Pemberitaan di Media dan Citra USU (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Gantung Diri Mahasiswa Universitas Sumatera Utara di Media Online terhadap Citra USU di Mata Masyarakat Keliling Kampus)
Kurang dari 1 Tahun, 3 Mahasiswa USU Tewas Bunuh Diri
Entah hanya sebuah kebetulan atau malah ada ‗benang merah‘ yang melilit di baliknya, 3 mahasiswa Universitas Sumatera Utara mengakhiri hidup dengan cara yang tragis dalam rentang waktu hanya 8 bulan. Kejadian pertama dialami mahasiswa Teknik Kimia USU, Frendis Agustinus Panjaitan, 19 Oktober 2014 lalu. Mahasiswa semester akhir ini nekat gantung diri setelah ditenggarai mengalami depresi berat. Runutan kisahnya cukup menyedihkan. Awalnya, Frendis dikabarkan kehilangan laptop yang di dalamnya berisi data dan hasil kerja skripsi miliknya. Tak punya pilihan lain, ia pun mesti mengulang kembali seluruh proses dari awal, apalagi pria berusia 24 tahun tersebut hanya diberi waktu 3 bulan masa pengerjaan jika tak ingin didepak dari kampus. Ancaman drop out dan hasil kerja yang berulang kali mengalami perbaikan akhirnya membuat mahasiswa asal Batam tersebut menyerah pada hidup. Sang adik yang baru saja pulang kuliah mendapati jasad kaku Abangnya tergantung di kamar kos. "Saat ditemukan, dari mulut korban mengeluarkan darah," ujar Oscar Stefanus Setjo. Kanit Reskrim Polsekta Medan Baru.
Kejadian kedua berlangsung baru-baru ini (12/5/2015). Mario Sianipar (21), mengulang kembali duka kematian tragis Frendis yang juga disebabkan bunuh diri. Mahasiswa semester IV yang terdaftar di Fakultas Pertanian USU itu ditemukan sudah tak bernyawa lagi akibat jeratan seutas tali nilon di kamar ruko, Jalan Damar, Kelurahan Sei Putih I, Kecamatan Medan Petisah. Mario Sianipar diduga mengalami frustrasi setelah orang tuanya sakit keras di saat adiknya masih akan menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sahabat baik korban, Setiawan, jadi saksi pertama yang menemukan jasad tanpa jiwa milik Mario. Ia menuturkan jika dirinya sudah mendapat firasat buruk sesaat sebelum kejadian. ―Dia (Mario) mengirim aku sms. Begitu aku baca sms-nya, aku langsung ke tempat dia," ujar Setiawan. Isi pesan terakhir Mario pada Setiawan mirip wasiat. Ia berpesan agar Setiawan menjaga adiknya karena ia berencana akan ―pergi jauh‖. ―Tapi aku terlambat, dan dia sudah terlanjut menggantung dirinya,‖ sesal Setiawan.
Tragedi bunuh diri mahasiswa Universitas terbesar se-Sumatera Utara itu mencetak hattrick minggu tadi malam (17/05/2015), ketika seorang mahasiswi Fakultas Hukum USU bernama Elpiana Ambarita dikabarkan tewas gantung diri di kamar kosnya, jalan Jamin Ginting, Gang Ganepo, Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Motif di balik aksi tersebut belum diketahui pasti walau ada kabar selentingan yang beredar jika korban sedang mengalami masalah asmara. Ironisnya, polisi
(2)
menemukan fakta jika Elpiana sempat mencari tahu cara "bunuh diri dengan menggunakan tali" di internet beberapa saat sebelum ia menyudahi hidupnya. Prestasi ternyata tak selalu berbanding lurus dengan ketahanan diri menghadapi rintangan hidup. Mahasiswi berparas cantik yang berasal dari Parapat itu tercatat sebagai angkatan tahun 2013 dan memiliki prestasi akademis yang sangat baik yang dibuktikan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terakhir mencapai angka 3.8, bahkan IP sempurna 4 pernah dicetak mahasiswi semester IV itu . Ia juga tercatat sempat mengikuti pertukaran mahasiswa nasional yang cukup bergengsi di Universitas Hasanuddin Makassar.
Ada yang Salah? Bunuh diri memang bukanlah pandemi sosial luar biasa karena terjadi hampir setiap hari dan sudah jadi santapan wajib kolom berita kriminal. Namun akan menjadi pertanyaan besar ketika hal tersebut terjadi berulang kali dalam rentang waktu yang terbilang singkat dan dilakukan oleh para peserta didik berstatus mahasiswa yang padahal berada di jenjang tertinggi tingkatan akademis. Pola pikir sehat dan optimisme pada hidup seharusnya sudah terbentuk dengan mantap di tahapan edukasi yang sudah dilabeli ―maha‖ tersebut. Namun apa lacur, kematian instan ternyata lebih menggoda dibanding kemauan bertarung melawan realitas permasalahan dan rintangan yang terlanjur kompleks. Bunuh diri dijadikan jalan terakhir ketika peserta didik—dengan alasannya masing-masing—tak menemukan pelipur lara pada rutinitas harian di perkuliahan. Seperti sebelum-sebelumnya, pihak terkait nampaknya butuh korban dan publikasi gencar dari media untuk melakukan evaluasi serius plus perbaikan mumpuni. Dinas Pendidikan Sumut harus melakukan investigasi khusus untuk mengetahui alasan ―mudahnya‖ mahasiswa USU (dan institusi pendidikan yang lain) memilih jalan pintas bernama ―kematian‖, sehingga diketahui pasti apakah kejadian tersebut memang murni hanya kebetulan semata atau malah ada kesalahan tersembunyi di balik sistem pendidikan perguruan tinggi.
(3)
MEDAN, Medansatu.com | Frendis Agustinus Panjaitan (24) warga Komplek Citra
Mas Indah, Blok L/136, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Bongsa, Kota Batam yang ditemukan tewas didepan pintu kamar kostnya dinilai anak yang pintar. (baca juga : Mahasiswi USU Tewas Gantung Diri)
Tak hanya itu, mahasiswa semester akhir Jurusan Teknik Kimia USU ini juga dinilai sebagai anak yang suka bergaul dan tidak sombong. ―Anaknya pintar dan suka bergaul bang. IPK-nya selalu diatas 3,‖ kata rekan korban, Fhandi (23), Mahasiswa Teknik Mesin USU, Senin (20/10/2014).
Dirinya pun tidak menyangka korban nekat mengakhiri hidupnya di usia muda. ―Enggak nyangka aja bang. Memang dengar-dengar dia stress karena diberi waktu tiga bulan lagi untuk menyelesaikan skripsinya, kalau tidak dia bakal di DO dari Kampus,‖ jelasnya. (baca juga : Masalah Percintaan Diduga Jadi Motif Bunuh Diri Mahasiswi USU)
Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu Oscar S Setjo, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. ―Benar dan kasus gantung diri itu masih kita lidik. Jenazah korban masih di Rumah Sakit Bhayangkara Medan,‖ kata Oscar. Dikatakannya, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap adik korban. ―Adik korban sudah kita periksa dan pihak keluarga juga telah membuat perjanjian agar kasus ini tidak di kembangkan. Pihak keluarga akan membawa jenazah korban ke Toba untuk segera disemayamkan,‖ jelasnya. Pantauan di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, rekan maupun saudara korban silih berganti mendatangi kamar jenazah untuk melihat korban yang masih terbaring disana. [KM-03]
(4)
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kematian Elfiana br Ambarita (21)
menggegerkan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).
Sebagian besar rekan, dosen, dan civitas akademika, tidak percaya mahasiswi cantik, pendiam, dan pintar ini nekat menghabisi nyawanya sendiri pada Minggu (17/05/2015) tengah malam kemarin. Dekan Fakultas Hukum USU, Prof Runtung Sitepu, mengatakan ia sempat tidak percaya saat mendengar bahwa Elfiana gantung diri. "Anaknya pintar. Semester lalu Indeks Prestasinya bagus sekali, mencapai angka 4. Makanya waktu saya dengar kemarin, saya langsung ke rumah sakit," katanya pada Tribun di Kampus USU, Jl Dr Mansyur, Medan, Sumut, Senin (18/05/2015) siang. Pasca ditemukan oleh rekan-rekannya yang kemudian menghubungi petugas kepolisian, jasad Elfiana dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumut di Jl KH Wahid Hasyim. "Di rumah sakit saya bertemu dengan teman-temannya, terkhusus teman Elpiana yang berangkat pertukaran mahasiswa di Unhas Makassar. Mereka cerita kalau Elpiana belakangan ini punya masalah pacarnya. Dan menurut mereka, masalah ini sangat mengganggu perkuliahannya," kata Sitepu. Ditanya secara spesifik masalah seperti apa yang membuat Elfiana Ambarita nekat melakukan tindakan bunuh diri, Runtung Sitepu, tidak bersedia memapar. Isu beredar, hubungan antara Elfiana dengan pacarnya sudah melebihi batas dan sang pacar menolak untuk bertanggungjawab. "Jangan terlalu jauh dulu. Jangan menebak-nebak. Polisi masih melakukan penyelidikan, kita tunggu saja," katanya. Meski demikian, Runtung Sitepu memastikan, bahwa Elfiana Ambarita tidak tersangkut dengan masalah akademik. "Semuanya lancar kalau di kampus. Tidak ada problem. Jadi kemungkinan besar latar belakang peristiwa yang menyedihkan ini memang persoalan pribadi," ujarnya.
(5)
kompassiana
MAHASISWA USU GANTUNG DIRI
AJIBATA (kompassiana.com) - Duka mendalam menyelimuti Huta Simarata, Desa Motung, Kecamatan Ajibata, Tobasa, Sumatera Utara. Di sinilah Elviana Teresia Ambarita (20) disemayamkan. Di sebuah rumah sederhana, ratusan orang terhanyut dalam suasana duka atas kepergian salah seorang putri terbaik dari kampung itu, yang meninggal akibat bunuh diri.
