yang paling sesuai untuk pertumbuhan bayi karena mengandung banyak zat seperti zat pembangun, zat energi dan zat pelindung yang sangat dibutuhkan oleh bayi. Pada tiga hari pertama setelah melahirkan, ibu menghasilkan ASI yang berwarna kekuningan.ASI inilah yang disebut kolostrum (Rumiyati, 2011). Komposisi utama yang terkandung dalam kolostrum adalah laktosa (41%), protein (26%), lemak (23%), vitamin, mineral, dan air (2%), sitokin dan antibodi (8%) (Lawrence et al, 2010).
(42)
5
Kolostrum mempunyai peran penting dalam imunomodulasi dini dari jaringan limfoid untuk menghasilkan antibodi.Antibodi adalah suatu protein berbentuk Y yang dihasilkan oleh sel plasma yang digunakan oleh sistem imun untuk mengenali dan menetralkan zat asing seperti bakteri dan virus. Sitokin dan antibodi yang terdapat dalam kolostrum diantaranya adalah; Interferon-ɤ, TNF-α, IL-1β, IL-2, IL-4, IL-5, IL-6, IL-7, IL-8, IL-10, IL-12, IL-13, IL-17, IgG1, IgG2, IgG3, IgG4, IgM, IgA, dan IgE (Martos et al, 2012). Berikut adalah tabel komposisi ASI (Tabel 2.1) :
Tabel 2.1. Komposisi ASI.
Zat unsur (per 100 mL) Kolostrum 1-5 hari Air susu matur >30 hari
Energi (kkal) 58 70
Total zat padat (g) 12.8 12.0
Laktosa (g) 5.3 7.3
Total nitrogen (mg) 360 171
Protein nitrogen (mg) 313 129
Nonprotein nitrogen (mg) 47 42
Total protein (g) 2.3 0.9
Kasein (mg) 140 187
α-laktalbumin (mg) 218 161
Laktoferrin (mg) 330 167
IgA (mg) 364 142
Asam amino
Alanin (mg) - 52
Arginin (mg) 126 49
Aspartat (mg) - 110
Sistin (mg) - 25
Glutamat (mg) - 196
Glisin (mg) - 27
Histidin (mg) 57 31
Isoleusin (mg) 121 67
Leusin (mg) 221 110
Lisin (mg) 163 79
Metionin (mg) 33 19
Fenilalanin (mg) 105 44
Prolin (mg) - 89
Serin (mg) - 54
Threonin (mg) 148 58
Triptofan (mg) 52 25
Tirosin (mg) - 38
Valin (mg) 169 90
Taurin (mg) - 8
Urea (mg) 10 30
Kreatin (mg) - 3.3
(43)
6
Asam lemak
12:0 taurat 1.8 5.8
14:0 miristat 3.8 8.6
16:0 palmitat 26.2 21.0
18:0 stearat 8.8 8.0
18:1 oleat 36.6 35.5
18:2, n-6 linoleat 6.8 7.2
18:3, n-3 linolenat - 1.0
C20 dan C22 tak jenuh ganda 10.2 2.9
Kolesterol (mg) 27 16
Vitamin Larut lemak
Vitamin A (µg) 89 67
β-karoten (µg) 112 23
Vitamin D (µg) - 0.05
Vitamin E (µg) 1280 315
Vitamin K (µg) 0.23 0.21
Tak larut lemak
Thiamin (µg) 15 21
Riboflavin (µg) 25 35
Niasin (µg) 75 150
Asam folat (µg) - 8.5
Vitamin B6 (µg) 12 93
Biotin (µg) 0.1 0.6
Asam pantotenat (µg) 183 180
Vitamin B12 (µg) 200 26
Asam askorbat (µg) 4.4 4.6
Mineral
Kalsium (mg) 23 28
Magnesium (mg) 3.4 3.0
Natrium (mg) 48 18
Kalium (mg) 74 58
Klorin (mg) 91 42
Fosfor (mg) 14 15
Sulfur (mg) 22 14
Mikronutrien
Kromium (ng) - 50
Kobalt (µg) - 1
Tembaga (µg) 46 25
Fluor (µg) - 16
Iodin (µg) 12 11
Besi (µg) 45 40
Mangan (µg) - 0.6
Nikel (µg) - 2
Selenium (µg) - 2
Seng (µg) 540 120
Sumber: Lawrence, R.A., Lawrence R.M., 2011. Breastfeeding; A Guide for the Medical
(44)
7
2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan 2.2.1. Pertumbuhan
2.2.1.1. Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah besar dalam aspek fisik akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat intraseluler.Oleh karena itu pertumbuhan dapat diukur dalam sentimeter atau inch dan dalam kilogram atau pound.Baik atau buruknya pertumbuhan ditentukan oleh 2 faktor utama, yakni;
a. Faktor heredokonstitusionil - Jenis kelamin
Pada umur tertentu, pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, dan proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri.
