74
diambil mulai dari titik pengamatan 1 yang terletak pada abutmen bagian samping kemudian berputar berlawanan arah jarum jam sampai semua titik terukur, yaitu
pada titik pengamatan 9 pada bagian samping abutmen satunya lagi. Pada awal pengamatan dari setiap percobaan untuk kisaran waktu 0
sampai 1 menit, tampak terjadi penambahan kedalaman gerusan yang kecil. Hal ini disebabkan pada saat awal pengamatan debitnya dibuka perlahan-lahan dari
debit kecil kemudian diatur sampai debit yang ditentukan. Setelah mencapai debit yang ditentukan dan besarnya konstan maka penambahan kedalaman gerusan akan
terlihat semakin besar seiring dengan lama waktu pengamatan dan selanjutnya besarnya penambahan kedalaman gerusan semakin kecil setelah mendekati
kondisi kesetimbangan equilibrium scour depth. Setiap kali pengamatan gerusan dilakukan selama 250 menit, karena dapat
dianggap hingga waktu tersebut tidak lagi terjadi perubahan kedalaan gerusan atau dengan kata lain telah mendekati kondisi kesetimbanan.. Hal ini ditunjukan oleh
trend grafik yang dibentuk mendekati garis lurus seperti terlihat pada gambar hasil analisis.
4.4.1. Perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu pada Abutmen Dinding Vertikal Tanpa Sayap
Berdasarkan hasil pengamatan perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu pada abutmen dinding vertikal tanpa sayap seperti yang terdapat pada
lampiran , dapat diketahui hubungan kedalaman gerusan terhadap waktu seperti yang telah ditampilkan dalam gambar 4.10.
Universitas Sumatera Utara
75
Gambar 4.10 Perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu
Gambar 4.11 Titik pengamatan pada abutmen dinding vertikal tanpa sayap
Berdasarkan trend grafik 4.10 dapat dilihat bahwa gerusan yang terjadi pada abutmen dinding vertikal tanpa sayap dengan debit Q = 0.5 lts mengalami
peningkatan kedalaman gerusan yang pada awalnya kecil kemudian membesar lalu semakin lama penambahan kedalaman gerusannya semakin mengecil hingga
pada saat menit tertentu akan mencapai kesetimbangan equilibrium scour depth. Terlihat bahwa perkembangan gerusan terbesar tercapai pada titik pengamatan 3
pada sisi samping abutmen bagian depan dan perkembangan gerusan terkecil
-1,80 -1,60
-1,40 -1,20
-1,00 -0,80
-0,60 -0,40
-0,20 0,00
1 3
5 7
9 15 25 35 50 70 100 130 160 180 210 250
K e
da la
m a
n Ge rus
a n
z b
Waktu t
Titik 1 Titik 2
Titik 3 Titik 4
Titik 5 Titik 6
Titik 7 Titik 8
Universitas Sumatera Utara
76
tercapai pada titik pengamatan 9 yang dapat dilihat pada gambar Pada gambar 4.11.
4.4.2. Perkembangan Kedalaman Gerusan Terhadap Waktu pada Abutmen Dinding Vertikal dengan Sayap.
Berdasarkan hasil pengamatan perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu pada abutmen dinding vertikal dengan sayap seperti yang terdapat pada
lampiran, dapat diketahui hubungan kedalaman gerusan terhadap waktu seperti yang telah ditampilkan dalam gambar 4.12.
Berdasarkan trend grafik 4.12 dapat dilihat bahwa gerusan yang terjadi pada abutmen dinding vertikal dengan sayap dengan debit Q = 0.5 lts
mengalami peningkatan kedalaman gerusan yang pada awalnya kecil kemudian membesar lalu semakin lama penambahan kedalaman gerusannya semakin
mengecil hingga pada saat menit tertentu akan mencapai kesetimbangan equilibrium scour depth. Terlihat bahwa perkembangan gerusan terbesar terjadi
pada titik pengamatan 4 pada sisi samping abutmen bagian depan dan perkembangan gerusan terkecil terdapat pada titik pengamatan 9 yang masing-
masing dapat dilihat pada gambar 4.13.
Universitas Sumatera Utara
77
Gambar 4.12 Perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu
Gambar 4.13 Titik pengamatan pada abutmen dinding vertikal dengan sayap.
4.4.3. Perkembangan Kedalaman Gerusan Maksimum