37
2.2.4.4. Bentuk Abutmen
Abutmen jembatan merupakan salah satu bagian konstruksi jembatan yang ditempatkan pada pangkal konstruksi jembatan. Simon dan Senturk 1992 dalam
Hanwar 1999 menyatakan bahwa ada dua bentuk umum abutmen yaitu verticalwall abutment dengan wing atau box wall dan spill – thourgh abutment.
Kedalaman gerusan untuk vertical wall abutment kurang lebih dua kali dibanding dengan spill through abutment.
Breusers 1991 dalam Hanwar 1999 menyatakan bahwa kedalaman gerusan untuk wing –wall WW, spill-through ST dan vertical wall
pointingdownstream TS1 adalah sekitar 70 dibanding semi-circular-end- abutment SCE.
2.3 Studi Model
Studi model sering kali digunakan untuk mendukung perencanaan bangunan air. Ada dua tipe model yaitu model matematik dan model fisik. Kedua
tipe model tersebut digunakan untuk tipe permasalahan yang berbeda, namun bisa juga digunakan bersamaan untuk untuk suatu masalah yang sama. Menurut
Triatmodjo 1996, Model fisik dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu model tak distorsi dan model distorsi. Pada Model tak distorsi bentuk geometri
antara model dan prototip adalah sama tetapi berbeda ukuran dengan suatu perbandingan ukuran atau skala tertentu, sedangkan pada model distorsi bentuk
geometri antar model dan prototip tidak sama.
Universitas Sumatera Utara
38
Hubungan antara model dan prototip dipengaruhi oleh hukum-hukum sifat sebangun hidraulik. Sifat sebangun ini terbagi atas sebangun geometrik, sebangun
kinematik, dan sebangun dinamik. 1.
Sebangun Geometrik Sebangun geometrik dipenuhi apabila model dan prototip mempunyai
bentuk yang sama tetapi berbeda ukuran, hal ini berarti bahwa perbandingan antara semua ukuran panjang yang bersangkutan termasuk kekasaran antara model
dan prototip adalah sama, Triatmodjo, 1996. �
�
=
������ �� �������� ������ �� �����
=
�
�
�
�
3
Semua ukuran yang ada pada model dan prototip harus mempunyai skala yang sama :
Skala Panjang :
�
1 �
�
1 �
=
�
2 �
�
2 �
= �
�
4
Skala Luas :
�
1 �
�
1 �
=
��
12
�
�
��
12
�
�
= �
�
2
5
Skala Volume :
�
1 �
�
1 �
=
��
13
�
�
��
13
�
�
= �
�
3
6
Sebangun geometrik sempurna sulit untuk dicapai. Sebagai contohnya mengenai kekasaran permukan model yang lebih licin dari prototip mungkin tidak
hasil dari skala model namun hanya dibuat permukaan yang lebih licin daripada prototip.
Universitas Sumatera Utara
39
2. Sebangun Kinematik Sebangun kinematik terjadi antara prototip dan model jika prototip dan
model sebangun geometrik dan perbandingan kecepatan dan percepatan di dua titik yang bersangkutan pada prototip dan model untuk seluruh pengadilan adalah
sama, Triatmodjo, 1996.
�
1 �
�
1 �
=
�
2 �
�
2 �
= �
�
7
Dan
�
1 �
�
1 �
=
�
2 �
�
2 �
= �
�
8
Besaran kinematik seperti kecepatan, percepatan, debit aliran dan sebagainya dapat diberikan dalam bentuk skala panjang dan skala waktu.
Skala kecepatan : �
�
=
�
�
�
�
=
�
�
�
�
⁄ �
�
�
�
⁄
=
�
�
�
�
9
Skala percepatan : �
�
=
�
�
�
�
=
�
�
�
� 2
⁄ �
�
�
� 2
⁄
=
�
�
�
� 2
10
Skala debit :
�
�
=
�
�
�
�
=
�
� 3
�
�
� �
� 3
�
�
⁄
=
�
� 3
�
�
11
3. Sebangun Dinamik
Jika Prototip dan model sebangun geometrik dan kinematik, dan gaya- gaya yang bersangkutan pada model dan prototip untuk seluruh pengaliran
Universitas Sumatera Utara
40
mempunyai perbandingan yang sama dan bekerja pada arah yang sama, maka dikatakan sebagai sebangun dinamik.
�
�
=
�
1 �
�
1 �
=
�
2 �
�
2 �
12
2.4. Persamaaan Empiris 2.4.1. Bilangan Froude