Wartawan melaporkan Selasa (19/5/2015) sore, terdengar ratapan duka dari keluarga Elviana, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU). Warga yang datang melayatpun turut meneteskan air mata serta memberikan penghiburan kepada keluarga korban. Ibunda korban, M boru Sitorus, bahkan tak henti-hentinya dalam bahasa Batak menangis histeris sembari memanggil-manggil nama anak keempat dari 5 bersaudara itu. Adik korban, Ramah Wati Ambarita, juga tak henti menangis sambil memeluk ibunya.
(6)
"Anak namalo do ho borukku. IPK mu 4. Dapot piala do torus ho Elvi. Manang na songondia pe ibaen jolma ho Elvi, Tuhan i na ma mangalusi i sude borukku (Anak yang pintarnya kau anakku. IPK-mu 4,00. Dapat piala kau berkali-kali Elvi. Entah bagimana pun dibuat orang kau, biarlah Tuhan yang menjawabnya)," ujar ibu korban sambil menangis.
Pilu pun terasa semakin menusuk sanubari ketika waktu yang bersamaan kakak kandung korban, Renita boru Ambarita, juga menangis histeris sembari menceritakan kisah korban selama hidup. "Paboa tu hami, Dek, paboa tu hami, Dek, paboa tu hami, Anggi. Ro ma ho tu parnipian nami. Paboa tu hami, Dek, paboa tu hami, Anggi. Molo masihol kakak mambege suaramu, tudia teleponhonokku ho, Dek" (Sampaikan pada kami, Dik. Datanglah ke mimpi kami. Katakan pada kami, Dik. Kalau aku rindu suaramu, kemanalah kutelepon kau, Dik)...," ucap Renita.
"Derajat kami bisa tinggi kau buat, Dik. Nggak pernah orang menyangka kalau kita orang miskin karena kecerdasanmu. Sebegitu luas kampusmu, semua mengenal kami karena kecerdasanmu. Dipikir orang kita anak perwira, dipikir orang kita anak orang kaya. Nggak tahu orang kalau kita selalu makan ubi. Itu semua karena kepintaranmu, Adikku," ujar Renita yang merupakan mahasiswi Sultan Agung Pematangsiantar ini dalam tangisannya berbahasa Batak.
Bahkan, saat peti jenazah akan ditutup, Renita sempat melarang dan meminta agar transkrip nilai adiknya turut dimasukkan ke dalam peti. Tepat pukul 15.00 WIB, pengurus gereja dan pendeta menggelar sakramen kematian. Sebelum memberikan sakramen, Pendeta Huria Kristen Indonesia (HKI) menjelaskan sedikit tentang kehadiran pihaknya di tempat itu. Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan rapat selama 5 jam untuk membahas seperti apa kematian korban yang masih tanda tanya. Dia mengaku bahwa pihaknya telah menerima surat pernyataan dari pihak keluarga korban bahwa kematian Elviana merupakan penganiayaan, bukan bunuh diri
(7)
BIODATA PENELITI
Nama Lengkap : Elfri Rahayu Tampubolon Tempat/ Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 15 Maret 1994
NIM : 120904018
Usia : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Batak Toba
Status Marital : Belum Menikah Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Pattimura bawah no 05 kec Siantar Marihat Kel. Bp Nauli. Pematangsiantar
No Hp : 085261544762
Email : [email protected]
Anak ke : 5 dari 5 bersaudara
Nama orangtua :
Ayah : Imran Tampubolon
Ibu : Tinuria Manurung
Alamat orangtua : Jalan Pattimura bawah no 05 kec Siantar Marihat Kel. Bp Nauli. Pematangsiantar
Nama Saudara Kandung :
Saudara pertama : Yunita Herniati Tampubolon Saudara kedua : Tuti Hermayana Tampubolon Saudara ketiga : Tri Wahyuri Tampubolon Saudara keempat : Syaifullah Tampubolon
Pendidikan :
(8)
2005-2007 : Madrasah Tsanawiyah Negeri Pematangsiantar 2007-2010 : Madrasah Aliyah Negeri Pematangsiantar 2012-2016 : Universitas Sumatera Utara
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi
(9)
118
DAFTAR REFERENSI
Anggoro, M. Linggar. (2000). Teori Profesi Kehumasan.Bandung: Bumi Aksara Ardianto, Elvinaro & Komala, Lukiati. (2004). Komunikasi Massa: Suatu
Pengantar. Bandung: SimbiosaRekatama Media.
. (2011). Handbook of Public Relations: Pengantar Kompherensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Bungin, Burhan. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya. Jakarta : Kencana. Cangara, Hafied. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Danandjaja.(2011). Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.
. . (2005). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Kriyantono, Rachmat. (2008). Public Relation Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana.
. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kusumastuti, Frida. (2004). Dasar-dasar Humas: Bogor Selatan: Ghalia Indonesia. Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna.Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Nawawi, Hadari. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Oetomo, Budi. (2001). Perkembangan Multimedia. Yogyakarta : Galang Press. Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Dengan
Contoh Analistik Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
(10)
119
Severin, Werner & Tankard, James.(2008). Teori Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. (2008). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Indonesia.
Soemirat dan Elvinaro.(2004). Dasar – dasarPublic Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suhandang, Kustadi. (2004). Public Relations Perusahaan. Bandung : Nuansa Cendikia.
Sumadria, Haris. (2006). Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Sunarto dan Ridwan. (2011). Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis.Bandung: Alfabeta.
Sutojo, Siswanto. (2004). Membangun Citra Perusahaan: Sebuah Sarana Penunjang Keberhasilan Pemasaran. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.
Sutojo, Siswanto. (2004). Membangun Citra Perusahaan: Sebuah Sarana Penunjang Keberhasilan Pemasaran. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.
Syamsul, Asep, M. Romli. (2003). Jurnalistik Terapan dan Kepenulisan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
West, Richard & Turner Lynn.(2009). Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. J akarta: Salemba Humanika.
Referensi Lainnya
https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Sumatera_Utara (diakses pada 12 April 2016, pukul 10:51 WIB)
https://m.kompasiana.com/ardiewinata/kurang-dari-1-tahun-3-mahasiswa-usu-tewas-bunuh-diri_5558f244b67e61ab6b66c09e (diakses pada tanggal 26 Agustus 2016, pukul 23.12 WIB)
(11)
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian
Metode atau dalam bahasa Inggris method berasal dari bahasa Yunani yaitu methodosyang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis pula (Effendy, 2005:56).
Metode penelitian adalah analisis teori atau ilmu yang membahas tentang metode dalam melakukan penelitian.Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian Korelasional yaitu metode yang bertujuan untuk meneliti sajauh mana variasi pada satu faktor yang berkaitan dengan faktor lainnya (Rakhmat, 2004:27).Metode korelasional bertujuan untuk menemukan ada atau tidak adanya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut.
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya pengaruh pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU di media online terhadap citra Universitas Sumatera Utara, dengan kata lain hal ini digunakan sebagai alat ukur peneliti untuk melakukan penelitian.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa Inggris ―population” yang berarti jumlah penduduk.Namun dalam penelitian, populasi penelitian adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2011:109). Populasi dalam penelitian ini adalahmasyarakat sekitar USU, yaitu masyarakat yang bertempat
(12)
46
tinggal di jalan Dr Mansyur, jalan Pembangunan, jalan Harmonika, dan jalan Jamin Ginting kelurahan Medan Baru.
Berdasarkan data masyarakat dari kepling tidak dapat ditentukan jumlah masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar USU, khususnya di jalan Dr Mansyur, jalan Pembangunan, jalan Harmonika, dan jalan Jamin Ginting kelurahan Medan Baru, maka dari itu peneliti dianjurkan oleh kepala lingkungan bapak Babo untuk menghitung langsung jumlah rumah masyarakat di jalan Dr Mansyur, jalan Pembangunan, jalan Harmonika, dan jalan Jamin Ginting kelurahan Medan Baru. Dalam menentukan populasi, peneliti hanya mengambil satu Kepala Keluarga (KK) dalam satu rumah, dan dari satu Kepala Keluarga (KK) tersebut peneliti hanya mengambil satu orang saja sebagai sampel.
Jumlah Masyarakat (kepala keluarga) sekitar USU
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Masyarakat Jumlah
Masyarakat sekitar USU jalan Dr Mansyur
77
Masyarakat sekitar USU jalan Jamin Ginting
380
Masyarakat sekitar USU jalan Pembangunan
150
Masyarakat sekitar USU jalan Harmonika
162
Jumlah Total 769
(13)
47
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sampel ini yang nantinya akan menjadi objek penelitian yang akan diberikan kuesioner. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Tarro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, yaitu:
= N
N d ² + 1
= 769
769 0,1 ² + 1
= 769
8,69 = 88,49 ≈88 orang Keterangan:
N = jumlah populasi n = sampel
d²= presisi (digunakan 90% atau sig 0,1)
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
1. Stratified Proportional Sampling
Dalam teknik Stratified Proportional Sampling, populasi dikelompokkan ke dalam kelompok atau kategori yang disebut strata, yang bisa berupa usia, kota, jenis kelamin, agama, tingkat penghasilan, dan sebagainya yang bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen. Dalam teknik ini, setiap strata diambil jumlah yang proporsional dengan besar setiap strata, memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih
(14)
48
kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2004: 79), yaitu dengan rumus:
1 =N1 x n N Keterangan:
n1 : Jumlah Sampel di Tiap Strata n : Jumlah Sampel
N1: Populasi di Tiap Strata N : Populasi
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sampel yang nantinya akan dipilih dari setiap daerah masrayakat yaitu:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Masyarakat Jumlah
KK
Penarikan Sampel Jumlah Sampel
1 Masyarakat sekitar USU jalan Dr Mansyur
77 77 x 88
769
9 Orang
2 Masyarakat sekitar USU jalan Jamin Ginting
380 380 x 88
769
43 Orang
3 Masyarakat sekitar USU jalan Pembangunan
150 150 x 88
769
17 Orang
4 Masyarakat sekitar USU jalan Harmonika
162 162 x 88
769
19 Orang
(15)
49
2. Purposive Sampling
Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Bungin 2011:125). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Masyarakat sekitar USU yang sudah pernah membaca berita tentang gantung diri mahasiswa USU di media online ―m.kompassiana.com, medan.tribunnews.com dan m.medansatu.com‖, minimal satu kali membaca berita tersebut.
