Menurut Munawar 2011, Magnesium tanah berasal dari komposisi batuan yang mengandung mineral biotir, dolimit, hornblende, serpentin, epsomit,
dan olivin. Kandungan Mg di dalam tanah beragam, tergantung kepada jenis tanahnya. Pada umumnya kandungan Mg berkisar 0.05 di tanah-tanah berpasir
atau telah mengalami pelindian dan pelapukan lanjut, dan 0.5 pada tanah-tanah bertekstur liat pada daerah cekungandepresi. Seperti halnya Ca, bentuk Mg di
dalam tanah dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu Mg larut air, Mg dapat ditukar K-tukar, dan Mg tidak dapat ditukar. Ketiga bentuk Mg tersebut
saling berkeseimbangan.
5. C_ Organik
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi
tanaman. Dalam Permentan No.2PertHk.06022006, dalam Simanungkalit 2 pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah
pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan
bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan c-organik atau bahan organik daripada kadar haranya; nilai c-organik itulah yang menjadi pembeda
dengan pupuk anorganik. Bila c-organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik. Pembenah
tanah atau soil ameliorant menurut SK Mentan adalah bahan-bahan sintesis atau alami, organik atau mineral Simanungkalit dkk, 2006.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Bahan organik yang berasal dari sisa tanaman mengandung bermacam- macam unsur hara yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman jika telah
mengalami dekomposisi dan mineralisasi. Sisa tanaman ini memiliki kandungan unsur hara yang berbeda kualitasnya tergantung pada tingkat kemudahan
dekomposisi serta mineralisasinya. Unsur hara yang terkandung dalam sisa bahan tanaman baru bisa dimanfaatkan kembali oleh tanaman apabila telah mengalami
dekomposisi dan mineralisasi.
6. pH
pH di definisikan sebagai kemasaman atau kebasaan relatif suatu bahan. Skala pH mencakup dari nilai nol 0 hingga 14. Nilai pH 7 dikatakan netral. Di
bawah pH 7 dikatakan asam, sedangkan di atas 7 dikatakan basa. Asam menurut teori adalah suatu bahan yang cenderung untuk memberi proton H+ ke beberapa
senyawa lain, demikian sebaliknya apabila basa adalah suatu bahan yang cenderung menerimanya.
Pengaruh utama pH di dalam tanah adalah pada ketersediaan dan sifat meracun unsur seperti Fe besi, Al Alumunium, Mn Mangan, B Boron, Cu
seng. Di dalam tanah pH sangat penting dalam menentukan aktifitas dan dominasi mikroorganisme, dalam hubungannya dengan peoses proses yang sangat
erat hubungannya dengan mikroorganisme seperti siklus hara nitrifikasi, denitrifikasi, penyakit tanaman, dekomposisi dan sintesis senyawa kimia organik
dan transport gas ke atmosfer. Di bidang pertanian pengukuran pH tanah juga digunakan untuk
memonitor pengaruh praktek pengolahan pertanian terhadap efisiensi penggunaan N dan hubungannya dengan dampak lingkungan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
pH Tanah menunjukkan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan tanah, dimana dapat dijabarkan
sebagai berikut : -
Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OH- maka suasana larutan tanah menjadi asam
- Apabila konsentrasi OH- lebih banyak dari pada konsentrasi H+ maka
suasana tanah menjadi basa. pH tanah sangat menentukan pertumbuhan tanaman, pH tanah yang optimal bagi pertumbuhan tanaman adalah antara
5.6-6.0. Jika pH tanah lebih rendah dari 5.6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara
penting seperti posfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al
3+
dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga
pertumbuhan tanaman menjadia terhambat. Menurut Munawar 2011, banyak unsur didalam tanah mengalami
perubahan bentuk akibat perubahan reaksi di dalam tanah. Hal ini terkait dengan perubahan tingkat kelarutan senyawa dari unsur-unsur tersebut di dalam tanah
dengan pH lingkungan di dalam tanah. Oleh karena itu, pH tanah bertanggungjawab terhadap ketersediaan hari bagi tanaman.
Menurut Hardjowigeno 19950 kriteria sifat kimia tanah secara umum dapat di lihat pada Tabel 1 .
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Tabel 1. Kriteria Sifat Kimia Tanah Secara Umum Sifat Tanah
Sangat rendah
Rendah Sedang
Tinggi Sangat
tinggi C-organik
0,1 1,0 – 2,0
2,1 – 3,0
3,1 – 5,0
5,0 Nitrogen
0,1 0,21 -
0,50 0,21-0,5
0,5 0,75
0,75 CN
5 5 – 10
11-15 16 -25
25 P
2
O
5
HCl me100g 10
10 -20 21 – 40
41 - 60 60
P
2
O
5
Bray II ppm 10
10 – 15 16 – 25
26 - 35 35
P
2
O
5
Olsen ppm 10
10 – 25 26 – 45
46 - 60 60
K
2
O HCl 25 me100g
10 10 – 20
21 – 40 41 - 60
60 KTK me100 g
5 5 - 16
17 – 24 25 - 40
40 K-tukar me100 g
0,1 0,1 – 0,2
0,3 – 0,5
0,6 – 1,0
10 Na me100 g
0,1 0,1 – 0,3
0,4 – 0,7
0,8 – 1,0
1,0 Mg me100 g
0,4 0,4 – 1,0
1,1 – 2,0
2,1 – 8,0
8,0 Ca me100 g
0,2 2 - 5
6 – 10 11 - 20
20 Kejenuhan Basa
20 20 - 35
36 – 50 51 -70
70 Aluminium
10 10 -20
21 – 30 31 -60
60 Sangat
masam Masam
Agak masam
Netral Agak
Alkalis Alkalis
pH H
2
O 4,5
4,5 – 5,5 5,6 –
6,5 6,6 –
7,5 7,6 –
8,5 8,5
Sumber: Hardjowigeno, 1995
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB III METODE PENELITIAN