Universitas Sumatera Utara
signifkan, namun karena nilai koefisien korelasi yang rendah, maka pada tabel tersebut hanya mendapat satu tanda flag of significant yaitu antara penggunaan
media sosial twitter sebagai media komunikasi terhadap pembentukan citra diri elit politik.
Berdasarkan analisis di atas dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 adalah
0,269. Sesuai kaidah dalam spearman r
s
koefisien bahwa jika r
hasil
r
tabel
maka hipotesis diterima.Signifikan korelasi diketahui dari tanda flag of significant
yang menunjukkan kdua variabel berkorelasi secara rendah namun pasti, maka hubungannya adalah rendah tapi pasti. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah hipotesis awal Ho yaitu terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap
pembentukan citra diri elit politik.
4.5 Pembahasan
Media sosial adalah hal yang sangat umum pada masa sekarang ini, media sosial itu sendiri telah men jadi semacam kebutuhan pokok bagi masyarakat di
berbagai kalangan usia, baik remaja ataupun dewasa. Bahkan juga kadang ada anak-anak yang sudah menggunakan media sosial, karena jaman maju seperti
sekarang ini tidak aneh kalau anak kecil sudah mahir mengoperasikan gadget atau smartphone. Media sosial ini beraneka ragam dan memiliki ciri khas nya
tersendiri, sebut saja Whatsapp, Path, Instagram, Line, dan Twitter yang hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki akun yang terdaftar sebagai diri mereka
masing-masing. Dan media sosial ini banyak sekali dijadikan alat sebagai komunikasi interaktif yang tidak mengenal batas dalam bentuk geografis.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa yang mendominasi sebagai pungguna aktif media sosial ini adalah anak muda yang mayoritas pelajar dan
mahasiswa. Tapi, dalam beberapa kurun waktu terakhir terdapat beberapa fenomena dimana para elit politik yang merupakan pemimpin dan perwakilan
Universitas Sumatera Utara
rakyat menggunakan media sosial sebagai bentuk akun resmi yang bentuk penghubung elit politik dengan masyarakat.
Dapat dilihat dari penelitian tabel tunggal, keseluruhan responden yang merupakan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012
dan 2013 telah mengambil mata kuliah Psikologi Sosial dan Komunikasi Antar Pribadi. Hal ini menunjukkan keseluruhan responden sudah paham apa itu Citra
Diri. Dalam 4.3 dan tabel 4.8 dapat dilihat nahwa keseluruhan responden menggunakan twitter, yaitu media sosial yang dipilih oleh peneliti sebagai media
sosial yang menjadi Variabel bebas x, dan intensitas responden yang menggunakan twitter sebesar 69,3 jarang menggunakannya, dan 30,7
responden sering menggunakan media sosial twitter. Dalam tabel 4.9 dan 4.10, dapat dilihat bahwa responden menyatakan
bahwa media sosial twitter sangat membantu dan mempermudah untuk mendapatkan informassi yang dibutuhkan oleh responden,. Hal ini ditunjukkan
dengan persentase pada tabel 4.9 100 respoden setuju media sosial twitter membantu mendapatkan informasi dan mayoritas responden menyatakan setuju
media sosial twitter mempermudah mendapatkan informasi dengan persentase 89,3.
Berdasarkan data di paragraf sebelumnya dapat dilihat bahwa twitter sangat berguna untuk mendapatkan informasi, namun mayoritas responden
menyatakan kurang setuju bahwa media sosial twitter merupakan media primer untuk mendapatkan informasi, yakni persentasenya mencapai 46,7, bahkan ada
sebagian responden yang menyatakan tidak setuju yang persentase nya mencapai 33,3, dan hanya 20 responden setuju menggunakan media sosial twitter
sebagai media primer responden untuk mendapatkan informaasi. Namun persentase kurang nya kepercayaan responden untuk
menggunakan media sosial twitter sebagai media primer untuk mendapatkan informasi didasari oleh informasi twitter tersebut tiak teruji kebenarannya. Dapat
dilihat pada tabel 4.12 bahwa, hanya 16 responden yang menyatakan setuju bahwa informassi dari media sosial twitter teruji kebenarannya. Sisanya, sebeesar
Universitas Sumatera Utara
84 menyatakan kurang setuju. Ini meunjukkan bahwa alur informasi yang berada dalam twitter tidak teruji kebenarannya.
