baik dalam bidang perkreditan maupun surat berharga pada suatu tingkat resiko kegagalan sekecil mungkin.
3. Azas Rentabilitas
Azas yang mengharuskan bank untuk memperoleh laba baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan pengembangan
dirinya.
C. SISTEM PEMBERIAN KREDIT
Sistem dan prosedur Bank dalam pemberian kredit kepada nasabah dihadapkan pada masalah yang kompleks. Perkreditan mempunyai sifat kasuastis yang artinya masing
– masing calon debitur mempunyai permasalahan spesifik berbeda secara materil antara satu nasabah dengan nasabah lain.
Oleh karena itu diperlukan pendekatan dan penanganan yang secara berbeda dan memperhatikan ciri- ciri khusus dari kredit sistem dan prosedur dalam pemberian kredit
dibagi atas beberapa tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan,
Tahap ini merupakan persyaratan awal yang harus dipenuhi nasabah apabila hendak mengajukan kredit, yaitu antara lain :
Mengajukan permohonan mengisi daftar isian yang disediakan bank dan
ditandatangani secara lengkap dan sah.
Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis kredit perijinan perusahaan, NPWP untuk kredit sepuluh juta keataas .
Persyaratan khusus lainnya misalnya telah menjadi nasabah giro
sekurang-kurangnya 3 bulan Permohonan kredit akan berupa :
a. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit
b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan
c. Permohonan perpanjangan pembaharuan masa laku kredit yang telah
berakhir.
Universitas Sumatera Utara
d. Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang
sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan perubahan pengunduran jadwal angsuran tersebut.
Setiap permohonan kredit harus dicatat dalam register yang tersedia. Permohonan kredit harus lengkap sesuai persyaratan yang ditetapkan.
2. Tahap Penilaian analisis
Pada tahap ini merupakan persiapan pemutusan kredit, pengumpulan data, penilaian data beserta memeriksa kelapangan yang sebaiknya tidak diberitahukan kepada
nasabah sehingga pada saat meninjau dapat dilihat kondisi keadaan di lapangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Analisis kredit pada dasrnya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip 5 C 5 C Credit Analysis yang meliputi :
1. CHARACTER
Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitur untuk melunasi atau
mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama didasarkan kepada hubungan
yang telah terjalin antara Bank dan calon debitur atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang mengetahui moral, kepribadian dan perilaku
calon debitur dalam kehidupan kesehariaannya. 2. CAPACITY
Penilaian kemampuan disini adalah bahwa bank harus meneliti keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank
yakin bahwa usaha yang akan dibiayai dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu dapat melunasi atau
mengembalikan pinjamannya . 3. CAPITAL
Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lalu dan masa yang akan datang , sehingga dapat diketahui
kemampuan permodalan calon debitur dalam menunjang pembiayaan proyek
Universitas Sumatera Utara
atau usaha calon debitur yang bersangkutan untuk memastikan bahwa nasabah mempunyai modal yang cukup apabila terjadi kerugian.
4. COLLATERAL
Penilaian terhadap agunan juga perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa agunan yang diserahkan cukup untuk menutup risiko kredit yaitu apabila
tidak dapat melunasi kredit yang diberikan. 5.
CONDITION OF ECONOMIC Dalam memberikan kredit Bank juga harus menganalisis keadaan pasar di
dalam dan di luar negeri baik masa lalu maupun masa yang akan datang sehingga dapat memastikan apakah keadan perekonomian bersifat menunjang
atau menghambat usaha nasabah yang dapat berpengaruh atas kelancaran kredit yang diberikan.
Selain memperhatikan Prinsip 5 C’s, dalam memberikan kredit juga menerapkan apa yang dinamakan dengan prinsip 5 P yaitu :
a. Party para pihak
Para pihak merupakan titik sentral yang diperhatikan dalam setiap pemberian kredit. Untuk itu pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu “ kepercayaan
“ terhadap para pihak, dalam hal ini debitur yaitu bagaimana karakternya dan kemampuannya.
b. Purpose tujuan
Tujuan dan pemberian kredit juga sangat penting diketahui oleh pihak kreditur harus dilihat apakah kredit akan digunakan untuk hal-hal yang positif yang
benar-benar dapat menaikkan income perusahaan dan harus pula diawasi agar kredit tersebut benar-benar diperuntukkan untuk tujuan seperti diperjanjikan
dalam suatu perjanjian kredit. c.
Payment pembayaran Dalam pemberian kredit juga harus diperhatikan apakah sumber pembayaran
kredit dan calon debitur cukup tersedia dan cukup aman, sehingga dengan demikian diharapkan bahwa kredit yang akan diluncurkan tersebut dapat
dibayar kembali oleh debitur yang bersangkutan jadi harus diihat dan dianalisis apakah setelah pemberian kredit nanti debitur punya sumber
Universitas Sumatera Utara
pendapatan dan apakah pendapatan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kreditnya.
d. Profitability perolehan laba
Unsur perolehan laba oleh debitur tidak kurang pula pentingnya dalam suatu pemberian kredit. Untuk itu kreditur harus berpartisipasi apakah laba yang
akan diperoleh oleh perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman dan apakah pendapatan perusahaan dapat menutupi pembayaran kembali kredit,
cash flow dan sebagainya. e.
Protection Perlindungan Dalam pemberian suatu kredit diperlukan perlindungan oleh perusahaan
debitur, untuk itu perlindungan dan kelompok perusahaan, atau jaminan dan holding atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting diperhatikan
terutama untuk berjaga-jaga sekiranya terjadi hal-hal diluar prediksi semula. Disamping menggunakan prinsip pembeian kredit diatas, dalam memberikan
kredit juga harus menggunakan prinsip 3 R, yaitu ; a.
Returns hasil yang diharapkan Return, yakni hasil yang diperoleh oleh debitur, dalam hal ini ketika kredit
telah dimanfaatkan dan dapat diantisipasi oleh calon kreditur artinya perolehan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kredit beserta bunga,
ongkos-ongkos, disamping membayar keperluan perusahaan yang lain seperti untuk cash flow, kredit lain jika ada dan sebagainya.
b. Repayment pembayaran kembali
Kemampuan bayar dan pihak debitur tentu saja juga mesti dipertimbangkan. Dan apakah kemampuan bayar tersebut match dengan schedule pembayaran
kembali dan kredit yang akan diberikan itu. c.
Risk bearing ability kemampuan menanggung resiko Sejauh mana terdapatnya kemampuan debitur untuk menanggung resiko.
Misalnya dalam hal terjadi hal-hal diluar antisipasi kedua belah pihak. Terutama yang menyebabkan timbulnya kredit macet.
Universitas Sumatera Utara
3. Tahap Pemutusan kredit