diputar sedemikian rupa hingga suspensi tersebar merata. Untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer dibuat uji kontrol blangko. Pada suatu cawan diisi
1 ml pengencer dan media agar, pada cawan yang lain diisi media. Setelah media memadat, cawan diinkubasi dengan suhu 22-25
o
C selama 24-48 jam dengan posisi dibalik. Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung Ditjen
POM, 2001.
3.3.9. Isolasi Jamur dari Nasi Kuning
Jamur diisolasi dari nasi kuning dan ditanam kedalam agar miring dengan menggunakan jarum ose, diinkubasi pada suhu 22ºC selama 48 jam Lay, 1994.
3.3.10. Identifikasi Jamur
Jamur hasil isolasi diambil satu ose dan diletakkan pada kaca objek kemudian ditambahkan 1-2 tetes aquades kemudian ditutup dengan Cover Glass dan dilihat
dibawah mikroskop Lay, 1994. 3.3.11. Pengujian Daya Hambat Sari Kunyit Terhadap Penurunan Jumlah
Jamur Hasil Isolasi Dari Nasi Kuning 3.3.11.1. Pengenceran Inokulum
Jamur hasil isolasi diambil 1 ose lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml PDF sehingga diperoleh pengenceran 10
-1
. Disiapkan 3 tabung reaksi yan telag berisi 10 ml PDF. Dari pengenceran 10
-1
dipipet 1 ml, dimasukkan kedalam tabung yang pertama sehingga diperoleh pengenceran 10
-2
. Hal yang sama dilakukan sampai diperoleh pengenceran 10
-4
.
3.3.11.2. Pengujian Tanpa Penambahan Sari Kunyit
Pengenceran 10
-4
dipipet 0,1 ml dan dimasukkan kedalam cawan petri. Lalu dituang media PDA kedalam cawan petri, diputar-putar sehingga suspensi
tercampur dengan baik dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 22ºC selama 48 jam dengan posisi terbalik. Jumlah koloni dihitung dengan Colony counter.
3.3.11.3. Pengujian Dengan Penambahan Sari Kunyit
Pengenceran 10
-4
dipipet 0,1 ml dan dimasukkan kedalam cawan petri, lalu ditetesi 0,1 ml sari kunyit konsentrasi 1,8. Kemudian dituang media PDA
kedalam cawan petri, diputar-putar sehingga suspensi tercampur dengan baik dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 22ºC selama 48 jam dengan posisi terbalik.
Jumlah koloni dihitung dengan Colony counter. Hal yang sama dilakukan dengan penambahan sari kunyit dengan konsentrasi 2,4, pengujian dilakukan triplo
Ditjen POM, 2000.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Nasi kuning yang digunakan dalam penelitian adalah nasi kuning dengan pemberian bumbu dan tanpa pemberian bumbu dengan konsentrasi masing-
masing 1,8 vv dan 2,4 vv. Sebelum penelitian ini dilakukan terlebih dahulu telah dilakukan orientasi beberapa konsentrasi pemakaian sari kunyit dalam nasi
kuning. Konsentrasi yang dibuat yaitu 0,6 vv, 1,2 vv, 1,8 vv, 2,4 vv, 3 vv dan 3,6 vv. Pengamatan ini melibatkan 30 panelis, dari 30 panelis 19
memilih nasi kuning dengan konsentrasi sari kunyit 1,8 vv dan 11 memilih nasi kuning dengan konsentrasi sari kunyit 2,4 vv. Hal ini dilakukan karena
makanan disamping memiliki cita rasa yang enak juga sebaiknya memiliki penampilan menarik yang bertujuan agar disenangi konsumen. Gambar orientasi
warna nasi kuning dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 21.
4.1. Pengaruh Konsentrasi Sari Kunyit Dan Penambahan Bumbu Terhadap Daya Tahan Simpan Nasi Kuning
Pengaruh konsentrasi sari kunyit dan penambahan bumbu terhadap daya tahan simpan nasi kuning dilihat dari uji organoleptis dan Angka Lempeng Total nasi
kuning selama penyimpanan. Hasil uji organoleptis dan Angka Lempeng Total yang dilakukan pada nasi kuning dengan bumbu dan tanpa bumbu beserta nasi
putih kontrol selama penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.