- Ras atau bangsa
Beberapa ras mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras lain. Sebagai contoh, ras kulit putih cenderung lebih tinggi daripada ras kulit kuning.
- Keluarga
Faktor genetik yang diturunkan dari keluarga menentukan apakah anak tinggi atau pendek. Jika anggota keluarga rata-rata tinggi maka anak akan cenderung untuk tinggi.
- Umur
Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa remaja (Narendra B.M., 2010)
b. Faktor Lingkungan - Gizi
Termasuk dalam hal ini adalah protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin.Terutama protein yang sangat diperlukan bayi pada masa awal pertumbuhan sebagai bahan pembangun tubuh (Narendra B.M., 2010).
(45)
8
- Penyakit
Kondisi kesehatan seorang anak tentu juga berpengaruh pada tumbuh kembang anak karena dengan seringnya seorang anak mengalami sakit dan infeksi, maka nafsumakannya juga menurundan pertumbuhannya tidak bisa maksimal
- Keadaan Sosial Ekonomi
Hal ini memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak.Ini dapat terlihat pada ukuran bayi yang lahir dari golongan orang tua dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir dari golongan orang tua dengan keadaan sosial ekonomi yang cukup (Artaria, 2009).
2.2.1.2. Indikator Pertumbuhan
Terdapat beberapa indikator pertumbuhan yang biasa digunakan untuk mengukur baik atau buruknya pertumbuhan, diantaranya;
- Berat Badan
Ukuran ini merupakan indeks gizi dan pertumbuhan yang terbaik, terutama pada bayi. Berat badan bayi baru lahir yang normal adalah berkisar antara 2.5 – 3,8 kg. Pada hari-hari pertama masa neonatal, berat badan yang turun kurang dari 10% masih merupakan keadaan normal.Dalam 3 bulan pertama kenaikan berat badan kira-kira 1 kg/bulan. Pada umur 5 bulan berat badan bayi mencapai 2 kali berat badan lahrinya dan pada umur 6 bulan kenaikan berat badan ½ kg/bulan.
- Tinggi Badan
Berlainan dengan berat badan, kecepatan kenaikan tinggi terus menurun setiap tahunnya dari lahir sampai dewasa, kecuali pada masa remaja. Panjang badan bayi baru lahir yang normal adalah berkisar antara 47 – 52 cm. Pada umur 1 tahun panjang badan kira-kira bertambah kira-kira 50% dari panjang badan lahir (Ryan, K.O., 2010).
(46)
9
- Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala penting karena berhubungan dengan isi intrakranial dan dapat digunakan untuk menilai kecepatan tumbuhnya otak. Lingkar kepala bayi baru lahir yang normal adalah berkisar antara 31 – 37 cm. Dalam 4 bulan pertama bertambah 5 cm dan 8 bulan berikutnya bertambah 5 cm lagi, sehingga pada umur 1 tahun bertambah 10 cm menjadi 43.2 – 45.7 (Narendra B.M., 2010)
2.2.1.3. Alat-alat untuk mengukur pertumbuhan
Center of Disease Control (CDC) merekomendasikan para pelayan
kesehatan untuk menggunakan kurva standard pertumbuhan WHO untuk memantau pertumbuhan bayi berumur 0-2 tahun dan menggunakan kurva pertumbuhan CDC untuk anak yang berumur lebih dari 2 tahun (CDC, 2010).Kurva pertumbuhan sangat bermanfaat untuk memantau pertumbuhan setiap bulan.Kurva ini tidak digunakan sebagai alat diagnostik pasti tetapi berkontribusi untuk membantu memastikan diagnosa. Berikut adalah kurva standard pertumbuhan WHO untuk anak perempuan dan laki-laki
Gambar 2.1. Kurva Berat Badan Perempuan WHO.
