Kerangka Konsep Penelitian Jenis Penelitian Pengolahan dan analisis data PEMBAHASAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel

Variabel independen bebas dalam penelitian ini adalah Keluarga Pasien RSUP H. Adam Malik Medan yang terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, agama dan suku. Sedangkan, variabel dependen tergantung adalah pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap donor darah.

3.2.2. Definisi Operasional

1. Keluarga pasien adalah anggota keluarga pasien yang ditandai adanya hubungan kekerabatan dengan pasien atau yang mewakili yang paling bertanggungjawab terhadap kehidupan pasien. Pada penelitian data sosiodemografik keluarga pasien akan ditabulasi yang terdiri dari: a Umur b Jenis kelamin c Tingkat pendidikan d Tingkat pendapatan e Agama f Suku Keluarga Pasien RSUP H. Adam Malik Medan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Terhadap Donor Darah Universitas Sumatera Utara 2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden mengenai hal-hal yang berkaitan dengan donor darah, misalnya apa yang dimaksudkan dengan donor darah, kriteria menjadi pendonor, jumlah volume darah yang diambil, siapa saja yang membutuhkan transfusi darah, manfaat dari donor darah bagi kesehatan dan sebagainya. - Cara ukur: Meminta responden untuk menjawab kuesioner yang diberi. - Alat ukur: Dengan menggunakan kuesioner. 10 pernyataan telah diajukan kepada responden dengan total skor adalah sebanyak 20. Responden yang menjawab dengan a Ya diberi skor 2 b Tidak diberi skor 1 c Tidak tahu diberi skor 0 - Hasil ukur Arikunto, 2007: a Baik : 75 b Sedang : 40-75 c Kurang : 40 Maka, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring, yaitu: a Skor 15-20 : Baik b Skor 9-14 : Sedang c Skor ≤8 : Kurang - Skala ukur: Ordinal 3. Sikap adalah segala pendapat dan pandangan responden yang berkaitan dengan donor darah, berupa pernyataan setuju, kurang setuju dan tidak setuju. - Cara ukur: Meminta responden untuk menjawab kuesioner yang diberi. - Alat ukur: Dengan menggunakan kuesioner. 10 pernyataan telah diajukan kepada responden dengan total skor adalah sebanyak 20. Responden yang menjawab a Setuju diberi skor 2 b Kurang setuju diberi skor 1 Universitas Sumatera Utara c Tidak setuju diberi skor 0 - Hasil ukur Arikunto, 2007: a Baik : 75 b Sedang : 40-75 c Kurang : 40 Maka, penilaian terhadap sikap responden berdasarkan sistem skoring, yaitu: a Skor 15-20 : Baik b Skor 9-14 : Sedang c Skor ≤8 : Kurang - Skala ukur: Ordinal 4. Tindakan adalah suatu aksi atau perlakuan responden terhadap donor darah. Ini dapat dibedakan atas pernah yaitu responden pernah mendonorkan darahnya dan tidak pernah yaitu responden tidak pernah mendonorkan darahnya. - Cara ukur: Meminta responden untuk menjawab kuesioner yang diberi. - Alat ukur: Dengan menggunakan kuesioner. 8 pertanyaan telah diajukan kepada responden dengan total skor adalah sebanyak 16. a Untuk pertanyaan nomor 6, 8, dan 9 jawaban tertinggi diberi skor 1, jika menjawab Ya dan diberi skor 0 jika menjawab Tidak. b Untuk pertanyaan nomor 2 diberi skor 1 dengan memilih salah satu jawaban. c Untuk pertanyaan nomor 3 nilai tertinggi adalah 3, dimana jika menjawab A diberi nilai 1, B diberi nilai 2 dan C diberi nilai 3. d Untuk pertanyaan nomor 5 dan 7 nilai tertinggi adalah 3, dimana penilaiannya seperti berikut: - Jawaban 2: skor 1 - Jawaban 2-4: skor 2 - Jawaban 4: skor 3 e Untuk pertanyaan nomor 4 nilai tertinggi adalah 3, dimana jika menjawab ketiga-tiga pilihan diberi nilai 3, manakala jika menjawab Universitas Sumatera Utara dua pilihan diberi nilai 2 dan jika menjawab salah satu pilihan hanya diberi nilai 1. - Hasil ukur Arikunto, 2007: a Baik : 75 b Sedang : 40-75 c Kurang : 40 Maka, penilaian terhadap tindakan responden berdasarkan sistem skoring, yaitu: a Skor 12-16 : Baik b Skor 7-11 : Sedang c Skor ≤6 : Kurang - Skala ukur: Ordinal Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan pendekatan cross-sectional study studi potong lintang, dimana data akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga pasien terhadap donor darah di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014. 4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari bulan Maret sampai bulan Desember 2014, sedangkan pengumpulan data dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan September sampai bulan Oktober 2014.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan yaitu di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rindu A, Ruang Rawat Inap Obstetri Ginekologi dan Ruang Rawat Inap Bedah Rindu B. Adapun pertimbangan dalam memilih ruang rawat inap tersebut karena ruang tersebut merupakan tiga ruang yang terbanyak yang melayani permintaan kantong darah di UTD RSUP H. Adam Malik Medan. 4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Populasi dalam penelitiaan adalah seluruh keluarga dari pasien rawat inap yang berkunjung ke RSUP H. Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara

4.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi serta kriteria eksklusi sehingga dianggap dapat mewakili populasinya. Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

1. Kriteria Inklusi

a Keluarga pasien yang berusia lebih dari 16 tahun. b Keluarga pasien yang mampu membaca, menulis dan mampu berkomunikasi dengan baik. c Keluarga pasien yang bersedia menjadi responden.

2. Kriteria Eksklusi

a Keluarga pasien yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.

4.3.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan non- probability sampling yaitu consecutive sampling, dimana semua sampel yang terdapat harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi supaya dapat dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.

4.3.4 Besar Sampel

Penentuan besar sampel dihitung dengan berdasarkan rumus estimasi data proporsi populasi infinit menurut Wahyuni AS, 2007 adalah seperti berikut: Z²1- α2 p. 1-p n = d 2 Universitas Sumatera Utara Keterangan: n = besar sampel minimum Z²1- α2 = nilai distribusi normal baku tabel Z pada α tertentu P = harga proporsi di populasi d = kesalahan absolut yang dapat ditolerir Berdasarkan rumus di atas, tingkat kemaknaan yang dikehendaki adalah sebesar 95 sehingga nilai Z²1- α2 diperoleh 1,96. Dengan proporsinya belum diketahui maka nilai p yang dipergunakan adalah 0,5, sehingga nilai 1-p menjadi 0,5 sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Kesalahan absolut yang diinginkan dalam penelitian ini adalah sebesar 10. 1,96 2 . 0,5 1- 0,5 n = 0,10 2 n = 96,04 Maka, besar sampel yang diperlukan adalah 96,04 responden dan dibulatkan menjadi 100 responden.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer, yaitu data yang dikumpul secara langsung dari pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan pasien terhadap donor darah.

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan metode teknik korelasi “product moment’’ dan uji Cronbach Cronbach Alpha dengan menggunakan program SPSS 17. Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan terhadap 20 sampel yang memiliki Universitas Sumatera Utara kriteria yang hampir sama dengan sampel penelitian. Tabel 4.1 menunjukkan hasil uji validitas dan reliabilitas. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Nomor Pernyataan Total Pearson Correlation Status Alpha Status Pengetahuan 1 0.472 Valid 0.914 Reliabel 2 0.472 Valid Reliabel 3 0.599 Valid Reliabel 4 0.799 Valid Reliabel 5 0.820 Valid Reliabel 6 0.858 Valid Reliabel 7 0.594 Valid Reliabel 8 0.594 Valid Reliabel 9 0.516 Valid Reliabel 10 0.543 Valid Reliable Sikap 1 0.770 Valid 0.863 Reliabel 2 0.770 Valid Reliabel 3 0.799 Valid Reliabel 4 0.799 Valid Reliabel 5 0.573 Valid Reliabel 6 0.573 Valid Reliabel 7 0.573 Valid Reliabel 8 0.573 Valid Reliabel 9 0.573 Valid Reliabel 10 0.573 Valid Reliabel Tindakan 1 0.926 Valid 0.990 Reliabel 2 0.988 Valid Reliabel 3 0.926 Valid Reliabel 4 0.894 Valid Reliabel 5 0.966 Valid Reliabel 6 0.988 Valid Reliabel 7 0.972 Valid Reliabel 8 0.874 Valid Reliabel 9 0.988 Valid Reliabel 10 0.988 Valid Reliable Universitas Sumatera Utara

