Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Industri Asuransi Terbuka Di Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL INDUSTRI ASURANSI TERBUKA

DI INDONESIA

OLEH

ARUM NUR INDAH SARI 090502101

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kejernihan berfikir bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Salawat berangkaikan salam tak lupa pula penulis hadiahkan ke haribaan nabi besar junjungan kaum muslimin Muhammad SAW, semoga syafaat senantiasa tercurahkan kepada orang – orang yang senantiasa meneladani beliau.

Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Industri Asuransi Terbuka di Indonesia”. Penulis juga telah banyak memperoleh bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada Ayahanda tercinta Wahyono Sugito yang telah memberikan dukungan baik bersifat finansial maupun nonfinansial, Ibunda tersayang Sugiyem dan juga kepada Ibu Uni. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Sc Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing, terimakasih atas waktu yang telah diluangkan, saran yang telah diberikan dan bimbingannya kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

3. Ibu Dra. Marhayanie M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(3)

ii

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Suatera Utara.

5. Ibu Dra. Lisa Marina, M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai, terimakasih atas saran – saran yang diberikan kepada penulis

6. Keluargaku tersayang, Kakanda Susilawati, Abangda Rohmat Gunawan, Abangda Sugiyarto, dan adik – adikku Ryan dan Didi.

7. Nofemi Alkhansa sahabatku, terimakasih atas dukungan, keceriaan dan motivasi – motivasi yang diberikan. Terimakasih kepada Susilawati, Kak Dewi Waty, Kak Dewi Anjar, Kak Rina, Kak Cynthia, Alisa, Veronicha, dan teman – teman seperjuanganku yang tak bisa aku sebutkan satu persatu, tetaplah bersemangat hingga kemenangan kita raih lewat tangan – tangan kita,See TheBeyond The Eyes Can’t See.

8. Ros Indah Mawarsari, Asih Yuli, Afrira, Afni, Yolanda, Clara dan teman – temanku di Manajemen 2009 yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya.

Medan, Januari 2014

Penulis


(4)

iii ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL INDUSTRI ASURANSI TERBUKA DI INDONESIA

Tujuan penelitian ini ialah menguji pengaruh antara pertumbuhan penjualan, struktur aset, tingkat pengembalian aset dan umur perusahaan terhadap struktur modal. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang di publikasikan di Indonesian Stock Exchange. Metode yang digunakan ialah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh secara serempak dan signifkan dari pertumbuhan penjualan, struktur aset, tingkat pengembalian aset, umur perusahaan terhadap struktur modal. (2) pertumbuhan penjualan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. (3) struktur aset berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. (4) tingkat pengembalian modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap struktur modal dan (5) umur perusahaan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.

Kata Kunci : Struktur Modal, Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aset, Tingkat Pengembalian Aset dan Umur perusahaan


(5)

iv ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CAPITAL STRUCTURE OF PUBLIC INSURANCE INDUSTRY IN INDONESIA

The main objective of the study is to examine the impact of Growth Of Sales, Structure Asset, Return On Asset and Age on Capital Structure. Data is used secondary data that published in Indonesian Stock Exchange from 2008 – 2012. This analisys used multiple linear regression. The result of this study (1) There are impact and significant of Growth Of Sales, Structure Asset, Return On Assets and Age to Capital Structure. (2) This Impact Growth Of Sales is positive but not significant to Capital Structure. (3) This impact of Structure Asset is negatuve and not significant to Capital Structure. (4) This impact of return On Assets is negative an significant to Capital Structure (5) This impact of Age is negatif and not significant to Capital Structure.

Keywords : Capital Structure, Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets and Age


(6)

v DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Grafik ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 Pengertian Asuransi ... 11

2.1.2 Karakteristik Perusahaan Asuransi ... 19

2.1.3 Peran dan Fungsi Industri Asuransi ... 20

2.1.4 Definisi Struktur Modal ... 23

2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

2.3 Kerangka Konseptual ... 40

2.4 Hipotesis ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1 Jenis Penelitian ... 42


(7)

vi

3.3 Batasan Operasional ... 42

3.4 Definisi Operasional ... 43

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

3.6 Jenis Data ... 45

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 45

3.8 Teknik Analisa ... 46

3.8.1 Uji Normalitas ... 46

3.8.2 Uji Heterokedasitas ... 46

3.8.3 Uji Multikolinearitas ... 47

3.8.4 Koefisien Determinasi ... 47

3.8.5 Uji F ... 49

3.8.2 Uji T ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 52

4.2 Perkembangan Variable Growth of Sales, Structure Assets, ROA, Age Industri Asuransi Terbuka Indonesia ... 60

4.3 Pengujian Hipotesis ... 62

4.4 Uji Normalitas ... 62

4.5 Uji Heterokedasitas ... 64

4.5.1 Uji Glejser ... 65

4.6 Uji Multikolinearitas ... 65

4.7 Uji Determinan ... 67

4.8 Annova (Uji F) Secara Serempak / Simultan ... 68

4.9 Uji T, Uji Secara Parsial ... 69


(8)

vii

4.9.2 Pengaruh Structure Assets Terhadap Struktur Modal ... 70

4.9.3 Pengaruh Return On Assets Terhadap Struktur Modal .. 70

4.9.4 Pengaruh Age Terhadap Struktur Modal ... 70

4.10 Analisis Regresi Linear Berganda ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(9)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Growth Of Sales, Structure Assets,

ROA and Age Industri Asuransi Terbuka di Indonesia .... 8

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 36

Tabel 3.1 Sampel Industri Asuransi Terbuka di Indonesia ... 44

Tabel 4.1 Perkembangan Growth Of Sales, Structure Assets, ROA and Age lima tahun terakhir ... 60

Tabel 4.2 Variable Entered / Removed ... 62

Tabel 4.3 One Sample Kolmogrov Smirnov ... 63

Tabel 4.4 Tabel Uji Glejser ... 65

Tabel 4.5 Tabel Coefficients Uji Multikolinearitas ... 66

Tabel 4.6 Tabel Model Summary Uji Determinan ... 67

Tabel 4.7 Tabel Annova ... 68

Tabel 4.8 Tabel Coefficients Uji t ... 69


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman Gambar 1.1 Kepemilikan Asuransi ... 4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 40


(11)

x

DAFTAR GRAFIK

No.Grafik Judul Halaman

Grafik 1.1 Pertumbuhan Asuransi ... 3

Grafik 1.2 Tingkat Kepemilikan Asuransi ... 5

Grafik 4.1 Normal Plot of Regression Standardized Residual ... 63


(12)

iii ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL INDUSTRI ASURANSI TERBUKA DI INDONESIA

Tujuan penelitian ini ialah menguji pengaruh antara pertumbuhan penjualan, struktur aset, tingkat pengembalian aset dan umur perusahaan terhadap struktur modal. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang di publikasikan di Indonesian Stock Exchange. Metode yang digunakan ialah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh secara serempak dan signifkan dari pertumbuhan penjualan, struktur aset, tingkat pengembalian aset, umur perusahaan terhadap struktur modal. (2) pertumbuhan penjualan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. (3) struktur aset berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. (4) tingkat pengembalian modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap struktur modal dan (5) umur perusahaan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.

Kata Kunci : Struktur Modal, Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aset, Tingkat Pengembalian Aset dan Umur perusahaan


(13)

iv ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CAPITAL STRUCTURE OF PUBLIC INSURANCE INDUSTRY IN INDONESIA

The main objective of the study is to examine the impact of Growth Of Sales, Structure Asset, Return On Asset and Age on Capital Structure. Data is used secondary data that published in Indonesian Stock Exchange from 2008 – 2012. This analisys used multiple linear regression. The result of this study (1) There are impact and significant of Growth Of Sales, Structure Asset, Return On Assets and Age to Capital Structure. (2) This Impact Growth Of Sales is positive but not significant to Capital Structure. (3) This impact of Structure Asset is negatuve and not significant to Capital Structure. (4) This impact of return On Assets is negative an significant to Capital Structure (5) This impact of Age is negatif and not significant to Capital Structure.

Keywords : Capital Structure, Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets and Age


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya pertumbuhan industri di pasar global maupun pasar domestik berdampak pada meningkatnya persaingan diantara industri – industri tersebut. Berbagai risiko, baik risiko yang rendah maupun risiko yang tinggi juga harus dihadapi oleh perusahaan, kondisi inilah yang memicu pertumbuhan industri asuransi. Industri asuransi yang merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan non bank, dewasa ini dinilai memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan usaha, seperti : penanggulangan risiko, meminimalkan risiko hingga sampai kepada pengalihan risiko industri tersebut. Asuransi tidak hanya menanggung risiko suatu usaha, sejak tahun 1912 asuransi telah menyediakan pelayanan penanggulangan risiko bagi individu yang mengharapkan penangguhan atas risiko yang akan menimpa dirinya. Asuransi inilah yang kemudian dikenal sebagai asuransi jiwa. Asuransi dapat melindungi perusahaan dari risiko yang muncul sehingga asuransi dikatakan sebagai pengelola risiko yang akan terjadi. (sumber : www.bumiputera.com)

Asuransi sebagai salah satu jenis perusahaan jasa, secara umum tujuannya adalah ingin meningkatkan nilai perusahaan. Sebagian lain, asuransi juga bergerak dalam bidang sosial, dengan kata lain asuransi ini bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat umum, contohnya ialah asuransi – asuransi yang dimiliki oleh pemerintah.