Sumber:World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: Methods and
(47)
10
Gambar 2.2. Kurva Tinggi Badan Perempuan WHO.
Sumber: World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: Methods and
development.Pages: 105-106
Gambar 2.3. Kurva Berat Badan Laki-laki WHO.
Sumber: World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: Methods and
(48)
11
Gambar 2.4. Kurva Tinggi Badan Laki-laki WHO.
Sumber: World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: Methods and
development.Pages: 105-106
Ada 2 kurva pengukuran lingkar kepala yang biasa digunakan oleh praktisi kesehatan. Salah satu diantaranya adalah kurva Nellhaus. Kurva ini dapat digunakan dari lahir sampai umur 18 tahun dan terdapat 2 Standard Deviasi dari 2% sampai 98%, jika lingkar kepala dibawah -2 SD disebut mikrosefali dan diatas +2 SD disebut makrosefali.
Gambar 2.5. Kurva Lingkar Kepala Perempuan Nellhaus.
Sumber:Nellhaus G., 1968. Head circumference from birth to eighteen years: Practical
(49)
12
Gambar 2.6. Kurva Lingkar Kepala Laki-laki Nellhaus.
Sumber:Nellhaus G., 1968. Head circumference from birth to eighteen years: Practical
composite international and interracial graphs. USA: Pediatrics. Pages: 106-114
2.2.2. Perkembangan
2.2.2.1. Definisi Perkembangan
Perkembangan adalah suatu tingkat kemampuan fungsional dari matangnya sistem saraf dan reaksi psikologis yang ditentukan oleh kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan (Kliegman et al, 2011).Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiappertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan faseawal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial,dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan faseselanjutnya
2.2.2.2. Tahap perkembangan bayi
Pada enam bulan pertama, bayi berkembang ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik, pematangan, pencapaian kompetensi, dan reorganisasi psikologis.Perkembangan motorik dan sensorik membuat bayi lebih aktif.Perubahan ini secara kualitatif mengubah kebiasaan bayi dan hubungan sosialnya.Pada masa ini, bayi mendapat kemampuan baru pada semua aspek perkembangan. Berikut adalah beberapa pencapaian penting bayi pada satu tahun pertama
(50)
13
(Tabel 2.2)
Tabel 2.2. Perkembangan Balita Sesuai Tahap Usia.
Periode Neonatal (4 minggu pertama) Posisi
telungkup:
Terletak dalam sikap fleksi, membalikkan kepala dari sisi ke sisi, kepala turun pada posisi ventral.
Posisi
telentang: Umumnya dalam sikap fleksi dan sedikit kaku.
Visual: Wajah terfiksasi pada cahaya di lapangan pandang, pergerakan mata mengikuti
pergerakan tubuh.
Refleks: Terdapat refleks Moro, refleks melangkah dan menempatkan, dan refleks
menggenggam.
Sosial: Pandangan cenderung ke wajah manusia.
Umur 1 bulan Posisi telungkup
Kaki lebih diluruskan, mengangkat dagu, membalikkan kepala, kepala diangkat sebentar pada posisi ventral.
Posisi telentang:
Postur leher tonik mendominasi, lentur dan santai, kepala tertinggal ketika ditarik ke posisi duduk.
Visual: Melihat orang, mengikuti objek yang bergerak.
Sosial: Gerakan tubuh dalam irama dengan suara lain dalam kontak sosial, mulai
tersenyum. Umur 2 bulan
Posisi
telungkup Mengangkat kepala sedikit lebih jauh; kepala bertahan dalam posisi ventral. Posisi
telentang: Postur leher tonik mendominasi, kepala tertinggal ketika ditarik ke posisi duduk.
Visual: Mengikuti objek yang bergerak 180 derajat.
Sosial: Senyum pada kontak social, mendengar suara dan decitan. Umur 3 bulan
Posisi telungkup
Mengangkat kepala dan dada dengan lengan diluruskan, kepala di atas bidang tubuh pada posisi ventral.
Posisi telentang:
Postur leher tonik mendominasi, menggapai benda dan kehilangan benda, melambai pada mainan.
Posisi duduk: Kepala tertinggal sebagian ketika ditarik ke posisi duduk; kontrol kepala dengan gerakan mengangguk; punggung melingkar.
Refleks: Refleks Moro menghilang, membuat gerakan defensif atau reaksi penarikan
selektif.
Sosial: Mempertahankan kontak sosial, mendengar music, berkata “aah, ngah”
Umur 4 bulan Posisi telungkup
Mengangkat kepala dan dagu, dengan kepala kira-kira pada aksis vertical, kaki diluruskan.
Posisi telentang:
Postur simetris mendominasi, tangan-tanga di garis tengah, menggapai dan menggenggam objek dan memasukkannya ke mulut.
(51)
14
depan, menikmati duduk dengan sokongan pada punggung. Posisi berdiri: Ketika dibuat posisi tegak, mendorong dengan kaki. Proses
adaptasi: Melihat kotoran tetapi tidak bergerak untuk meraihnya.
Sosial: Tertawa keras, menunjukkan ketidaksukaan jika kontak sosial putus, senang jika melihat makanan.
Umur 7 bulan Posisi
telungkup Berguling, merangkak atau merayap-merangkak.
Posisi
telentang: Mengangkat kepala, berguling,menggeliat.
Posisi duduk: Duduk sebentar dengan dukungan dari panggul, bersandar ke depan dengan
tangan, punggung melingkar. Posisi berdiri: Menyokong berat badan. Proses
adaptasi:
Menggapai dan menggenggam objek yang besar, memindahkan objek dari tangan ke tangan, menggenggam dengan menggunakan telapak tangan radial.
Kemampuan
berbicara: Berbicara dengan kata-kata yang banyak huruf vokal.
Sosial: Memilih ibu, mengoceh, menikmati cermin, merespon perubahan dalam isi
emosional pada kontak sosial Umur 10 bulan
Posisi duduk: Duduk sendiri tanpa bantuan dengan punggung lurus.
Posisi berdiri: Ditarik untuk berdiri, berjalan sambil menyusuri perabot rumah tangga. Kemampuan
motorik: Merayap atau merangkak
Proses adaptasi:
Menggenggam objek dengan ibu jari dan telunjuk, mencubit bendal dengan telunjuk,; menyingkapkan mainan yang disembunyikan, mencoba untuk mengambil objek yang jatuh; melepaskan objek yang dipegang oleh orang lain. Kemampuan
berbicara: Mengulang suara konsonan seperti “mama”, “dada”
Sosial: Respon terhadap suara dari nama, bermain cilukba, melambai selamat tinggal Umur 1 tahun
Kemampuan motorik:
Berdiri dengan satu tangan dipegang, berdiri sendiri, menciba berjalan beberapa langkah
Proses
adaptasi: Memberikan objek pada orang lain dengan permintaan atau sikap tubuh. Kemampuan
berbicara: Berbicara beberapa kata selain “mama”, “dada”
Sosial: Bermain permainan bola yang sederhana, membuat penyesuaian postur untuk
memakai baju.
Sumber: Kliegman R.M. et al., 2011. Nelson; Textbook of Pediatrics.19th ed. USA. Elsevier
(52)
15
2.2.2.3. Alat-alat untuk mengukur perkembangan
Terdapat beberapa alat yang direkomendasikan untuk menilai perkembangan anak, diantaranya; Parent’s Evaluations of Developmental Status (PEDS), Ages and Stages Questionnaire-3 (ASQ-3) dan di Indonesia ada dua alat untuk menilai perkembangan anak. Alat yang sering dipakai yaitu Denver
Developmental Screening Test-II (DDST-II) dan Bayley Scales of Infant Development-III (BISD-III).Kedua alat itu memerlukan keahlian khusus untuk
menggunakannya.Biasanya dipakai oleh para dokter anak, psikolog perkembangan anak.Sebelum anak diskrining dengan kedua alat tersebut, para orangtua, petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer dapat memakai suatu alat yang lebih mudah dan murah untuk pra skrining.Alat itu adalah suatu kuesioner yang disebut Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) (Departemen Kesehatan RI, 2009).
