amanat UU RI No 362009 tentang Kesehatan dan PP RI No 72011 tentang Pelayanan Darah serta rekomendasi dari WHO bahwa darah yang ditransfusi dari
donor sukarela adalah aman dan berkualitas.
2.7 PENGETAHUAN 2.7.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu hasil penginderaan manusia, atau suatu hasil tahu seseorang terhadap sesuatu objek melalui indera yang dimilikinya
seperti mata, hidung, telinga dan sebagainya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek dan sebagian besar pengetahuan seseorang diperolehi melalui pendengaran, dan penglihatan Notoatmodjo, 2010.
Penelitian oleh Rogers pada tahun 1974, mengatakan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses
berurutan, yakni awarenes kesadaran, interest, evaluation menimbang- nimbang trial dan terakhir adalah adoption beradaptasi.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu
melewati tahap tahu di atas
Notoatmodjo, 2007.
2.7.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda, maka secara garis besar tingkat pengetahuan di dalam domain
kognitif dibagi dalam enam tingkat yaitu Notoatmodjo, 2010:
a. Tahu Know
Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya yang termasuk adalah mengingat kembali recall suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
b. Memahami comprehension
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi application
Suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, seperti aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d.
Analisis analysis Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitan antara satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis synthesis
Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis merupakan suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi sebelumnya seperti dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi evaluation
Suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan berdasarkan enam tingkat pengetahuan di atas Notoatmodjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.8 SIKAP 2.8.1 Pengertian Sikap