Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

(1)

INSTAGRAM dan PRESENTASI DIRI MAHASISWA (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh : Fentira Ayudhya.S

100904091 Program Studi Humas

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

INSTAGRAM dan PRESENTASI DIRI MAHASISWA

SKRIPSI

Disusun Oleh : Fentira Ayudhya.S

100904091

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Fentira Ayudhya. S

Nim : 100904091

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

Medan,Agustus 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra.Dewi K, M.Si. Ph.D Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A NIP. 196505241989032001 NIP. 196208281987012001

Dekan FISIP USU

Prof. Dr.Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(4)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fentira Ayudhya.S

NIM : 100904091

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,

Mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan Pada Tanggal : Agustus 2014 Yang Menyatakan


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa” (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram, Presentasi Diri melalui Instagram, dan hubungan penggunaan Instagram terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Teori yang digunakan adalah Teknologi Komunikasi, Komunikasi Bermedia, New Media, Instagram, Komunikasi Antar Pribadi, Presentasi Diri, dan Keterbukaan Diri (Self Disclosure). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 437 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FISIP USU Program S-1 Departemen Ilmu Komunikasi stambuk 2011, 2012, 2013 yang terhitung aktif menjalani perkuliahan dan merupakan pengguna aktif Instagram. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Nasir yaitu 20% dari jumlah populasi serhingga diperoleh sampel sebanyak 87 mahasiswa. Teknik penarikan sampel menggunakan Proporsional Stratified Random Sampling dan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuisioner (Field Research) dan metode kepustakaan (Library Research). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara 2 objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dan tabel silang dengan menggunakan Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Instagram terhadap Presentasi Diri memiliki hubungan yang signifikan. Penggunaan Instagram sebagai media komunikasi untuk mempresentasikan diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU tidak cukup berpengaruh namun menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti. Hal ini dikarenakan tidak semua Mahasiswa mengerti sepenuhnya kegunaan Instagram, dan jarang menggunakan Instagram untuk mempresentasikan diri.


(6)

ABSTRACT

This research entitled "Instagram and Students Self Presentation" (Correlational Study Instagram Usage Against Self Presentation Faculty of Social and Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera). This research was conducted to determine how to use Instagram, Self Presentation through Instagram, The Usage of Instagram against Self Presentation Faculty of Social and Political Science Department of Communication students. Theory that are considered relevant to this study are: Communication Technology, Mediated Communication, New Media, Instagram, Interpersonal Communication, Self Presentation, and Self Disclosure. The population in this research amounted to 437 students. The samples in this research were the students of FISIP USU Scholars Program Department of Communication Studies generation of 2011, 2012, 2013, which is still actively undergoing the course and an active user of Instagram. To determine the number of samples used Nasir formula that is 20% of the population then obtained a sample of 87 students. The sampling techniques using a proportional stratified random sampling and purposive sampling. Data collection techniques, researchers used a questionnaire method (Field Research) and the methods of literature (Research Library). The method used in this research is a correlational method, this is a method that attempts to explain a problem or symptom that is more specific in explaining between 2 objects. This method is aimed to discover if there is a relation or not, and if it’s there, how much close the relation is and if it’s not then what that relation means. The data analysis technique using a single table analysis and cross table analysis, with use of the Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. The results showed that Instagram Usage Against Self Presentation has a significant relation. The use of Instagram as a media of communication to Self Presentation Faculty of Social and Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera are not influential enough but showed a low but definite relation. This is because not all of the students fully understand the usage of Instagram, and rarely uses Instagram to present themselves.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah serta rezeki akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi dan melengkapi prasyarat untuk menyelesaikan program Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa”. Hasil yang diperoleh dari penulisan skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan pemikiran bagi masyarakat luas dan khususnya bagi para pengguna jejaring sosial Instagram dan dapat menjadi pedoman dalam melakukan penelitian di masa-masa yang akan datang.

Peneliti menyadari bahwa banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam skripsi ini, untuk itu sebagai saran dan kritik sangat peneliti harapkan untuk perbaikan skripsi ini. Peneliti juga menyadari bahwa banyak pihak yang berperan dan telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti sampaikan kepada kedua Orang Tua tercinta Drs. H. Bachtiar Effendi.S dan Syafridawati. Nst yang telah membesarkan, mendidik, dan membimbing saya, memberikan motivasi baik moril maupun materil yang tidak ternilai harganya dengan apapun, serta seluruh doa yang tiada hentinya ditujukan kepada peneliti. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah untuk Mama dan Papa.

Selain itu, peneliti juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu peneliti selama proses penyelesaian skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

FISIP USU.

3. Ibu Dra. Dayana Manurung, M. Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

4. Ibu Dewi Kurniawati, M. Si. Ph. D selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membombing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.


(8)

5. Seluruh dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan selama peneliti menimba ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

6. Seluruh staf di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, khususnya Kak Maya, Kak Cut, Bang Ria, dan Pak Tangkas yang telah mempermudah peneliti di dalam mengurus berbagai keperluan administrasi selama peneliti menuntut ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

7. Kak Hanim dan Kak Puan, yang dengan sabar memberi bimbingan dan arahan kepada peneliti.

8. Said Fadheil Saifan yang selalu memberi perhatian, dukungan dan selalu sabar menemani peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.

9. Untuk Anindita Putri, Irene Fara, Fanny Aulia Putri, Lisfi Iswana, Lia Atikah, Wan Tria Baros dan Melisa Siregar terima kasih teman-teman seperjuangan atas hiburan, canda tawa, susah senang selama di bangku kuliah dan segala pertolongan kalian selama ini, semoga kebaikan kalian dibalas Allah SWT dan semoga kita semua sukses kedepannya!

10. Untuk Melly dan Agatha terima kasih atas perhatian dan support yang diberikan kepada peneliti.

11. Untuk seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi stambuk 2010, peneliti bangga dan senang karena telah menjadi bagian dari angkatan 2010.

12. Seluruh abang/kakak, adik-adik yang telah membantu dalam pengisian kuisioner. Terima kasih atas waktunya.

13. Dan semua pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini baik disadari

maupun tidak.

Peneliti


(9)

DAFTAR ISI ABSTRAK………..i ABSTRACT...ii KATA PENGANTAR………..iii DAFTAR ISI………...v DAFTAR TABEL……….vii DAFTAR GAMBAR……….ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………. 1

1.2 Perumusan Masalah……… 5

1.3 Pembatasan Masalah………... 5

1.4 Tujuan Penelitian………...………. 6

1.5 Manfaat Penelitian………..……... 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori………...………….. 7

2.1.1 Teknologi Komunikasi……….……….. 7

2.1.2 Komunikasi Bermedia.……….……….. 8

2.1.3 New Media……….…... 9

2.1.4 Instagram……….………..…. 10

2.1.5 Komunikasi Antar Pribadi……….. 13

2.1.6 Presentasi Diri……….. 17

2.1.7 Keterbukaan Diri (Self Disclosure)………. 20

2.2 Kerangka Konsep………..……. 21

2.3 Model Teoritis……….…… 22

2.4 Operasional Variabel……….….. 22

2.5 Definisi Operasional………... 23

2.6 Uji Hipotesis……….. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……….……….……… 26

3.1.1 Sejarah, Visi, Misi dan Tujuan USU………. 26

3.1.2 Sejarah, Visi dan Misi FISIP USU……… 28

3.2 Metode Penelitian.………..………..…….. 30

3.3 Populasi dan Sampel………..……….……… 30

3.3.1 Populasi……… 30

3.3.2 Sampel……….. 31

3.4 Teknik Penarikan Sampel……….. 31

3.4.1 Proporsional Stratified Random Sampling………... 31

3.4.2 Purposive Sampling……….. 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data……… 32

3.5.1 Penelitian Kepustakaan……… 33

3.5.2 Penelitian Lapangan………. 33

3.6 Teknik Analisis Data……… 33

3.6.1 Analisis Tabel Tunggal………. 33

3.6.2 Analisis Tabel Silang………. 33


(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Tabel Tunggal….………..….. 36

4.2 Analisis Tabel Silang………..……… 56

4.3 Uji Hipotesis……… 64

4.4 Pembahasan…...………. 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………..68

5.2 Saran……….………...69

DAFTAR REFERENSI………. ……..70 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel

2.1 Operasional Variabel……….. 23

3.1 Jumlah Populasi……….. 31

3.2 Jumlah Sampel……… 32

4.1 Jenis Kelamin………. 36

4.2 Frekuensi Menggunakan Internet……….. 37

4.3 Cara Mengakses Internet……… 37

4.4 Pendapat Terhadap Tampilan Instagram……… 38

4.5 Fungsi Instagram……… 39

4.6 Intensitas Mem-posting di Instagram……… 40

4.7 Perasaan Mem-follow Akun Lain………. 40

4.8 Perasaan Di Follow Akun Lain………. 41

4.9 Perasaan Posting-an Di Like Akun Lain……… 42

4.10 Perasaan Me-like Posting-an Akun Lain……… 43

4.11 Perasaan Posting-an Di Comment Akun Lain……… 43

4.12 Perasaan Meng-comment Posting-an Akun Lain……… 44

4.13 Meng-link-an Posting-an Ke Jejaring Sosial Lain……….. 45

4.14 Perasaan Mem-follow Akun Lain……….. 45

4.15 Perasaan Di Follow Akun Lain……….. 46

4.16 Perasaan Posting-an Di Like Akun Lain……… 47

4.17 Perasaan Me-like Posting-an Akun Lain……… 47

4.18 Perasaan Posting-an Di Comment Akun Lain……… 48

4.19 Perasaan Meng-comment Posting-an Akun Lain……….. 49

4.20 Posting-an Instagram Bertujuan Untuk Membuat Orang Lain Suka……….. 49

4.21 Menyadari Like Dari Akun Lain Sebagai Rasa Suka………… 50

4.22 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan Citra Diri yang Terampil dan Berkualitas………. 51

4.23 Menyadari Like Dari Akun Lain Berarti Mendapatkan Citra Diri yang Terampil dan Berkualitas……….. 52

4.24 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan Kekuasaan Atas Akun Lain……… 53

4.25 Menyadari Like Dari Akun Lain Berarti Mendapatkan Kekuasaan Dari Akun Lain……… 54

4.26 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Menunjukkan Citra Diri yang Tidak Berdaya dan Mengharapkan Bantuan Orang Lain………. 55

4.27 Menyadari Like Dari Akun Lain Berarti Menunjukkan Citra Diri yang Tidak Berdaya dan Mengharapkan Bantuan Orang Lain……….. 56

4.28 Perasaan Posting-an Di Like Akun Lain dengan Menyadari Like Dari Akun Lain Sebagai Rasa Suka……… 57

4.29 Posting-an Instagram Bertujuan Untuk Membuat Orang Lain Suka dengan Perasaan Di Follow Akun Lain………. 58


(12)

4.30 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan Kekuasaan Atas Akun Lain dengan Perasaan Mem-follow

Akun Lain……….. 60

4.31 Meng-link-an Posting-an Ke Jejaring Sosial Lain dengan Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan

Citra Diri yang Terampil dan Berkualitas………. 61 4.32 Fungsi Instagram dengan Menggunakan Posting-an Instagram

Untuk Mendapatkan Citra Diri yang Terampil dan Berkualitas 63 4.33 Hasil Uji Hipotesis………. 65


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

2.1 Johari Window………. 20


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa” (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram, Presentasi Diri melalui Instagram, dan hubungan penggunaan Instagram terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Teori yang digunakan adalah Teknologi Komunikasi, Komunikasi Bermedia, New Media, Instagram, Komunikasi Antar Pribadi, Presentasi Diri, dan Keterbukaan Diri (Self Disclosure). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 437 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FISIP USU Program S-1 Departemen Ilmu Komunikasi stambuk 2011, 2012, 2013 yang terhitung aktif menjalani perkuliahan dan merupakan pengguna aktif Instagram. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Nasir yaitu 20% dari jumlah populasi serhingga diperoleh sampel sebanyak 87 mahasiswa. Teknik penarikan sampel menggunakan Proporsional Stratified Random Sampling dan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuisioner (Field Research) dan metode kepustakaan (Library Research). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara 2 objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dan tabel silang dengan menggunakan Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Instagram terhadap Presentasi Diri memiliki hubungan yang signifikan. Penggunaan Instagram sebagai media komunikasi untuk mempresentasikan diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU tidak cukup berpengaruh namun menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti. Hal ini dikarenakan tidak semua Mahasiswa mengerti sepenuhnya kegunaan Instagram, dan jarang menggunakan Instagram untuk mempresentasikan diri.


(15)

ABSTRACT

This research entitled "Instagram and Students Self Presentation" (Correlational Study Instagram Usage Against Self Presentation Faculty of Social and Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera). This research was conducted to determine how to use Instagram, Self Presentation through Instagram, The Usage of Instagram against Self Presentation Faculty of Social and Political Science Department of Communication students. Theory that are considered relevant to this study are: Communication Technology, Mediated Communication, New Media, Instagram, Interpersonal Communication, Self Presentation, and Self Disclosure. The population in this research amounted to 437 students. The samples in this research were the students of FISIP USU Scholars Program Department of Communication Studies generation of 2011, 2012, 2013, which is still actively undergoing the course and an active user of Instagram. To determine the number of samples used Nasir formula that is 20% of the population then obtained a sample of 87 students. The sampling techniques using a proportional stratified random sampling and purposive sampling. Data collection techniques, researchers used a questionnaire method (Field Research) and the methods of literature (Research Library). The method used in this research is a correlational method, this is a method that attempts to explain a problem or symptom that is more specific in explaining between 2 objects. This method is aimed to discover if there is a relation or not, and if it’s there, how much close the relation is and if it’s not then what that relation means. The data analysis technique using a single table analysis and cross table analysis, with use of the Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. The results showed that Instagram Usage Against Self Presentation has a significant relation. The use of Instagram as a media of communication to Self Presentation Faculty of Social and Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera are not influential enough but showed a low but definite relation. This is because not all of the students fully understand the usage of Instagram, and rarely uses Instagram to present themselves.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, komunikasi tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi dapat dilakukan dengan berbagai media sosial seperti dunia maya. Dengan mediasi komputer, kita dapat mengakses berbagai situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Blog, Tumblr, dll. Komunikasi yang terjadi ialah ketika penggunanya menyampaikan pesan dan diterima oleh pengguna lain kemudian terjadi interaksi ketika pesan tentang diri si pengguna yang dibagikan untuk diapresiasi, direspon dan mendapat tanggapan oleh pengguna lain. Pesan yang ditampilkan untuk dilihat pengguna lain dapat berupa teks ataupun foto.

Seiring dengan berkembangnya zaman, Instagram menjadi salah satu media sosial yang cukup diminati untuk mempresentasikan diri. Berbeda dengan jejaring sosial lainnya, Instagram menggunakan foto sebagai media penyampai pesan. Bagi pengguna media sosial, memeriksa akun media sosial adalah sebuah aktivitas yang lazim dilakukan. Namun ketika pengguna menata akun media sosial, yang pengguna lakukan sebenarnya sedang menata wajah atau penampilannya di dunia maya. Ketika melakukan penataan terhadap tema atau warna halaman depan di media sosial, pengguna seakan-akan sedang memilih pakaian yang mana atau warna apa yang cocok dengan dirinya. Begitu pula ketika pengguna hendak melakukan pembaharuan status atau menulis sesuatu di akun media sosial, maka pengguna mengalami proses selayaknya ingin mengungkapkan sesuatu kepada lawan bicara yang sedang ada di depannya. Apalagi bagi pengguna yang menyadari bahwa audiens (atau pengguna lainnya) tidak hanya satu atau dua orang, melainkan berpotensi sangat banyak (sekumpulan massa). Penataan media sosial akan menjadi sebuah tindakan yang tidak selalu spontan, tetapi melalui sebuah ‘meja editorial’ di dalam dirinya sendiri.

Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto yang dapat dilihat oleh

followers dari si pengunggah foto dan dapat saling memberikan komentar ataupun hanya sekedar “like” yang berarti menyukai foto yang diunggah. Nama Instagram


(17)

berasal dari kata insta dan gram, “Insta” yang diambil dari kata instant dan “gram”

yang berasal dari telegram, dari namanya dapat disimpulkan bahwa Instagram berarti menginformasikan atau membagikan foto pada orang lain dengan cepat.

Instagram menjadi wadah untuk membuka dan mempresentasikan diri. Selain itu, bermunculan pula toko online yang menjadikan Instagram sebagai tempat untuk mempromosikan produknya.Di Indonesia sendiri, Instagram merupakan wadah bagi para penggunanya untuk menampilkan foto pribadinya, aktifitas-aktifitasnya, koleksinya, bahkan untuk sekedar “memamerkan” keberadaan atau ekesistensinya di kehidupan sosial. Instagram sebagai media sosial tentu menjadi sasaran bagi pengguna-pengguna yang ingin membuka atau sekedar “menunjukkan” dirinya ke orang lain dengan cara menampilkan berbagai foto yang dikehendaki. Di Indonesia sedang

booming membicarakan foto-foto yang diunggah oleh akun Instagram milik Pevita Pearce dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.Pevita Pearce sebagai publik figur tentunya menjadi sasaran para remaja baik wanita ataupun pria. Foto-foto yang diunggahnya selalu mendapatkan komentar baik positif maupun negatif. Ketertarikan pengguna

Instagram terhadap dirinya serta foto-foto yang diunggahnya terlihat dari jumlah

followers nya yang mencapai 700.000. Begitu juga dengan Ibu Ani Yudhoyono yang rajin mengunggah momen dalam hidupnya ke dalam Instagram, followersnya kini mencapai 400.000. Kedua tokoh ini merupakan contoh dari sebagian pengguna

Instagram yang memiliki followers dan likers setia oleh para pengguna Instagram

lainnya. Foto-foto yang diunggah mereka selalu dinantikan oleh followers untuk sekedar menyukainya ataupun memberikan komentar. Instagram juga dijadikan sebagian besar kawula muda sebagai sarana untuk mempresentasikan diri sebagai wujud eksistensi di dunia maya.

Ketika media sosial seperti Instagram hadir, maka media sosial ini bisa digunakan sebagai sebuah wadah untuk melakukan penataan diri. Media sosial seperti ini bisa difungsikan sebagai revitalisasi hubungan sosial diantara sesama pengguna. Media sosial bisa menjadi tempat bertemu dengan keluarga, sahabat, atau kolega yang terpisah jarak dan waktu. Media sosial bisa menjadi ‘rumah’ atau ‘ruangan’ untuk melakukan interaksi satu sama lain. Adanya media sosial membuka kesempatan untuk setiap individu bisa menjadi pengirim sekaligus penerima. Hanya dengan bermodalkan akses ke dunia maya dan membuat akun media sosial, maka setiap individu sudah memiliki sebuah media yang bersifat one-to-many.


(18)

Media sosial seperti Instagram ini dapat diibaratkan tempat umum dimana semua orang bebas membuka dan mempresentasikan dirinya dan tentu saja berpendapat dengan bebas. Ibu Ani Yudhoyono yang merupakan salah satu pengguna akun media sosial khusus fotografi yakni Instagram memilih media ini dikarenakan hobi fotografi yang dimilikinya.

Beberapa waktu yang lalu, Ibu Ani terlihat memposting salah satu foto keluarga bersama di sebuah pantai di Pacitan. Seperti yang kita ketahui, Pacitan adalah kota kelahiran presiden kita, SBY. Sehingga moment ini dimanfaatkan sebagai 'pulang kampung' keluarga besar ini. Pada saat itu, mereka terlihat memakai batik di pantai. Hal ini memicu komentar salah satu pengguna lain akun Instagram. Dia mengomentari gaya berbusana keluarga SBY yang terlihat formal dan rapi yang cenderung tidak cocok berada di pantai (sumber :

Merdeka.com (18/10).

Mendapatkan komentar tersebut, Ibu Ani lantas membalasnya. Ibu Ani mengatakan bahwa saat ini batik memang sudah bisa dikenakan di mana saja dan bukan hanya untuk acara resmi. Ibu Ani juga mengatakan bahwa hal ini adalah salah satu bagian dari kunjungan kenegaraan dan hanya mampir ke pantai tersebut. Komentar ini tentu saja menimbulkan komentar-komentar lain yang menanggapi hal ini. Banyak yang membela Ibu Ani, namun beberapa juga yang berkomentar bahwa sosok ibu negara tidak seharusnya menanggapi hal itu.

Pada proses komunikasi khususnya komunikasi antar pribadi, identitas merupakan salah satu hal yang penting. Menurut Michael Hecht dankoleganya, teori komunikasi tentang identitas tergabung dalam konsep individu, komunal dan public.Menurut teori tersebut, identitas merupakan penghubung utama antara individu dan masyarakat serta komunikasi merupakan mata rantai yang memperbolehkan hubungan ini terjadi. Identitas adalah “kode” yang mendefinisikan keanggotaan dalam komunitas yang beragam. Kode-kode yang terdiri dari simbol-simbol seperti bentuk pakaian, dan kepemilikan, dan kata-kata seperti deskripsi diri atau benda yang biasanya anda katakan dan makna yang anda dan orang lain hubungkan terhadap benda-benda tersebut. Identitas seseorang mempengaruhi cara kita berkomunikasi. Misalnya dengan orang yang memiliki identitas usia lebih tua dari kita maka cara komunikasi diri kita akan lebih hati – hati dibandingkan dengan seseorang dengan identitas yang lebih muda daripada kita (Nasrullah, 2011 : 246).


(19)

Salah satu poin penting dalam komunikasiyang termediasi komputer ini adalah “Dengan sedikit mengabaikan beragam bentuk interaksisosial yang mungkin mendukung perspektif CMC (Computer Mediated Communication) yaitu komputer memediasi proses komunikasi, bahwa perspektif ini memfokuskan pada integrasi informasi dimana komunikasi yang terjadi melalui medium komputer berdasarkan pada proses informasi yang dapat dijumpai dalam beragam bentuk”. Proses informasi inilah yang terjadi di Instagram hanya melalui teks dan gambar. Siapa X di dunia nyata dan siapa X di dunia virtual bisa jadi sama dan bisa jadi sangat berbeda. X sebagai seorang lelaki pekerja, kepala keluarga, dan memiliki dua orang anak bisa menjadi X yang bujangan, berstatus mahasiswa, dan belum memiliki pasangan di dunia virtual (Holmes, 2005:55).

Fenomena ini yang disebut oleh Tim Jordan sebagai operasionalisasi identitas di dunia virtual menjadi identity fluidity, renovated hierarchies, dan information as reality. Identity fluidity bermakna sebuah proses pembentukan identitas secara online atau virtual dan identitas yang terbentuk ini tidaklah mesti sama atau mendekati dengan identitasnya di dunia nyata (offline identities). Renovated hierarchies adalah proses dimana hirarki-hirarki yang terjadi di dunia nyata (offline hierarchies) direka bentuk kembali menjadi online hierarchies (Jordan, 1999 : 62-87).

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui identity fluidity yakni proses pembentukan identitas online mahasiswa ilmu komunikasi di medium komunikasi komputer. Identitas online ini merupakan bentuk dari presentasi diri dalam proses komunikasi. Dunia maya memang mempunyai limit kebebasan yang berbeda dengan yang lain. Di dunia maya, kita tidak akan dapat mengontrol dan membatasi pendapat orang yang dituangkan ke dalam postingan-postingan yang bersifat umum. Sebaiknya kita harus lebih bijak dan hati-hati dalam menggunakan akun-akun atau situs yang ada di dunia maya.

Mahasiswa merupakan elemen penting dalam fenomena jejaring sosial ini. Hampir setiap anak muda memiliki akun di situs jejaring sosial termasuk Instagram.

Komunikasi antar sesama mahasiswa juga seringkali lebih intens melalui media sosial ini. Peneliti mengamati banyak permasalahan dalam kehidupan pribadi mahasiswa yang sering dikarenakan status atau postingan di jejaring sosial. Hal inilah yang menjadi ketertarikan peneliti untuk melihat sejauh mana Instagram digunakan mahasiswa ilmu


(20)

komunikasi untuk mempresentasikan dirinya di jejaring sosial Instagram, karena mahasiswa ilmu komunikasi Fisip USU memiliki ketertarikan terhadap Instagram dan menggunakan Instagram lebih banyak dibandingkan mahasiswa lainnya, hal ini terlihat dari banyaknya mahasiswa ilmu komunikasi Fisip USU yang mengisi waktu luangnya untuk membuka Instagram dibandingkan dengan mahasiswa lain.

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan Instagram terhadap Presentasi Diri Mahasiswa melalui judul skripsi “Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa” dengan sub judul “Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti lebih lanjut yaitu : “Sejauhmanakah Hubungan Penggunaan

Instagram Terhadap Presentasi Diri Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara?”

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut, yaitu :

1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.

2. Penelitian ini untuk mengetahui penggunaan Instagram di kalangan Mahasiswa dan kaitannya dengan identity fluidity yang merupakan salah satu bentuk dari Presentasi Diri.

3. Objek penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Program S-1 angkatan 2011, 2012 dan 2013.

1.4 Tujuan Penelitian


(21)

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram pada kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU.

2. Untuk mengetahui bagaimana Presentasi Diri Mahasiswa melalui Instagram. 3. Untuk mengetahui hubungan penggunaan Instagram terhadap Presentasi

Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU. 1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang kelak diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Akademis, penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan

Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi penelitian serupa di masa yang akan datang.

2. Secara Teoritis, penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi pengetahuan di bidang Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan studi Presentasi Diri dalam Komunikasi Antar Pribadi.

3. Secara Praktis, penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi sekaligus memberikan masukan kepada siapa saja yang ingin mengetahui hubungan Instagram terhadap presentasi diri.


(22)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya.Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007: 45). Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah :

2.1.1 Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi dapat diartikan sebagai perlengkapan hardware, struktur organisasi, dan nilai-nilai sosial dimana individu mengumpulkan, memproses, tukar-menukar informasi dengan individu-individu lain (Rogers, 1986).Perlengkapan hardware seperti komputer, handphone, dan perangkat keras lainnya yang menggantikan perlatan komunikasi yang ada sebelumnya. Pada intinya, teknologi komunikasi merupakan suatu sarana yang dikembangkan dalam proses menuju komunikasi yang efektif (berhasil) seiring dengan semakin berkembangnya peradaban kehidupan manusia.

Komunikasi telah mencapai suatu tingkat dimana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak. Teknologi komunikasi mutakhir telah menciptakan apa yang disebut “publik dunia” atau “Weltoffentlichkeit” (Dofivat, 1967). Melalui satelit komunikasi sekarang ini secara teoritis kita akan mampu memeperlihatkan satu gambar, memperdengarkan satu suara kepada tiga milyar manusia di seluruh dunia secara stimulan. Komunikator hanya tinggal menyambungkan alat pemancar dan jutaan orang tinggal meyetel alat penerima (Lubis, 1997 : 42).

Menurut Rogers (1986) ada empat era evolusi komunikasi manusia, yakni era wiriting, era printing, era telecommunication dan era komunikasi interaktif.


(23)

b. Era Komunikasi Cetak (1456 M s.d sekarang) c. Era Telekomunikasi (1844 M s.d sekarang) d. Era Komunikasi Interaktif (1946 M s.d sekarang) 2.1.2 Komunikasi Bermedia

Komunikasi bermedia (public media and mass media) pada umumnya banyak digunakan untuk komunikasi informative, karena tidak begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku. Lebih-lebih media massa. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa media massa kurang sekali keampuhannya dalam mengubah tingkah laku komunikan. Walaupun demikian, tetap ada untung ruginya.Kelemahan komunikasi bermedia ialah tidak persuasive, namun dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang besar. (Effendy, 2003:301-303).

Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang dilakukan komunikan dan komunikator dengan menggunakan media, seperti telepon, email, dan lain-lain. Komunikasi dengan menggunakan internet secara teknis dan fisik merupakan fenomena baru proses komunikasi yang dilakukan manusia pada akhir abad 20 dan telah menjadi bagian integral dari masyarakat, pendidikan, industri dan pemerintahan.

Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasiyang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepadakomunikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Dalamkomunikasi bermedia, seorang komunikator harus memperhitungkan berbagai faktor dan harus mengetahui sifat-sifat komunikan yang akan dituju danmemahami sifat-sifat media yang akan digunakan (Nasrullah, 2012 :94).

Komunikan yang dituju dengan menggunakan media bisa hanyaseorang saja, sekelompok kecil orang, dan bisa juga sejumlah orang yangamat banyak. Berdasarkan banyaknya komunikan yang dijadikan sasarankomunikasi, maka Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjuduldinamika komunikasi, mengklasifikasikan komunikasi bermedia menjadi dua,yaitu :


(24)

a. Komunikasi Bermedia Massa

Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikanberjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yangbanyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalahsurat kabar, radio, televisi, dan film bioskop. Keuntungankomunikasi dengan menggunakan media massa ialah bahwa media massa menimbulkan keserempakkan (simultaneity), artinya suatupesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amatbanyak, ratusan ribu, jutaan, bahkan ratus jutaan pada saat yangbersamaan.

b. Komunikasi Bermedia Nirmassa

Media nirmassa umumnya digunakan dalam komunikasi untukorang-orang tertentu atau kelompok-kelompok tertentu. Surat,telepon, telegram, telex, poster, papan pengumuman, spanduk, pamflet, brosur, folder, radio CB atau radio amatir,

CCTV, filmdokumenter, kaset video, kaset audio, adalah termasuk ke dalammedia nirmassa, karena tidak memiliki daya keserempakkan dankomunikannya tidak bersifat massal. Meskipun intensitas medianirmassa kurang bila dibandingkan dengan media massa, namununtuk kepentingan tertentu media nirmassa tetap efektif karena itu banyak digunakan (Effendy, 2004 : 275).

2.1.3 New Media

Perkembangan teknologi memunculkan adanya komunikasi menggunakan media, seperti internet.Internet merupakan media baru yang sekarang ini lebih dipilih masyarakat untuk melakukan komunikasi, seperti bertukar informasi, menjalin hubungan, dan lain-lain.Komunikasi tatap muka mulai ditinggalkan karena masyarakat lebih melihat kekurangan pada komunkasi tatap muka yaitu diperlukannya kesamaan ruang dan waktu agar dapat melakukan komunikasi. Internet atau

interconnection-networking secara umum adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite

yang disingkat dengan TCP/IP yang berguna untuk melayani seluruh pengguna di seluruh dunia.

Internet pertama kali dikembangkan pada tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat melalui sebuah proyek yng disebut dengan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network).Mulanya internet hanya digunakan


(25)

untuk kepentingan militer pertahanan Amerika Serikat dalam mencegah masalah komunikasi antar kelompok dalam jarak jauh dengan menggunakan jaringan telepon. Pada saat itu telah banyak dibuat jaringan komputer yang disebar dan dihubungkan pada daerah-daerah vital. Selain itu, pihak militer Amerika Serikat juga memanfaatkan internet ini untuk mengantisipasi jika terjadinya serangan nuklir (Nasrullah, 2012 : 6).

Tahun 1990 merupakan tahun paling bersejarah, saat itu Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang dapat menjelajah antara satu komputer dengan komputer lainnya, hingga akhirnya membentuk jaringan. Program tersebut akhirnya diberi namawww atau World Wide Web. Di tahun 1992, komputer yang saling terhubung dan membentuk jaringan sudah lebih dari satu juta komputer dan muncul istilah baru, yaitu Surfing The Internet (eswete.com).

Dunia berubah di tahun 1994 ketika situs internet tumbuh menjadi 3000 alamat halaman serta untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet.

Yahoo! resmi didirikan pada tahun ini yang sekaligus menjadi kelahiran Netscape Navigator 1.0 yang sampai saat ini digunakan untuk perangkat komputer.Sejarah perkembangan internet kemudian menumbuhkan suatu alat komunikasi yang hingga saat ini tidak bisa terlepas dari masyarakat, khususnya masyarakat modern.Sudah hampir semua perangkat yang digunakan memanfaatkan jaringan internet sebagai media untuk kebutuhan komunikasi dan keperluan lainnya (detiktechno.com).

2.1.4 Instagram

Tahun 2010 perusahaan Burbn.inc merupakan sebuah perusahaan yang berfokus untuk pengembangan aplikasi telepon genggam. Pada awalnya mereka hanya fokus untuk HTML5 mobile. Dalam perkembangannya kedua CEO Mike Krieger dan Kevin Systrom memutuskan untuk lebih fokus pada satu bagian saja.

Setelah mencari ide selama satu minggu akhirnya mereka membuat versi pertama dari Burbn. Awalnya masih kurang sempurna tetapi semakin lama semakin baik hasilnya. Mereka memfokuskan kepada foto, komentar dan kemampuan untuk menyukai foto -foto yang ada. Itulah yang akhirnya menjadi Instagram. Instagram

pertama kali diluncurkan melalui AppStore pada Apple tanggal 6 Oktober 2010.

Instagram meraih penghargaan “App of the Year” pada tahun 2011. Pada Tanggal 3 April 2012 pengguna android sudah dapat mengunduh aplikasi ini. Pada


(26)

tanggal 9 April 2012, Facebook mengambil alih Instagram dengan harga mencapai USD 1 miliar. Pusat pengembangan aplikasi Instagram berada di San Fransisco.Setiap harinya, lebih dari 5 juta foto diunggah. Dan total penggunanya sendiri sudah melebihi angka 150 juta yang aktif menangkap momen.

Instagram memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, mengedit, menerapkan filter digital, dan membagikan foto ke situs jejaring sosial seperti

Facebook, Twitter, Foursquare, Tumblr, Flickr, Posterous dan jejaring sosial milik

Instagram sendiri. Bentuk aplikasi Instagram sendiri adalah foto yang berbentuk persegi, terlihat seperti kamera polaroid dan kodak instamatic, fotonya berbeda dengan foto pada umumnya yang menggunakan rasio 4:3. Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan di dalam perangkat tersebut.

Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Setelah foto diambil melalui kamera di dalam

Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna. Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu.

Pada versi awalnya, Instagram memiliki 15 efek yang dapat digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto. Efek tersebut terdiri dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro, Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo, Poprockeet, Nashville, Gotham, 1977, dan Lord Kelvin. Namun tepat pada tanggal 20 September yang lalu Instagam telah menambahkan 4 buah efek terbaru yaitu; Valencia, Amaro, Rise, Hudson dan telah menghapus 3 efek, Apollo, Poprockeet, dan Gotham dari dalam fitur tersebut.

Aplikasi Instagram yang baru memungkinkan pengguna dapat menghilangkan bingkai-bingkai foto yang sudah termasuk di dalam efek tersebut. Fitur lainnya yang ada adalah Tilt-Shift. Tilt-shift ini, sama fungsinya dengan efek kamera melalui

Instagram, yaitu untuk memfokuskan satu titik pada sebuah foto, dan sekelilingnya menjadi buram. Dalam penggunaannya aplikasi Tilt-Shift memiliki 2 bentuk, yaitu persegi panjang dan juga bulat. Kedua bentuk tersebut dapat diatur besar dan kecilnya, juga titik fokus yang diinginkan. Tilt-shift juga mengatur rupa foto disekeliling titik


(27)

fokus tersebut, sehingga para pengguna dapat mengatur tingkat buram pada sekeliling titik fokus di dalam foto tersebut.

Instagram memiliki beberapa fitur pada halamannya, yaitu :

a. Tampilan : Foto yang berbentuk persegi dengan berbagai efek.

b. Posting : Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah dan berbagi foto kepada pengguna lainnya. Foto yang diunggah dapat melalui kamera ataupun album yang ada di perangkat tersebut. c. Following : Sistem sosial di Instagram adalah dengan mengikuti akun pengguna lainnya.

d. Followers : Sistem sosial di Instagram juga dengan memiliki pengikut. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram

dapat terjalin.

e. Like : Instagram memiliki fitur tanda suka yang fungsinya sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah oleh pengguna yang lain. Berdasarkan jumlah durasi waktu dan jumlah suka pada sebuah foto di Instagram, menjadi faktor khusus yang mempengaruhi apakah foto tersebut populer atau tidak.

f. Comment : Komunikasi antara sesama pengguna Instagram dapat terjalin dengan memberikan komentar pada foto-foto yang diunggah.

g. Link : Dalam berbagi foto, pengguna tidak hanya dapat membaginya didalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Twitter, Fourquare, Tumblr, Flickr, dan Posterous (eswete.com).

2.1.5 Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan “content” tetapi juga “relationship”.


(28)

Joseph A. Devito dalam bukunya Human Communication (1994) menjelaskan definisi komunikasi antarpribadi dari tiga perspektif :

1.Perspektif Konvensional

Perspektif ini mendefinisikan komunikasi antarpribadi berdasarkan pada unsur-unsur atau komponennya : yaitu merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau lebih dengan berbagai efek dan umpan balik. Komponen atau unsur-unsur yang terdapat pada komunikasi antarpribadi pada prinsipnya sama dengan unsur-unsur dalam komunikasi antar manusia.

- Konteks

Konteks komunikasi memiliki empat dimensi yaitu dimensi fisik, budaya, sosial-psikolgi dan temporal. Dimensi fisik adalah ruang dimana komunikasi berlangsung nyata atau berwujud. Dimensi budaya berkaitan dengan aturan atau nilai dan norma-norma, kepercayaan dan sikap yang disampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sosial-psikologis misalnya meliputi tata hubungan status diantara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat dimana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau. Temporal (waktu) mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung. Empat dimensi konteks ini saling berinteraksi; masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi yang lain.

- Sumber-Penerima

Kita menggunakan istilah sumber-penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar).

- Enkoding-Dekoding

Enkoding : Tindakan menghasilkan pesan Dekoding : Tindakan menerima pesan - Kompetensi Komunikasi


(29)

Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).

- Pesan

Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita.

- Saluran

Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. - Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. - Gangguan

Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi mendistorsi pesan. - Efek Komunikasi

Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi.Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi.

2. Perspektif Relasional

Komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan jelas diantara mereka.

3. Perspektif Pengembangan

Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu dari komunikasi yang bersifat impersonal meningkat menjadi komunikasi yang sangat pribadi atau intim. Artinya ada peningkatan hubungan diantara para peserta komunikasi. Kathleen K Reardon (1987) memberikan beberapa karakteristik komunikasi antarpribadi yang membedakan dari bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Berikut karakterisitik komunikasi antarpribadi :

- Melibatkan komunikasi verbal dan non verbal. - Melibatkan perilaku spontan, scripted dan contrived.


(30)

- Tidak bersifat statis.

- Melibatkan umpan balik pribadi, interaksi, dan koherensi. - Dipandu oleh aturan-aturan yang bersifat intrinsik dan ektrinsik. - Merupakan suatu tindakan kegiatan bersama.

- Melibatkan persuasi (Nasrullah, 2011 : 45)

Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya Human Communication (1994) dan

Essential of Human Communication (1996) terdapat sembilan prinsip komunikasi antarpribadi, yaitu :

1. Merupakan “kemasan dari tanda-tanda”. 2. Merupakan proses penyesuaian diri. 3. Mempunyai dimensi isi dan hubungan.

4. Dapat dilihat sebagai hubungan yang simetris atau hubungan komplementer. 5. Merupakan proses transaksional.

6. Urutan peristiwa komunikasi dapat dijelaskan. 7. Tidak dapat dihindari.

8. Tidak dapat diubah dan diulang. 9. Mempunyai tujuan tertentu.

Ada enam tujuan komunikasi antarpribadi yang dianggap penting untuk dipelajari, yaitu :

1. Mengenal diri sendiri dan orang lain. 2. Mengetahui dunia luar.

3. Menciptakan dan memelihara hubungan. 4. Mengubah sikap dan perilaku.

5. Bermain dan mencari hiburan. 6. Membantu orang lain.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan-tujuan komunikasi antarpribadi ini tidak harus dilakukan dengan sadar ataupun dengan suatu maksud, tetapi bisa pula dilakukan dengan tanpa sadar ataupun tanpa maksud tertentu.


(31)

Karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi antarpribadi oleh Joseph A. Devito (1986) dalam bukunya ‘The Interpersonal Communication Book’ dilihat dari dua perspektif, yaitu :

1. Perspektif Humanistik, meliputi sifat-sifat : a. Keterbukaan (openness).

b. Perilaku Suportif (supportiveness). c. Perilaku Positif (positiveness). d. Empati (empathy).

e. Kesamaan (equality).

2. Perspektif Pragmatis, meliputi sifat-sifat : a. Bersikap yakin (confidence).

b. Kebersamaan (immediacy).

c. Manajemen Interaksi (interaction management). d. Perilaku Ekspresif (expressivenes).

e. Orientasi pada orang lain (other orientation).

Dua perspektif tersebut saling melengkapi satu sama lain. Masing-masing perspektif memberi penjelasan tentang sifat-sifat tersebut dalam upaya meningkatkan komunikasi antarpribadi.

2.1.6 Presentasi Diri

Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Erving Goffman (1959) dalam bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life, menyatakan bahwa individu disebut aktor, mempresentasikan dirinya secara verbal maupun non-verbal kepada orang lain yang berinteraksi dengannya. Presentasi diri atau sering disebut dengan manajemen impresi (impression management) merupakan sebuah tindakan menampilkan diri yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai sebuah citra diri yang diharapkan. Presentasi diri yang dilakukan ini bisa dilakukan oleh individu ataupun kelompok individu/tim/organisasi (Boyer, dkk, 2006 : 4).

Dalam mempresentasikan diri, para pengguna media sosial harus mengatur penampilan mereka dengan berbagai strategi. Sesuatu yang dipublikasikan atau konten dalam media sosial harus melalui standar editorial diri yang dimiliki. Maka dari itu, pengguna media sosial harus memiliki strategi dalam mengkonstruksi identitasnya.


(32)

Artikel “On Face-Work,” (Goffman 1955) Menjelaskan mengapa kawula muda secara terus-menerus menempatkan perhatian impresi penampilan diri kawula muda kepada sesamanya. Bagi Goffman, “wajah” di posisikan sebagai nilai sosial yang positifbagi diri seorang kawula muda secara efektif dalam mengklaim dirinya. Goffman mengatakan bahwa ketika kawula muda bertemu atau berhadapan dengan seseorang pada waktu pertama kalinya, tentunya akan menimbulkan reaksi emosional diantara mereka.

Sebuah komunitas tentunya kawula muda akan muncul dan memperlihatkan kebutuhan diri mereka secara berkala dengan komunitas yang mereka hadapi. Media sosial Instagram sebagai contoh bahwa kawula muda peduli akan impresi diri yang dirancang oleh mereka sendiri kepada sesamanya di dalam jaringan pertemanan. “Wajah” mereka merupakan produk dari personal yang berinteraksi dengan mereka pada media sosial Instagram.

Kawula muda pada jaringan pertemanan mereka dapat seketika membuat sebuah penilaian terhadap avatar akun Instagram seseorang atau profil diri orang lain yang di tunjukan dalam sebuah pemaparan diri dalam media sosial Instagram, yang mana nantinya akan menimbulkan reaksi emosional dari si pemilik akun Instagram tersebut.

Berdasarkan faktor reaksi emosional inilah, seorang pemilik akun Instagram

akan berusaha melakukan modifikasi penampilan mereka dengan tujuan ingin lebih diterima dalam lingkup sosial mereka. Goffman lebih lanjut menjelaskan bahwa ketika seorang kawula muda berhadapan dengan orang lain, maka dia telah menempatkan dirinya pada sebuah hubungan sosial yang lebih dekat. Setiap personal kawula muda memiliki rasa tanggung jawab untuk memelihara penampilan “wajah” mereka untuk meningkatkan dorongan yang lebih baikdari orang lain yang berada dalam sebuah komunitas (Nasrullah, 2012 :128).

Pada dasarnya memelihara sebuah hubungan dekat, seorang kawula muda harus berhati-hati dalam menjaga penampilan “wajahnya”, agar tidak kehilangan “wajah” mereka (malu). Goffman mengatakan bahwa adalam setiap hubungan sosial yang lebih dekat, setiap sisi membutuhkan kepercayaan antar pribadi mereka agar dapat menjaga keutuhan hasrat penampilan diri (impression) diantara mereka.


(33)

Jones (1990) menyatakan rangkuman dari lima strategi dalam konstruksi presentasi diri yang diperoleh dari eksperimen terhadap situasi interpersonal:

- Ingratiation

Tujuan pengguna strategi ini adalah agar ia disukai oleh orang lain. Beberapa karakteristik umum yang dimiliki adalah mengatakan hal positif tentang orang lain atau mengataan sedikit hal-hal negatif tentang diri sendiri, untuk menyatakan kesederhanaan, keakraban dan humor.Dalam konteks media sosial, strategi jenis ini bisa dilihat secara jelas dengan memberikan apresiasi terhadap foto- foto pengguna lainnya. Bisa juga dengan berbalas-balasan status.

- Competence

Tujuan dari strategi ini agar dianggap terampil dan berkualitas. Karakteristik umum meliputi pengakuan tentang kemampuan, prestasi, kinerja, dan kualifikasi. Beberapa pengguna media sosial dengan profesi tertentu seperti analis politik akan menggunakan akun media sosialnya untuk memberikan tanggapan mengenai kondisi politik saat ini. Tentu akan diupayakan untuk menunjukkan kompetensinya. Begitu pula dalam media sosial yang fokus ke arah karya seni. Pengguna akan berupaya sebaik mungkin untuk menampilkan karya-karya terbaik di dalam media sosialnya.

- Intimidation

Pengguna strategi ini bertujuan untuk memperoleh kekuasaan. Karakteristik umum yang dimiliki adalah ancaman, pernyataan kemarahan, dan kemungkinan ketidaksenangan. Tentunya strategi ini bisa dilihat dengan mudah jika membaca akun akun media sosial pengguna yang mengekspresikan rasa tidak suka atau tidak setuju dengan sangat eskpresif. Bahkan kadang kadang memberikan kata-kata tertentu yang karakter-karakter nya diganti dengan tanda “*”.

- Exemplification

Tujuan dari strategi ini agar dianggap secara moral lebih unggul atau memiliki standar moral yang lebih tinggi. Karakter umumnya adalah komitmen ideologis atau militansi, pengorbanan diri, dan kedisiplinan diri.Dalam media sosial umumnya ini akan dilihat dengan menampilkan foto atau gambar-gambar bersifat nasionalis, atau menggambarkan ideologi tertentu. Pengguna bisa juga memanfaatkan strategi ini


(34)

dengan memberikan komentar-komentar terkait pemberantasan korupsi, mafia hukum, dll.

- Supplication

Tujuannya adalah merawat atau tampak tidak berdaya sehingga orang lain akan datang untuk membantu orang tersebut. Karakter dari pendekatan presentasi diri termasuk memohon bantuan dan rendah diri.Strategi ini bisa terlihat dalam riwayat status atau tweets (Timeline). Pengguna terkadang menulis: “apa lagi cobaan yang akan datang”, “saya sudah tidak sanggup lagi”, dan beberapa tulisan lain yang mengarah pada menunjukkan dirinya sedang tidak berdaya atau dalam kondisi yang kurang bagus (Jones, 1990 : 80).

2.1.7 Keterbukaan Diri (Self Disclosure)

Teori ini diperkenalkan oleh Joseph Luft (1969) yang menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk hal seperti itu dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang perkenalan yang ditunjukkan dengan jendela johari.

Gambar 2.1 Jendela Johari

Diketahui oleh diri sendiri Tidak Diketahui oleh diri

sendiri

Diketahui oleh orang lain Tidak diketahui oleh orang lain

Sumber : Rakhmat, 2007:108

Berdasarkan konsep tersebut, tingkah laku manusia dapat digambarkan secara skematis seperti terlihat pada skema di atas.

- Bidang I, yakni Bidang Terbuka (Open Area) menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan,

1 Terbuka

2 Buta 3

Tersembunyi

4


(35)

juga oleh orang lain, yang berarti terdapat keterbukaan, dengan lain perkataan tidak ada yang disembunyikan kepada orang lain.

- Bidang II, yakni Bidang Buta (Blind Area) menggambarkan bahwa kegiatan seseorang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa yang ia lakukan.

- Bidang III, yakni Bidang Tersembunyi (Hidden Area) yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya olehnya, tetapi tidak dapat diketahui oleh orang lain. Ini berarti bahwa orang seperti itu bersikap tertutup. - Bidang IV, adalah Bidang Tak Dikenal (Unknown Area). Bidang ini

menggambarkan bahwa tingkah laku seseorang tidak disadari oleh dirinya sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain.

Jendela Johari menunjukkan bahwa setiap orang dapat menyadari atau

tidak menyadari apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Begitu pula dengan Presentasi Diri yang dilakukan mahasiswa melalui Instagram. Sebagian mahasiswa bisa saja tidak menyadari atau bahkan sangat menyadari apabila posting-an

Instagram nya tidak menarik atau bahkan sangat menarik, begitupun dengan comment

yang ia berikan kepada akun lain, bisa saja akun lain merasa tidak suka atau bahkan sangat suka. Begitu pula sebaliknya apabila orang lain yang memberikan comment,

follow, dan like.

2.2 Kerangka Konsep

Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya, inilah yang disebut konsep, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial, melalui konsep. Peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (event) yang berkaitan satu sama lain (Singarimbun, 2011:32).

Kerangka konsep merupakan hipotesis terurai, karena hipotesis yang sebenarnya adalah rumusan definitif (singkat, padat dan kompak) tentang dugaan rasional sebagai jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenaran dan ketidakbenarannya. Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1995:40).


(36)

Dalam penelitian ini, ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok variabel sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (x)

Variabel bebas merupakan sejumlah gejala faktor, unsur-unsur, yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala atau faktor lain yang pada gilirannya gejala atau faktor yang kedua itu disebut variabel terikat. Variabel bebas disini adalah ‘Instagram’.

2. Variabel Terikat (y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas bukan karena adanya variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ‘Presentasi Diri Mahasiswa’.

3. Variabel Antara (z)

Variabel antara berada diantara variabel bebas dan terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan terikat.Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik identitas responden.

2.3 Model Teoritis

Gambar 2.2 Model Teoritis

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Instagram Presentasi Diri Mahasiswa

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden


(37)

2.4 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka variabel operasional adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Operasional Variabel

2.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep.Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu penelitian lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2011:46).

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel bebas (x)

Penggunaan

Instagram

a. Tampilan b. Posting

c. Following

d. Followers

e. Like

f. Comment

g. Link

Variabel Terikat (y)

Presentasi Diri Mahasiswa

a. Ingratiation (menjilat) b. Competence (berkompeten) c. Intimidation (mengintimidasi) d. Exemplification (contoh) e. Supplication (memohon) Variabel Antara (z) a. Jenis Kelamin

b. Frekuensi Menggunakan Internet c. Cara mengakses internet


(38)

1. Variabel Bebas (Penggunaan Instagram)

a. Tampilan : Foto yang berbentuk persegi dengan berbagai efek.

b. Posting : Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah dan berbagi foto kepada pengguna lainnya. Foto yang diunggah dapat melalui kamera ataupun album yang ada di perangkat tersebut. c. Following : Sistem sosial di Instagram adalah dengan mengikuti akun pengguna lainnya.

d. Followers : Sistem sosial di Instagram juga dengan memiliki pengikut. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram

dapat terjalin.

e. Like : Instagram memiliki fitur tanda suka yang fungsinya sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah oleh pengguna yang lain. Berdasarkan jumlah durasi waktu dan jumlah suka pada sebuah foto di Instagram, menjadi faktor khusus yang mempengaruhi apakah foto tersebut populer atau tidak.

f. Comment : Komunikasi antara sesama pengguna Instagram dapat terjalin dengan memberikan komentar pada foto-foto yang diunggah.

g. Link : Dalam berbagi foto, pengguna tidak hanya dapat membaginya didalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Instagram, Fourquare, Tumblr, Flickr, dan Posterous (eswete.com).

2. Variabel Terikat (Presentasi Diri Mahasiswa)

a. Ingratiation :Tujuan pengguna strategi ini adalah agar ia disukai olehorang lain.

b. Competence : Tujuan pengguna strategi ini adalah agar dianggap terampil dan berkualitas.

c. Intimidation : Tujuan pengguna strategi ini adalah untuk memperoleh kekuasaan.


(39)

d. Exemplification : Tujuan pengguna strategi ini adalah agar dianggap secara moral lebih unggul atau memiliki standar moral yang lebih tinggi.

e. Supplification : Tujuan pengguna strategi ini adalah merawat atau tampak tidak berdaya sehingga orang lain akan datang untuk membantu orang tersebut (Jones, 1990 : 80). 2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antar teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : Terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. 2012, dan 2013.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmi Politik, Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013.


(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, yang beralamat di Jalan DR. Sofyan.Kampus Universitas Sumatera Utara. Medan 20155. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2014 hingga April 2014.

3.1.1. Universitas Sumatera Utara

3.1.1.a. Tentang Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara memiliki 14 fakultas/sekolah yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 di antaranya adalah mahasiswa asing.

Diawali dengan membuka sekolah kedokteran, USU memposisikan diri sebagai universitas unggulan. Proses pendidikan dan penelitian melibatkan 1.632 orang dosen, 81% di antaranya memiliki latar belakang pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini USU memiliki lebih dari 103.000 alumni yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.Sejumlah alumni menempati posisi penting di berbagai sektor kerja, baik pemerintahan maupun swasta.

Program studi bidang kesehatan seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi saat ini menjadi primadona bagi mahasiswa asing terutama yang berasal dari Malaysia.Program studi pada Fakultas MIPA dan Pertanian menjadi ujung tombak berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.Program Studi Etnomusikologi memiliki kekhasan tentang musik-musik etnik di Sumatera.Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik banyak terlibat dalam pengembangan hukum dan penataan administrasi pemerintahan. Sebuah produk penjernihan air - Ferro


(41)

Filter - hasil penemuan dosen Fakultas Teknik sedang dalam proses pengurusan hak paten, telah banyak digunakan di berbagai wilayah Sumatera.

Penataan dan pengembangan sistem penjaminan mutu, yang didukung dengan komitmen tinggi para manajer di semua lini, dilakukan secara terus-menerus dan menjadi agenda utama USU dalam upaya menghasilkan lulusan dan produk terbaik. 3.1.1.b. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi:University for Industry. Misi:

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi.

2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat.

Tujuan:

1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi cara pembelajaran.

2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan seni/budaya serta kemanusiaan.

3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem penjaminan mutu yang handal.

4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan demokratis.

5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif.

6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar departemen/program studi.


(42)

7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melalui kerjasama/kemitraan dalam usaha-usaha ventura.

8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli, dan lain-lain.

3.1.2. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara.Kelahiran Fakultas ini tidak jauh berbeda dengan fakultas lainnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara.Pada awal pendiriannya (1980), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS).Pada tahun 1982, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses pengembangannya, jurusan yang ada di FISIP USU tidak dibuka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya. Oleh karenanya, pada tahun ajaran 1980/1981, FISIP USU hanya membuka 2 (dua) jurusan saja yaitu:

1. Jurusan Ilmu Komunikasi.

2. Jurusan Ilmu Administrasi Negara A) Visi

“Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat”


(43)

B) Misi

 Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset , kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

 Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders

dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagi suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

 Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

 Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

3.2 Metode Penelitian

Metode atau dalam bahasa Inggris method berasal dari bahasa Yunani yaitu

methodos yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina bedasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis pula (Effendy, 2003: 56). Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Rosdy Ruslan, 2003:24).


(44)

Metode adalah cara yang digunakan untuk memahami sebuah objek sebagai bahan ilmu yang bersangkutan (Nasir, 1988:51). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara 2 objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut (Kriyantono, 2009 : 83).

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara ‘Instagram’ terhadap Presentasi Diri Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi USU. Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuisioner yang disebarkan kepada responden.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995 : 141).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi USU Program S-1 angkatan 2011, 2012 dan 2013. Berikut daftar jumlah mahasiswa yang terhitung aktif :

Tabel 3.1 Jumlah Populasi

Stambuk Jumlah 2011 122 2012 145 2013 170

Jumlah Keseluruhan 437

Sumber : Bagian Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 2014.


(45)

3.3.2 Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1995 : 144).

Dalam penelitian ini besarnya sampel yang ditentukan menggunakan rumus Nasir yaitu 20% dari jumlah populasi. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah :

n = 20% x jumlah populasi n = 20% x 437

n = 87 responden

3.4 Teknik Penarikan Sampel

3.4.1 Proporsional Stratified Random Sampling

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Proporsional Stratified Random Sampling. Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan kedalam kelompok atau kategori yang disebut strata. Strata ini bisa berupa usia, jenis kelamin, departemen dan lain sebagainya. Sampel ini bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan kedalam subpopulasi berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok (strata) mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Dalam sampel strata proporsional dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar tiap strata proporsional sampling, memungkinkan untuk memberi peluang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel. Strata dalam penelitian ini dibagi dalam kategori angkatan 2011, 2012 dan 2013.

3.4.2 Purposive Sampling

Responden yang memenuhi kriteria Proporsional Stratified Random Sampling

akan dibagi dengan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan teknik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fisip


(46)

USU angkatan 2011, 2012, dan 2013. Pengguna aktif media sosial Instagram, syarat ini ditunjukkan dengan memiliki akun Instagram dan pernah membukanya minimal dalam tiga bulan terakhir.

Tabel 3.2 Jumlah Sampel

Stambuk Jumlah Sampel

2011

x 2012

x 2013

Sumber : FISIP USU 2014

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Agar diperoleh data yang objektif, maka peneliti menggunakan teknik untuk memperoleh data tersebut dengan cara :

3.5.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan ini merupakan suatu cara pengambilan data yang dilakukan melalui keputusan dengan membaca buku-buku literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah skripsi peneliti.

3.5.2 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan ini diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara mengedarkan kuisioner. Kuisioner yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuisioner ini dimaksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari para responden (Kriyantono, 2009 : 93).


(47)

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data sebagai berikut :

3.6.1 Analisis Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995 : 266).

3.6.2 Analisis Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995 : 273).

3.6.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan.Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferinsial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel. Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi (korelasi). Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik Spearman (Spearman’s Rho Order Correlation). Rumus koefisien korelasinya adalah (Kriyantono, 2008 : 169) :

rho ²∑ ²

Keterangan :

rho : koefisien korelasi rank-order : perbedaan antara pasangan jenjang


(48)

: jumlah individu dalam sampel ∑ : sigma atau jumlah

: bilangan konstan : bilangan kosntan

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika :

rho< 0, maka hipotesis ditolak

rho> 0, maka hipotesis diterima

Selanjutnya untuk mengukur kekuatan derajat hubungan digunakan rumus skala Guilford sebagai berikut : (Kriyantono, 2006 : 168-169).

< 0,20 : hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20– 0,39 : hubungan rendah tapi pasti

0,40– 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71 0,90 : hubungan yang tinggi, kuat

> 0,90 : hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan

Untuk menguji tingkat signifikansi korelasi, maka digunakan rumus ttest pada tingkat signifikasi 0,05 sebagai berikut :


(49)

Keterangan :

t : nilai t tes

r : nilai koefisien korelasi

n : jumlah sampel

Jika thitung>ttabel, maka hubungan signifikan Jikathitung ttabel, maka hubungan tidak signifikan


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam pembahasan ini, peneliti akan merujuk pada system penyajian atau data yang diperoleh dari hasil jawaban responden, dimana metode pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner yang disebarkan kepada responden yaitu Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Program S-1 angkatan 2011, 2012, dan 2013 yang berjumlah 87 orang.

4.1.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

Pria 44 50.6

Wanita 43 49.4

Total 87 100.0

Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Program S-1 angkatan 2011, 2012, dan 2013 adalah berjumlah 437 orang.

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah seluruh Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi USU Program S-1 angkatan 2011, 2012, dan 2013 yang terhitung aktif yang berjumlah 87 orang, pengguna aktif media sosial Instagram dan pernah membukanya minimal dalam tiga bulan terakhir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 87 orang, dimana pria sebanyak 44 responden (50.6%) dan wanita sebanyak 43 responden (49.4%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang sering menggunakan Instagram sebagai media untuk presentasi diri adalah pria.


(1)

Kuesioner Penelitian Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

No Kuesioner : ... No Coding

I. Variabel Individual

1. Jenis Kelamin Anda : a. Pria b. Wanita

2. Frekuensi anda menggunakan internet dalam sehari : a. <1 Jam

b. 1-2 Jam c. 2-3 Jam d. >3 Jam

3. Cara anda mengakses internet : a. Komputer / PC

b. Laptop c. Smartphone II. Instagram

4. Bagaimana pendapat anda terhadap tampilan Instagram ? a. Tidak Menarik

b. Kurang Menarik c. Menarik

d. Sangat Menarik

5. Apakah anda mengerti fungsi Instagram ? a. Tidak mengerti

b. Kurang mengerti c. Mengerti


(2)

6. Intensitas anda mem-posting gambar di Instagram? a. Jarang (satu kali sehari)

b. Cukup sering (1-3 kali sehari) c. Sering (3-5 kali sehari) d. Sering sekali (>5 kali sehari)

No Instagram Tidak

Tertarik

Kurang Tertarik

Tertarik Sangat Tertarik 7 Perasaan anda untuk

mem-follow akun lain

8 Perasaan anda ketika di follow akun lain

9 Perasaan anda ketika posting-an di like akun lain

10 Perasaan anda ketika me-likeposting-an akun lain 11 Perasaan anda ketika

posting-an di comment akun lain 12 Perasaan anda ketika

meng-comment posting-an akun lain

13. Apakah anda meng-link-an posting-annya ke jejaring sosial lain? a. Tidak pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Setiap posting

No Instagram Tidak

Suka

Kurang Suka

Suka Sangat Suka

14 Perasaan anda untuk mem-follow akun lain

15 Perasaan anda ketika di follow akun lain

16 Perasaan anda ketika posting-an di like akun lain

17 Perasaan anda ketika me-likeposting-an akun lain 18 Perasaan anda ketika

posting-an di comment akun lain 19 Perasaan anda ketika


(3)

III.Presentasi Diri

20. Apakah anda menggunakan posting-an Instagram bertujuan untuk membuat orang lain suka terhadap anda?

a. Tidak Pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Sering Sekali

21. Apakah anda menyadari like dari akun lain diartikan sebagai rasa suka terhadap anda ? a. Tidak menyadari

b. Kurang menyadari

c. Menyadari

d. Sangat menyadari

22. Apakah anda menggunakan posting-an Instagram sebagai media untuk mendapatkan citra diri yang terampil dan berkualitas?

a. Tidak Pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Sering Sekali

23. Apakah anda menyadari like dari akun lain berarti mendapatkan citra diri yang terampil dan berkualitas?

a. Tidak menyadari b. Kurang menyadari

c. Menyadari

d. Sangat menyadari

24. Apakah anda menggunakan posting-an Instagram sebagai media untuk mendapatkan kekuasaan atas akun lain?

a. Tidak Pernah


(4)

25. Apakah anda menyadari like dari akun lain berarti anda mendapatkan kekuasaan dari akun lain?

a. Tidak menyadari b. Kurang menyadari

c. Menyadari

d. Sangat menyadari

26. Apakah anda menggunakan posting-an Instagram sebagai media untuk menunjukkan citra diri yang tidak berdaya dan mengharapkan bantuan orang lain?

a. Tidak Pernah

b. Jarang

c. Sering

d. Sering Sekali

27. Apakah anda menyadari like dari akun lain berarti anda menunjukkan citra diri yang tidak berdaya dan mengharapkan bantuan orang lain?

a. Tidak menyadari b. Kurang menyadari

c. Menyadari

d. Sangat menyadari

28. Bagaimana pendapat anda mengenai jejaring sosial Instagram?:

... ... 29. Apakah menurut anda Instagram dapat membantu mempresentasikan diri anda kepada lingkungan di sekitar ? :

... ... 30. Apakah yang anda selama ini tampilkan di Instagram merupakan tampilan diri yang sebenarnya ? :... ...


(5)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Medan

Telp. (061) 8217168

LEMBARAN CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama

: Fentira Ayudhya.S

NIM

:

100904091

Pembimbing : Dra. Dewi Kurniawati, M. Si. Ph. D

Dosen Pembimbing

NO TANGGAL

PERTEMUAN

PEMBAHASAN

1

3 Desember 2013

ACC Seminar Proposal

2

7 Desember 2013

Seminar Proposal Penelitian

3

24 Februari 2014

ACC BAB I

4

3 Maret 2014

Penyerahan BAB II

5

26 Maret 2014

ACC BAB II

Diskusi tentang BAB III dan

Kuisioner

6

22 Juni 2014

ACC BAB III dan Kuisioner

7

19

Juli

2014

Penyerahan BAB IV dan

BAB V

8

9

26 Juli 2014

14 Agustus 2014

Revisi BAB IV dan BAB V

ACC Sidang


(6)

BIODATA

Nama

:

Fentira

Ayudhya

Siregar

NIM

:

100904091

Departemen

:

Ilmu

Komunikasi

Program Studi

: Hubungan Masyarakat (HUMAS)

Tempat/Tanggal Lahir

: Medan/28 Februari 1993

Agama

:

Islam

Anak ke

: 2 dari 2 bersaudara

Pendidikan

: 1. SD Muhammadiyah Medan

2. SMP Negeri 1 Medan

3. SMA Negeri 1 Medan

4.

Ilmu

Komunikasi FISIP USU angkatan 2010

Nama Orangtua

Ayah

: Drs. H. Bachtiar Effendi Siregar

Ibu

:

Syafridawati.

Nst

Alamat

:

Jl.

Sunggal

Komp. Taman Prima No. C-4 Medan


Dokumen yang terkait

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011

12 104 186

Studi dokumentasi tentang kecenderungan penelitian mahasiswa departemen ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Sumatra Utara 2010 - 2013

0 26 123

Twitter Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

1 45 125

Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampus (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

88 650 92

Konsep Diri Mahasiswa dalam Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dalam Media Sosial Instagram)

6 40 132

Respon Mahasiswa Terhadap Kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

0 42 107

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2

0 0 36

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

0 0 6

INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA Angkatan 2013-2015) - FISIP Untirta Repository

0 0 158