KPSP merupakan daftar pertanyaan singkat yang ditunjukkan kepada orangtua sebagai alat untuk melakukan pra skrining perkembangan anak. Kuesioner ini diterjemahkan dan dimodifikasi dari Denver Developmental
Screening Test-II (DDST-II) oleh tim Depkes RI yang terdiri dari beberapa dokter
spesialis anak, psikiater anak, neurolog, THT, mata dan lain-lain pada tahun 1986 (Departemen Kesehatan RI, 2005) Departemen Kesehatan RI menyarankan penggunaan KPSP dalam pengukuran perkembangan balita usia 3 sampai dengan 72 bulan. Penilaian KPSP dihitung berdasarkan jumlah jawaban “ya” dari pertanyaan yang diajukan kepada orangtua anak. Terdapat tiga kategori dari hasil penilaian tersebut yaitu Sesuai (S), Meragukan (M), dan Penyimpangan (P) (Departemen Kesehatan RI, 2009)
(53)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber makanan dan nutrisi yang ideal bagi bayi untuk tetap sehat dan bertumbuh, tidak ada produk yang dapat menggantikannya.ASI mengandung ratusan antibodi dan enzim sehingga dapat menstimulasi imunitas, sehingga bayi yang mendapat ASI jarang menderita sakit. Jika setiap bayi diberi ASI eksklusif sejak lahir, diperkirakan 1,5 juta nyawa dapat diselamatkan setiap tahun (UNICEF, 2013).
Oleh karena pentingnya pemberian ASI secara eksklusif, WHO membuat
Planning Guideyang merekomendasikan pemberian ASI selama 6 bulan pertama
untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal. Kemudian, setelah 6 bulan, bayi dapat diberi ASI dan makanan pendamping ASI sampai berumur 2 tahun atau lebih (WHO, 2011).Di Indonesia terdapat Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/2012 yang mengatur tentang pemberian ASI eksklusif yang mewajibkan ibu untuk memberikan bayinya ASI saja sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan (Departemen Kesehatan RI, 2012).
Berdasarkan data statistik WHO tahun 2014, prevalensi pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama secara global adalah 37% dengan prevalensi tertinggi sebanyak 89% di Korea dan prevalensi terendah di Djibouti (Afrika) 1%. Sedangkan prevalensi di Indonesia adalah 42%, prevalensi ini lebih tinggi daripada prevalensi secara global akan tetapi lebih rendah daripada prevalensi daerah Asia Tenggara, yakni 47% (WHO, 2014).
Menurut Rustini Floranita, pakar kesehatan ibu di kantor WHO Indonesia, rendahnya prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia adalah oleh karena rendahnya pengetahuan dan faktor sosial budaya, ekonomi, dan alasan pribadi sehingga banyak ibu memilih untuk memberi susu formula (Shetty, 2014). Sebuah meta-analisis yang dibuat oleh Agen Penelitian dan Kualitas Kesehatan Universitas Karolina Utara menyatakan, risiko tidak memberikan ASI eksklusif untuk bayi adalah terganggunya pertumbuhan dan perkembangan saraf,
(54)
2
meningkatnya morbiditas infeksi seperti otitis media, gastroenteritis, dan pneumonia, juga meningkatnya resiko obesitas dan Diabetes Melitus. Ibu juga memiliki risiko jika tidak memberikan ASI eksklusif, diantaranya meningkatnya risiko kanker payudara, kanker ovarium, Diabetes Melitus, dan sindrom metabolik (Stuebe, 2009).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Kelurahan Lesanpuro Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malangpada 30 bayi usia 0-6 bulan menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif (Soemardini et al, 2011).Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.
1.3.2.Tujuan khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran panjang badan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapatASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.
2. Mengetahui gambaran berat badan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapatASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.
3. Mengetahui gambaran lingkar kepala bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.
(55)
3
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:
1. Untuk peneliti, dapat mempraktekkan cara memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2. Untuk responden, dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayinya apakah baik atau tidak.
3. Untuk masyarakat sekitar responden yang ikut terlibat, dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi secara dini.
(56)
ii
ABSTRAK
Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber makanan dan nutrisi yang ideal bagi bayi untuk tetap sehat dan bertumbuh, tidak ada produk yang dapat menggantikannya. Prevalensi pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama di Indonesia adalah 42%, lebih rendah daripada prevalensi daerah Asia Tenggara, yakni 47%. Rendahnya prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia adalah karena rendahnya pengetahuan dan faktor sosial budaya, ekonomi, dan alasan pribadi dari ibu. Penelitian sebelumnya terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan bayi yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian
cross sectional yang dilakukan di Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan
Perjuangan dari tanggal 6 Oktober – 29 November 2014 menggunakan data primer dengan jumlah sampel 64 orang. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik non-probability samplingdengan jenis consecutive sampling.
Rata-rata panjang badan, berat badan, lingkar kepalabayi yang mendapat ASI eksklusif adalah normal dengan posisi plot berada diatas garis Z-scores 0. Sedangkan rata-rata panjang badan, berat badan, dan lingkar kepala bayi yang tidak mendapat ASI adalah normal dengan posisi plot pada kurva berat badan WHO berada diatas garis Z-scores -2. Rata-rata nilai perkembangan bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bagus dengan nilai untuk bayi 3 bulan adalah 9,63 dan bayi 6 bulan adalah 9,44. Sedangkan rata-rata nilai perkembangan bayi yang tidak mendapat ASI adalah kurang dengan nilai untuk bayi 3 bulan adalah 7,19 dan bayi 6 bulan adalah 7,25. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai pertumbuhan dan perkembangan yang lebih bagus daripada bayi yang tidak mendapat ASI.
(57)
iii
ABSTRACT
Breastmilk is the ideal source of food and nutrition for baby to stay healthy and growing, there is no product that can replace it. The prevalence of exclusive breastfeeding in the first 6 months in Indonesia is 42%, lower than the prevalence of Southeast Asia region, which is 47%. The low prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia is due tolack of knowledge, socio-culture and economic factors, and personal reasons of the mother. Previous study found significant difference between the growth of infants aged 0-6 monthsthat gets exclusive breastfeeding and doesn’t get breastfeeding. Therefore, this study aims to know the description of growth and development of baby that gets exclusive breastfeeding and doesn’t get breastfeeding.
This study is a descriptive study with cross sectional design and conducted at the Sentosa Baru Community Health Centre , using primary data, with 64 baby as the sample. Samples of this study was selected by using non-probability sampling with consecutive sampling type.
The mean of body length, body weight, and head circumference of the baby that gets exclusive breastfeeding is normal with the plot position located above the line of 0 Z-scores. Meanwhile, the mean of body length, body weight, and head circumference of the baby thatdoesn’t get breastfeeding is normal with the plot position located below the line of 0 Z-scores. The mean of development score of the baby that get exclusive breastfeeding is good with the score for 3-months old baby is 9,63 and 6-3-months old is 9,44. Meanwhile, The mean of development score of the baby that get exclusive breastfeeding is good with the score for 3-months old baby is 7,19 and 6-months old is 7,25. Therefore, we can conclude that baby that gets exclusive breastfeeding has better growth and development than the baby that doesn’t get breastfeeding.
(58)
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 3 DAN 6 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN YANG TIDAK MENDAPAT ASIDI POSYANDU KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTAMEDAN
TAHUN 2014
Oleh :
SAMUEL ASSAN SIRAIT 110100256
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(59)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 3 Dan 6 Bulan Yang Mendapat Asi Eksklusif dan Yang Tidak Mendapat Asi di Posyandu Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2014
Nama : Samuel Assan Sirait
NIM : 110100256
Pembimbing
dr. Sri Sofyani Sp.A(K) NIP. 19650828 199603 2 004
Penguji I
dr. Muhammad Syahputra M.Kes NIP. 19701007 198902 1 001
Penguji II
dr.Suhartono, Sp.PD NIP. 19700426 200502 1 002
Medan, 9 Januari 2014 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP. 19540220 198011 1 001
(60)
ii
ABSTRAK
Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber makanan dan nutrisi yang ideal bagi bayi untuk tetap sehat dan bertumbuh, tidak ada produk yang dapat menggantikannya. Prevalensi pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama di Indonesia adalah 42%, lebih rendah daripada prevalensi daerah Asia Tenggara, yakni 47%. Rendahnya prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia adalah karena rendahnya pengetahuan dan faktor sosial budaya, ekonomi, dan alasan pribadi dari ibu. Penelitian sebelumnya terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan bayi yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian
cross sectional yang dilakukan di Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan
Perjuangan dari tanggal 6 Oktober – 29 November 2014 menggunakan data primer dengan jumlah sampel 64 orang. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik non-probability samplingdengan jenis consecutive sampling.
Rata-rata panjang badan, berat badan, lingkar kepalabayi yang mendapat ASI eksklusif adalah normal dengan posisi plot berada diatas garis Z-scores 0. Sedangkan rata-rata panjang badan, berat badan, dan lingkar kepala bayi yang tidak mendapat ASI adalah normal dengan posisi plot pada kurva berat badan WHO berada diatas garis Z-scores -2. Rata-rata nilai perkembangan bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bagus dengan nilai untuk bayi 3 bulan adalah 9,63 dan bayi 6 bulan adalah 9,44. Sedangkan rata-rata nilai perkembangan bayi yang tidak mendapat ASI adalah kurang dengan nilai untuk bayi 3 bulan adalah 7,19 dan bayi 6 bulan adalah 7,25. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai pertumbuhan dan perkembangan yang lebih bagus daripada bayi yang tidak mendapat ASI.
(61)
iii
ABSTRACT
Breastmilk is the ideal source of food and nutrition for baby to stay healthy and growing, there is no product that can replace it. The prevalence of exclusive breastfeeding in the first 6 months in Indonesia is 42%, lower than the prevalence of Southeast Asia region, which is 47%. The low prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia is due tolack of knowledge, socio-culture and economic factors, and personal reasons of the mother. Previous study found significant difference between the growth of infants aged 0-6 monthsthat gets exclusive breastfeeding and doesn’t get breastfeeding. Therefore, this study aims to know the description of growth and development of baby that gets exclusive breastfeeding and doesn’t get breastfeeding.
This study is a descriptive study with cross sectional design and conducted at the Sentosa Baru Community Health Centre , using primary data, with 64 baby as the sample. Samples of this study was selected by using non-probability sampling with consecutive sampling type.
The mean of body length, body weight, and head circumference of the baby that gets exclusive breastfeeding is normal with the plot position located above the line of 0 Z-scores. Meanwhile, the mean of body length, body weight, and head circumference of the baby thatdoesn’t get breastfeeding is normal with the plot position located below the line of 0 Z-scores. The mean of development score of the baby that get exclusive breastfeeding is good with the score for 3-months old baby is 9,63 and 6-3-months old is 9,44. Meanwhile, The mean of development score of the baby that get exclusive breastfeeding is good with the score for 3-months old baby is 7,19 and 6-months old is 7,25. Therefore, we can conclude that baby that gets exclusive breastfeeding has better growth and development than the baby that doesn’t get breastfeeding.
(62)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 3 dan 6 Bulan yang
Mendapat ASI Eksklusif dan yang Tidak Mendapat ASI di Posyandu Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan 2014”, merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh kelulusan sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Selama pelaksanaan penelitian ini, banyak pihak yang telah memberikan bimbingan, pengarahan,dan bantuan. Oleh karena itu,penulisdengan segala rasa hormatingin menyampaikan terima kasih sebesar – besarnya kepada :
1. Dosen Pembimbing, dr. Sri Sofyani Sp.A(K) yang telah bersedia meluangkan waktuditengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Dosen Penguji I, dr. M. Syahputra, M. Kes dan Dosen Penguji II, dr.Suhartono, Sp.PD untuk setiap kritik dan saran yang membangun.
3. Seluruh staf yang bertugas di bagian Konseling Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan Perjuangan, diantaranya; Ibu Ners. Hastuti S.Kep, Ibu Timbo Sirait, Ibu Almena Anjasmara, Ibu Desi Natalia Simanjuntak, Ibu Juriah Hanum Lubis, Ibu Romaiana Nasution, Ibu Yusnita Simamora, Ibu Marlina Sirait, dan staf lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
4. Para staf pengajar Ilmu Kesehatan Kedokteran (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Keluarga penulis yang telah banyak memberikan dukungan dan moral sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai.
