Koefisien Kekasaran Dasar Persamaan untuk Kedalaman Gerusan 1 Persamaan Froehlich 1987, dalam Hanwar 1999

41 Bilangan Froude dapat digunakan untuk menentukan regime aliran yang terjadi pada saluran. Regime aliran dapat dibagi menjadi 3 kategori Rinaldi, 2002 yaitu : 1. Regime aliran sub-kritis jika nilai Fr 1. Pada aliran sub-kritis peranan gaya tarik bumi lebih menonjol, sehingga aliran mempunyai kecepatan rendah dan sering dikatakan tenang. 2. Regime aliran kritis jika nilai Fr = 1. Kedalaman aliran pada regime ini adalah kedalaman kritis. 3. Regime aliran super-kritis terjadi jika Fr 1. Dalam keadaan ini gaya–gaya inersia sangat menonjol, sehingga aliran mempunyai kecepatan tinggi dan kedalaman aliran pada regime ini lebih kecil dari kedalaman kritis, D Dkr.

2.4.2. Koefisien Kekasaran Dasar

Perilaku aliran terhadap konfigurasi dasar dapat digambarkan sebagai hubungan besaran Manning, koefisien Chesy C yang dirumuskan sebagai berikut : � = � 1 6 � � 14 n = � 1 6 � 21 15 Universitas Sumatera Utara 42 dengan : n = angka kekasaran Manning. d = diameter butir seragam pada dasar saluran, mm. r = jari-jari hidrolis, m. Kecepatan rata-rata menurut Chezy dirumuskan sebagai berikut : � = � ��� � 16 dengan : U = kecepatan aliran rata-rata, ms. Sf = kemiringan dasar energi. So = kemiringan dasar saluran. Sw = kemiringan permukaan air. Pengujian di laboratorium diusahakan pada kondisi aliran seragam sehingga garis energi, muka air dan dasar saluran saling sejajar, berarti kemiringannya sama atau Sf = Sw = So. Universitas Sumatera Utara 43 2.4.3. Persamaan untuk Kedalaman Gerusan 2.4.3.1 Persamaan Froehlich 1987, dalam Hanwar 1999 Untuk menentukan kedalaman gerusan pada kondisi clear water scour pada abutmen, Froehlich 1987, menggunakan analisa dimensi dan analisamultiple regresi terhadap 164 percobaan pada saluran air flume laboratorium,sehingga diperoleh persamaan berikut : �� �� = 2.27 �1 �2 � �� �� � 0.43 �� 0.61 17 dengan : K1 = koefisien untuk bentuk abutmen K2 = koefisien untuk sudut embankment terhadap aliran La = panjang abutmen, m Fr = bilangan Froude dari aliran upstream pada abutmen Do = kedalaman aliran, m Ds = kedalaman gerusan, m Universitas Sumatera Utara 44 Tabel 2.1 Koefisien Bentuk Abutmen Mellvile, 1997 Bentuk Abutmen nilai K1 Abutmen vertikal 1,00 Abutmen vertikal dengan ujung wing-wall 0,82 Abutmen spill through 0,55 Sedangkan nilai �2 = � � 90 � 0.13 18 dengan : θ = sudut embankment terhadap aliran.

2.4.3.2. Persamaan Garde dan Raju 1977, dalam Hanwar 1999

Persamaan Garde dan Raju 1977 digunakan pada gerusan lokal disekitar pilar jembatan, spur dan abutmen jembatan untuk aliran transportasi sedimen dan clear water. Kedalaman gerusan tak berdimensi DDo dinyatakan sebagai berikut: � �� = 4.0 � η 1 η 2 η 3 η 3 η 4 � � �� �� � �∗ 19 Universitas Sumatera Utara 45