Dalam tabel 4.14, dapat dilihat bahwa media sosial twitter juga dapat memberikan nilai edukasi. Nyatanya, terdapat 66,7 responden yang
menyatakan setuju bahwa media sosial twitter memberikan nilai edukasi, dan sisanya 33,3 responden menyatakan kurang setuju bahwa informasi yang
terdapat dalam media sosial twitter dapat memberikan nilai edukasi. Tidak hanya itu, pada tabel 4.15 sebagian responden juga menyatakan setuju bahwa informasi
dari media sosial twitter membantu responden membuat keputusan, walaupun sisanya sebesar 54,7 dan 16 responden menyatakan kurang setuju dan tiddak
setuju. Media sosial twitter sebagai media pilihan oleh peneliti juga mampu
mempengaruhi responden dalm hal – hal tertentu Trend, Gaya Hidup, dsb. Hal ini ditunjukkan oleh 40 responden yang menyatakan setuju bahwa media sosial
twitter mempengaruhi respoden dalam hal – hal tertentu Trend, Gaya Hidup, dsb, namun mayoritas responden menyatakan kurang setuju yakni persentase nya
mencapai 60. Selain itu, media sosial twitter juga sedikit banyak membantu memenuhi kebutuhan akan hiburan, karena informasi yang terdapat dalam media
sosial twitter ternyata cukup menghibur. Hal ini dapat di lihat di tabel 4.17, 74,7 responden menyatakan setuju bahwa informasi dalam media sosial twitter
menghibur. Sisanya, 25.3 responden menyatakan kurang setuju. Media sosial twitter, sebagai jejaring sosial yang memiliki pergerakan
informasi dalam hitungan detik terbukti mampu membantu responden untuk update akan informasi dan kejadian yang sedang terjadi saat ini. Hal ini didukung
oleh pernyataan responden yang menyatakan setuju bahwa media sosial twitter membantu untuk tetap update mencapai persentase sebesar 72 dan hanya sekitar
28 responden yang menyatakan kurang setuju. Hal ini menjadi hal yang lumrah seperti yang peneliti katakan di awal paragraf bahwa, pergerakan informasi pada
jejaring sosial berbasis internetb hitungannya hanya beberapa detik langsung dapat dilihat oleh responden setelah sumber berita melakukan posting.
Universitas Sumatera Utara
Media sosial twitter sebagai jejaring sosial yang setiap orang dapat melakukan posting dan mengemukakan pendapat kapan saja dengan batasan 140
karakter. Responden dalam penelitian juga setuju bahwa media sosial twitter mampu membantu responden mengemukakan pendapat. Seperti pada tabel 4.20,
dapat dilihat bahwa 76 responden menyatakan setuju. Tidak hanya itu, media sosial twitter juga merupakan wadah dimana siapa saja bisa mengkritisi apa saja.
Dengan cepatnya pergerakan informasi dan jumlah pengguna yang sangat banyak, media twitter merupakan salah satu wadah yang sempurna. Hal ini terlihat pada
tabel 4.21 dimana 74,7 responden menyatakan setuju bahwa mereka merasa merasa media sosial twitter membantu mereka untuk mengkritisi hal yang sedang
terjadi. Selain menjadi wadah mengemukakan pendapat dan memenuhi kebutuhan
informasi, responden yang merupakan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU juga menggunakan media sosiall twitter untuk mengikuti
perkembangan para elit politik yang merupakan pemimpin dan wakil rakyat, yang pada penelitian ini dipilih oleh peneliti sosok ridwankamil selaku Walikota
Bandung, yang belakangan banyak menjadi buah bibir di media sosial dan media siar. Alasan kenapa peneliti memilih sosok beliau dapat di lihat pada latar
belakang penelitian pada Bab I. 70,7 responden menyatakan sering melihat akun politisi yang
menggunakan twitter, namun hanya sekitar 26,7 responden menyatakan setuju mengikuti perkembangan elit politik tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4
dan 4.6. Keseluruhan responden pada penelitian ini menyatakan pernah mengikuti akun twitter elit politik pilihan peneliti yaitu akun ridwankamil milik Bpk.
Ridwan Kamil seperti yang terlihat pada tabel 4.7 dengan sebaran data 37,3 responden yang sering mengikuti dan 62,7 responden yang jarang mengikuti.