4.5 Pengolahan dan analisis data

Setelah data dari setiap responden diperoleh, pengolahan dan analisa data dilakukan dengan masukkan data tersebut ke dalam komputer dengan bantuan program SPSS. Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut: a Editing, yaitu memeriksa nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah terisi sesuai petunjuk. b Coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah saat mengadakan tabulasi dan analisa. c Entry, yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution. d Cleaning, yaitu memeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan atau tidaknya pada kode, ketidaklengkapan data dan sebagainya. e Saving, yaitu data yang telah benar-benar tepat akan disimpan dan siap dianalisis. Setelah mengolah data, hasil pengukuran akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dikelompokkan berdasarkan data sosiodemografi seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, agama, dan suku. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. HASIL PENELITIAN 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No.17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit pemerintah dengan kategori kelas A berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 335MenkesSKVII 1990 dimana mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 spesialis dasar, 5 spesialis penunjang medik, 12 spesialis lain, dan 13 subspesialis dan RSUP H. Adam Malik memiliki semua dari persyaratan- persyaratan tersebut sehingga dapat disebut sebagai rumah sakit pusat. Di samping itu, RSUP H. Adam Malik adalah sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah regional A sehingga dapat menjumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi dari Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau, misalnya operasi-operasi besar seperti penyakit kanker darah atau penyakit-penyakit kronis yang lainnya yang memerlukan transfusi darah. Adapun banyak pelayanan medis yang dimiliki RSUP H. Adam Malik Medan adalah seperti Instalasi Rawat Jalan terdiri dari 13 Spesialis dan 106 Sub-Spesialisasi, Instalasi Rawat Inap terdiri dari Instalasi Rindu A dan Instalasi Rindu B, Instalasi Perawatan Intensif, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Pusat dan Instalasi Hemodialisa. RSUP H.Adam Malik Medan mempunyai Unit Transfusi Darah UTD RSUP H. Adam Malik Medan tersendiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Tujuan pembentukan UTD RSUP H. Adam Malik adalah didasarkan meningkatnya kebutuhan akan pelayanan darah, khususnya dalam rangka menurunkan angka kematian ibu AKI, penanganan penyakit degeneratif, cedera akibat kecelakaan, penyakit darah hemofilia, thalasemia Universitas Sumatera Utara sehingga pasien memerlukan transfusi darah yang berlebihan untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Berdasarkan laporan tahunan 2013 dari UTD RSUP H. Adam Malik menyatakan bahwa pasien yang menderita kanker, anemia dan haemodialisa paling sering membutuhkan transfusi darah. Maka, dengan pertimbangan masalah ini penelitian ini dilaksanakan di tiga ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan yaitu di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rindu A, Ruang Rawat Inap Obstetri Ginekologi dan Ruang Rawat Inap Bedah Rindu B.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik Consecutive Sampling. Karakteristik responden yang diamati adalah seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, agama, suku dan golongan darah. Data lengkap mengenai data sosiodemografi responden telah ditampilkan pada tabel distribusi frekuensi 5.1. : Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik Responden Frekuensi n Persentase Kelompok Umur 16 – 24 37 37,0 25 – 33 30 30,0 34 – 42 12 12,0 43 – 51 10 10,0 52 – 60 11 11,0 Jenis Kelamin Pria 53 53,0 Wanita 47 47,0 Tingkat Pendidikan SD 4 4,0 SMP 10 10,0 SMA 57 57,0 PT 29 29,0 Universitas Sumatera Utara Tingkat Pendapatan Tinggi 15 15,0 Sedang 46 46,0 Rendah 39 39,0 Agama Islam 62 62,0 Kristen Protestan 33 33,0 Kristen Katolik 5 5,0 Suku Melayu 15 15,0 Jawa 30 30,0 Batak 46 46,0 Lain-lain 9 9,0 Golongan Darah Tahu 74 74,0 Tidak Tahu 26 26,0 Jenis Golongan Darah A+ 12 16,2 A- 3 4,1 B+ 30 40,5 B- 2 2,7 O+ 15 20,3 O- 2 2,7 AB+ 8 10,8 AB- 2 2,7 Tidak Tahu 26 26,0 Dari tabel 5.1 dilihat bahwa, dari 100 responden mayoritas responden adalah dari kelompok umur 16-24 yaitu sebanyak 37 orang 37,0. Untuk jenis kelamin yang paling banyak adalah pria yaitu 53 orang 53,0 dan wanita sebanyak 47 orang 47,0. Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah responden terbanyak berpendidikan SMA yaitu sebanyak 57 orang 57,0. Berdasarkan tingkat pendapatan, sebagian besar responden memiliki pendapatan sedang yaitu antara Rp 1.500.00,00 – Rp3.000.000,00 sebanyak 46 orang 46,0. Untuk karakteristik agama yang paling banyak adalah dari agama Islam yaitu sebanyak 62 orang 62,0. Sedangkan, untuk karakteristik suku yang paling banyak adalah Universitas Sumatera Utara dari suku Batak yaitu 46 orang 46,0. Dari 100 responden sebagian besar mengetahui jenis golongan darah masing-masing yaitu sebanyak 74 orang 74,0.