3. Accidental Sampling
Teknik ini memiliki sifat kebetulan dalam menentukan sampel. Dimana siapa saja yang ditemui dan masuk dalam kategori populasi dapat dijadikan sampel untuk responden (Bungin 2011:126). Penentuan sampel ini dimaksudkan untuk menentukan responden yang sesuai dengan kriteria yang disesuaikan dengan purposive sampling. Pada penelitian ini peneliti menemui satu persatu responden penelitian yang masuk dalam kriteria penelitian. Sebanyak 88 responden penelitian yang tersebar di jalan Dr Mansyur, jalan Pembangunan, jalan Jamin Ginting, jalan Harmonika kecamatan Medan Baru, Apabila responden yang diambil sudah mencapai 88 orang, maka pencarian pun dihentikan. Yang masing-masing jumlah responden sudah ditampilkan pada tabel 3.2.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data sehingga dapat menghasilkan data yang valid. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Study Kepustakaan (Library Research)
Study kepustakaan merupakan suatu tekhik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menelaah teori-teori, pendapat-pendapat,
(16)
50
serta pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam media cetak, khususnya buku-buku yang menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data dengan cara melakukan survey ke lokasi penenelitian melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian diberikan kepada responden untuk diisi berdasarkan apa yang menjadi keadaan ataupun pendapatnya.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa yaitu:
a. Analisis Tabel Tunggal.
Merupakan suatu analisis yang dialkukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori (Singarimbun& Ardianto, 2004:266).
b. Analisis Tabel Silang.
Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun & Ardianto, 2004: 273).
c. Uji Hipotesis.
Uji hipotesisi adalah pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengukur tingkat hubungan diantara dua variabel, maka peneliti menggunakan rumus koefisien tata genjang (Rangk-Order Corelation Coeficient) oleh
(17)
51
Sperman atau Sperman’s Rho Rank-Order Correlation. Sperman Rho menunjukkan hubungan antara variabel X dan variabel Y yang tidak diketahui sebaran datanya. Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan digunakan koefisien korelasi tata jenjang (Rank Order Corelation Coeficient) oleh Sperman (Kriyantono,2006:174)
�ℎ = 1− 6− �
2
( 2 −1)
Keterangan:
Rho = koefisien korelasi rank-order d = perbedaan antara pasangan jenjang Ʃ = sigma atau jumlah
n = jumlah individu dalam sampel 1 = bilangan konstan
6 = bilangan konstan
Sperman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisa data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak Jika rho > 0, maka hipotesis diterima
Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunkan rumus tabel
padasignifikan 0,05 sebagai berikut :
=
−
2
1
−
2Keterangan :
t = nilai thitung Rs = nilai koefisien n = jumlah sampel
(18)
52
Selanjutnya untuk mengetahui tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford (Rakhmat, 2004:29), yaitu sebagai berikut :
Kurang dari 0.20 : Hubungan rendah sekali 0.20 – 0.40 : Hubungan rendah tapi pasti 0.40 – 0.70 : Hubungan cukup berarti 0.70 – 0.90 : Hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0.90 : Hubungan sangat tinggi; kuat sekali dapat diandalkan. Berdasarkan nilai Rs hitungan, maka dapat diketahui besar kekuatan prediksi. Dari penelitian yang disebut Uji Determinan Korelasi (Sunarto, 2011:81), yakni dengan rumus sebagai berikut :
Kp = (Rs)2 x 100% Keterangan
Kp : Koefisien Determinan Rs : Nilai Koefisien Korelasi
(19)
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Peneliti menempuh beberapa tahapan dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut meliputi:
4.1.1 Tahapan Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pra penelitian ke lokasi penelitian sebelum mengajukan judul penelitian. Setelah itu peneliti mengajukan judul yang akhirnya disetujui oleh Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU pada tanggal 28 Maret 2016. Setelah departemen menetapkan dosen pembimbing, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah meminta izin penelitian serta meminta data masyarakat kepada kepala lingkungan daerah yang akan diteliti. Namun karena data tidak sesuai dengan karakteristik responden peneliti dianjurkan oleh kepala lingkungan untuk mensurvei langsung kelapangan untuk mendapatkan data yang sesuai. Setelah mendapatkan izin dan data peneliti melakukan penyusunan skripsi selanjutnya peneliti menulis dan menyelesaikan proposal penelitian dan melaksanakan seminar proposal pada tanggal 2 Mei 2016.
Pada tanggal 4 Oktober 2016, peneliti menyebarkan kuesioner dengan cara menemui satu persatu responden penelitian yang tersebar di jalan Dr Mansyur, jalan Pembangunan, jalan Harmonika dan jalan Jamin Ginting. Melalui kuesioner yang disebarkan inilah peneliti memperoleh data-data yang mendukung penelitian ini karena kuesioner berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pengaruh pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online terhadap citra USU di mata masyarakat keliling kampus.
Dalam penelitian yang berlangsung, untuk menemui calon responden dirasa cukup sulit dikarenakan banyaknya responden yang sedang bekerja dan beraktifitas di
(20)
54
siang hari. Untuk mendapatkan 88 orang responden penelitian, peneliti mengawali dengan pertanyaan apakah bapak/ibu tahu tentang kejadian gantung diri mahasiswa USU dan pernah membaca pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU di media online. Sesuai dengan komitmen dengan ini peneliti harus benar-benar mendapatkan responden yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan dari awal, setelah memenuhi syarat-syarat dalam kriteria responden tadi kemudian responden pun diminta untuk mengisi kuesioner. Setelah data-data yang diperoleh sudah mencukupi kemudian peneliti melakukan penghitungan dan pengolahan data untuk memperoleh hasil-hasil yang akan dijadikan sebagai bahan acuan untuk melengkapi penelitian ini.
4.2 Teknik Pengolahan Data
Adapun tahapan-tahapan yang dilakuan peneliti dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Penomoran kuesioner
Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal dari nomor 01-88.
2. Editing
Proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan mengindari terjadinya kesalahan dalam pengisian data pada kotak kode yang disediakan.
3. Coding
Proses Pemindahan Jawaban-jawaban responden ke kotak-kotak kode yang telah disediakan dalam kuesioner yang berbentuk angka (skor).
4. Inventarisasi Variabel
Data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar FC (Foltrom Cobol) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.
(21)
55
5. Tabulasi Data
Pada tahap ini FC dimasukkan ke dalam tabel, dimana peneliti menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 13 For Windows. Tabulasi ini merupakan tabulasi tunggal yang berisi selebaran data dalam tabel yang meliputi kategori persentase dan selanjutnya dianalisis.
6. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah data yang diajukan dapat diterima atau ditolak.Untuk mengukur tinggi rendahnya hubungan antar variabel digunakan skala Guilford.
4.2 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.2.1 Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. USU adalah universitas pertama di pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran. USU didirikan sebagai Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni1952. Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20 Agustus1952, yang kini diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden Indonesia, Soekarno kemudian meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal 20 November1957. Sejarah Universitas Sumatera Utara dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keingian masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara.
Pada tanggal 20 November1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun hingga tahun 2001. Kemudian atas usul beberapa anggota Senat Universitas, hari jadi USU ditinjau kembali. Senat Universitas akhirnya
(22)
56
memutuskan bahwa hari jadi USU adalah pada tanggal 20 Agustus1952 yaitu pada saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan USU. Dengan persetujuan Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2002.
Universitas Sumatera Utara saat ini di pimpin oleh seorang rektor yang bernama Prof. Runtung, SH, MHUM. Saat ini USU memiliki 14 fakultas/sekolah yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini berjumlah 53.065 orang dan yang terhitung aktif sebanyak 49.091 orang.
Sejak awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU merupakan sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun 1957, dan selanjutnya berubah menjadi PT-BHMN pada tahun 2003.
Visi USU yaitu Menjadi Unit Pelayanan dan Pengembangan Pendidikan USU Pusat pendidikan dibidang proses belajar mengajar yang mandiri. Di masa yang akan datang UPP-USU dengan dukungan e-learning system akan menjadi tempat belajar bagi semua pihak bagi pembelajaran untuk staf penngajar di luar USU dan masyarakat umum.
Misi USU yaitu:
Mempersiapkan staf pengajar memiliki kemampuan dalam mempersiapkan program pengajaran melaksanakan pengajaran dan Evaluasi program pengajaran
Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu dan teknologi instruksional yang mutakhir dalam meningkatkan proses belajar mengajar
(23)
57
Memperluas partisipasi dalam pembelajaran, memberikan masukan bagi Universitas dan Fakultas tentang masalah pendidikan.
Monitoring dan evaluasi program pembelajaran (www.usu.ac.id).
4.2.2 Batas dan Luas Wilayah
Universitas Sumatera Utara (USU) tepatnya terletak di jalan Dr Mansyur nomor 9 Padang Bulan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara, bagian timur USU berbatasan dengan jalan Jamin Ginting, sebelah barat berbatasan dengan jalan Pembangunan, dan sebelah selatan berbatasan dengan jalan Harmonika kecamatan Medan baru. Luas keseluruhan USU seluas 120 ha yang terletak di tengah Kota Medan.
Gambar 4.1
(24)
58
4.2.3 Masyarakat Keliling Kampus
Sekitar Universitas Sumatera Utara terdapat perumahan/pemukiman penduduk, diantaranya jalan Dr Mansyur, jalan Pembangunan, jalan Harmonika, dan jalan Padang Bulan. Strateginya tempat tinggal para masyarakat/warga yang berdekatan dengan USU, beberapa masyarakat memanfaatkan peluang usaha dengan membuat warung nasi. Karena mereka menganggap akan banyak mahasiswa/mahasiswi makan diluar/katering disebabkan karena kesibukan di kampus dan kurangnya fasilitas di tempat tinggal mereka. Ada juga masyarakat membuka warung internet atau sering disebut warnet sebagai peluang usaha mereka. Karena mahasiswa pasti perlu ngeprint, mencetak, internetan untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Ada juga sebagian masyarakat mendirikan kos-kosan atau kontrakan untuk para mahasiswa dan mahasiswi tinggal yang datang dari luar kota maupun luar negeri.
