Mikrobiologi Pangan Mikroba Penyebab Kerusakan Dan Keracunan Makanan

rasa dan pemberi warna kuning. Kunyit menjadi rempah-rempah yang penting bagi umat manusia ketika telah dilakukan penelitian bahwa dengan penambahan bubuk kunyit pada makanan awal akan menjaga kesegaran nilai gizi makanan tersebut. Kunyit adalah suatu zat tambahan yang akan memperlama kerusakan dari makanan Joe, Vijaykumar Lokesh, 2004.

2.4. Mikrobiologi Pangan

Pertumbuhan mikroba di dalam makanan dapat mengakibatkan berbagai perubahan fisik maupun kimiawi yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi lagi. Apabila hal ini terjadi, produk pangan tersebut dinyatakan sebagai bahan pangan yang busuk dan ini merupakan penyia-nyiaan terhadap sumber gizi yang berharga. Tingkat pencemaran dari suatu makanan ditentukan oleh jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat dalam bahan pangan. Hal ini akan menentukan daya simpan dari produksi tersebut ditinjau dari kerusakan oleh mikroorganisme, dan keamanan produk dari mikkroorganisme ditentukan oleh jumlah spesies patogenik yang terdapat pada pangan Buckle,1987. Mikroba dalam makanan mendatangkan kerugian, bila kehadirannya merubah nilai organoleptik yang tidak dikehendaki, menurunkan berat atau volume, menurunkan nilai gizi, merubah bentuk dan susunan senyawa, serta menghasilkan toksin membahayakan. Karena itu sejak bahan baku, selama proses, selama penyimpanan selalu diusahakan untuk tidak dikenai mikroba- mikroba yang merugikan. Kerusakan yang paling umum terjadi pada makanan adalah pembusukan.

2.5. Mikroba Penyebab Kerusakan Dan Keracunan Makanan

Jenis mikroba yang terdapat dalam makanan meliputi bakteri, kapangjamur dan ragi yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak diinginkan seperti penampilan, tekstur, rasa dan bau dari makanan. Tumbuhnya jamur atau bakteri di dalam bahan pangan dapat mengubah komposisi bahan pangan. Beberapa mikroba dapat menghasilkan enzim aktif yang dapat menghidrolisa pati. Di samping itu beberapa mikroba dapat menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisa selulosa atau dapat memfermentasi gula, sedangkan mikroba lainnya menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisa lemak yang mengakibatkan terjadinya ketengikan atau merusak protein dan menghasilkan bau busuk. Beberapa mikroba tersebut dapat membentuk lender, gas, busa, warna yang menyimpang, asam, racun dan lain-lainnya. Jika makanan mengalami kontaminasi secara spontan dari udara, maka di dalam makanan tersebut terdapat pertumbuhan campuran dari beberapa jenis mikroba. Jika dibandingkan dengan bakteri, jamur berukuran lebih besar dan lebih kompleks. Beberapa jamur tumbuh seperti bulu atau rambut yang disebut “ mycelia” dan pada ujungnya berbentuk seperti buah yang disebut konidia dan mengandung spora jamur. Jamur mempunyai spora yang berwarna khas, misalnya berwarna hijau atau hitam pada roti busuk, berwarna merah jingga pada oncom, atau berwarna putih dan hitam pada tempe. Perbedaan warna ini disebabkan karena perbedaan warna konidia atau sporanya Winarno, Fardiaz srikandi Fardiaz dedi, 1980.

2.6. Tinjauan Mengenai Jamur