5.1.3. Hasil Analisis Data Tingkat Pengetahuan

Hasil analisis tingkat pengetahuan keluarga pasien terhadap donor darah ditampilkan pada tabel 5.2. : Tabel 5.2. Hasil Analisis Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Frekuensi n Persentase Baik 37 37,0 Sedang 43 43,0 Kurang 20 20,0 Total 100 100,0 Dari tabel 5.2. dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori sedang mempunyai persentasi yang paling besar yaitu 43,0 sedangkan kategori baik sebesar 37,0 dan kategori kurang sebesar 20,0. Data lengkap mengenai distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan tentang donor darah ditampilkan pada tabel 5.3. : Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Pengetahuan No Pernyataan Jawaban Responden Ya Tidak Tidak Tahu n n n 1. Ketersediaan darah di UTD Adam Malik Medan mencukupi. 45 45,0 11 11,0 44 44,0 2. Kegiatan mendonorkan darah dapat membuat badan sehat serta dapat mengetahui tentang keadaan kesehatan diri sendiri. 81 81,0 10 10,0 9 9,0 3. Syarat dan ketentuan untuk mendonorkan darah merupakan hal yang paling utama sebelum dilakukannya kegiatan donor 81 81,0 4 4,0 15 15,0 Universitas Sumatera Utara darah. 4. Donor darah penting dalam merawat banyak masalah medis, seperti kanker, kelainan darah, dan juga dalam merawat luka tertentu serta prosedur bedah. 71 71,0 5 5,0 24 24,0 5. Frekuensi donor darah yang diperbolehkan oleh seorang adalah 2-3 kali per tahun. 34 34,0 12 12,0 54 54,0 6. Sebanyak 350ml volume darah akan diambil untuk sekali donor. 48 48,0 6 6,0 46 46,0 7. Jarak minimal yang diperbolehkan untuk mendonorkan darah setelah donor darah terakhir adalah 12 minggu. 31 31,0 15 15,0 54 54,0 8. Orang yang menderita malaria, hepatitis, HIVAIDS tidak diizinkan untuk menjadi pendonor darah karena dapat terjadi penularan penyakit dari pendonor kepada resipien penerima darah. 76 76,0 11 11,0 13 13,0 9. Pasien yang menerima transfusi secara berkala menghadapi risiko lebih besar akan menderita reaksi imun, alegi atau demam. 59 59,0 4 4,0 37 37,0 10. Melalui transfusi darah dapat menularan berbagai penyakit infeksi seperti HIV, Hepatitis B dan C serta sifilis. 51 51,0 18 18,0 31 31,0 Berdasarkan tabel 5.3. di atas pernyataan yang paling banyak dijawab Ya adalah pernyataan nomor 2 yaitu tentang manfaat dari donor darah serta pernyataan nomor 3 tentang syarat dan ketentuan merupakan hal yang paling utama sebelum dilakukannya kegiatan donor darah yaitu sebesar 81 orang 81. Sedangkan yang paling banyak menjawab Tidak tahu adalah pada pernyataan nomor 5 dan nomor 7 tentang frekuensi dan jarak minimal yang diperbolehkan untuk donor darah yaitu sebesar 54 orang 54. Universitas Sumatera Utara