Jumlah masyarakat di kecamatan Medan Baru yaitu laki-laki berjumlah 20.025 orang dan perempuan berjumlah 20.515 orang. Jumlah keseluruhan perempuan dan laki-laki berjumlah 40540 orang.
4.2.4 Media Online
Dengan perkembangan jaman yang canggih ini kebanyakan masyarakat menggunakan ponsel canggihnya untuk mengakses segala informasi. Media Online
merupakan tempat sumber informasi yang di dalamnya mengutamakan investasi pada bidang teknologi dan sumber daya manusia (SDM) serta mengedepankan kualitas konten untuk kepentingan publik/pembaca. Media online tempat berita terkini dan informasi terlengkap.
4.3 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam pembahasan ini, peneliti akan merujuk pada sistem penyajian atau data yang akan diperoleh dari hasil jawaban
(25)
59
responden, dimana metode pengumpulan data dengan melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden yang berjumlah 88 orang.
4.3.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Adapun karakteristik yang dipakai adalah frekuensi membaca berita gantung diri mahasiswa USU di media online, usia, jenis kelamin, pekerjaan saat ini, dan letak geografis tempat tinggal.
Tabel 4.2 Frekuensi membaca pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online
No Frekuensi membaca pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online
Frekuensi percent (%)
1 tidak pernah membaca - -
2 <3 kali(sangat jarang) 31 35,2%
3 3 – 6 kali (jarang) 42 47,8%
4 6 – 9 kali (sering) 11 12,5%
5 >9 kali (sangat sering) 4 4,5%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.1/FC.03
Frekuensi membaca merupakan seberapa sering responden membaca pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online, berdasarkan tabel di atas menunjukkan bagaimana frekuensi membaca pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online. Dari data yang diperoleh, frekuensi responden membaca pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online adalah sebanyak 31 orang dari 88 responden dengan presentasi 35,2% yang pernah membaca pemberitaan tersebut dengan frekuensi membaca 3 kali di media online, kemudian sebanyak 42 orang dari 100 responden dengan presentasi 47,8% pernah membaca berita gantung diri mahasiswa USU dengan frekuensi membaca 3-6 kali di media online, selanjutnya ada sebanyak 11 orang dari 100 responden dengan presentasi 12,5% pernah membaca berita ini dengan frekuensi membaca 6-9 kali di media online, dan yang terakhir
(26)
60
sebagian kecil ada 4 orang dari 100 responden dengan presentasi 4,5% dengan frekuensi membaca berita ini lebih 9 kali di media online.
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan usia
No Usia responden Frekuensi percent (%)
1 20 – 35 tahun 42 47,8%
2 36 – 45 tahun 27 30,7%
3 46 – 55 tahun 18 20,4%
4 56 – 65 tahun 1 1,1%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.2/FC.03
Usia adalah umur responden saat melakukan pengisian kuesioner, berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden dengan rentang usia 20-35 tahun sebanyak 42 orang dari 88 responden dengan persentasi 47,8% saat mengisi kuesioner, kemudian rentang usia 36-45 tahun sebanyak 27 orang dari 88 responden dengan presentasi 30,7% saat mengisi kuesioner, selanjutnya rentang usia 46-55 tahun sebanyak 18 orang dari 88 responden dengan presentasi 20,4% saat mengisi kuesioner, dan yang terakhir rentang usia 56-65 tahun hanya 1 orang dari 88 responden saja dengan presentasi 1,1% saat mengisi kuesioner.
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi percent (%)
1 Laki-laki 29 33%
2 Perempuan 59 67%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.3/FC.04
Jenis kelamin adalah responden yang dibedakan antara laki-laki dengan perempuan saat mengisi responden ini. Dari tabel di atas menunjukkan tentang jenis kelamin responden yang ada pada penelitian ini, ada pun responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang dari 88 responden dengan presentasi 33%, kemudian responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 59 orang dari 88 responden dan presentasi 67%, dari hasil pengolahan data oleh peneliti menunjukkan
(27)
61
lebih banyak responden perempuan yang ditemui telah membaca pemberitaan gantung diri mahasiswa USU di media online dari pada responden laki-laki. Hal ini disebabkan masih sedikitnya minat membaca responden laki-laki dari pada perempuan.
Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan responden Frekuensi percent (%)
1 PNS 30 34,1%
2 Pegawai Swasta 34 38,6%
3 Wiraswasta/wirausaha 21 23,9%
4 Lainnya 3 3,4 %
Jumlah 88 100%
Sumber: P.4/FC.05
Pekerjaan merupakan sumber mata pencaharian yang dimiliki oleh responden saat melakukan pengisian kuesioner. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan pekerjaan responden saat ini, sebanyak 30 orang dari 88 responden yang bekerja sebagai PNS dengan presentasi 34,1%, kemudian sebanyak 34 orang dari 88 responden yang bekerja sebagai pegawai swasta dengan presentasi 38,6%, selanjutnya sebanyak 21 orang dari 88 responden yang bekerja sebagai wiraswasta ataupun wirausaha dengan presentasi 23,9%, dan yang terakhir sebanyak 3 orang dari 88 responden yang tidak memiliki pekerjaan dengan presentasi 3,4%.
Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan letak geografis tempat tinggal
No Pekerjaan responden Frekuensi percent (%)
1 Jalan Dr Mansyur 9 10,2%
2 Jalan Pembangunan 21 23,9%
3 Jalan Harmonika 23 26,1%
4 Jalan Jamin Ginting 35 39,8 %
Jumlah 88 100%
Sumber: P.5/FC.06
Letak geografis tempat tinggal merupakan daerah tempat tinggal responden saat mengisi kuesioner. Dari tabel di atas menunjukkan letak geografis tempat tinggal responden saat ini, sebanyak 9 orang dari 88 responden bertempat tinggal di jalan Dr
(28)
62
Mansyur dengan presentasi 10,2%, kemudian sebanyak 21 orang dari 88 responden bertempat tinggal di jalan Pembangunan dengan presentasi 23,9%, selanjutnya sebanyak 23 orang dari 88 responden bertempat tinggal di jalan Harmonika dengan presentasi 26,1%, dan yang terakhir sebanyak 35 orang dari 88 responden bertempat tinggal di jalan Jamin Ginting dengan presentasi 39,8%.
4.3.2 Pemberitaan gantung diri mahasiswa USU 1. Faktualitas
a. Main-point
Tabel 4.7 main-point (Pencampuran antara fakta dengan opini)
No Tidak ada campuran antara fakta
dengan opini Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 16 18,2%
2 Kurang setuju 26 29,6%
3 Setuju 34 38,6%
4 Sangat setuju 12 13,6%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.6/FC.07
Main-point yang menjelasakan suatu berita yang di dalamnya ada pencampuran antara fakta dengan opini. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online tidak ada campuran antara fakta dengan opini wartawan media online dalam pen ulisan berita tersebut, dari tabel di atas 16 orang (18,2%) dari 88 responden yang menjawab tidak setuju dengan hal tersebut, sedangkan yang menjawab kurang setuju ada 26 orang (29,66%) dari 88 responden dengan alasan karena isi pemberitaan tersebut arahnya lebih kepada opini wartawan media online, kemudian dengan frekuensi menjawab setuju sebanyak 34 orang dengan presentasi 38,6% dan 12 orang (13,6%) dari 88 responden menjawab sangat setuju bahwa pemberitaan gantung diri mahasiswa di media online tidak ada campuran antara fakta dengan opini alasanya karena responden yang menjawab setuju dan sangat setuju menilai isi pemberitaan tersebut
(29)
63
adalah fakta dan tidak ada campuran dengan opini dari siapapun termasuk wartawan media online kecuali dari narasumber berita sendiri.
b. Readability
Tabel 4.8 Readability (Memiliki nilai informasi )
No Pembeitaan memiliki informasi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju - -
2 Kurang setuju - -
3 Setuju 57 64,8%
4 Sangat setuju 31 35,2%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.7/FC.08
Readability merupakan suatu berita memiliki kekayaan nilai informasi. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online memiliki nilai informasi bagi responden, 57 orang dari 88 responden menjawab setuju dengan presentase 64,8% dan 31 orang (35,2%) dari 88 responden menjawab sangat setuju bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU tersebut memiliki nilai berita bagi mereka, alasannya karena pemberitaan tersebut bermanfaat bagi mereka selain sebagai informasi juga sebagai tolak ukur mereka untuk menilai universitas yang tersebut, karena pada pemberitaan yang ada di media online banyak memberitakan bahwa kasus gantung diri mahasiswa USU disebabkan oleh adanya beban-beban tugas yang mereka alami.
Tabel 4.9 Menambah informasi
No Menambah informasi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju - -
2 Kurang setuju - -
3 Setuju 63 71,6%
4 Sangat setuju 25 28,4%
Jumlah 88 100%
(30)
64
Selain memiliki kekayaan informasi, berita juga harus menambah informasi. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di meda online menambah informasi responden, frekuensi menjawab setuju ada 63 orang dengan presentase 71,6% dan yang menjawab sangat setuju ada 25 orang dari 88 responden dengan presentase 28,4% alasannya karena mereka menganggap pemberitaan tersebut menambah informasi mereka tentang gantung diri mahasiswa USU, dan pemberitaan ini juga menjadi perhatian buat mereka.
Tabel 4.10 Mudah dipahami
No Informasi mudah dipahami Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju - -
2 Kurang setuju 3 3,4%
3 Setuju 48 54,5%
4 Sangat setuju 37 42,1%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.9/FC.10
Kemudian berita juga harus mudah dipahami agar informasi yang diberitakan tersampaikan kepada pembaca. Dari tabel di atas menunjukkan bagaimana isi pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online mudah dipahami oleh responden, 3 orang dari 88 responden dengan presentase 3,4% menjawab kurang setuju alasannya karena isi berita mengandung penjelasan yang sulit untuk dipahami dan dimengerti oleh responden, kemudian sebanyak 48 orang menjawab setuju dengan presentase 54,5% dan yang menjawab sangat setuju 37 orang dari 88 responden dengan presentase 42,1% dengan alasan responden menilai berita gantung diri mahasiswa USU yang mereka baca di media online mudah dipahami dan dimengerti karena berita sangat jelas.
(31)
65
c. Checkability
Tabel 4.11 Checkability (Kejelasan sumber berita)
No Sumber beritanya jelas Frekuensi percent (%)
1 Tidak jelas 1 1,1%
2 Kurang jelas 2 2,2%
3 Jelas 52 59,1%
4 Sangat jelas 33 37,5%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.10/FC.11
Checkability merupakan berita pada dasarnya harus memiliki kejelasan sumber berita agar dapat menyampaikan pesan kepada pembaca. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online menjelaskan dan menuliskan sumber berita dengan jelas, frekuensi menjawab tidak jelas 1 orang dari 88 responden dengan presentase 1,1% dan yang menjawab kurang jelas sebanyak 2 orang dari 2,2 responden dengan presentase 2,2% alasanya responden ketika melihat dan membaca beberapa pemberitaan tersebut di media online ada yang tidak mencantumkan sumbernya dengan jelas, kemudian frekuensi yang menjawab jelas sebanyak 52 orang dengan presentasi 59,1 dan menjawab sangat jelas ada 33 orang (37,5%), alasan responden menjawab demikian adalah karena mereka sudah melihat dan membaca berita dengan sumber yang jelas bahkan terdapat kutipan penjelasan dari narasumber berita.
(32)
66
2. Keakuratan
a. Fakta
Tabel 4.12 Berdasarkan fakta
No Berdasarkan fakta di lapangan Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju - -
2 Kurang setuju 17 19,3%
3 Setuju 39 44,3%
4 Sangat setuju 32 36,3%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.11/FC.12
Fakta pada sebuah pemberitaan mutlak harus ada, karena myangkut harkat dan martabat sesorang ataupun organisasi, fakta pada pemberitaan merupakan isi pemberitaan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan/di tempat kejadian. Dari tabel di atas menunjukkan tentang isi pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU berdasarkan fakta di lapangan, dengan penjelasan 17 orang dari 88 responden dengan presentasi 19,3 menjawab kurang setuju, dan responden memberikan alasan karena mereka melihat tidak semuanya pemberitaan tersebut berdasarkan fakta yang terjadi mereka menilai ada unsur menarik minat pembaca untuk mengonsumsi berita dari media online tersebut, sedangkan frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 39 orang (44,3%) responden dan menjawab dengan sangat setuju 32 orang (36,3%) dari 88 dengan alasan responden menilai pemberitaan tersebut sudah benar-benar terjadi di lapangan dan itu merupakan fakta pemberitaan.
(33)
67
b. Akurasi Penyajian
Tabel 4.13 Teknis dalam penulisan (Akurasi penyajian)
No Tidak ada kesalahan dalam ejaan
kata dan tanda baca Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 2 2,3%
2 Kurang setuju 9 10,2%
3 Setuju 59 67,1%
4 Sangat setuju 18 20,4%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.12/FC.13
Akurasi penyajian merupakan pemberitaan yang akurat merujuk kepada hal teknis dalam penulisan ejaan kata dan kalimat, dalam berita hal ini harus diperhitungkan karena menyangkut profesional dalam pekerjaan wartawan. Dari tabel di atas menunjukkan apakah isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online tidak ada kesalahan dalam penulisan ejaan kata dan tanda baca, penjelasannya adalah 2 orang (2,3%) menjawab tidak setuju dan yang menjawab kurang setuju 9 orang (10,2%) dari 88 responden, responden memberikan alasan karena mereka menilai masih saja ada penulisan-penulisan yang kurang sesuai dengan kaidah bahasa yang disempurnakan, dan mereka menilai wartawan media online harus secepatnya menerbitkan berita karena terburu-buru sehingga penulisan nya kadang ada yang salah, dari tabel di atas frekuensi lebih banyak menjawab setuju sebanyak 59 orang (67,1%) dan menjawab sangat setuju 18 orang (20,4%) alasan responden menjawab demikian karena mereka menilai penulisan berita tersebut sudah jelas dan tidak ada kesalahan ejaan kata dan tanda baca.
(34)
68
Tabel 4.14 Kesesuaian judul
No Judul berita sesuai dengan isi
berita Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 1 1,1%
2 Kurang setuju 3 3,4%
3 Setuju 62 70,5%
4 Sangat setuju 22 25%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.13/FC.14
Selain tidak ada kesalahan dalam teknis penulisan dalam ejaan kata dan kalimat, berita juga harus sesuai judul dengan isi berita. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online yang dibaca oleh responden sesuai judul dengan isi berita, penjelasannya adalah 1 orang (1,1%) dan 3 orang (3,4%) dari 88 responden dengan frekuensi menjawab kurang setuju, judul berita sesuai dengan isi nya. Alasan yang diberikan oleh responden karena mereka menilai sebagian berita yang dibaca kadang tidak sesuai judul dengan isi beritanya, selanjutnya menimbulkan rasa bingung dalam menapsirkan beritanya. Kemudian frekuensi menjawab setuju sebanyak 62 orang (70,45%) dan menjawab sangat setuju 22 orang (25%) dari 88 responden, alasan yang diberikan responden adalah mereka menilai berita gantung diri mahasiswa USU yang mereka baca di beberapa media Online sudah sesuai judul dengan isi beritanya.
(35)
69
3. Kelengkapan Isi Berita (5W+1H)
a. What
Tabel 4.15 What (penyebab terjadinya peristiwa)
No Penyebab terjadinya peristiwa itu Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 4 4,5%
2 Kurang setuju 22 25%
3 Setuju 41 46,6%
4 Sangat setuju 23 23,9%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.14/FC.15
Unsur what pada pemberitaan menjelaskan apa penyebab peristiwa yang terjadi pada pemberitaan. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa apa penyebab peristiwa yang ada dalam pemberitaan itu bisa terjadi, berkaitan dengan pemberitaan mahasiswa USU gantung diri, adapun penjelasannya adalah frekuensi menjawab tidak setuju ada 4 orang (4,5%) disusul dengan menjawab kurang setuju 22 orang (25%) adapun alasan yang diberikan oleh responden adalah mereka menilai tidak jelas disebutkan apa penyebab peristiwa itu bisa terjadi dan mereka merasa bingung karena penulisan kronologi berita kadang tidak dituliskan dengan jelas, kemudian frekuensi menjawab sebanyak 41 orang dengan presentase 46,6% dan yang menjawab sangat setuju 23 orang dari 88 responden, alasan yang dikemukakan oleh responden adalah mereka menilai bahwa berita tersebut ditulisakan dengan jelas peristiwa apa yang sedang terjadi dan apa penyebab terjadinya peristiwa.
(36)
70
b. Who
Tabel 4.16 Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa)
No Siapa yang terlibat dalam
peristiwa itu Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 28 31,8%
2 Kurang setuju 39 44,3%
3 Setuju 15 17,1%
4 Sangat setuju 6 6,8%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.15/FC.16
Unsur who pada pemberitaan maksudnya menjelaskan siapa yang terlibat langsung dalam peristiwa itu. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ada 28 orang (31,8%) responden yang menjawab tidak setuju dan 39 orang (44,3%) yang menjawab kurang setuju, dengan alasan yang diberikan responden adalah mereka menilai masih ada beberapa berita yang tidak menjelaskan siapa-siapa yang terlibat di dalam peristiwa tersebut, kemudian frekuensi menjawab setuju sebanyak 15 orang (17,1%) dan yang menjawab sangat setuju 6 orang(46,8%) alasan yang diberikan oleh responden ini adalah mereka menilai pada pemberitaan yang mereka baca sudah jelas disebutkan siapa-siapa yang terlibat langsung pada peristiwa dalam pemberitaan tersebut.
c. When
Tabel 4.17 When (waktu peristiwa terjadi)
No Kapan peristiwa itu terjadi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 1 1,1%
2 Kurang setuju 7 8%
3 Setuju 33 37,5%
4 Sangat setuju 47 53,4%
Jumlah 88 100%
(37)
71
When merupakan unsur pemberitaan yang menjelaskan kapan terjadinya peristiwa tersebut. Dari tabel di atas menunjukkan kapan peristiwa yang ada pada pemberitaan tersebut terjadi, adapun penjelasnnya adalah 1 orang (1,1%) menjawab tidak setuju dan 7 orang (8%) dari 88 responden menjawab kurang setuju bahwa pada pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU tidak dijelaskan kapan terjadinya peristiwa itu, adapun alasan lain adalah mereka menganggap pemberitaan tersebut sudah terjadi sangat lama, sedangkan frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 33 orang (37,5%) dan sangat setuju adalah 47 orang (53,4%) dari 88 responden. Adapun alasan yang diberikan oleh responden adalah mereka menilai pemberitaan tersebut sudah menjelaskan kapan peristiwa tersebut terjadi.
d. Where
Tabel 4.18 Where (tempat kejadian peristiwa)
No Dimana peristiwa itu terjadi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju - -
2 Kurang setuju 5 5,7%
3 Setuju 46 52,2%
4 Sangat setuju 37 42,2%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.17/FC.18
Unsur where pada pemberitaan menjelaskan dimana letak dan tempat kejadian pada persitiwa itu terjadi. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online menjelaskan dimana peristiwa itu terjadi, adapun penjelasan dari tabel di atas adalah 5 orang (5,7%) yang menjawab kurang setuju, alasan responden adalah mereka jarang melihat dimana peristiwa yang terjadi disebutkan pada pemberitaan, selanjutnya frekuensi menjawab dengan setuju sebanyak 46 orang (52,2%) dan menjawab sangat setuju ada 37 orang (42,2%) dengan alasan responden menilai pemberitaan yang mereka baca pada media online menjelaskan dengan baik dimana lokasi dan dimana tempat peristiwa itu berlangsung.
(38)
72
e. Why
Tabel 4.19 Why (alasan peristiwa terjadi)
No Mengapa peristiwa itu terjadi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 19 21,6%
2 Kurang setuju 23 26,1%
3 Setuju 37 42,1%
4 Sangat setuju 9 10,2%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.18/FC.19
Why merupakan unsur pemberitaan yang menjelaskan bahwa alasan mengapa sebuah peristiwa terjadi. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online menjelaskan mengapa peristiwa itu terjadi, adapun penjelasnnya adalah 19 orang (21,6%) yang menjawab tidak setuju dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 23 orang (26,1%), sebagian responden memberikan alasan demikian karena mereka menilai pemberitaan tersebut tidak menjelaskan mengapa peristiwa itu bisa terjadi, namun responden membuat kesimpulan sendiri mengapa peristiwa itu bisa terjadi, anggapan responden karena semua orang terutama mahasiswa pasti mempunyai masalah yaitu masalah keluarga, masalah ekonomi, masalah dengan temannya, namun masalah akan bertambah dan berat jika masalah di kampus ataupun tugas-tugas mereka terlalu banyak terutama yang sedang skripsian. Selanjutnya frekuensi menjawab setuju sebanyak 37 orang (42,1%) dan menjawab sangat setuju ada 9 orang (10,2%) adapun alasan yang diberikan responden adalah mereka menilai pemberitaan itu sudah menjelaskan mengapa kejadian demikian bisa terjadi dan dialami oleh beberapa mahasiswa USU.
(39)
73
f. How
Tabel 4.20 How (bagaimana peristiwa terjadi)
No Bagaimana peristiwa itu terjadi? Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 18 20,5%
2 Kurang setuju 32 36,3%
3 Setuju 27 30,7%
4 Sangat setuju 11 12,5%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.19/FC.20
How merupakan unsur pemberitaan yang menjelaskan bahwa bagaiaman sebuah peristiwa terjadi, merujuk kepada kronologi peristiwa. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang dibaca responden di media online menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi, ada pun penjelasan dari tabel di atas adalah 18 orang (20,5%) dengan frekuensi menjawab tidak setuju dan yang menjawab kurang setuju 32 orang (36,3%) dari 88 responden dengan alasan mengapa responden menjawab demikian, responden memberikan alasan karena mereka terkadang merasa bingung tidak dijelaskannya bagaimana tindak lanjut dari peristiwa tersebut di media online, kemudian frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 27 orang (30,7%) dan yang menjawab sangat setuju 11 orang (12,5%) dari 88 responden, adapun alasan yang mereka berikan adalah karena mereka menilai berita yang mereka baca gantung diri mahasiswa USU sudah menjelaskan bagaimana selanjutnya peristiwa itu terjadi.
(40)
74
4. Hubungan
a. Proximity psikografis
Tabel 4.21 Proximity psikografis (berkaitan dengan kebutuhan pembaca)
No Berhubungan dengan kebutuhan Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 18 20,5%
2 Kurang setuju 42 47,7%
3 Setuju 26 29,5%
4 Sangat setuju 2 2,3%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.20/FC.21
Proximity psikografis adalah bagaimana kedekatan emosional pembaca ketika membaca sebuah peristiwa pada media online, pembaca akan tertarik ketika isi berita berkaitan dengan kebutuhan pembaca. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online berhubungan dengan kebutuhan responden sebagai masyarakat yang tinggal di sekitaran USU, adapun penjelasannya adalah 18 orang (20,5%) yang menjawab tidak setuju dan yang menjawab kurang setuju ada 42 orang (47,5%) adapun alasan responden memberikan jawaban demikian karena mereka menganggap pemberitaan yang ada pada media online belum membuat mereka menaruh perhatian lebih, sedangkan frekuensi menjawab setuju sebanyak 26 orang (29,4%) dan yang menjawab sangat setuju 2 orang (2,3%) dari 88 responden, adapun alasan mereka memberikan jawaban demikian karena informasi di media online memberikan informasi yang cukup.
(41)
75
b. Proximity geografis
Tabel 4.22 Proximity geografis (kedekatan pembaca secara ruang dan waktu)
No Ada kedekatan secara ruang dan
waktu Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 9 10,2%
2 Kurang setuju 24 27,2%
3 Setuju 36 41%
4 Sangat setuju 19 21,6%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.21/FC.22
Proximity geografis merupakan kedekatan pembaca dengan peristiwa yang ada di media online dalam jarak, misalnya pembaca dekat dengan peristiwa dan dalam satu lingkungan tempat tinggalnya. Dari tabel di atas menjelaskan isi pemberitaan tentang pelayanan BPJS Kesehatan yang ada pada surat kabar membuat responden merasakan ada kedekatan secara ruang dan waktu, adapun penjelasnnya adalah responden yang menjawab tidak setuju 9 orang (10,2%) dan yang menjawab kurang setuju 24 orang (27,2%) dari 88 responden, adapun alasan mereka memberikan jawaban demikian karena responden sama sekali tidak merasakan adanya kedekatan secara emosional, secara jarak ruang dan waktu, kemudian frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 36 orang (41%) dan yang menjawab sangat setuju ada 19 orang (21,6%), dengan alasan responden merasakan adanya kedekatan secara ruang dan jarak karena sama-sama tinggal sekitar kampus USU dan masi berada di Kota Medan, mengingat Medan sendiri tidak terlalu luas dan masih bisa terjangkau kemana-mana.
(42)
76
c. Timeless
Tabel 4.23 Timeless (pemberitaan baru saja terjadi)
No Baru saja terjadi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 13 14,8%
2 Kurang setuju 23 26,1%
3 Setuju 35 39,8%
4 Sangat setuju 17 19,3%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.22/FC.23
Maksud dari timeless merupakan isi berita yang dikatakan masih hangat dan menjadi pembicaraan banyak orang. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang dibaca oleh responden baru saja terjadi di Kota Medan, adapun penjelasannya adalah 13 orang (14,8%) yang menjawab tidak setuju dan sebanyak 23 orang (26,1%) yang menjawab kurang setuju dalam pemberitaan yang baru saja terjadi di Kota Medan, dengan alasan responden menjawab demikian mereka menilai pemberitaan tersebut benar terjadi dan sudah lama sehingga masih saja menjadi pembicaraan di masyarakat, selanjutnya frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 35 orang (39,8%) dan yang menjawab sangat setuju ada 17 orang (19,3%) dari 88 responden, adapun alasan responden memberikan jawaban demikian karena mereka menilai peristiwa pada pemberitaan tersebut masih hangat dan baru saja terjadi di Kota Medan.
(43)
77
d. Significance
Tabel 4.24 Significance (pemberitaan mempengaruhi orang banyak)
No Mempengaruhi orang banyak Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 40 45,5%
2 Kurang setuju 33 37,5%
3 Setuju 9 10,2%
4 Sangat setuju 6 6,8%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.23/FC.24
Sebuah pemberitaan dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak apabila isi berita menyangkut hajat hidup dan kehidupan orang banyak unsur ini disebut sebagai significance. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online memungkinkan mempengaruhi orang banyak di Kota Medan, ada pun penjelasan dari tabel di atas adalah 40 orang (45,5%) dengan frekuensi menjawab tidak setuju dan 33 orang (37,5%) yang menjawab kurang setuju, adapun alasan responden memberikan jawaban demikian karena responden berpikir bahwa pemberitaan demikian tidak sama sekali mempengaruhi peserta BPJS untuk tetap menggunakan pelayanan kesehatan dari BPJS sendiri, sedangkan yang menjawab setuju sebanyak 9 orang (10,2%) dan yang menjawab sangat setuju 6 orang (6,8%) dari 88 responden, responden yang memberikan menjawab demikian menilai pemberitaan-pemberitaan yang ada di media online dalam hal ini adalah pemberitaan gantung diri mahasiswa USU mempengaruhi persepsi dan pandangan orang banyak terhadap USU, masyarakat luas pun tentunya akan selalu menaruh perhatian terhadap mahasiswa USU yang mengakhiri hidupnya dengan tragis dan sudah tentu dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak di Kota Medan khususnya karena pada saat ini sebagian besar masyarakat sekitaran USU berwirausaha seperti usaha warung nasi, warung internet, kosan dan lain-lain. Dengan adanya pemberitaan tersebut dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap USU, sehingga mereka berfikir dua kali untuk memasukkan anaknya ke USU. Dalam
(44)
78
hal ini besar kemungkinan sedikit yang masuk ke USU dan berpengaruh terhadap wirausaha mereka, karena rata-rata pelanggan mereka adalah mahasiswa/mahasiswi USU.
e. Prominence
Tabel 4.25 Prominence (pemberitaan yang tidak asing lagi)
No Merupakan pemberitaan yang tak
asing Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 5 5,7%
2 Kurang setuju 28 31,8%
3 Setuju 38 43,2%
4 Sangat setuju 17 19,3%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.24/FC.25
Prominence faktor yang mempengaruhi sesuatu untuk terus diberitakan sehingga pemberitaan tersebut tidak asing lagi untuk dibaca. Dari tabel di atas menunjukkan data tentang isi pemberitaa gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online merupakan pemberitaan yang tidak asing lagi, adapun penjelasannya adalah responden yang menjawab tidak setuju 5 orang (5,7%) dan yang menjawab kurang setuju 28 orang (31,8%) dari 88 responden, adapun alasan yang diberikan adalah mereka menganggap pemberitaan itu merupakan pmberitaan yang jarang muncul dan tidak berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sedangkan frekuensi responden yang menjawab setuju sebanyak 38 orang (43,2%) dan yang menjawab sangat setuju 17 orang (19,3%) dari 88 responden, responden memberikan alasan demikian karena mereka menilai berita-berita yang ada pada media online merupakan pemberitaan yang tidak asing lagi dan sering muncul di beberapa media online dan berlangsung cukup lama pada saat itu.
(45)
79
f. Prominence
Tabel 4.26 Magnitude (mempengaruhi kehidupan orang banyak)
No Berhubungan dengan angka dan data yang mempengaruhi orang banyak
Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 34 38,6%
2 Kurang setuju 41 46,6%
3 Setuju 11 12,5%
4 Sangat setuju 2 2,3
Jumlah 88 100%
Sumber: P.25/FC.26
Magnitude merupakan pemberitaan yang menyangkut angka dan data yang dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak. Dari tabel di atas menunjukkan data tentang isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online menyangkut angka dan data yang dapat mempengaruhi kehidupan orang banyak di Kota Medan, adapun penjelasnnya adalah responden yang menjawab tidak setuju 34 orang (38,6%) dan yang menjawab kurang setuju 41 orang (46,6%), alasan yang diberikan responden yang memberikan jawaban demikian adalah mereka menilai pemberitaan itu tidak berhubungan dengan angka dan data yang dapat mempengaruhi orang banyak di Kota Medan terutama masyarakat di sekitar USU, karena pemberitaan tersebut hanya berita biasa saja dan di dalamnya tidak terdapat angka dan data, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 11 orang (12,5%) alasan responden karena mereka menilai di beberapa pemberitaan terdapat angka dan data, seperti di salah satu pemberitaan terdapat jumlah mahasiswa USU yang telah gantung diri.
(46)
80
5. Keseimbangan
a. Source bias
Tabel 4.27 Source bias (penampilan berita hanya satu sisi)
No Isi pemberitaan tentang mahasiswa dan Universitas Sumatera Utara
Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 49 55,7%
2 Kurang setuju 32 36,4%
3 Setuju 6 6,8%
4 Sangat setuju 1 1,1%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.26/FC.27
Dari segi kebenaran dan fakta mutlak harus ada pada sebuah berita baik di televisi, maupun surat kabar begitu juga dengan meminta kejelasan langsung dari semua narasumber untuk menjelaskan sebuah peristiwa hal itu disebut sebagai coverbothside. Dari tabel di atas merupakan data yang menunjukkan tentang isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online sudah meminta informasi dari kedua belah pihak, adapun penjelasannya adalah 49 orang (55,7%) dan kurang setuju sebanyak 32 orang (36,4%) dari 88 responden, alasan responden memberikan jawaban tersebut karena menilai pemberitaan tersebut hanya memberitakan mahasiswanya saja, artinya informasi yang ada diberitakan di media online hanya satu pihak saja yaitu mahasiwa gantung diri, kemudian frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 6 orang (6,8%) dan menjawab sangat setuju hanya 1 orang (1,1%) saja, alasan responden adalah mereka menilai pemberitaan itu sudah memberi informasi dari kedua belah pihak baik mahasiswa ataupun Universitas Sumatera Utara.
(47)
81
b. Slant
Tabel 4.28 Slant (berita tidak seimbang)
No menyajikan satu pihak saja dalam
pemberitaan Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 3 3,4%
2 Kurang setuju 9 10,2%
3 Setuju 47 53,4%
4 Sangat setuju 29 33%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.27/FC.28
Slant pada pemberitaan merupakan kecenderungan berita tidak seimbang baik dari isi pemberitaan dan narasumber berita. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan yang ada di media online tentang gantung diri mahasiswa USU menyajikan satu pihak saja, dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa frekuensi yang menjawab tidak setuju sebanyak 3 orang (3,4%) dan kurang setuju sebanyak 9 orang (10,2%) dengan alasan responden adalah mereka menilai pemberitaan tersebut sudah menyajikan kedua belah pihak baik dari mahasiswa atau Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 47 orang (53,4%) dan sangat setuju 29 orang (33%) dengan alasan adalah mereka menilai pemberitaan tersebut belum menyajikan kedua belah pihak, baik dari mahasiswa maupun Universitas Sumatera Utara.
(48)
82
6. Netralitas
a. Sensionalisme
Tabel 4.29 Sensionalisme (penulisan berita berlebih-lebihan)
No Pemberitaan berisi unsur
dramatisasi Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 31 35,2%
2 Kurang setuju 49 55,7%
3 Setuju 6 6,8%
4 Sangat setuju - -
Jumlah 88 100%
Sumber: P.28/FC.29
Sensasionalisme merupakan penulisan berita yang dilebih-lebihkan sehingga menimbulkan efek dramatisasi. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online berisi unsur dramatisasi, dari data pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa yang menjawab tidak setuju sebanyak 31 orang (35,2%) dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 49 orang (55,7%), dengan alasan yang diberikan responden adalah tidak ada unsur dramatisasi pada pemberitaan tersebut, mereka menilai selama berita itu tidak mengandung unsur dramatisasi pada peristiwa yang terjadi dan berita itu memang ada dan diberitakan dengan sebenar-benarnya hal itu akan berdasarkan fakta di lapangan, selanjutnya frekuensi yang menjawab setuju sebanyak 6 orang (6,8%) alasan responden adalah mereka menilai beberapa pemberitaan yang ada di media online mengenai gantung diri mengandung unsur drama dan terkesan melebih-lebihkan pemberitaan.
(49)
83
b. Junxtaposition
Tabel 4.30 Junxtaposition (netral dalam pemberitaan)
No Menyajikan berita secara netral Frekuensi percent (%)
1 Tidak setuju 33 37,5%
2 Kurang setuju 35 39,8%
3 Setuju 18 20,5%
4 Sangat setuju 2 2,2%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.29/FC.30
Pemberitaan seharusnya netral dalam menyajikan berita agar pembaca tidak membuat persepsi masing-masing dengan objek pemberitaan. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa isi pemberitaan gantung diri mahasiswa USU yang ada di media online netral dalam menyajikan pemberitaan, adapun penjelasannya adalah frekuensi menjawab tidak setuju sebanyak 33 orang (37,5%) dan yang menjawab kurang setuju sebanyak 35 orang (39,8%) adapun alasan yang diberikan oleh beberapa responden ini mereka menilai pemberitaan tersebut tidak berimbang dan terkesan melebih-lebihkan pemberitaan tentang gantung diri mahasiswa USU, sedangkan yang menjawab setuju sebanyak 18 orang (20,5%) dan yang menjawab sangat setuju ada sebanyak 2 orang (2,2) dengan alasan pemberitaan yang muncul pada surat kabar sudah berimbang dengan kata lain sudah netral dalam pemberitaan dan tidak melebih-lebihkan pemberitaan.
(50)
84
4.3.3 Citra Universitas Sumatera Utara 1. Persepsi
a. Pengetahuan
Tabel 4.31 Pengetahuan (melihat kejadian secara langsung)
No Melihat kejadian gantung diri
mahasiswa USU secara langsung Frekuensi percent (%)
1 Tidak pernah 19 21,6%
2 Jarang 59 67%
3 Sering 8 9,1%
4 Sangat sering 2 2,3%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.30/FC.31
Pengetahuan adalah persepsi seseorang terhadap sesuatu dan mengerti atas sesuatu hal yang pernah dialami ataupun dilihat secara langsung. Dari tabel di atas menunjukkan tentang responden pernah melihat langsung gantung diri mahasswa USU, dari data di atas dapat dijelaskan bahwa frekuensi menjawab tidak pernah melihat gantung diri mahasiswa USU sebanyak 59 orang (67%), kemudian sebanyak 19 orang (21,6%) dari 88 responden menjawab jarang, artinya masyarakat pernah melihat kejadian gantung diri mahasiswa USU, kemudian yang menjawab sering sebanyak 8 orang (9,1%) dan yang menjawab sangat sering melihat gantung diri mahasiswa USU 2 orang (2,3%) reponden memberikan jawaban demikian sama halnya dengan pernah melihat kejadian gantung diri mahasiswa USU.
(51)
85
Tabel 4.32 pengetahuan (penyebab/ akar masalah)
No Penyebab/Akar masalahnya Frekuensi percent (%)
1 Masalah skripsi 42 47,7%
2 Masalah keluarga 2 2,3%
3 Masalah ekonomi 11 12,5%
4 Masalah asmara 33 37,5%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.31/FC.32
Pengetahuan juga mengetahui apa yang menjadi akar masalah suatu peristiwa ataupun kejadian. Dari tabel di atas menunjukkan tentang responden mengetahui apa yang menjadi akar masalahnya gantung diri mahasiswa USU, dari data di atas dapat dijelaskan bahwa frekuensi menjawab masalah skripsi sebanyak 42 orang (47,7%) dan artinya responden berpendapat yang menjadi akar masalah gantung diri mahasiswa USU adalah karena masalah skripsi, kemudian yang menjawab masalah keluarga 2 orang (2,3%), selanjutnya yang menjawab masalah ekonomi 11 orang (12,5%) dan yang menjawab masalah asmara sebanyak 33 orang (37,5%) alasan responden memberikan jawaban ini karena mereka menganggap yang menjadi akar masalah gantung diri mahasiswa USU adalah karena masalah asmara.
b Pemahaman
Tabel 4.33 Pemahaman (pemahaman tentang apa yang terjadi)
No Pemahaman tentang gantung diri Frekuensi percent (%)
1 Tidak paham 14 16%
2 Kurang paham 32 36,3%
3 Paham 38 43%
4 Sangat paham 4 4,5%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.32/FC.33
Pemahaman merupakan kemampuan seseorang dalam mencerna sesuatu informasi yang mereka terima. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan tentang pemahaman responden mengenai gantung diri mahasiswa USU, dari tabel di atas
(52)
86
dapat dijelaskan bahwa responden yang tidak paham ada 14 orang (16%), kemudian yang kurang paham sebanyak 32 orang (36,3%) responden mengatakan alasan mereka hal ini disebabkan karena responden kurang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada mahasiswa USU, selanjutnya responden yang menjawab paham sebanyak 38 orang (43%) dan yang menjawab sangat paham 4 orang (4,5%) alasan responden memberikan jawaban ini karena mereka sudah mengetahui apa yang terjadi pada mahasiswa USU dan sebab-sebab mengapa mahasiswa tersebut gantung diri.
Tabel 4.4 Pemahaman (terhadap feedback/umpan balik yang diberikan pihak terkait)
No Pemahaman tentang feedback/umpan balik USU kepada mahasiswa
Frekuensi percent (%)
1 Tidak memberikan
feedback/umpan balik 52 59,1%
2 Kurang memberikan
feedback/umpan balik 34 38,6%
3 memberikan feedback/umpan
balik 2 2,3%
4 Sangat memberikan
feedback/umpan balik - -
Jumlah 88 100%
Sumber: P.33/FC.34
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemahaman responden terhadap feedback/umpan balik USU mengenai gantung diri mahasiswa USU, dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab tidak memberikan feedback/umpan balik sebanyak 52 orang (59,1%), adapun alasannya adalah responden ini menilai berdasarkan pengalaman yang mereka lihat tentang mahasiswa USU gantung diri, USU tidak memberikan feedback/umpan balik, kemudian yang menyatakan kurang memberikan feedback/umpan balik sebanyak 34 orang (38,6%) dengan alasan mereka menilai USU masih jauh dari kata memuaskan untuk menhadapi masalah tersebut, karena USU tidak tanggap dalam menyelesaikan
(53)
87
masalah tersebut. Selanjutnya frekuensi yang menjawab memberikan feedback/umpan balik terhadap USU kepada mahasiswa sebanyak 2 orang (2,3%) responden yang memberikan jawaban ini menilai berdasarkan pengalaman yang mereka rasakan, sebagian responden merasa USU telah memberikan feedback/umpan balik kepada mahasiswa.
2. Kognisi
a. Keperayaan
Tabel 4.35 Kepercayaan (sistem pendidikan yang sesuai)
No USU memberikan sistem pendidikan yang sesuai terhadap mahasiswanya
Frekuensi percent (%)
1 Tidak percaya 4 4,5%
2 Kurang percaya 32 36,4%
3 Percaya 41 46,6%
4 Sangat percaya 11 12,5%
Jumlah 88 100%
Sumber: P.34/FC.35
Kepercayaan merupakan pengakuan sesorang bahwa sesuatu hal itu benar adanya. Dari tabel di atas menunjukkan apakah responden percaya atau tidak kampus USU telah memberikan sistem pendidikan yang sesuai terhadap mahasiswanya, dari data di atas dapat dijelaskan bahwa yang menjawab tidak percaya 4 orang (4,5%) hal ini disebabkan responden sama sekali tidak percaya USU telah memberikan sistem pendidikan yang sesuai terhadap mahasiswanya, kemudian yang menjawab kurang percaya sebanyak 32 orang (36,4%) responden ini memberikan alasan karena mereka berpandangan sistem pendidikan USU masih harus dibenahi dari segi sistem pendidikannya, selanjutnya frekuensi yang menjawab percaya sebanyak 41 orang (46,6%) dan yang menjawab sangat percaya sebanyak 11 orang (12,5%), adapun alasan responden ini karena mereka menilai USU telah memberikan sistem pendidikan yang sesuai terhadap mahasiswanya dan semua universitas memiliki visi misi untuk pendidikan yang baik.
(1)
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRAC ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Pembatasa Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu ... 7
2.2 Kerangka Teori... 8
2.2.1 Komunikasi ... 8
2.2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 8
2.2.1.2 Tujuan Komunikasi ... 13
2.2.2 Komunikasi Massa ... 14
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa ... 14
2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa ... 15
2.2.3 Media online ... 17
2.2.4 Berita ... 19
2.2.5 Public Relations ... 20
2.2.5.1 Pengertian Public Relations ... 20
2.2.5.2 Fungsi Public Relations ... 26
2.2.6 Citra ... 26
2.2.6.1 Pengertian Citra ... 26
2.2.6.2 Proses Pembentukan Citra ... 31
(2)
2.2.7 Universitas Sumatera Utara... 36
2.3 Kerangka Konsep ... 36
2.4 Variabel Penelitian ... 38
2.5 Definisi Operasional ... 40
2.6 Hipotesis ... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 45
3.2 Populasi dan Sampel ... 45
3.2.1 Populasi ... 45
3.2.2 Sampel ... 47
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel ... 47
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.5 Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 53
4.1.1 Tahapan Pengumpulan Data ... 53
4.2 Teknik Pengolahan Data ... 54
4.3 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 55
4.3.1 Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara ... 55
4.3.2 Batas dan Luas Wilayah ... 57
4.3.3 Masyarakat Keliling Kampus ... 58
4.3.4 Media online ... 58
4.4 Analisis Tabel Tunggal ... 58
4.4.1 Karakteristik Responden ... 59
4.4.2 Pemberitaan Gantung Diri Mahasiswa USU ... 62
4.4.3 Citra Universitas Sumatera Utara ... 84
4.5 Analisis Tabel Silang ... 100
4.6 Uji Hipotesis ... 107
4.7 Pembahasan ... 110
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 115
5.2 Saran ... 116 xi
(3)
2.1 Model Proses Terjadinya Komunikasi 10
2.2 Model Pembentukan Citra 32
2.3 Model Teoritis 37
3.1 Variabel Penelitian 38
3.2 Populasi Penelitian 47
3.3 Sampel Penelitian 48
4.2 Tabel Frekuensi membaca pemberitaan gantung diri 59
4.3 Tabel Karakteristik responden berdasarkan usia 60
4.4 Tabel Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 60
4.5 Tabel Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan 61
4.6 Tabel Karakteristik responden berdasarkan letak geografis 61
4.7 Tabel faktualitas pemberitaan 62
4.8 Tabel pemberitaan gantung diri mahasiswa USU 63
4.9 Tabel Pemberitaan gantung diri mahasiswa USU 64
4.10 Tabel informasi Pemberitaan gantung diri mahasiswa USU 64
4.11 Tabel pemberitaan menyebutkan dengan jelas sumber beritanya 65
4.12 Tabel pemberitaan berdasarkan fakta di lapangan 66
4.13 Tabel pemberitaan tidak ada keselahan dalam ejaan kata dan tanda baca 57 4.14 Tabel pemberitaan sudah sesuai judul dengan isi berita 68
4.15 Tabel apa penyebab terjadinya peristiwa 69 4.16 Tabel siapa yang terlibat dalm peristiwa 70 4.17 Tabel kapan peristiwa terjadi 71 4.18 Tabel dimana peristiwa terjadi 72
4.19 Tabel mengapa peristiwa terjadi 72
4.20 Tabel bagaimana peristiwa terjadi 73 4.21 Tabel pemberitaan berhubungan dengan kebutuhan responden 74
(4)
4.23 Tabel pemberitaan barus saja terjadi di sekitar responden 76 4.24 Tabel pemberitaan mempengaruhi kehidupan orang banyak 77 4.25 Tabel pemberitaan merupakan pemberitaan yang tidak asing lagi 78 4.26 Tabel pemberitaan menyangkut angka dan data mempengaruhi orang banyak 79 4.27 Tabel pemberitaan bersumber dari masyarakat dan USU 80 4.28 Tabel pemberitaan bersumber dari salah satu narasumber 81
4.29 Tabel pemberitaan mengandung unsur dramatisasi 82
4.30 Tabel pemberitaan sudah netral dalam menyajikan berita 83 4.31 Tabel responden pernah melihat kejadian gantung diri 84 4.32 Tabel responden pernah mengetahui penyebab masalah 85 4.33 Tabel pemahaman responden terhadap gantung diri 85 4.34 Tabel pemahaman responden terhadap feedback USU 86 4.35 Tabel responden percaya dengan sistem pendidikan USU 87 4.36 Tabel reponden percaya dengan USU mengutamakan sistem pendidikan 88 4.37 Tabel responden percaya dengan membeikan sistem pendidikan yang baik 88
4.38 Tabel responden yakin dengan program USU 89
4.39 Tabel kepuasan responden terhadap adanya mahasiswa USU gantung diri 90 4.40 Tabel kepuasan responden terhadap cara menanggapi kasus 91 4.41 Tabel kepuasan responden terhadap sistem pendidikan USU 91 4.42 Tabel kepuasan responden terhadap fasilitas USU 92 4.43 Tabel kepuasan responden terhadap pelayanan akademis USU 92 4.44 Tabel harapan responden terhadap USU kedepannya 93 4.45 Tabel harapan responden terhadap USU dalam menanggapi kasus 93 4.46 Tabel harapan responden terhadap USU mengenai sistem pendidikan 94 4.47 Tabel harapan responden terhadap USU mengenai fasilitas 94 4.48 Tabel harapan responden terhadap USU mengenai pelayanan akademis 95 4.49 Tabel pandangan responden terhadap adanya kasus 95 4.50 Tabel pandangan responden terhadap USU dalam menaggapi kasus 96 4.51 Tabel pandangan responden terhadap USU mengenai sistem pendidikan 96
(5)
4.52 Tabel pandangan responden terhadap USU mengenai fasilitas 97 4.53 Tabel pandangan responden terhadap USU mengenai pelayanan akademis 98 4.54 Tabel penilaian responden terhadap adanya kasus 98 4.55 Tabel penilaian responden terhadap USU dalam menanggapi kasus 99 4.56 Tabel penilaian responden terhadap USU mengenai sistem pendidikan 99 4.57 Tabel penilaian responden terhadap USU mengenai fasilitas 100 4.58 Tabel penilaian responden mengenai pelayanan akademis 100 4.59 Tabel silang hubungan antara Pemberitaan berdasarkan fakta dengan
Program Pendidikan untuk meningkatkan mahasiswa 101 4.60 Tabel silang hubungan antara pemberitaan memiliki nilai informasi
dengan pemahaman responden terhadap feedback 103 4.61 Tabel silang hubungan antara pemberitaan gantung diri mahasiswa
USU terhadap pelayanan akademis USU 104
4.62 Tabel silang hubungan antara pemberitaan menyajikan satu pihak saja
terhadap cara USU menanggapi kasus 106 4.63 Tabel silang hubungan antara pemberitaan berisi unsur dramatisasi dengan
(6)
DAFTAR GAMBAR