Definisi Penyebab Mekanisme Resistensi Obat

a. Antibiotik yang menghambat proses sintesis asam nukleat; termasuk didalam kelompok ini adalah golongan sulfonamida, trimetoprim, kuinolon, dan nitroimidazol. b. Antibiotik yang menghambat proses sintesis dinding sel; termasuk didalam kelompok ini adalah golongan penisilin, sefalosporin, dan vancomisin. c. Antibiotik yang menghambat proses sintesis protein; termasuk didalam kelompok ini adalah golongan aminoglikosida, tetrasiklin, makrolida, dan kloramfenikol.

2.3. Resistensi Obat

2.3.1. Definisi

Resistensi obat adalah kemampuan suatu mikroorganisme untuk bertahan terhadap efek suatu obat yang mematikan bagi sebagian besar anggota spesiesnya. Resistensi obat primer merujuk infeksi yang dari awal terjadi karena suatu organisme resisten; resistensi obat sekunder merujuk resistensi yang berkembang selama pemberian terapi Dorland, 2002.

2.3.2. Penyebab

Salah satu penyebab terjadinya resistensi obat antibiotik adalah penggunaannya secara tidak benar. Istilah penggunaan yang tidak benar berlaku untuk semua jenis penyalahgunaan dan penggunasalahan. Penggunaan yang tidak benar terjadi saat antibiotik digunakan dalam waktu yang terlalu singkat, dosis yang terlalu kecil, potensi yang tidak adekuat, atau dengan indikasi yang tidak tepat WHO, 2011. Menurut WHO, resistensi obat antibiotik diawali dengan peresepan antibiotik untuk penyakit yang tidak tepat, padahal beberapa penyakit bahkan tidak memerlukan antibiotik sama sekali untuk pengobatannya. Namun, pasien seringkali tidak mengerti hal ini, dan timbul kepercayaan di masyarakat bahwa mengonsumsi antibiotik 1 – 2 hari saja dapat meringankan gejala dan menyembuhkan penyakit. Menurut Ballington dan Laughlin 2005 dalam Djuang 2009 resistensi antibiotik dapat terjadi karena penyalahgunaan dan penggunaan antibiotik yang berlebihan, penggunaan antibiotik yang tidak menyelesaikan pengobatan antibiotik, sehingga bermutasi dan menjadi resisten. Penelitian yang dilakukan Pechere 2001 di sembilan negara mendapatkan hasil bahwa hanya enam puluh sembilan persen pasien mengaku menyelesaikan durasi konsumsi antibiotik sampai akhir Inggris, 90, Thailand, 53, dan 75 menyatakan bahwa mereka memenuhi semua dosis harian. Penelitian pada masyarakat Korea Selatan oleh Kim et al 2011 menunjukkan bahwa dua pertiga masyarakat tidak menyadari bahaya dari terjadinya resistensi obat antibiotik.

2.3.3. Mekanisme

Menurut Jawetz 2007, terdapat lima mekanisme berbeda yang mendasari proses terjadinya resistensi obat, yaitu: 1. Mikroorganisme menghasilkan enzim yang menghancurkan obat aktif. Contoh: Staphylococcus resisten terhadap penisilin G menghasilkan laktamase yang menghancurkan obat. 2. Mikroorganisme mengubah permeabilitasnya terhadap obat. Contoh: Tetrasiklin menumpuk di bakteri tetapi tidak rentan pada bakteri resisten. Resistensi terhadap polymyxins juga berhubungan dengan perubahan permeabilitas terhadap obat. 3. Mikroorganisme mengembangkan target struktural yang telah diubah untuk obat. Contoh: Organisme resisten terhadap eritromisin memiliki reseptor yang diubah pada subunit 50S dari ribosom, yang dihasilkan dari metilasi dari RNA ribosom 23S. 4. Mikroorganisme mengembangkan jalur metabolisme baru yang memotong jalur yang dihambat oleh obat. Contoh: Beberapa bakteri yang resisten terhadap sulfonamida tidak memerlukan PABA ekstraseluler tetapi, seperti sel mamalia, dapat memanfaatkan asam folat. 5. Mikroorganisme mengembangkan enzim yang masih bisa melakukan fungsi metabolisme, tetapi jauh kurang terpengaruh oleh obat. Contoh: Pada bakteri yang resisten terhadap trimetoprim, asam dihydrofolic reduktase dihambat jauh lebih efisien dibanding pada bakteri yang tidak resisten.

2.4. Peraturan Mengenai Distribusi Obat Antibiotik di Indonesia