(15)

2

Asuransi sebagai sebuah usaha yang cukup berkembang pesat di Indonesia dan cukup menjanjikan menjadi salah satu alternatif bisnis bagi para pebisnis maupun para investor untuk menanamkan sahamnya di industri asuransi. Hal ini disebabkan karena setiap instansi maupun individu pasti memiliki risiko dan semua pihak pasti ingin agar risiko yang akan menimpa mereka dapat diminimalisir, oleh karena itu, asuransi dapat dikatakan sebagai kebutuhan masyarakat kini.

Data yang diambil dari www.indonesiafinancetoday.com, Fitch Ratings selaku lembaga pemeringkat internasional, menilai potensi pertumbuhan industri asuransi umum maupun asuransi jiwa di Indonesia setiap tahunnya sangat pesat. Analisa Fitch Ratings, dalam laporannya yang berjudul 2013 Outlook: Indonesian Insurance, menyebutkan prospek stabil terhadap sektor asuransi di Indonesia pada 2013. Estimasi pertumbuhan pendapatan premi akan didorong oleh pertumbuhan masyarakat kaya, pasar yang belum berkembang, dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap asuransi. Hingga semester I tahun 2012 lalu, pendapatan premi industri asuransi mencapai Rp 68,9 triliun, meningkat 15,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Industri perasuransian di Indonesia setiap tahunnya selalu berkembang pesat. Pertumbuhan premi asuransi jiwa diperkirakan akan mencapai

25% - 30%, sedangkan asuransi umum antara 22% - 23%.

Pendorong pertumbuhan yang tinggi itu adalah membaiknya kondisi ekonomi dan naiknya daya beli masyarakat. Kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi juga semakin memicu pertumbuhan industri asuransi. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menjelaskan bahwa sejak lima tahun


(16)

3

terakhir, pertumbuhan premi di industri asuransi jiwa selalu berada di kisaran 25% - 30% dan AAJI juga menjelaskan pendorong pertumbuhan premi 22% - 23% di tahun 2013 adalah stabilnya perekonomian nasional. Dorongan pertumbuhan asuransi umum juga berasal dari langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang membuat tarif referensi asuransi. (sumber : www.indonesiafinancetoday.com)

Grafik 1.1

Pertumbuhan Asuransi di Indonesia

Sumber :

Asuransi mikro juga menjadi alternatif pilihan. Premi asuransi mikro relatif rendah, tapi asuransi ini membantu meningkatkan kelas menengah. Data survey menunjukkan bahwa responden yang sudah memiliki asuransi, tidak cukup hanya satu jenis asuransi saja tapi beberapa jenis produk asuransi sekaligus. Asuransi jiwa merupakan produk yang paling banyak dimiliki responden. Asuransi kesehatan adalah produk asuransi yang banyak dimiliki responden setelah asuransi jiwa, kemudian asuransi kendaraan, pendidikan dan asuransi


(17)

4

rumah. Jumlah kepemilikan asuransi di masyarakat Indonesia, dapat disaksikan dalam Gambar 1.1 dan Grafik 1.2.

Kepemilikan Asuransi

Gambar 1.1

Kepemilikan asuransi kesehatan di Indonesia Sumber : klasik.kontan.co.id

Tingkat Kepemilikan Asuransi

Grafik 1.2

Tingkat Kepemilikan Asuransi Berdasarkan jenis Asuransi Sumber : klasik.kontan.co.id


(18)

5

Setiap manajer dalam sebuah perusahaan diberikan kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan. Nilai perusahaan tercermin dari harga saham yang stabil dan dalam jangka panjang mengalami kenaikan yang signifikan. Setiap perusahaan juga akan selalu menghadapi tiga masalah utama di bidang keuangan, yaitu bagaimana cara mencari dana (raising of funds), bagaimana mengalokasi dana (allocation of funds), dan bagaimana membagi laba (devidend policy). Tiga fungsi utama manajemen keuangan yaitu keputusan pendanaan (financing decision), keputusan investasi (investment policy), dan kebijakan deviden (dividend policy). (Horne, 1998)

Struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Weston & Copeland, 1999). Struktur modal juga dapat diartikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 1990). Laba bersih perusahaan akan menjadi lebih sedikit apabila rasio struktur modal semakin besar, karena semakin banyak bagian laba yang harus digunakan untuk membayar bunga tetap dan aliran kas keluar yang digunakan untuk membayar angsuran pinjaman (Kartadinata, 1999). Modigliani-Miller (1958) mengatakan bahwa dengan menggunakan hutang yang lebih banyak, perusahaan akan dapat meningkatkan nilainya jika terdapat pajak, dengan kata lain, jika tujuan pembelanjaan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan maka perusahaan perlu menggunakan hutang.


(19)

6

Keputusan pendanaan merupakan keputusan penting dalam bidang keuangan karena keputusan ini harus secara diteliti dan difikirkan oleh manajer keuangan untuk memenuhi komposisi modalnya. Struktur modal biasanya terdiri atas utang, saham preferen, dan modal sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan, maka manajer dihadapkan kepada beberapa alternatif, diantaranya ; memanfaatkan kredit dilembaga keuangan bank maupun non bank. Asuransi yang merupakan bagian dari lembaga keuangan bukan bank, tetap memiliki berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan modalnya, seperti : penerbitan saham baru, penerbitan surat berharga ataupun obligasi, juga commercial paper sebagai surat pengakuan utang dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Manajer harus berfikir secara teliti, agar dapat menghimpun dana baik yang bersumber dari modal sendiri ataupun bersumber dari pihak luar perusahaan secara efisien. Kesalahan dalam pengambilan keputusan pendanaan akan dapat berakibat fatal bagi kelangsungan usahanya. Manajer bagian keuangan harus mampu menghitung secara akurat dan penuh pertimbangan akan besarnya biaya bunga yang akan ditanggung perusahaan jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan kredit dan perhitungan besar kecilnya opportunity cost jika perusahaan menggunakan modal sendiri. Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham & Houston, 2001).


(20)

7

Weston dan Copeland (1999), mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan (Growth Of Sales) berpengaruh terhadap struktur modal, Brigham dan Houston(2001), juga berpendapat bahwa perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman untuk memperoleh pinjaman.Weston dan Brigham (1998) juga berpendapat bahwa semakin tinggi Struktur Aktiva (Structure Assets) maka akan semakin tinggi pula struktur modalnya dan semakin rendah struktur aktiva perusahaan tersebut berarti perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang rendah dalam melunasi hutang – hutang jangka panjangnya.

Weston dan Brigham (1998), berpendapat bahwa perusahaan dengan tingkat Return On Assets yang tinggi, umumnya menggunakan hutang dalam jumlah yang relatif sedikit. Umur perusahaan (Age) juga merupakan hal yang dipertimbangkan investor untuk menanamkan sahamnya diperusahaan tersebut, hal ini sejalan dengan teori yang dikemukaan oleh Kaplan dan Norton (1996) bahwa tujuan jangka panjang perusahaan adalah investor dan meningkatkan kinerja perusahaan. Beberapa rasio yang menggambarkan kondisi struktur modal perusahaan diantaranya : Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age. Keempat variabel ini, dapat diukur dengan melihat fenomena tingkat penjualan, total aset dan total hutang dari perusahaan – perusahaan yang akan diteliti.


(21)

8

Tabel 1.1

Tingkat Penjualan, Total Aset dan Total HutangIndustri Asuransi Terbuka di Indonesia tahun 2011 dan 2012 (dalam jutaan rupiah)

Kode Perusahaan

2011 2012

Tingkat Penjualan Total Aset Total Hutang Tingkat Penjualan Total Aset Total Hutang ASJT 171.563 241.799 162.994 239.401 189.138 102.217 ASDM 377.489 954.711 798.167 482.584 996.179 820.927 ASRM 606.980 810.255 673.605 615.741 1.070.926 910.413 AHAP 165.182 210.216 139.846 215.534 252.378 169.704 AMAG 377.300 1.080.640 442.090 496.020 1.349.460 584.240 ASBI 201.313 294.199 198.280 239.282 369.709 249.326

PNLF 2.400 10.526 3.356 2.215 11.753 3.455

PNIN 2.622 11.639 3.361 2.465 13.059 3.738

MREI 625.200 616.200 380.600 720.800 779.800 457.900 LPGI 411.640 956.660 297.760 542.010 1.447.600 447.920 ABDA 772.599 1.426.731 1.022.105 924.933 1.796.430 1.174.970 Sumber : www.idx.co.id (diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa tingkat penjualan tahun 2011 dan 2012 industri asuransi yang akan dijadikan sampel penelitian mengalami peningkatan, kecuali tingkat penjualan industri asuransi PNLF (Panin Life Insurance) yang mengalami penurunan dari Rp 2.400.000,00 menjadi Rp 2.215.000,00. Total asset dari industri asuransi yang akan diteliti juga mengalami peningkatan, kecuali industri ASJT (Asuransi Jasa Tania) yang mengalami penurunan dari Rp 241.799.000.000,- menjadi Rp 239.000.000,00-. Total hutang dari industri asuransi yang akan diteliti juga mengalami peningkatan, kecuali industri ASJT (Asuransi Jasa Tania) yang mengalami penurunan Rp 189.138.000.000,- menjadi Rp 102.217.000.000,-. Fenomena – Fenomena inilah yang akan diteliti oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat penjualan, total asset dan total hutang terhadap struktur modal.


(22)

9

Berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal yang telah dijelaskan inilah yang mendorong minat penulis untuk melakukan analisis terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal di industri asuransi terbuka, dengan judul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Industri Asuransi Terbuka di Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat di buat adalah : Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets, dan Age terhadap struktur modal industri asuransi yang terbuka di Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini ialah menganalisis bagaimana pengaruh dari Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets, dan Age terhadap struktur modal industri asuransi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada 1. Bagi Penulis

Memberikan pengetahuan mengenai struktur modal industri asuransi terbuka di Indonesia.


(23)

10 2. Bagi Investor

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, rekomendasi dan sumber informasi untuk pengambilan keputusan.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan bagi perusahaan untuk lebih baik lagi dalam mengambil keputusan yang berkenaan dengan struktur modalnya.

4. Bagi Akademisi

Sebagai bahan referensi tambahan pembelajaran bagi teman – teman mahasiswa, maupun bahan referensi tambahan yang dapat membantu peneliti – peneliti lain yang ingin meneliti hal yang sama di perusahaan – perusahaan lain.


(24)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Asuransi

Asuransi atau pertanggungan didefinisikan sebagai suatu perjanjian, dengan nama seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu (UU Hukum perniagaan pasal 246). Berdasarkan Undang – Undang yang sama, pasal 247 dinyatakan bahwa ; pertanggungan itu antara lain dapat mengenai bahaya kebakaran, bahaya yang mengancam hasil – hasil pertanian yang belum dipaneni, jiwa satu atau beberapa orang, bahaya laut dan perbudakan, bahaya yang mengancam pengangkutan di daratan, di sungai, dan di perairan darat.

Undang – undang no 2 tahun 1992 mendefenisikan asuransi sebagai perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.


(25)

12

Asuransi sebagai suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu. Prinsip dasar asuransi yaitu ; memikul risiko, probabilitas (kemungkinan), dan hukum bilangan besar.

Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut sebagai sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan. Pelaku di bidang asuransi ini meliputi : Unsur 1 yakni pihak tertanggung (the insured/verzekerde) ialah pihak yang berjanji membayar premi asuransi kepada penanggung (insureriver/zekeraar). Unsur 2 yakni adanya pihak yang berjanji akan membayar sejumlah uang kepada tertanggung apabila terjadi unsur 3. Unsur 3 yakni adanya peristiwa yang terjadi karena sutau hal yang tidak diketahui terlebih dahulu atau peristiwa yang semula dianggap tidak pasti terjadi

Sumber penting dana – dana yang dapat di investasikan bagi perusahaan asuransi ialah premi. Tidak seluruh premi yang telah diterima itu telah merupakan penghasilan premi asuransi. Sebagian daripadanya harus ditunjukkan sebagai pasiva. Perusahaan asuransi haruslah mempertahankan aktiva yang cukup untuk mengimbangi pasiva itu. Cadangan perusahaan asuransi kerugian : (1) Cadangan


(26)

13

premi yang belum merupakan penghasilan. (2) Cadangan kerugian. (3) Cadangan sukarela. (Satria, 1994)

Asuransi di bagi menjadi dua cabang, yakni asuransi swasta dan asuransi pemerintah. Asuransi swasta terdiri dari swasta dalam negeri dan swasta asing. Asuransi Pemerintah dibagi menjadi asuransi sukarela dan asuransi wajib. Asuransi sukarela meliputi asuransi panen, asuransi deposito, asuransi tabungan dan pinjaman dan asuransi hipotik serta asuransi pinjaman untuk perbaikan harta tetap, sedangkan asuransi wajib adalah asuransi yang mengharuskan masyarakat memasukinya dan biasanya disebut sebagai asuransi sosial atau asuransi kesejahteraan sosial (Satria, 1994). Contoh dari asuransi pemerintah ialah ; PT. Jasa Raharja. Aktivitas dari PT. Jasa Raharja dalam menghimpun dana asuransi secara tidak langsung dari masyarakat, misalnya dengan pembayaran – pembayaran SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan) oleh kendaraan – kendaraan baik pribadi maupun umum. Kemudian jika masyarakat mengalami kecelakaan lalu lintas, maka masyarakat tersebut dapat mengajukan asuransi ke PT. Jasa Raharja.

Asuransi swasta terbagi menjadi tiga, yakni asuransi jiwa, asuransi kebakaran dan laut dan asuransi kecelakaan dan jaminan. Sedangkan asuransi asing ialah asuransi yang beroperasi disuatu wilayah atau negara tertentu yang dimiliki oleh pihak yang berasal dari luar negara tersebut. Asuransi asing dengan asuransi swasta hanya berbeda struktur kepemilikannya saja, asuransi ini juga meliputi asuransi jiwa, asuransi kebakaran dan asuransi kecelakaan dan. Seiring


(27)

14

dengan kemajuan asuransi, kini asuransi juga dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni asuransi jiwa dan asuransi harta.

Asuransi jiwa sendiri terdiri dari tiga jenis asuransi, yakni asuransi jiwa, asuransi annuitet dan asuransi kesehatan. Asuransi jiwa menyediakan sejumlah uang pada waktu meninggalnya tertanggung untuk melakukan biaya penguburan dan untuk melanjutkan penghasilan bagi para ahli warisnya. Asuransi annuitet ialah kebalikan dari asuransi jiwa dalam hal dicairkannya suatu kekayaan menurut suatu pengaturan annuitant dijamin memperoleh penghasilan selama ia masih hidup. Asuransi kesehatan menyediakan uang untuk pembayar biaya – biaya kesehatan dan rumah sakit yang timbul karena kecelakaan atau penyakit dan melindungi tertanggung terhadap kerugian penghasilan karena cacat. (Satria : 1994)

Seluruh asuransi dapat dikatakan sebagai asuransi harta, karena saat melakukan pembelian asuransi, pihak tertanggung telah melindungi dirinya terhadap kerugian harta yang telah dikumpulkannya (modal) atau kerugian harta yang mungkin terjadi dimasa mendatang (pendapatan). Asuransi harta dibagi menjadi empat jenis, yaitu ; asuransi kerusakan atau kerugian, asuransi tanggung jawab, asuransi kesehatan, dan asuransi jaminan. Asuransi kerusakan atau kerugian barang dimaksudkan untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian dan atau kerusakan terhadap hartanya sendiri. Asuransi tanggung jawab atau liability dimaksudkan untuk melindungi tertanggung terhadap klaim atau tagihan pihak ketiga terhadapnya karena luka tubuh atau kerusakan harta yang terjadi karena kelalaiannya atau karena penerapan hukum atau kontrak. Asuransi


(28)

15

kesehatan dimaksudkan untuk melindungi tertanggung terhadap beban – beban pengobatan dan perawatan rumah sakit dan kerugian pendapatan karena kecelakaan ataupun sakit.

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi (Satria, 1994), yaitu :

a) Insurable interest. Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

b) Utmost good faith. Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.

c) Proximate cause. Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.

d) Indemnity. Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).


(29)

16

e) Subrogation. Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.

f) Contribution. Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.

Fungsi utama perusahaan asuransi sebagai perusahaan yang menanggulangi risiko dalam masyarakat. Akan tetapi, diantara periode penerimaan uang premi dengan pembayaran kerugian, perusahaan asuransi itu tidak dapat menjadi lembaga penanam modal. Sumbangan perusahaan – perusahaan asuransi dalam lapangan pembentukan modal sangatlah besar. Sruktur neraca pada industri asuransi, umumnya terdiri dari : Sisi Aktiva / Asset : (1) Investasi, mencakup dana – dana yang diperoleh perusahaan asuransi dari para investor. Terdiri dari : deposito berjangka, saham, obligasi, efek dan surat – surat berharga. (2) Kas dan Bank. (3) Piutang, terdiri dari : piutang premi, piutang reasuransi dan piutang – piutang lain yang berkaitan dengan operasional perusahaan. (4) Aset tetap. Dan di sisi Pasiva / Kewajiban dan Modal : (1) Kewajiban, terdiri dari : Utang Klaim, Utang reasuransi, dan utang – utang lain yang berkaitan dengan operasional perusahaan. (2) Modal.