Media sosial twitter sebagai media massa merupakan salah satu alat yang ampuh untuk seseorang melakukan pembentukan citra diri, hal ini didukung oleh
89,3 responden pada tabel 4.22 yang menyatakan setuju bahwa unggahan pemilik akun dapat membentuk citra diri pemilik akun tersebut, apalagi seorang
publik figur seperti beliau yang merupakan orang nomor satu di kota bandung.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, sebesar 92 responden menyatakan setuju bahwa unggahan yang dilakukan akun media sosial twitter ridwankamil menimbulkan rasa tertarik
pada pemilik akun tersebut, dan hanya 8 reponden yang menyatakan kurang setuju.
Selain dapat menimbulkan rasa tertarik, ternyata mayoritas responden menyatakan bahwa setuju unggahan pada media sosial twitter juga menunjukkan
kemampuan diri dari pemilik akun, yaitu persentasenya mencapai 84 responden yang setuju, dan sisanya menyatakan kurang setuju. Namun, selain kemampuan
diri, sosok manusia juga memiliki keterbatasan diri. Tapi mayoritas responden sebesar 65,3 menyatakan kurang setuju bahwa unggahan dalam akun media
sosial twitter ridwankamil menunjukkan keterbatasan diri beliau, sisanya sebesar 34,7 menyatakan setuju. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.24 dan 4.25.
Untuk mencapai sebuah prestasi sampai pada level elit politik dan orang nomor 1 di kota bandung, sosok ridwankamil pastinya memiliki pemikiran
positif pada diri sedniri, hal ini ditunjukkan oleh responden yang mayoritas setuju bahwa unggahan akun meia sosial twitter ridwan kamil memilki pendangan
baik akan dirinya, dan memiliki pandangan baik akan status dirinya sebagai elit politik. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.26 dan 4.27 yang persentasenta
mencapai 92 dan 66,7. Selain memiliki pandangan baik akan dirinya dan status dirinya, menurut mayoritas responden pada tabel 4.28 sosok ridwankamil
sebagai elit politik juga memiliki pandangan baik pada orang lain, yaitu persentasenyamencapai angka 92. Hal ini juga didukung oleh 81,3 respnden
yang menyatakan setuju bahwa pembentukan Citra Diri akun media sosial twitter ridwankamil sangat baik, hal ini dapat di lihat pada tabel 4.30. sisanya, 8
responden menyatakan kurang setuju, dan 10,7 responden menyatakan tidak setuju.
Pada tabel 4.31, dapat dilihat bahwa analisis tabel silang antara media sosial twitter mempengaruhi hal – hal tertentu Trend, Gaya Hidup, dsb dengan
unggahan akun ridwankamil menimbulkan rasa tertarik bagi responden. Mayoritas responden menunjukkan persentase 56 pada pernyataan kurang setuju
pada media sosial twitter mempengaruhi hal – hal tertentu, dan setuju ungahan
Universitas Sumatera Utara
akun media sosial twitter ridwankamil menimbulkan rasa tertarik. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya hubungan antara kedua hal tersebut. Namun pada
dua analisa tabel silang lainnya, tidak seperti halnya tabel 4.31, mayoritas responden keduanya menyatakan setuju pada persilangan kedua variabel antara
media sosial twitter membantu mengemukakan pendapat dengan unggahan akun media sosial twitter ridwankamil menunjukkan kemampuan pemilik akun
tersebut dan media sosial twitter membantu mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi dengan unggahan akun media sosial twitter ridwankamil memiliki
pandangan baik pada orang lain. Masing masing kedua analisa mencapai persentase 68 dan 66,7 yang dapat dilihat pada tabel 4.32 dan 4.33. hal ini
menunjukkan terdapat hubungan antara mengemukakan pendapat dengan menunjukkan kemampuan dan membantu mengkritisi hal – hal yang sedang
terjadi dengan memiliki pandangan baik pada orang lain. Berdasarkan hasil korelasi spearmen pada tabel 4.34 dapat diketahui
korelasi antara variabel X dan Y yakni antara penggunaan media sosial Twitter sebagai media komunikasi terhadap pembentukan citra diri elit politik sebesar
0.269. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,269 menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti. Tanda korelasi pada koefisien korelasi menghasilkan angka
+0.269 yang menunjukkan arah hubungan yang sama antara variabel X dan variabel Y.
Walaupun hasil koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti, terdapat pengaruh antara penggunaan media sosial twitter sebagai
media komunikasi terhadap pembentukan citra diri elit politik. Berdasarkan hal tersebut, hal ini berarti semakin sering penggunaan media sosial twitter sebagai
media komunikasi maka semakin besar pengaruh pembentukan citra diri elit politik ataupun sebaliknya, semakin jarang pengggunaan media sosial sebagai
media komunikasi maka akan semakin kecil pengaruh pembentukan citra diri elit politik tersebut.
Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas dan tanda flag of significant yang diberikan SPSS. Pada bagian
output korelasi pada tabel di atas terlihat pasangan data yang berkolerasi secara
Universitas Sumatera Utara
signifkan, namun karena nilai koefisien korelasi yang rendah, maka pada tabel tersebut hanya mendapat satu tanda flag of significant yaitu antara penggunaan
media sosial twitter sebagai media komunikasi terhadap pembentukan citra diri elit politik.
Berdasarkan analisis di atas dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 adalah
0,269. Sesuai kaidah dalam spearman r
s
koefisien bahwa jika r
hasil
r
tabel
maka hipotesis diterima.Signifikan korelasi diketahui dari tanda flag of significant
yang menunjukkan kdua variabel berkorelasi secara rendah namun pasti, maka hubungannya adalah rendah tapi pasti. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah hipotesis awal Ho yaitu terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap
pembentukan citra diri elit politik. Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan
antara variabel X dan variabel Y, yaitu dengan rumus : Kp
= r
s 2
x 100 Kp
= 0,269
2
x 100 Kp
= 0,072 x 100
Kp = 7,2
Maka dapat dilihat bahwa kekuatan hubungan antara variabel X serta variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 7,2 pengguaan media sosial
Twitter berbpengaruh terhadap Pembentukan Citra Diri Elit Politik pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013. Sisanya
sebesar 92,8 pembentukan citra diri elit politik dipengaruhi oleh faktor – faktor lain di luar penelitian.
Hasil uji hipotesis ini merupakan akhir dari keseluruhan analisis data. Setelah seluruh nilai-nilai diperoleh, maka akan dilanjutkan dengan membuat
kesimpulan dan saran pada BAB V.
Universitas Sumatera Utara BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah – langkah yang dibuat dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : 1.
Responden yang merupakan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU menyatakan setuju bahwa media sosial twitter membantu mendapatkan
informasi. Sebagai media sosial twitter dinyatakan mampu membantu responden untuk update hal – hal yang sedang terjadi saat ini sebagai
pemenuh kebutuhan informasi. Media sosial twitter juga membantu responden sebagai sarana mengemukakan pendapat untuk mengkritisi hal –
hal yang sedang terjadi saat ini, sehingga penyaluran pendapat dan fungsi media sosial twitter sebagai media dalam berkomunikasi terpenuhi. Namun,
responden menyatakan kurang setuju dengan informasi yanng terdapat pada media sosial twitter teruji kebenarannya, sehingga ini menyebabkan
responden menyatakan kurang setuju bahwa media sosial twitter merupakan media primer yang responden gunakan sebagai media untuk mendapatkan
informasi. 2.
Responden menyatakan sering melihat akun politisi yang meggunakaan media sosial twitter, dan setuju bahwa unggahan pemilik akun media sosial
twitter dapat membentuk citra diri pemilik akun tersebut. Responden juga menyatakan setuju pada unggahan akun ridwankamil yang merupakan elit
politik pilihan peneliti menimbulkan rasa tertarik pada unggahan akun milik beliau. Unggahan akun media sosial twitter elit politik tersebut juga
menunjukkan kemampuan dari pemilik akun namun tidak menunjukkan keterbatasan dirinya. Responden juga menyatakan setuju bahwa pemilik akun
melalui unggahan nya dalammedia sosial twitter memiliki pandangan baik pada orang lain, memiliki pandangan baik akan status dirinya, dan responden
menyatakan setuju bahwa pembentukan citra diri elit politik akun
Universitas Sumatera Utara
ridwankamil dalam media ssosial twitter memiliki pembentukan citra diri yang sangat baik.
3. Berdasarkan analisis SPSS IBM 20, maka diperoleh koefisisen korelasi
sebesar 0,269. Sesuai kaidah dalam Spearman r
s
koefisien bahwa jika r
hasil
r
tabel
maka hipotesis diterima, artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian
ini adalah Ho, yaitu terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik pada Mahasiswa
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013.
Sekaligus juga menolak hipotesis yang tidak terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik
pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013.
5.2 Saran