5.1.3.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Data Sosiodemografi

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Data Sosiodemografi Karakterstik Responden Tingkat Pengetahuan Baik Sedang Kurang Total n n n N Umur 16-24 13 35,1 18 48,6 6 16,2 37 100,0 25-33 10 33,3 15 50,0 5 16,7 30 100,0 34-42 5 41,7 5 41,7 2 16,7 12 100,0 43-51 3 30,0 4 40,0 3 30,0 10 100,0 52-60 6 54,5 1 9,1 4 36,4 11 100,0 Jenis Kelamin Pria 19 35,8 22 41,5 12 22,6 53 100,0 Wanita 18 38,3 21 44,7 8 17,0 47 100,0 Tingkat Pendidikan SD 1 25,0 1 25,0 2 50,0 4 100,0 SMP 2 20,0 5 50,0 3 30,0 10 100,0 SMA 22 38,6 24 42,1 11 19,3 57 100,0 PT 12 41,4 13 44,8 4 13,8 29 100,0 Tingkat Pendapatan Tinggi 9 60,0 3 20,0 3 20,0 15 100,0 Sedang 12 26,1 28 60,9 6 13,0 46 100,0 Kurang 16 41,0 12 30,8 11 28,2 39 100,0 Agama Islam 22 35,5 24 38,7 16 25,8 62 100,0 Kristen Protestan 14 42,4 15 45,5 4 12,1 33 100,0 Kristen Katolik 1 20,0 4 80,0 5 100,0 Suku Melayu 5 33,3 8 53,3 2 13,3 15 100,0 Jawa 10 33,3 10 33,3 10 33,3 30 100,0 Batak 16 34,8 24 52,2 6 13,0 46 100,0 Dll 6 66,7 1 11,1 2 22,2 9 100,0 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.4. diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan paling banyak dikategori baik terdapat pada kelompok umur 52-60 tahun yaitu sebesar 54,5 dan wanita mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dibanding pria yaitu sebanyak 18 orang dari 47 orang sebesar 38,3. Responden yang berpendidikan PT mempunyai pengetahuan baik yaitu sebesar 41,4. Sebesar 60,0 responden yang berpendapatan tinggi mempunyai pengetahuan baik terhadap donor darah dan sebesar 42,4 responden yang beragama kristen protestan mempunyai pengetahuan baik terhadap donor darah. Responden yang dari suku lain seperti suku Gayo, suku Pakpak, suku Minang, suku Nias, suku Aceh, suku Karo mempunyai pengetahuan baik yaitu sebesar 66,7.

5.1.4. Hasil Analisis Data Sikap

Hasil analisis sikap keluarga pasien terhadap donor darah ditampilkan pada tabel 5.5. : Tabel 5.5. Hasil Analisis Sikap Sikap Frekuensi n Persentase Baik 75 75,0 Sedang 23 23,0 Kurang 2 2,0 Total 100 100,0 Dari tabel 5.5. dapat dilihat bahwa sikap keluarga pasien terhadap donor darah terbanyak pada kategori baik yaitu sebanyak 75 orang 75 diikuti kategori sedang sebanyak 23 orang 23 dan kategori kurang sebanyak 2 orang 2. Data lengkap mengenai distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel sikap tentang donor darah ditampilkan pada tabel 5.6. : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variable Sikap No Pernyataan Jawapan Responden Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju n N n 1. Mendonorkan darah harus dilakukan oleh setiap orang. 33 33,0 52 52,0 15 15,0 2. Saya mau mendonorkan darah walaupun tidak ada perintah dari atasan seseorang yang membutuhkan. 67 67,0 15 15,0 18 18,0 3. Pendonor darah tidak harus mengetahui kepada siapa darahnya diberikan 75 75,0 11 11,0 14 14,0 4. Saya akan melakukan donor darah bukan untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. 93 93,0 5 5,0 2 2,0 5. Saya akan melakukan donor darah karena badan saya sehat sehingga dapat membantu orang yang sakit. 88 88,0 9 9,0 3 3,0 6. Mendonorkan darah sebaiknya dilakukan secara sukarela dan rutin. 67 67,0 21 21,0 12 12,0 7. Dengan mendonorkan darah secara rutin kita dapat mengetahui kondisi kesehatan karena sebelum melakukan donor darah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan skreening. 85 85,0 10 10,0 5 5,0 8. Mendonorkan darah secara rutin dapat mengurangi resiko penyakit jantung. 58 58,0 35 35,0 7 7,0 9. Perlu untuk mengajak orang lain keluarga, teman untuk mendonorkan darah. 81 81,0 13 13,0 6 6,0 10. Saya tidak akan mendonorkan darah bila tidak dilakukan skrining darah terlebih dahulu. 76 76,0 17 17,0 7 7,0 Berdasarkan tabel 5.6. di atas pada pernyataan yang paling banyak dijawab setuju adalah pada pernyataan nomor 4 yaitu sebesar 93 orang 93. Sedangkan yang paling banyak menjawab kurang setuju adalah pada pernyataan nomor 1 sebesar 52 orang 52. Manakala, yang paling banyak dijawab tidak setuju adalah pernyataan nomor 2 yaitu sebesar 18 orang 18. Universitas Sumatera Utara 5.1.4.1.Distribusi Frekuensi Sikap Berdasarkan Data Sosiodemografi Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Sikap Berdasarkan Data Sosiodemografi Karakterstik Responden Sikap Responden Baik Sedang Kurang Total n n n n Umur 16-24 25 67,6 10 27,0 2 5,4 37 100,0 25-33 25 83,3 5 16,7 0,0 30 100,0 34-42 8 66,7 4 33,3 0,0 12 100,0 43-51 9 90,0 1 10,0 0,0 10 100,0 52-60 8 72,7 3 27,3 0,0 11 100,0 Jenis Kelamin Pria 39 73,6 12 22,6 2 3,8 53 100,0 Wanita 36 76,6 11 23,4 0,0 47 100,0 Tingkat Pendidikan SD 1 25,0 2 50,0 1 25,0 4 100,0 SMP 8 80,0 2 20,0 0,0 10 100,0 SMA 41 71,9 15 26,3 1 1,8 57 100,0 PT 25 86,2 4 13,8 0,0 29 100,0 Tingkat Pendapatan Tinggi 14 93,3 1 6,7 0,0 15 100,0 Sedang 34 73,9 11 23,9 1 2,2 46 100,0 Kurang 27 69,2 11 28,2 1 2,6 39 100,0 Agama Islam 44 71,0 16 25,8 2 3,2 62 100,0 Kristen Protestan 28 84,8 5 15,2 0,0 33 100,0 Kristen Katolik 3 60,0 2 40,0 0,0 5 100,0 Suku Melayu 6 40,0 8 53,3 1 6,7 15 100,0 Jawa 23 76,7 6 20,0 1 3,3 30 100,0 Batak 39 84,8 7 15,2 0,0 46 100,0 Dll 7 77,8 2 22,2 0,0 9 100,0 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.7. diatas, dapat dilihat bahwa sikap paling baik terdapat pada kelompok umur 43-51 tahun yaitu sebesar 90,0. dan wanita mempunyai sikap yang baik dibanding pria yaitu sebanyak 36 orang dari 47 orang sebesar 76,6. Responden yang berpendidikan PT mempunyai sikap baik terhadap donor darah yaitu sebesar 86,2. Sebesar 93,3 responden yang berpendapatan tinggi mempunyai sikap baik terhadap donor darah dan sebesar 84,8 responden yang beragama kristen protestan mempunyai sikap baik terhadap donor darah. Responden yang dari suku Batak mempunyai sikap yang baik yaitu sebesar 84,8.