Organisasi perusahaan asuransi memiliki kekhususan kegiatan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya, misalnya kegiatan underwriting – aktuaria, klaim, dan reasuransi – retrosessi. Karena kekhususannya itu, maka di dalam perusahaan asuransi umumnya terdapat empat kegiatan utama (Satria,1994), yaitu:


(30)

17

a. Kegiatan umum yang merupakan pendukung kegiatan utama seperti sumber daya manusia, penyedia jasa dan sarana, kesekretariatan dan sebagainya.

b. Kegiatan teknik yang merupakan kegiatan khusus perusahaan seperti, (1) underwriting, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan seleksi risiko yang ditawarkan kepada perusahaan asuransi. Termasuk menetapkan tingkat premi dan ketentuan - ketentuan lain yanga akan dikenakan kepada calon tertanggung. Disamping itu, didalam kegiatan ini, ditentukan jumlah nilai pertanggungan yang akan direasuransikan dan yang akan ditanggung sendiri (retain). (2) Klaim, adalah kegiatan yang menyangkut penyelidikan, penilaian, dan penyelesaian tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh tertanggung. Untuk menilai apakah kerugian yang terjadi memang dijamin dalam polis dan untuk menilai besarnya kerugian yang sebenarnya, perusahaan asuransi sering dibantu oleh perusahaan penilai kerugian asuransi (adjudter). (3) Reasuransi – Retrosessi, merupakan kegiatan yang mengalihkan sebagian daripada risiko ke perusahaan asuransi lain atau perusahaan reasuransi (reasuradur), sedangkan retrosessi adalah proses pemindahan kembali sebagian risiko reasuradur ke perusahaan asuransi lain. Penempatan reasuransi ini dilakukan jika perusahaan asuransi menerima pertanggungan yang melebihi batas kemampuannya menanggung sendiri.


(31)

18

c. Kegiatan produksi dan pemasaran, sebagaimana perusahaan lain, dalam usaha untuk memperoleh laba perusahaan asuransi melakukan aktivitas pemasaran, seperti pengembangan produk, promosi, penjualan melalui perantara, serta membina hubungan dan komunikasi dengan konsumen. d. Kegiatan yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi. Kegiatan ini

mencakup perencanaan atas kebutuhan dan sumber dana, serta pengalokasian dana. Tugas lain yang berkaitan dengan hal ini adalah membuat laporan keuangan dan menyiapkan laporan analisis kondisi keuangan untuk dipergunakan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan atau oleh pihak lain misalnya pengawas dan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan mengumpulkan dana berupa premi dari masyarakat tertanggung melalui adanya pengalihan risiko dari masyarakat kepada perusahaan asuransi tersebut. Dana premi yang terkumpul harus didayagunakan ke dalam jenis – jenis investasi yang aman, lancar, dan menguntungkan. Artinya, perusahaan asuransi tersebut harus berusaha untuk selalu dapat memenuhi kewajibannya apabila timbul kerugian disamping harus berusaha untuk tetap mendapatkan laba yang optimal. Karena ketidakmampuan perusahaan asuransi untu memenuhi kewajibannya akan berdampak sangat serius bagi industri asuransi itu sendiri. Asuransi sebagai Lembaga Keuangan Non Bank, tidak diperkenankan memberikan pinjaman langsung kepada masyarakat kecuali dalam bentuk pinjaman polis bagi para pemegang polis asuransi jiwa.


(32)

19

2.1.2 Karakteristik Perusahaan Asuransi

Karakteristik perusahaan asuransi dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Perusahaan asuransi melakukan kegiatan utama menerima risiko dari masyarakat, dan untuk ini masyarakat diharuskan membayar sejumlah uang yang disebut sebagai premi asuransi

b. Premi yang diterima diinvestasikan dalam jenis – jenis investasi yang aman, likuid, dan menguntungkan sehingga perusahaan asuransi mampu memenuhi kewajiban – kewajibannya dan memberikan keuntungan maksimum.

c. Pada dasarnya perusahaan asuransi tidak dibenarkan menarik kredit atau meminjam dana untuk membiayai kegiatannya.

d. Jumlah pemegang polis asuransi yang relatif besar maka masyarakat tertanggung perlu dilindungi dari kemungkinan kerugian keuangan. Perlindungan ini dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Keuangan dalam bentuk pembinaan dan pengawasan.

e. Pengawasan dan pembinaan yang antara lain dilakukan : (1) menetapkan ketentuan mengenai persyaratan permodalan, penempatan deposito atas nama menteri keuangan untuk kepentingan perusahaan asuransi, kewajiban mengirimkan laporan dan mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi pada surat kabar agar diketahui oleh masyarakat. (2) menjaga agar kebijaksanaan investasi perusahaan asuransi diarahkan pada jenis – jenis investasi yang aman dan menguntungkan. (3) mewajibkan perusahaan asuransi membentuk cadangan teknis, yang terdiri dari cadangan premi dan


(33)

20

cadangan klaim, dalam usaha menjaga kemungkinan timbulnya kewajiban yang sifatnya tidak tentu. (4) mewajibkan perusahaan asuransi melakukan tindakan – tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi keadaaan yang tidak optimum, misalnya mewajibkan pemegang saham menambah jumlah modal sampai kepada perusahaan mencapai tingkat yang optimum.

2.1.3 Peran dan Fungsi Industri Asuransi

Peranan industri asuransi yang begitu penting bagi perekonomian serta perkembangannya di Indonesia, maka sudah menjadi suatu keharusan adanya pembinaan dan pengawasan terhadap industri asuransi. Industri asuransi sebagai Regulated Industry (industri yang diatur). Keterlibatan kepentingan umum dalam industri asuransi, membuat asuransi merupakan industri yang harus secara masif diatur oleh pemerintah lewat kebijakan – kebijakan yang ditetapkannya. Kebijakan pemerintah ini yang kemudian akan mencegah kondisi insolvent dari penanggung, mencegah adanya kecurangan, menjamin penetapan harga yang wajar, dan menyediakan perlindungan asuransi secara luas bagi semua kalangan masyarakat. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan ini meliputi kesehatan keuangan industri asuransi, tarif premi industri asuransi dan bentuk perjanjian yang diadopsi industri asuransi tersebut dan penyelenggaran usaha asuransi tersebut.

Masalah keuangan merupakan salah satu masalah terpenting bagi industri asuransi terutama dalam hal pengawasan, karena tujuan pengawasan industri asuransi menurut Bickelhaupt adalah untuk melindungi masyarakat dari kondisi


(34)

21

insolvent atau dari perlakuan yang tidak adil yang dilakukan oleh industri asuransi itu sendiri. Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap indutri asuransi juga bertujuan untuk mempertahankan untuk kemudian mengembangkan industri asuransi tersebut. Peraturan yang dibuat pemerintah juga akan berlaku bagi semua jenis perusahaan asuransi, sehingga persaingan yang terjadi ialah persaingan yang berdasarkan kemampuan masing – masing industri asuransi.

Tiga hal pokok yang menjadi indikasi pembinaan dan pengawasan industri asuransi yang diatur dalam peraturan perundang – undangan meliputi aspek kelembagaan perusahaan perasuransian, kesehatan keuangan, dan penyelenggaraan usaha. Aspek kelembagaan terdiri dari ketentuan anggaran dasar, susunan organisasi, permodalan, kepengurusan, dan sumber daya manusia. Aspek kesehatan keuangan terdiri dari batas tingkat solvabilitas, retensi dan reasuransi, pengelolaan investasi, serta pembentukan cadangan teknik. Aspek penyelenggaraan usaha terdiri dari program asuransi, syarat – syarat polis asuransi, penetapan tingkat premi, penyelesaian klaim, norma penyelenggaraau usaha, pembukaan kantor cabang, dan persyaratan keahlian di bidang asuransi. Beberapa fungsi dari industri asuransi, yakni :

a. Mendorong masyarakat untuk lebih memikirkan masa depannya. Berbagai jenis asuransi yang ada dimaksudkan agar masyarakat dapat berjaga – jaga terhadap hal –hal yang tidak diinginkan di masa mendatang.

b. Dana yang dikumpulkan oleh industri asuransi dapat digunakan untuk investasi yang sangat diperlukan dimasa pembangunan.


(35)

22

c. Mendorong masyarakat untuk tidak tergantung kepada pihak lain.

d. Ahli – ahli perusahaan asuransi dapat memberikan saran – saran untuk mengelola risiko dan mengurangi kemungkinan kerugian yang mungkin akan timbul.

e. Setiap perusahaan hanya menyisihkan sebagian kecil dana untuk ppremi tanpa perlu membuat cadangan dana yang besar untuk menghadapai berbagai macam kemungkinan kerugian, sehingga modal perusahaan dapat digunakan sebaik – baiknya. Pengusaha sendiri juga dapat lebih memusatkan perhatiannya untuk kepentingan kemajuan perusahaan.

Risiko – risiko yang dapat diasuransikan apabila memenuhi persyaratan : (1) kerugian yang mungkin terjadi mempunyai sifat terbatas, dapat ditentukan dan dapat diukur. (2) kerugian yang mungkin terjadi harus tidak dapat diduga terlebih dahulu, berasal dari luar, dan sifatnya tidak disengaja. (3) risiko – risiko yang menimbulkan kerugian bersifat homogen atau mempunyai banyak persamaan sehingga dapat diadakan perhitungan yang wajar aras kemungkinan kerugian. (4) kerugian yang terjadi tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi pada waktu yang bersamaan. Secara terinci, fungsi yang diemban oleh direktorak asuransi adalah untuk melakukan : (1) penelaahan untuk perumusan kebijakan perizinan, kelembagaan perusahaan perasuransian dan program asuransi serta memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat di bidang perasuransian. (2) analisis kesehatan keuangan, pengembangan sistem laporan, dan sistem analisis laporan perusahaan asuransi. (3) analisis penyelenggaraan


(36)

23

usaha asuransi. (4) penelaahan untuk perumusan sistem pemeriksaan serta pelaksanaan pemeriksaan dalam rangka pembinaan usaha asuransi.

Insurance Commisioner melakukan pengawasan terhadap industri asuransi dalam melindungi masyarakat tertanggung serta mengembangkan industri asuransi tersebut sendiri. Insurance Examiner melakukan pangawasan, pemeriksaan, pengelolaan data dan statistik industri asuransi. Controller memantau keadaan pasar, bekerjasama dengan asosiasi perusahaan asuransi, dan pialang asuransi dalam rangka menciptakan pasar yang lebih bagus, persaingan yang sehat, serta industri asuransi yang mampu berkembang dan memberikan pelayanan yang terbaik.

2.1.4 Definisi Struktur Modal

Nilai suatu perusahaan tidaklah dilihat dari struktur modalnya, artinya bagaimana cara perusahaan tersebut mendanai operasionalnya tidak akan memberikan pengaruh apa – apa, sehingga struktur modal ialah sesuatu yang tidak relevan (Modligiani Miller, 1958). Beberapa asumsi mengenai struktur modal ; (1) tidak ada biaya pialang. (2) tidak ada pajak. (3) investor dapat meminjam dengan tingkat yang sama dengan perusahaan. (4) semua investor memiliki informasi yang sama dengan manajemen tentang peluang investasi perusahaan dimasa mendatang, dan (5) laba sebelum bunga dan pajak tidak terpengaruh dengan penggunaan utang. Beberapa dari asumsi yang dikemukakan oleh teori MM ini terlihat tidak realistis, akan tetapu hasil dari teori MM ini memiliki arti yang penting. Dengan menunjukkan bahwa kondisi dimana struktur modal tidak


(37)

24

relevan, MM memberikan petunjuk agar struktur modal yang kita rencanakan akan menjadi releva sehingga akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan.

Teori MM ini juga berpendapat mengenai efek pajak, MM menerbitkan makalah lanjutan yang melemahkan asumsi tidak adanya pajak perseroan. Peraturan perpajakan yang memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tapi pembayaran dividen kepada para pemegang saham tidaklah dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda mendorong perusahaan untuk menggunakan utang dalam struktur modal. MM memperlihatkan bahwa jika semua asumsi yang lain berlaku, perbedaan perlakuan ini menyebabkan situasi yang memerlukan perbelanjaan dengan 100% utang. Miller selanjutnya mengubah kesimpulannya, Miller menyatakan bahawa semua penghasilan obligasi pada umumnya adalah bunga yang dikenakan pajak penghasilan perorangan, sedangkan penghasilan dari saham biasanya berasal dari dividen dan sebagian lagi keuntungan modal. Selanjutnya, keuntungan modal dikenakan pajak dengan tarif maksimum dan pajak akan ditangguhkan hingga saham terjual dan keuangan perusahaan tereallisasi. Efek pajak ini terdiri dari dua hal : (1) dapat dikurangkannya bunga untuk tujuan pajak menguntungkan penggunaan pembiayaan dengan utang. (2) perlakuan pajak yang lebih menguntungkan atas penghasilan dari saham akan menurunkan tingkat pengembalian yang diisyaratkan pada saham.


(38)

25

Konsensus bahwa struktur modal perusahaan ditentukan oleh karakteristik spesifik perusahaan (Harris dan Raviv : 2002), antara lain :

a. Fixed Asset, Aktivitas tetap akan menjadi penting bagi perusahaan untuk memperoleh pendanaan dari eksternal, sehubungan dengan tersedianya jaminan dari aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap diharapkan mempunyai hubungan positif dengan leverage.

b. Debt to Assets Ratio of Firm, perusahaan yang lebih besar kemungkinan mempunyai forto polio yang lebih, sehingga kemungkinan kebankrutan yang relatif kecil. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap debt level

c. Return On Assets, perusahaan akan lebih senang untuk melakukan pedanaan internal untuk perusahaan. Perusahaan dengan tingkat profitability yang tinggi akan cenderung memiliki jumlah utang yang rendah.

d. Expected Growth, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang baik, memiliki tingkat utang jangka panjang yang lebih rendah.

Setiap perusahaan harus menganalisis faktor – faktor yang dapat mempengaruhi struktur modalnya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi tentu memiliki struktur modal yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki tigkat pertumbuhan yang relatif rendah. Setiap perusahaan memiliki struktur modal yang ditargetkan (target capital structure), sebagai bauran dari utang, saham preferen, dan saham biasa yang direncanakan oleh perusahaan untuk menambah modalnya. Target yang telah ditetapkan perusahaan untuk struktur modal dapat berubah sewaktu – waktu sesuai dengan kondisi, tetapi manajemen


(39)

26

harus tetap mempunyai gambaran target struktur modal yang spesikfik setiap saatnya. Jika rasio utang yang sesungguhnya berada di bawah tingkat yang ditargetkan, ekspansi modal mungkin perlu dilakukan dengan menggunakan pinjaman, sementara jika rasio utang sudah melampaui target, saham mungkin perlu digunakan.

Struktur modal yang optimal suatu perusahaan ialah kombinasi dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Struktur modal yang optimal akan dapat berubah sewaktu – waktu, perubahan ini akan memacu perubahan tingkat risiko perusahaan dan biaya dari setiap jenis modal yang pada gilirannya akan mengubah biaya modal rata – rata tertimbang, dan lebih jauh lagi perubahan kondisi akan menuntut perubahan keputusan penganggaran modal yang akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Banyak faktor – faktor yang dipertimbangkan para manajer keuangan untuk melakukan keputusan sturktur modal, penentuan struktur modal yang optimal bukanlah ilmu pasti, karena meskipun perusahaan – perusahaan berada dalam industri yang sama, namun perusahaan – perusahaan tersebut cenderung memiliki struktur modal yang sangat berbeda. (Brigham dan Houston, 1999)

Empat dimensi yang dapat difikirkan oleh manajer keuangan, yaitu : (1) pajak, seberapa besar nilai perlindungan pajak bunga? Apakah perusahaan akan terus membayar pajak selama penerbitan utang sepenuhnya? Perusahaan yang aman dan konsisten umumnya akan menghasilkan keuntungan dan tetap berada pada posisi pembayar pajak. (2) Risiko, masalah keuangan lebih sering terjadi pada perusahaan dengan risiko bisnis yang tinggi. (3) Jenis Aset, jika masalah


(40)

27

terjadi, biaya paing besar untuk perusahaan nilainya akan tergantung pada aset tak berwujud. (4) keuangan yang longgar. Kelonggaran yang semakin banyak mempermudah perusahaan mendanai investasi masa depan, tetapi akan memperlemah insentif bagi para manajer. (Brigham dan Houston, 2009)

Kebijakan stuktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan tingkat pengembalian : (1) Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham. (2) Menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu :

a. Risiko bisnis, yaitu tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila tidak menggunakan utang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah rasio utang yang optimal.

b. Posisi pajak perusahaan. Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya. Akan tetapi, jika sebagian besar dari pendapatan perusahaan telah terhindar dari pajak karena perhitungan penyusutan, bunga pada utang yang beredar saat ini, atau kerugian pajak yang dikompensasi ke depan, maka tambahan utang tudak banyak memberi manfaat sebagaimana yang dirasakan perusahaan dengan tarif pajak yang efektif.

c. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyediaan modal yang mantap


(41)

28

diperlukan untuk operasi yang stabil, yang merupakan faktor yang sangat menentukan untuk keberhasilan jangka panjang. Jika perekonomian dalam keadaan sulit, atau jika perusahaan menghadapi kesulitan operasi, para pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki posisi neraca yang baik. Karena itu, kemungkinan tersedianya dana di masa mendatang, dan konsekuensi akibat kurangnya dana, sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan semakin besar kemungkinan kebutuhan modal di masa yang akan datang ditambah dengan semakin buruk konsekuensi kekurangan modal, maka seharusnya neraca semakin kuat.

d. Konservatisme atau agresivitas manajemen. Sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan nilai laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan yang ditetapkan manajer.

Namun, ada juga beberapa analisis yang menambahkan faktor – faktor dalam pengambilan keputusan struktur modal, yaitu :

a. Stabilitas penjualan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tingkat penjualannya tidak stabil.


(42)

29

b. Struktur aktiva. Perusahan yang memiliki nilai aktiva yang sesai untuk dijadikan jaminan kredit akan cenderung lebih banyak menggunakan utang.

c. Leverage Operasi. Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai risiko bisnis yang lebih kecil.

d. Tingkat pertumbuhan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang pesat harus lebih banyak menggunakan dana eksternal.

e. Return On Assets. Perusahaan yang memiliki return on invesment yang tinggi akan cenderung menggunakan utang relatif lebih kecil.

f. Pajak. Bunga merupakan beban yang dapat dikurangi untuk tujuan perpajakan, dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi. Karena itu, makin tinggi tarif pajak sebuah perusahaan maka semakin besar manfaat penggunaan utang.

g. Pengendalian. Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian akan mempengaruhi struktur modal.

h. Sikap manajemen. Manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang tepat. Sebagian manajemen memiliki sikap yang enderung konservatif, sehingga menggunakan jumlah utang yang lebih kecil daripada rata – rata perusahaan.

i. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat. Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor – faktor leverage yang


(43)

30

tepat bagi perusahaan, sikap para pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat cenderung akan mempengaruhi struktur keuangan.

j. Kondisi pasar. Kondisi di pasar saham dan obligasi mengalami perubahan jangka pendek dan panjang yang sangat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang optimal.

k. Kondisi internal perusahaan. Kondisi internal perusahaan juga akan sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang akan ditargetkan.

l. Fleksibilitas keuangan. Perusahaan harus mempertahankan fleksibilitas keuangan yang jika dilihat dari sudut pandang operasional berarti perusahaan harus mempertahankan kapasitas cadangan yang memadai.

Teori Trade-Off ialah perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang. Teori pengisyaratan, MM mengasumsikan bahwa investor memiliki informasi yang sama dengan prospek perusahaan seperti yang dimiliki para manajer. Akan tetapi, pada kenyataannya manajer mempunyai informasi yang lebih baik dibanding investor luar.

Seberapa jauh perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang, atau pengungkit keuangan (financial leverage), akan memiliki tiga implikasi penting, yaitu (1) Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan. (2) Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai suatu batas keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor. (3) Jika perusahaan


(44)

31

mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bungayang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar atau diungkit. Dua alasan mengapa terjadi efek pengungkit, yaitu (1) Karena beban dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan utang akan menurunkan tagihan pajak dan memberikan lebih banyak laba operasi perusahaan yang tersedia bagi para investornya. (2) jika laba operasi yang dinyatakan sebagai presentase dari aktiva ternyata melebihi tingkat bunga atas pinjaman, seperti yang biasa tejadi, maka sebuah perusahaan dapat menggunakan utang untuk memperoleh aktiva, membayar bunga atas utang, dan masih memiliki sisa bonus bagi para pemegang saham. (Brigham dan Houston, 2009)

Perusahaan – perusahaan yang memiliki rasio utang relatif lebih tinggi akan memiliki ekspektasi – ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi ketika perekonomian sedang dalam kondisi normal, namun memiliki risiko kerugian jika kondisi ekonomi mengalami masa resesi. Oleh sebab itu, keputusan akan penggunaan utang mengharuskan perusahaan menyeimbangkan tingkat ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi dengan risiko yang meningkat. Menentukan jumlah utang yang optimal adalah suatu proses yang rumit. Dua prosedur yang digunakan untuk memeriksa utang perusahaan yaitu (1) Memeriksa neraca untuk menentukan proporsi dari total dana yang dicerminkan oleh utang, dan (2) Meninjau laporan laba rugi untuk melihat seberapa baik beban – beban tetap tertutupi oleh keuntungan operasi. Leverage keuangan merupakan pendanaan sebagian aktiva perusahaan dengan sekuritas yang menanggung pengembalian tetap atau terbatas. Ketika sebuah perusahaan meminjam uang, perusahaan


(45)

32

berjanji akan melakukan serangkaian pembayaran bunga dan kemudian mengembalikan jumlah uang yang dipinjamnya. Jika laba naik, pemegang utang terus menerima pembayaran bunga tetap saja, jadi semua keuntungan menjadi milik pemegang saham. Hal ini akan terjadi sebaliknya jika laba turun, pemegang saham akan menanggung semua keraguan. Rasio leverage akan mengukur seberapa besar leverage keuangan yang ditanggung perusahaan. (Brigham dan Houston : 2009)

Pendanaan melalui utang mempunyai satu keunggulan penting : tingkat bunga yang dibayar perusahaan adalah pengeluaran yang mengurangi pajak (tax deductible), akan tetapi penghasilan ekuitas akan dikenakan pajak perusahaan. Andil perlindungan pajak bunga terhadap nilai dari ekuitas pemegang saham. Proposisi MM I menyatakan bahwa “nilai pizza tidak tergantung pada cara pembagiannya”. Pizza adalah asset perusahaan, dan potongan pembagian adalah klaim utang dan ekuitas. Jika kita membuat pizza tetap konstan, maka tambahan utang sebesar satu dollar maka berarti nilai ekuitas berkurang satu dollar juga. Bahwa sesungguhnya, terdapat potongan bagian ketiga yakni pemerintah. MM masih akan menyatakan bahwa nilai pizza, dalam hal ini nilai perusahaan sebelum pajak, tidak akan berubah dengan pemotongan tersebut, tapi apa yang akan dilakukan perusahaan untuk mengurangi ukuran bagian pemerintah akan lebih banyak untuk pihak yang lain. Salah satunya adalah dengan meminjam uang. Ini mengurangi tagihan pajak perusahaan dan pembayaran tunai ke investor. Dalam dunia tanpa pajak, proposisi MM menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak


(46)

33

dipengaruhi oleh struktur modal, tetapi MM memodifikasi proposisi I untuk mengakui pajak perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Hermeindito Kaaro (2003)

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi dari struktur modal berbasis pecking order theory pada kondisi ekonomi yang berbeda yaitu pada kondisi ekonomi normal dan kondisi ekonomi krisis. Penelitian ini dilakukan terhadap 11 perusahaan manufaktur tahun 1993-1998. Prediksi struktur modal berbasis pecking order theory dalam penelitian ini memberikan hasil yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ROA dan struktur aktiva memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal sedangkan pertumbuhan ukuran perusahaan, Retained Earning to Total Asset memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal.

2. Saidi (2004)

Penelitian ini menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal terhadap 97 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 1997-2002, penelitian ini menyimpulkan bahwa pertumbuhan aset, profitabilitas, dan struktur kepemilikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, profitabiltas, dan struktur kepemilikan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Risiko bisnis mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan.


(47)

34 3. Andi Oky (2004)

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal terhadap 97 perusahaan manufaktur di BEJ tahun 2000-2003. Penelitian ini menyimpulkan bahwa : Ukuran perusahan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas, dan struktur kepemilikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Risiko bisnis (diwakili oleh beta perusahaan) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Pertumbuhan aset dan struktur kepemilikan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas (diwakili oleh NPM) secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.

4. Dikky Mahisa Putra. W (2005)

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal terhadap 52 perusahaan manufaktur di BEJ tahun 2000-2002. Penelitian ini menyimpulkan bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, dan kesempatan investasi secara bersama-sama berpengaruh negatif terhadap struktur modal.


(48)

35 5. Suripto (2008)

Dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap struktur Modal : Pengujian Pecking Order Theory” menyimpulkan bahwa rasio aktiva tetap, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

6. Panca Winahyuningsih, Kertati Sumekar dan Hanar Prasetyo (2009) Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia” Ada pengaruh yang signifikan antara variabel pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan operating leverage terhadap struktur modal.

7. Seftianne (2011)

Dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur” menyimpulkan bahwa Return On Equity dan Debt to Assets Ratio memiliki hubungan positif terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas, tingkat likuiditas, risiko bisnis, kepemilikan managerial dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal.


(49)

36 8. Ali Kesuma (2009)

Dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia” menyimpulkan bahwa Rasio Hutang mempunyai pengaruh yang signifikan dan searah dengan struktur modal. Profitabilitas mempunyai pengaruh berlawan arah dengan struktur modal.

9. Bilal Sharif, Muhammad Adnan dan Abdul Jabbar Khan (2012)

Dalam penelitiannya “Firm Characteristics and Capital Structure : A Panel Data Analysis of Pakistan’s Insrance Sector” menyimpulkan bahwa Return On Assets, Return On Equity, Debt to Assets Ratio memiliki hubungan yang positif terhadap struktur modal, sedangkan Debt to Equity Ratio, age, dan earning volatility memiliki hubungan yang negatif terhadap struktur modal.

Tabel 2.1

Tabel Peneltian Terdahulu No Nama Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian Variabel Hasil

1 Hermeindito Kaaro / 2003

Struktur Modal Berbasis Pecking Order Theory

Bebas : ROA, struktur aktiva, pertumbuhan

ukuran perusahaan,

Retained Earning to Total Asset Terikat : Struktur Modal

ROA dan struktur aktiva memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal sedangkan pertumbuhan ukuran perusahaan, Retained Earning to Total Asset memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal.


(50)

37 No Nama Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian Variabel Hasil

2 Saidi /2004

faktor-faktor yang mempengar uhi struktur modal terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ

Bebas : Ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, profitabiltas, struktur kepemilikan, dan Risiko bisnis Terikat : Struktur Modal

Ukuran perusahaan,pertumbuhan aktiva, profitabiltas, dan struktur

kepemilikan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Risiko bisnis mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan

3 Andi Oky /2004

faktor-faktor yang mempengar uhi struktur modal terhadap 97 perusahaan manufaktur di BEJ tahun 2000-2003

Bebas : Ukuran perusahan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas, struktur kepemilikan Terikat : Struktur Modal

Ukuran perusahan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas, dan struktur kepemilikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

4 Dikky Mahisa

Putra. W / 2005

faktor-faktor yang mempengar uhi struktur modal

terhadap 52 perusahaan manufaktur di BEJ

Bebas : Struktur aktiva, ukuran perusahaan,

profitabilitas, risiko bisnis, dan kesempatan

investasi

Terikat : Struktur Modal

Penelitian ini menyimpulkan bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, dan kesempatan investasi secara bersama-sama berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

5 Suripto / 2008 Pengaruh Karakteristi k Perusahaan Terhadap struktur Modal : Pengujian Pecking Order Theory

Bebas : Rasio aktiva tetap, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Terikat : Struktur Modal

rasio aktiva tetap, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap


(51)

38 No Nama Peneliti /

Tahun

Judul

Penelitian Variabel Hasil

6 Panca

Winahyuningsih, Kertati Sumekar dan Hanar Prasetyo / 2009

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengar uhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

Bebas :

pertumbuhan penjualan,

profitabilitas dan operating

leverage

Terikat : Struktur Modal

Ada pengaruh yang signifikan antara variabel pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan operating leverage terhadap struktur modal.

7 Seftianne / 2011 Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengar uhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur

Bebas : Return On Equity, Debt to Assets Ratio, profitabilitas, tingkat likuiditas, risiko bisnis, kepemilikan managerial dan struktur aktiva Terikat : Struktur Modal

Return On Equity dan Debt to Assets Ratio memiliki hubungan positif terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas, tingkat likuiditas, risiko bisnis, kepemilikan managerial dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

8 Ali Kesuma /

2009 Analisis Faktor yang Mempengar uhi Struktur Modal Serta Pengaruhny a Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia

Bebas : Rasio Hutang,

Profitabilitas Terikat : Struktur Modal

Rasio Hutang mempunyai pengaruh yang signifikan dan searah dengan struktur modal. Profitabilitas mempunyai pengaruh berlawan arah dengan


(52)

39 No Nama Peneliti /

Tahun

Judul Penelitian

Variabel Hasil

9 Bilal Sharif,

Muhammad Adnan dan Abdul Jabbar Khan / 2012 Firm Characteris tics and Capital Structure : A Panel Data Analysis of Pakistan’s Insrance Sector

Bebas : Return On Assets, Return On Equity, Debt to Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, age, dan earning volatility Terikat : Struktur Modal

Return On Assets, Return On Equity, Debt to Assets Ratio memiliki hubungan yang positif terhadap struktur modal, sedangkan Debt to Equity Ratio, age, dan earning volatility memiliki hubungan yang negatif terhadap struktur modal.


(53)

40 2.3 Kerangka Konseptual

Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal, yang terdiri dari Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age, maka kerangka konseptual yang dapat dibuat yaitu :

Gambar 2.1 kerangka Konseptual

Sumber : Bilal Sharif, Muhammad Adnan dan Abdul Jabbar Khan, 2012

Growth Of Sales (X1)

Stucture Assets (X2)

Return on Assets (X3)

Struktur Modal (Y)

Age (X4)


(54)

41 2.4 Hipotesis

Dalam penelitian “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Industri Asuransi Terbuka di Indonesia” ini menggunakan variabel – variabel : Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age. Maka hipotesis yang dapat dibuat ialah : “Terdapat pengaruh yang signifikan antara Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age terhadap struktur modal”


(55)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah penelitian yang bersifat analisis dengan pendekatan bersifat kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi karakteristik perusahaan dan faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal indutsri asuransi yang go public di indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di perusahaan – perusahaan asuransi go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan data yang di ambil dari situs asuransi yang dipilih. Waktu penelitian dimulai sejak bulan desember 2012 hingga Februari 2013.

3.3 Batasan Operasional

Subjek penelitian yang dilakukan adalah industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan nilai saham tertinggi bulan juli 2011. Variabel – Variabel yang mempengaruhi struktur modal yaitu Growth Of Sales (X1), Structure Assets (X2), Return On Assets (X3)dan Age (X4).


(56)

43 3.4 Definisi Operasional

A. Growth Of Sales (X1), adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan penjualan pada tahun ke t setelah dikurangi jumlah penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan periode sebelumnya.

�����ℎ������� = �1− �1−� �1−�

B. Structure Assets (X2), adalah kekayaan atau sumber – sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan memberi manfaat di masa yang akan datang. Cara mengukurnya adalah dengan membandingkan jumlah aktiva tetap dengan keseluruhan total aktiva.

��������������� = �����������

����������� � 100%

C. Return On Assets (ROA), merupakan rasio antara laba bersih terhadap total aktiva mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak

�������������� = ���������ℎ������������

��������� �100%

D. Age (umur perusahaan) ialah kemampuan perusahaan untuk bertahan dan menjalankan operasionalnya. Perusahaan besar memiliki beragam risiko dan memiliki kesempatan yang kecil mengalami kebangkrutan, juga memiliki biaya agensi yang rendah.


(57)

44

E. Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal saham (Weston dan Copeland).

������������� = �������������������

������������ � 100% 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, atau transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mem-pelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah industri asuransi terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2009). Populasi dan Sampel pada penelitian ini berjumlah 11 industri asuransi. Pengambilan sampel dalam peneltian ini menggunakan pendekatan Non probability sampling.

Tabel 3.1

Sampel Industri Asuransi Terbuka di Indonesia

No Nama Perusahaan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 PT. Asuransi Jasa Tania Tbk √ √ √ √ √

2 PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk √ √ √ √ √

3 PT. Asuransi Ramayana Tbk √ √ √ √ √

4 PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk √ √ √ √ √

5 PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk √ √ √ √ √

6 PT. Asuransi Bintang Tbk √ √ √ √ √

7 PT. Panin Financial Tbk √ √ √ √ √

8 PT. Panin Insurance Tbk √ √ √ √ √

9 PT. Maskapai Reasuransi Indonesia √ √ √ √ √

10 PT. Lippo General Insurance Tbk √ √ √ √ √

11 PT. Asuransi Bina Dana Artha Tbk √ √ √ √ √


(58)

45 3.6 Jenis data

Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Sebagai sumber data yang digunakan adalah Laporan Keuangan perusahaan sampel yang terdapat pada situs masing – masing perusahaan. Data keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan sejak 2007 sampai dengan 2011.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan ialah metode pencarian data melalui kontak langsung, dimana fasilitas pendukung untuk kepentingan penelitian telah tersedia, yakni peneliti melakukan pengumpulan data – data lewat teknologi komunikasi yang langsung menghubungkan peneliti dengan sumber ataupun distributor penyedia data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian. Metode yang juga digunakan oleh peneliti yakni : (1) Metode Deskriptif, meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis ataupun menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. (2) Metode kuantitatif data runtut waktu (time-series), yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu. Data runtut waktu (time-series) yang dibunakan ialah data tahunan dari masing – masing perusahaan.


(59)

46 3.8 Teknik Analisis

3.8.1 Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mepunyai pola seperti distribusi normal, yakno data yang tidak menyebar ke kanan ataupun ke kiri. Dala penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan grafik untuk melihat normalitas data yakni PP plot. PP plot akan membentuk plot antara nilai – nilai teoritis (sumbu X) melawan nilai – nilai yang di dapat dari sampel (sumbu Y). Apabila plot keduanya berbentuk linier (mendekati garis lurus) engindikasikan bahwa residual menyebar normal. Jika pola – pola titik yang terletak diakhir garis lurus menyimpang sedangkan yang lainnya tidak, maka data tetap terdistribusi normal. Peneliti juga menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal terdistribusi normal atau tidak.

3.8.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Homoskedasitas pada dasarnya menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homoskedatisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Alat untuk menguji heteroskedastisitas bisa dibagi menjadi dua yakni dengan alaat analisis grafik atau dengan analisis residual yang berupa statistik, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis residual. Secara simbolis heteroskedastisitas adalah :


(60)

47 3.8.3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas sebagai fenomena sampel terutama muncul karena data yang dikumpulkan bukan data percobaan, khususnya pada ilmu ekonomi.Multikolinearitas timbul sebagai akibat kombinasi linier dari satu atau lebh variabel regressor, maka variabel regressor yang mengalami kombinasi linier dengan variabel regresor lainnya diregresikan untuk menghitung R2j, regresi ini disebut Auxiliary Regression. Tolerance and Variance Inflantion Factor. Nilai VIF yang smakin besar menunjukkan masalah multikolinear yang semakin serius. Adanya Multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance Value atau nilai Variance Inflantion Factor (VIF), yaitu dengan rumus ;

��� = 1

(1− �2)

Batas Tolarnce Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5, dimana jika Tolerance Value < 0,1 atau VIF > 5 maka terjadi multikolinearitas dan jika Tolerance Value >0,1 atau VIF <5 maka tidak terjaadi multikolineritas

3.8.4 Koefisien Determinasi

Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau predictor nya. Range nilai dari R2= adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dala menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu, maka model semakin baik. Kelemahan mendasar dala penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen. Seakin banyak variabel


(61)

48

independen ditambahkan ke dalam model maka R2 akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak signifikan berpengaruh terhadap model. Fungsi dari Adjusted R Square adalah mengurangu keraguan tersebut, oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan menggunakan Adjusted R Squared untuk mengevaluasi modelnya.

����2 = 1− �(1 2)( � −1

� − � −1)�

Teknik analisis data yang digunakan adalah Metode Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression). Metode ini digunakan untuk mengetahui faktor penyebab perubahan variabel terikat yang memiliki lebih dari satu variabel bebas. Manfaat analisis regresi linear berganda ini meliputi : (1) untuk mengetahui besarnya pengaruh dari setiap variabel bebas yang tercakup dalam persamaan terhadap variabel terikat. (2) untuk meramalkan nilai variabel terikat di masa yang akan datang. Model regresi linear berganda ini, bisa ditulis dengan dua cara yakni :

Y = a + B1 X1 + B2 X2 + ... ... + Bk Xk + ∈


(62)

49

Variabel terikat ialah struktur modal yang memiliki beberapa variabel bebas, yaitu : Return On Assets, Return On Equity, Debt to Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Age. Maka dapat dirumuskan menjadi :

Y1 = a+ B1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + B4 X4 + ∈

Keterangan :

Y1 = Struktur Modal

a = Konstanta (intercept) B1 – 4 = Koefisien Regresi

X1 = Growth Of Sales

X2 = Structure Assets

X3 = Return On Assets

X4 = Age

∈ = Variabel penggangu (Disturbance error)

3.8.5 Uji F (Pengujian Pengaruh Signifikan Seluruh Variabel Bebas terhadap Struktur Modal)

Pengaruh sgnifikan dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat ini menggunak an hipotesis sebagai berikut:

Dengan hipotesis :

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Growth Of

Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age, terhadap struktur modal perusahaan.

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara Growth Of Sales,

Structure Assets, Return On Assets dan Age terhadap struktur modal perusahaan.


(63)

50

Jika probabilitas dari nilai F < tingkat signifikansi (α) atau Fhitung >

F

tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.

3.8.6 Uji t (Pengujian Pengaruh Secara Parsial Masing-Masing Variabel Bebas terhadap Struktur Modal)

Ho = Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age secara parsial tidak berpengaruh positif atau negatif terhadap struktur modal

Ha = Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age secara parsial berpengaruh positif atau negatif terhadap struktur modal

Untuk pengujian hipotesis 2 dilakukan uji t, untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel x secara parsial terhadap variabel y dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah – langkah pengujian :

1. Menentukan tingkat confidence 95% (=0.05) 2. Menentukan hipotesis statistik :

Ho : b1, b2, …., bm = 0, artinya tidak ada pengaruh yang nyata secara

parsial dari independen variabel Xi terhadap dependen variabel Y

3. Menentukan nilai t dengan rumus:

bi = Koefisien regresi masing – masing variabel


(64)

51 4. Menentukan kaedah pengujian :

Jika t hitung < t table maka H0 diterima dan Ha di tolak berarti Growth Of

Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age secara parsial tidak berpengaruh positif maupun negative terhadap struktur modal

Jika t hitung > t table maka H0 ditolak, Ha di terima berarti Growth Of

Sales, Structure Assets, Return On Assets dan Age secara parsial berpengaruh positif maupun negative terhadap struktur modal.


(65)

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Sejarah Singkat Perusahaan

1. PT. Asuransi Jasa Tania

Perseroan didirikan di Bandung pada tanggal 25 Juni 1979 dengan nama “PT Maskapai Asuransi Jasa Tania” yang berdomisili di Bandung, dengan bisnis yang berbasiskan kepercayaan dari PT. Perkebunan I-XXIX. Pada periode ini operasional perseroan didukung oleh jaringan 5 kantor cabang dan 1 kantor perwakilan. Dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha, sejak tahu 1987 domisili Perseroan dipindahkan dari Bandung ke Jakarta.

Meningkatnya kepercayaan dari PT. Perkebunan dan berkembangnya industri asuransi, Perseroan mulai mengembangkan bisnisnya disektor perbankan, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Swasta. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, perseroan memperluas jaringan dengan menambah 2 kantor cabang dan 1 kantor peerwakilan. Dekade 2000, dengan melihat peluang pasar yang ada,perseroan mefokuskan segmentasi usaha di sektor korporasi dan ritel dengan pendekatan pengebangan manajemen risiko dan pusat pelayanan pelanggan yang berorientasi pelayanan pelangggan.


(66)

53 2. PT Asuransi Dayin Mitra

PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM) didirikan tanggal 1 April 1982 dan mulai beroperasi pada bulan Juli 1982. Saat ini kantor pusat Perusahaan terletak di Jakarta. Perusahaan mempunyai sepuluh (10) kantor cabang dan empat (4) kantor pemasaran yang terletak di sejumlah kota di Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang asuransi kerugian termasuk usaha prinsip syariah yang akan dilaksanakan melalui kantor cabang Perusahaan.

Pada tanggal 31 Oktober 1989, Perusahaan memperoleh Surat Izin Emisi Saham dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat sebanyak 2.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran perdana Rp6.500,- per saham. Pada tanggal 15 Desember 1989, seluruh Perusahaan saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

3. PT. Asuransi Ramayana

PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) didirikan dengan tanggal 6 Agustus 1956 dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1956. Kantor pusat ASRM beralamat di Jalan Kebon Sirih No. 49, Jakarta. Saat ini ASRM memiliki 28 cabang yang terletak di beberapa kota di Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ASRM adalah menjalankan usaha di bidang asuransi kerugian. ASRM telah memperoleh izin sebagai perusahaan asuransi kerugian dari Departemen Keuangan Republik


(1)

75

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

J. Keown, dkk, 2011. Manajemen Keuangan, edisi sepuluh jilid 1, Indeks, Jakarta. J. Keown, dkk, 2010. Manajemen Keuangan, edisi sepuluh jilid 2, Indeks, Jakarta. Brealey, Myers, dan Marcus, 2006. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan

Perusahaan, edisi kelima jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Brigham, F dan Joel Houston, 1999. Manajemen Keuangan, edisi kedelapan buku 2, Erlangga, Jakarta.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan , Buku 1, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta.

Brigham, F dan Joel Houston, 2006. Manajemen Keuangan, edisi kesepuluh buku 1, Salemba 4, Jakarta.

Satria, Salusra, 1994. Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia,Universitas Indonesia, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Bagaimana meneliti dan menulis tesis?, Erlangga, Jakarta.

Suprantso, J 2010. Analisis Multivariat, Arti dan Interpretasi, Rineka Cipta, Jakarta.

Helmi, Syafrizal dkk, 2010. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan.


(2)

76 SKRIPSI :

Kesuma, Ali,2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia, Kalimantan Tengah : Skripsi Universitas Darwan

JURNAL :

Kesuma, Ali, 2009. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen.

Bilal Sharif, Muhammad Adnan dan Abdul Jabbar Khan, 2012. “Firm Characteristics and Capital Structure : A Panel Data Analysis of Pakistan’s Insrance Sector”, World Journal Of Management.


(3)

77


(4)

78

HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SPSS 17

Regression

Notes

Output Created 18-Jan-2014 01:31:17

Comments

Input Data C:\Users\Zainal\Documents\asjt output.sav

Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working

Data File

55 Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any

variable used.

Syntax REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN /DEPENDENT Y

/METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4.

Resources Processor Time 0:00:00.047

Elapsed Time 0:00:00.031

Memory Required 2292 bytes

Additional Memory Required for Residual Plots


(5)

79 Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables

Removed Method 1 Age, Growth

Of Sales, Structure Assets, Return On Assetsa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .487a .238 .177 123.86159 a. Predictors: (Constant), Age, Growth Of Sales, Structure

Assets, Return On Assets

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 239099.507 4 59774.877 3.896 .008a

Residual 767084.645 50 15341.693 Total 1006184.152 54

a. Predictors: (Constant), Age, Growth Of Sales, Structure Assets, Return On Assets b. Dependent Variable: Capital Structure


(6)

80

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 333.332 83.252 4.004 .000

Growth Of Sales .221 .622 .044 .356 .723 Structure Assets -4.818 4.193 -.145 -1.149 .256 Return On Assets -22.765 5.911 -.498 -3.851 .000

Age -.256 1.519 -.021 -.169 .867