(63)
v
6. Teman satu bimbingan penulis, Riama Melisa Lumbantoruan dan Silvia Yanita Karina Sebayang yang membantu dan memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu baik secara moril maupun materil dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar penulis dapat menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan.Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Medan, 12 Desember 2014
(1)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR SINGKATAN x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 2
1.3.Tujuan Penelitian 2
1.4.Manfaat Penelitian 3
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1. ASI eksklusif 4
2.1.1. Definisi ASI eksklusif 4
2.1.2. Manfaat ASI eksklusif 4
2.1.3. Komposisi ASI 4
2.2.Pertumbuhan dan Perkembangan 7
2.2.1. Pertumbuhan 7
2.2.1.1. Definisi Pertumbuhan 7
2.2.1.2. Indikator Pertumbuhan 8
2.2.1.3. Alat-alat untuk mengukur pertumbuhan 9
2.2.2. Perkembangan 12
2.2.2.1. Definisi Perkembangan 12
2.2.2.2. Tahap Perkembangan Bayi 12
2.2.2.3. Alat-alat untuk mengukur perkembangan 15
(2)
vii
3.2.3. Cacat kongenital 17
3.2.4. ASI eksklusif 17
3.2.5. Pertumbuhan 17
3.2.6. Perkembangan 19
BAB 4 METODE PENELITIAN 20
4.1. Jenis Penelitian 20
4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 20
4.2.1. Lokasi Penelitian 20
4.2.2. Waktu Penelitian 20
4.3.Populasi dan Sampel Penelitian 20
4.3.1. Populasi 20
4.3.2. Besar Sampel 20
4.3.3. Teknik Pengambilan Sampel 21
4.3.4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi 21
4.4.Teknik Pengumpulan Data 22
4.5.Pengolahan dan Analisa Data 22
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 23
5.1. Hasil Penelitian 23
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 23
5.1.2. Hasil Analisa Deskriptif 23
5.1.2.1. Deskripsi Panjang Badan Bayi 23 5.1.2.2. Deskripsi Berat Badan Bayi 24 5.1.2.3. Deskripsi Lingkar Kepala Bayi 26 5.1.2.4. Deskripsi Perkembangan Bayi 27
5.2.Pembahasan 28
5.2.1. Panjang Badan Bayi 28
5.2.2. Berat Badan Bayi 29
5.2.3. Lingkar Kepala Bayi 29
5.2.4. Perkembangan Bayi 30
5.3.Keterbatasan Penelitian 31
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 32
6.1. Kesimpulan 32
6.2.Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 34
(3)
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Komposisi ASI 5
2.2. Perkembangan Balita Sesuai Tahap Usia 12
5.1. Distribusi Panjang Badan Bayi 23
5.2. Rata-rata Panjang Badan Bayi 24
5.3. Distribusi Berat Badan Bayi 25
5.4. Rata-rata Berat Badan Bayi 25
5.5. Distribusi Lingkar Kepala Bayi 26
5.6. Rata-rata Lingkar Kepala Bayi 26
5.7. Distribusi Perkembangan Bayi 27
(4)
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Kurva Berat Badan Perempuan WHO 9
2.2. Kurva Tinggi Badan Perempuan WHO 10
2.3. Kurva Berat Badan Laki-laki WHO 10
2.4. Kurva Tinggi Badan Laki-laki WHO 11
2.5. Kurva Lingkar Kepala Perempuan Nellhaus 11
2.6. Kurva Lingkar Kepala Laki-laki Nellhaus 12
(5)
x
DAFTAR SINGKATAN
AA Arachidonic Acid
ASI Air Susu Ibu
ASQ-3 Ages and Stages Questionnaire-3
BISD-III Bayley Scales of Infant Development-III CDC Center of Disease Control
DDST-II Denver Developmental Screening Test-II DHA Docohexanoic Acid
PEDS Parent’s Evaluations of Developmental Status KPSP Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
IL Interleukin
IG Immunoglobulin
SD Standard Deviasi
SPSS Statistical Product and Service Solution TNF Tumor Necrosis Factor
THT Telinga, Hidung, Tenggorokan WHO World Health Organization
(6)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Curriculum Vitae Lampiran 2 Lembar Penjelasan
Lampiran 3 Lembar Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian Lampiran 4 Data Responden
Lampiran 5 Kurva Berat Badan Perempuan WHO Kurva Tinggi Badan Perempuan WHO Kurva Berat Badan Laki-laki WHO Kurva Tinggi Badan Laki-laki WHO Kurva Lingkar Kepala Perempuan Nellhaus Kurva Lingkar Kepala Laki-laki Nellhaus Lampiran 6 KPSP untuk Bayi Umur 3 Bulan
KPSP untuk Bayi Umur 6 Bulan Lampiran 7 Data Induk
Lampiran 8 Output SPSS Lampiran 9 Ethical Clearance
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan