Kerangka Konseptual KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konsep akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat Erlina, 2008. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah Dana Bagi Hasil DBH, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK dan Fiscal Stress. Sedangkan yang menjadi variabel dependennya adalah Belanja Daerah. Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut: V.Independen V.Dependen Gambar 3.1. Kerangka Konseptual DBHX1 Belanja Daerah Y Fiscal StressX4 DAKX3 DAUX2 41 Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan tujuan otonomi daerah, yaitu menuntun kemandirian daerah maka upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah PAD sebagai sumber pendanaan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 merupakan tantangan bagi pemerintah daerah untuk melakukan kerja keras guna mengembangkan kesejahteraan masyarakat lokal, khususnya dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan perumahan. Kerja keras tersebut salah satunya diwujudkan dalam pengembangan model keuangan daerah baik itu intensifikasi maupun ekstenfikasi pemerintah kabupaten dan kota se-Sumatera Utara dalam mewujudkan visi. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan alat utama dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal, sebagai konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah kabupatenkota di Indonesia. Secara utuh desentralisasi fiskal mengandung pengertian bahwa untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab sebagaimana dijelaskan pada Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa, ”Kepala Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan,antara lain berupa: kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan; kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil Universitas Sumatera Utara dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana perimbangan lainnya; hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan”. Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Bagi Hasil DBH, dan Dana Alokasi Umum DAU merupakan bagian dari beberapa sumber-sumber penerimaan daerah kabupatenkota dalam kerangka desentralisasi fiskal yang ketiganya saling berkaitan satu sama lainnnya. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab ketiga sumber tersebut harus diikuti pula dengan pemberiaan keleluasaan dan kewenangan kepada daerah untuk menggunakan dana tersebut sesuai dengan prioritas dan aspirasi masyarakat daerah local discretion. Salah satu ciri utama daerah mampu dalam melaksanakan otonomi daerah terletak pada kemampuan Pendapatan Asli Daerah PAD untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya dengan tingkat ketergantungan pada Dana Alokasi UmumDAU memiliki proporsi yang semakin kecil. Hal ini dilihat dari kontribusi dana perimbangan terhadap belanja daerah. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka belanja daerah diperkirakan baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa variabel independen yaitu dana perimbangan dan fiscal stress dengan uraian sebagai berikut: a. Semakin tinggi besaran Dana Bagi Hasil maka semakin tinggi belanja daerah. b.Semakin tinggi besaran Dana Alokasi Umum maka semakin tinggi belanja daerah. c. Semakin tinggi besaran Dana Alokasi Khusus maka semakin tinggi belanja daerah. d.Semakin tinggi besaran Fiscal Stress maka semakin tinggi belanja daerah. Universitas Sumatera Utara

3.2. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

1 80 82

Flypaper Effect Pada Unconditional Grant Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 45 80

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

10 69 114

Fenomena Fly Paper Effect Pada Dana Perimbangan Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 28 126

Pengaruh Dana Perimbangan Dan Fiscal Stress Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

8 54 127

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

8 99 92