5.1.5. Hasil Analisis Data Tindakan

Distribusi frekuensi mengenai status donor darah responden ditampilkan pada tabel 5.8. : Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Status Donor Darah Responden Status Donor Darah Frekuensi n Persentase Pernah 35 35,0 Tidak Pernah 65 65,0 Total 100 100,0 Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 65 orang 65,0 tidak pernah mendonorkan darah, dan hanya 35 orang 35,0 yang pernah mendonorkan darah. Hasil analisis tindakan keluarga pasien yang pernah mendonorkan darah terhadap donor darah ditampilkann pada tabel 5.9. : Tabel 5.9. Hasil Analisis Tindakan Tindakan Frekuensi n Persentase Baik 21 60,0 Sedang 14 40,0 Kurang 0,0 Total 35 100,0 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.9. dapat dilihat bahwa tindakan keluarga pasien terhadap donor darah terbanyak pada kategori baik yaitu sebanyak 21 orang 60,0 diikuti kategori sedang sebanyak 14 orang 40,0 dari 35 orang yang pernah mendonorkan darah.

5.1.5.1. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Berdasarkan Data Sosiodemografi

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Terhadap Donor Darah Berdasarkan Data Sosiodemografi Karakteristik Responden Tindakan Responden Baik Sedang Total n n n Umur 16-24 7 58,3 5 41,7 12 100,0 25-33 5 62,5 3 37,5 8 100,0 34-42 4 80,0 1 20,0 5 100,0 43-51 2 40,0 3 60,0 5 100,0 52-60 3 60,0 2 40,0 5 100,0 Jenis Kelamin Pria 11 52,4 10 47,6 21 100,0 Wanita 10 71,4 4 28,6 14 100,0 Tingkat Pendidikan SD 2 100,0 0,0 2 100,0 SMP 1 50,0 1 50,0 2 100,0 SMA 10 50,0 10 50,0 20 100,0 PT 8 72,7 3 27,3 11 100,0 Tingkat Pendapatan Tinggi 5 71,4 2 28,6 7 100,0 Sedang 11 61,1 7 38,9 18 100,0 Kurang 5 50,0 5 50,0 10 100,0 Agama Islam 12 54,4 10 45,5 22 100,0 Kristen Protestan 8 72,7 3 27,3 11 100,0 Kristen Katolik 1 50,0 1 50,0 2 100,0 Universitas Sumatera Utara Suku Melayu 3 42,9 4 57,1 7 100,0 Jawa 6 54,4 5 45,5 11 100,0 Batak 10 66,7 5 33,3 15 100,0 Dll 2 100,0 0,0 2 100,0 Dari tabel 5.10. diatas, dapat dilihat bahwa tindakan responden yang paling banyak dikategori baik terdapat pada kelompok umur 34-42 tahun yaitu sebesar 80,0 dan wanita mempunyai tindakan yang baik dibanding pria yaitu sebanyak 10 orang dari 14 orang sebesar 71,4. Responden yang berpendidikan SD mempunyai tindakan yang baik terhadap donor darah yaitu sebesar 100,0. Sebesar 71,4 responden yang berpendapatan tinggi mempunyai tindakan baik terhadap donor darah dan sebesar 72,7 responden yang beragama kristen protestan mempunyai tindakan baik terhadap donor darah. Responden yang bersuku lain seperti suku Gayo, suku Pakpak, suku Minang, suku Nias, suku Aceh, suku Karo mempunyai tindakan yang baik terhadap donor darah yaitu sebesar 100,0.

5.2. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan sedang terhadap donor darah yaitu 43 orang 43,0, 37 orang 37,0 memiliki pengetahuan baik sedangkan 20 orang 20,0 memiliki pengetahuan kurang Tabel 5.2.. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di Medan terhadap anggota organisasi kepemudaan Alumni Budi Mulia ALBUM-Medan, didapat sebanyak 42 orang 67,7 mempunyai pengetahuan sedang terhadap donor darah Panjaitan, 2012. Berbeda dengan hasil penelitian Sinde pada tahun 2013 yang menunjukkan bahwa 46 orang 65,71 donor darah sukarela di Unit Donor Darah UDD Kota Pontianak mempunyai pengetahuan baik terhadap donor darah. Menurut Mubarak 2007, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang antaranya umur, jenis kelamin, pendidikan, Universitas Sumatera Utara pengalaman, sosiobudaya, informasi, minat dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian ini didapati bahwa kelompok umur 52 – 60 tahun, mempunyai tingkat pengetahuan yang paling banyak dibanding dengan kelompok umur lain yaitu sebesar 54,5 Tabel 5.4.. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan lebih baik pada kelompok umur tertinggi dibandingkan dengan umur terendah, sehingga hasil penelitian ini sejalan dengan teori yaitu, semakin bertambah umur seseorang, pengalaman dan kematangan serta kekuatan dalam fikiran juga bertambah sehingga ilmu yang didapat juga meningkat Wawan dan Dewi, 2010. Maka, semakin tinggi umur seseorang, semakin tinggi pengalaman mereka dalam kehidupan termasuk dalam hal pelayanan kesehatan. Pada penelitian ini didapati pengetahuan wanita lebih baik dibanding dengan pria yaitu sebesar 38,3 Tabel5.4.. Penelitian Awwaliah pada tahun 2011 memperlihatkan dari segi psikologis wanita lebih termotivasi dan lebih rajin bekerja dibanding pria dalam hal belajar atau dalam menuntut ilmu sehingga prestasi akademik wanita lebih tinggi daripada pria. Sejalan dengan penelitian di Hertfordshire University, London oleh Laws menyatakan hasil tingkat konsentrasi wanita lebih baik dibandingkan dengan pria sehingga tingkat konsentrasi yang lebih baik akan membuat informasi yang didapatkan oleh seseorang lebih mudah diingat dan dipahami oleh seseorang Rahman, 2009. Pada penelitian ini tingkat pengetahuan wanita lebih baik dibanding pria kemungkinan disebabkan oleh karena wanita lebih beresiko dalam memerlukan pelayanan darah dibanding pria, misalnya dalam kasus kebidanan. Jika ditinjau berdasarkan tingkat pendidikan, didapati bahwa responden yang berpendidikan perguruan tinggi mempunyai pengetahuan baik terhadap donor darah yaitu sebesar 41.4 dibanding berpendidkan SMA sebesar 38,6 Tabel 5.4.. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di Saudi yang mendapati bahwa pengetahuan masyarakat terhadap donor darah tertinggi pada individu pascasarjana dan terendah pada SMA Najd Alfouzan, 2014. Maka, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan mereka terhadap kesehatan diri. Universitas Sumatera Utara Walaupun dalam penelitian ini secara keseluruhan didapati tingkat pengetahuan responden sedang, namun sebagian besar responden 81,0 mengetahui bahwa dengan mendonorkan darah mendapat manfaat yang baik yaitu dapat membuat badan sehat serta dapat mengetahui tentang kesehatan diri sendiri dan juga mengetahui bahwa sebelum melakukan donor terdapat syarat dan ketentuan Tabel 5.3.. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan terhadap anggota organisasi kepemudaan Alumni Budi Mulia ALBUM-Medan di Kota Medan, mendapati sebagian besar yaitu 90.3 mengetahui manfaat donor darah dan sebagian besar menyebutkan bahwa terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi jika ingin melakukan tindakan donor darah yaitu sebesar 96,8 Panjaitan, 2012. Pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi sangat berperan penting dalam menentukan sikap seseorang. Sikap seseorang tidak bisa dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku Notoatmodjo, 2007. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang baik terhadap donor darah yaitu sebesar 75,0, dimana sikap baik responden ini diketahui dari kesiapan mereka untuk mendonorkan darah Tabel 5.6.. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinde pada tahun 2013, yang menunjukkan bahwa sebesar 84,28 donor darah sukarela di Unit Donor Darah UDD Kota Pontianak mempunyai sikap yang baik terhadap donor darah. Demikian pula, penelitian yang telah dilakukan di Pravara Institute Of Medical Sciences University Campus Of Central India pada mahasiswa ilmu kedokteran didapati sikap yang positif terhadap donor darah sebesar 90,5 Giri PA et al, 2011. Menurut penelitian di Saudi Arabia, didapati 99 dari responden menunjukkan sikap yang positif terhadap donor darah dan pentingnya bagi pasien perawatan Abdel Gader AG et al, 2008. Pernyataan sikap paling banyak dijawab dengan setuju adalah pernyataan nomor 4 yaitu sebanyak 93 responden 93.0 setuju bahwa mereka akan melakukan donor darah bukan untuk mendapatakan penghargaan dari orang lain Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6.. Maka, dari tabel 5.7. dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap yang baik adalah dari berpendapatan tinggi sebesar 93,3. Sikap yang baik ini bisa didorong oleh karena, mereka mempunyai niat untuk mendonorkan darah dari hati nurani untuk membantu orang yang sakit tanpa mengharapkan apa-apa penghargaan serta membuat badan mereka sehat Tabel 5.7.. Dari penelitian Asri Budiningsih pada tahun 2010, menyatakan sebesar 93,80 responden bersetuju bahwa donor darah merupakan perilaku sangat baik sehingga dapat menolong orang yang sakit dan menyelamatkan nyawa seseorang. Dari sini, kita bisa melihat bahwa responden memiliki sifat alturisme, dimana mereka mengutamakan kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Sebanyak 81.0 responden bersetuju bahwa perlu mengajak orang lain misalnya keluarga atau teman untuk mendonorkan darah. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu sebesar 89.6 bersetuju bahwa keluarga pasien seharusnya mendonorkan darah apabila pasien memerlukan darah Nwogoh B et al, 2013. Adapun beberapa keuntungan dari donor darah keluarga atau penganti, misalnya mereka akan memotivasi diri sendiri untuk menjadi donor sukarela di masa yang akan datang setelah mereka menyadari bahwa darah dia telah menyelamatkan anggota keluarganya, sehingga pasien lain juga nanti mendapat keuntungan. Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, tetapi belum tentu terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas. Sebagai contoh, apabila seorang sudah tahu bahwa kegiatan donor darah adalah sangat penting bagi diri sendiri maupun bagi orang yang diterima, dan sudah ada niat sikap untuk mendonorkan darah. Agar sikap ini meningkat menjadi tindakan, maka diperlukan fasilitas donor darah seperti acara-acara supaya mereka dapat berpartisipasi dalam acara tersebut. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung support dari pihak lain, misalnya dari orang tua, suami, atau isteri dan dari pihak lain Notoatmodjo, 2010. Pada penelitian ini tindakan responden terhadap donor darah adalah baik. Sikap responden terhadap donor darah sama dengan tindakannya. Sebagian besar Universitas Sumatera Utara responden yang pernah mendonorkan darah yaitu sebanyak 26 responden dari 35 responden mengatakan bahwa mereka telah mendonorkan darahnya apabila ada keluarga atau teman yang membutuhkan transfusi darah Lampiran 7. Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan biasanya sejalan dengan sikap dan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Pada penelitian ini pengetahuan responden adalah sedang, namun sikap dan tindakan responden baik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena jumlah responden sebagian besar adalah laki-laki. Berdasarkan tabel 5.4. pengetahuan baik lebih banyak pada responden wanita daripada pria dan pengetahuan kurang lebih banyak pada pria daripada wanita Tabel 5.4.. Sedangkan, untuk sikap dan tindakan baik lebih banyak didapati pada wanita daripada pria. Tabel 5.7. dan Tabel 5.10.. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN