Syarat Kredit SPK: 1.
Pemohon kredit adalah kontraktor yang mempunyai badan hukum dan profesional di bidang jasa dan konstruksi.
2. Mempunyai SPK atau kontrak kerja dari pemerintahan atau Swasta.
3. Menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan.
Penerima Kredit -
Pemegang tender -
Pemegang SPK Jangka waktu kredit berdasarkan jangka waktu proyek ditambah waktu 3
bulan, perpanjangan jangka waktu dapat dilakukan jika ada pemberitahuan pimpro berupa addendum kontrak.
Suku bunga 18 p.a denga sistem floating rate. Biaya Kredit:
1. Provisi 0.5 2. Adm Kredit 1
3. Supervisi 0.5 4. Biaya notaris dan asuransi barang agunana sesuai taraif dan agunan yang
berlaku.
3. Kredit Angsuran lainnya KAL
Adalah kredit angsuran yang diberikan kepada perorangan atau badan usaha yang bertujuan untuk membiayai :
1. Membangun membeli merehab rumah tempat tinggal
2. Membangun membeli merehab rumah tempat usaha
3. Membeli tanah tapak perumahan
4. Membeli kendaraan
5. Membeli peralatan perlengkapan usaha
6. Membiayai pendidikan anak
Universitas Sumatera Utara
Biaya kredit: 1. Biaya Provisi
0.5 2. Biaya adm sesuai jangka waktu yaitu:
sd tahun 1
1-2 tahun
1.5 2-3
tahun 2
3-4 tahun 2.5
4-5 tahun 3
4. Kredit Multi Guna KMG
Adalah fasilitas kredit yang diberikan secara perorangan kepada pegawai yang sumber pengembaliannya dari penghasilan tetap dan pemberiannya melalui dinas
instansi koperasi pegawai lembaga perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja dengan tujuan membiayai keperluan yang bersifat konsumtif investasi ddan modal kerja.
Biaya yang dibebankan kepada kreditur: 1. Kredit Multiguna konsumtif sebessar 40 dari jumlah penghasilan sebulan.
2. Kredit multiguna modal kerja dan investasi sebesar 50 dari jumlah penghasilan.
Jangka waktu kredit: 7 tahun apabila pembayaran gaji melalui Bank Sumut
5 tahun apabila pembayaran gaji tidak melalui Bank Sumut Suku bunga 12 p.a dengan sistem Flat Rate.
Biaya Kredit : -
1-3 tahun 1,5
- 3-4 tahun
2 -
4-5 tahun 2,5
- 5-6 tahun
3 -
6-7 tahun 3,5
Universitas Sumatera Utara
5. Kredit Peduli Usaha Mikro
Kredit Ini diperuntukkan kepada orang-orang yang membutuhkan modal tambahan untuk sektor usaha mikro. Kredit ini diberikan tanpa agunan dan besar
pinjaman yang diberikan hanya Rp 1.000.000,- dengan syarat peminjam harus dijamin oleh seseorang yang berkompeten di Bank Sumut.
Dari beberapa Produk Kredit di PT. Bank Sumut yang dipaparkan diatas dapat kita lihat Performance kredit yang disalurkan oleh PT. Bank Sumut Cabang Pembantu
USU dari segi pertumbuhan kredit melalui tabel dibawah ini:
Tabel 1.
Data Pertumbuhan Kredit Capem USU Per-Jenis Kredit
Posisi Juli 2007
No Jenis Kredit Jumlah
Debitur Nominal Baki Debet
I Kredit Angsuran Lainnya KAL
139 Rp. 7.636.307.048,42
II Kredit Rekening Koran KRK
18 Rp. 1.994.468.058,39
III SPK Jk. Pendek
9 Rp. 3.251.415.000,00
IV Kredit Bendahara
499 Rp. 1.609.424.372,00
V Kredit Multi Guna KMG
59 Rp. 1.140.295.492,09
VI Pinjaman Pegawai
21 Rp. 413.081.851,95
PosisiAgustus 2007
No Jenis Kredit Jumlah
Debitur Nominal Baki Debet
I Kredit Angsuran Lainnya KAL
147 Rp. 9.027187.060,492
II Kredit Rekening Koran KRK
18 Rp. 2.201.762.070,03
III SPK Jk. Pendek
10 Rp. 1.935.668.146,00
IV Kredit Bendahara
493 Rp. 3.079.918.500,00
V Kredit Multi Guna KMG
69 Rp. 1.378.813.369,52
VI Pinjaman Pegawai
24 Rp. 416.195.399,82
Universitas Sumatera Utara
Posisi Oktober 2007
No Jenis Kredit Jumlah
Debitur Nominal Baki Debet
I Kredit Angsuran Lainnya KAL
156 Rp. 9.777.430.491,66
II Kredit Rekening Koran KRK
18 Rp. 2.977.191.890,06
III SPK Jk. Pendek
12 Rp. 1.660.431.767,00
IV Kredit Bendahara
491 Rp. 2.878.508.500,00
V Kredit Multi Guna KMG
76 Rp. 1.468.548.188,59
VI Pinjaman Pegawai
23 Rp. 426.100.468,63
Lampiran 2.
Data Penyaluran Kredit Capem USU
Berdasarkan Tingkat Non Performing Loan NPL
Posisi Juli 2007
No URAIAN JUMLAH DEBITUR
NOMINAL A Lancar
- Kredit Angsuran Lainnya KAL
- Kredit Rekening Koran KRK
- SPK Jk. Pendek
- Kredit Bendahara
- Kredit Multi Guna
- Pinjaman Karyawan
- Kredit Pensiun
139 18
9 499
59 21
2 Rp. 7.636.307.048,42
Rp. 1.994.468.058,39 Rp. 3.251.415.000,00
Rp. 1.609.424.372,00 Rp. 1.140.295.492,09
Rp. 413.081.851,95 Rp. 6.097.159,39
B Dalam Perhatian Khusus
- Kredit Angsuran Lainnya KAL 7
Rp. 163.960.916,46 C Kurang
Lancar - Kredit Angsuran Lainnya KAL
1 Rp. 5.052.408,54
D Diragukan
-- Rp. 0
E Macet - Kredit Angsuran Lainnya KAL
2 Rp. 38.814.643,11
NPL 0,27
Posisi Agustus 2007
No URAIAN JUMLAH DEBITUR
NOMINAL A Lancar
- Kredit Angsuran Lainnya KAL
- Kredit Rekening Koran KRK
- SPK Jk. Pendek
- Kredit Bendahara
- Kredit Multi Guna
- Pinjaman Karyawan
- Kredit Pensiun
147 18
10 493
69 24
2 Rp. 9.027.187.060,49
Rp. 2.201.762.070,03 Rp. 1.935.668.146,00
Rp. 3.079.916.500,00 Rp. 1.378.813.369,52
Rp. 416.195.399,82 Rp. 5.795.469,82
B Dalam Perhatian Khusus
- Kredit Angsuran Lainnya KAL 6
Rp. 120.075.222,21 C Kurang
Lancar
Universitas Sumatera Utara
- Kredit Angsuran Lainnya KAL Rp. 0
D Diragukan
-- Rp. 0
E Macet - Kredit Angsuran Lainnya KAL
2 Rp. 38.449.172,36
NPL 0,21
Posisi Oktober 2007
No URAIAN JUMLAH DEBITUR
NOMINAL A Lancar
- Kredit Angsuran Lainnya KAL
- Kredit Rekening Koran KRK
- SPK Jk. Pendek
- Kredit Bendahara
- Kredit Multi Guna
- Pinjaman Karyawan
- Kredit Pensiun
156 18
12 491
79 23
2 Rp. 9.777.430.491,66
Rp. 2.977.191.890,06 Rp. 1.660.431.767,00
Rp. 2.878.508.500,00 Rp. 1.468.548.188,59
Rp. 426.100.468,63 Rp. 5.177.684,37
B Dalam Perhatian Khusus
- Kredit Angsuran Lainnya KAL 6
Rp. 250.280.239,03 C Kurang
Lancar - Kredit Angsuran Lainnya KAL
Rp. 0 D
Diragukan --
Rp. 0 E Macet
- Kredit Angsuran Lainnya KAL 2
Rp. 37.700.779,38 NPL
0,19
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Salah satu resiko utama yang dihadapi dalam dunia perbankan adalah non performing Loan atau kredit bermasalah.
Apabila jumlah kredit bermasalah suatu bank sudah melampaui batas kemampuan Bank yang bersangkutan, akan menjadi bencana
karena tidak saja probabilitas bank yang terkena tapi likuiditas bank juga terancam. Secara teoritis juga telah dikemukakan bagaimana kebijakan Bank Sumut di dalam
pemberian kredit dan penagihan piutang. Pada bab ini penulis akan mencoba menganalisa dan memberikan penilaian atas pelaksanaan yang dilakukan oleh Bank Sumut dengan
teori yang dikemukakan, yaitu meliputi : A.
Kebijakan Pemberian Kredit
Perkembangan Bank sangat tergantung pada tingkat kesehatannya yang ditentukan oleh kondisi kredit Bank tersebut. Dari tabel data pertumbuhan kredit Capem
USU terlihat bahwa produk kredit yang paling mendominasi dari produk kredit yang ditawarkan oleh PT. Bank Sumut Capem USU adalah kredit Angsuran Lainnya KAL .
Hal ini disebabkan karena lokasi PT.Bank Sumut Capem USU terletak di wilayah Kampus USU yang mayoritas adalah pedagang atau wiraswasta sehingga pangsa
pasarnya lebih tepat untuk diberikan produk dengan Jenis kredit angsuran lainnya KAL .
Selain itu juga debitur yang memohon kredit lebih menyukai jenis kredit ini dibandingkan dengan produk-produk kredit lain yang dimiliki oleh PT. Bank Sumut
Capem USU. Dari tabel dapat dilihat jumlah debitur yang memohon kredit terus mengalami peningkatan. Di posisi bulan Oktober 2007 nasabah kredit pada jenis produk
kredit Angsuran Lainnya berjumlah 156 orang . Disamping itu kredit angsuran lain juga memiliki keunggulan dibandingkan jenis produk kredit lainnya yaitu bunga yang
ditawarkan jenis Kredit Angsuran Lainnya KAL relatif lebih kecil sebesar 16 dengan system anuitas bulanan bunga menurun yang apabila diperkirakan secara flat
bunganya hanya sebesar 8.85 .
Universitas Sumatera Utara
Dalam memberikan kredit kepada debitur, PT. Bank Sumut dituntut untuk dapat mengambil suatu kebijakan agar tidak terjebak kepada banyaknya jumlah piutang yang
tidak tertagih atau kredit macet. PT. Bank Sumut Capem USU dalam pelaksanaan kebijakan pemberian kreditnya sudah melaksanakan kebijakan umum perkreditan KUP
Bank Sumut, dimana Bank dalam memberikan kredit harus meneliti dahulu siapa orang yang akan memperoleh kredit, apa jenis usahanya, berapa jumlah kredit serta bagaimana
metode pembayaran kredit tersebut. Semuanya ini merupakan penilaian bank terhadap debitur beserta usahanya.
Hal ini dapat dilihat dari tabel penyaluran kredit Pada PT. Bank Sumut Capem USU. Dari tabel tersebut terdapat kredit macet sebanyak 2 orang nasabah kredit dengan
total baki debet sebesar Rp.38.449.172.36. nasabah yang dikategorikan macet ini menimbulkan efek terhadap tingkat NPL dalam laporan kredit PT. Bank Sumut Capem
USU setiap bulannya. Posisi tingkat NPL pada PT. Bank Sumut Capem USU pada bulan Oktober sebesar 0.19 . Tingkat NPL disini telah mengalami penurunan dari tingkat
NPL sebelumnya dibandingkan dengan posisi NPL Pada bulan agustus yaitu sebesar 0.21 . Penurunan ini diakibatkan karena jumlah kredit yang macet tidak bertambah dan
dibarengi dengan makin bertambahnya jumlah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit sehingga factor pembaginya semakin besar.Tingkat NPL sebesar 0.19 pada posisi oktober
masih dlam batas wajar dan dapat dikategorikan baik karena masih berada dibawah standar dari BI yaitu 5 . Hal ini tidak lepas dari bagaimana kebijakan perusahan
tersebut dalam penagihan piutangnya di bab ini penulis juga akan memaparkan langkah- langkah apa yang telah dilakukan pegawai pada bagian pemasaran dalam meminimalisir
piutang yang tidak tertagih sehingga dapat menurunkan tingkat NPL yang tentunya hal ini akan berdampak pada laba perusahaan.
Seperti yang dikemukakan diatas salah satu hal yang paling penting dalam pemberian dan penolakan kredit kepada nasabah debitur adalah analisa pemberian kredit
. Tujuan utama dari analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh
keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada Bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun
bunganya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank. Untuk itu perlu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
kunjungan langsung ke lapangan Checking on the spot dengan calon debitur maupun pihak lain untuk melihat dan mengukur kemampuan perusahaan melaksanakan kegiatan-
kegiatan usahanya saat ini maupun yang direncanakan dlam memenuhi kewajiban kepada Bank. Untuk mengukur jaminan perlu dilakukan penelitian mendalam atas berbagai
factor yang relevan terutama 5 C Character, Capital, Capacity, Colateral dan Condition of Economic .
Dalam pemberian kredit kepada nasabah oleh PT. Bank Sumut Capem USU dinilai telah melaksanakan prosedur yang tepat. Tetapi analisa mengenai kelayakan suatu
usaha perlu mendapat perhatian . Analisa kelayakan usaha ini sangat penting dalam melihat kemampuan suatu usaha memperthankan kelangsungan hidup dan berkembang
yang akan mmeperngaruhi kemapuan perusahaan memenuhi kewajiban membayar bunga dan pokok kredit. Aspek- aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisa suatu usaha
adalah : 1.
Aspek Manajemen Aspek ini meliputi hak dan tanggung jawab, kedudukan calon debitur di
dalam perusahaan, jumlah saham yang dimiliki, gaji dan pendapatn lainnnya serta kekayaan lain yang dimiliki. Dalam hal ini yang dinilai adalah orangnya
yang meliputi latar belakang, rrecord, reputasi , kemampuan manajemen dan teknis, sikap moral tanggung jawab ya ng datanya diperoleh dari relasi usaha
atau langganan –langganan sponsor. 2.
Aspek Hukum Penilaiannya meliputi legalitas badan usaha , pendirian badan usaha, legalitas
pengajuan permohonan kredit, status hukum dari kekayaan perusahaan yang hendak dijaminkan dan kaitan-kaitan hukum dengan pihak lain. Semua hal
diatas harus diteliti kebenaran dan masa berlakunya. 3.
Aspek Teknis Meliputi penilaian atas gambaran proyek secra singkat dan jelas, sifat proyek
baru, perluasan. Modernisasi, renovasi produk dan kapasitas produksi yang akan dicapai., maksud pembiayaan, proses produksi, bahan baku, lokasi,
teanga kerja dan analisa mengenai dampak lingkungan AMDAL 4.
Aspek Pemasaran
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini aspek dasar yang harus diteliti adalah demand dan supply, daerah, struktur harga, karakteristik pasar, strategi cara –cara memasarkan
produk. Penilaian dari aspek ini yang terpentinga adalah bagaimana kemampuan perusahaan memasarkan barang jasa hasil usahanya baik yang
sekarang maupun yang direncanakan. 5.
Aspek keuangan Dalam aspek keuangan perlu diketahui terlebih dahulu, apakah untuk
pembiayaan usaha baru atau perluasan. Dalam pelaksanaan analisa keuangan proyek atas usaha yang berjalan meliputi :
Analisa laporan keuangan , neraca dan laba rugi minimal 3 tahun terakhir dengan menggunakan ratio-ratio tertentu
Menaksir biaya proyek Cara pembiayaan dan sumber dana
Proyeksi laba rugi, cash flow , neraca
6. Aspek Sosial ekonomi dan Analisis Dampak Lingkungan AMDAL
Dalam aspek ini yang perlu ditinjau adalah pengaruh perusahaan tersebut terhadap sosial ekonomi masyarakat setempat.Apakah proyek tersebut dapat
menumbuhkan kehidupan perekonomian masyrakat setempat atau sebaliknya mematikan sektor-sektor usaha masyarakat setempat yang sudah ada saat ini.
Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana proses pemberian kredit dan sistem penagihan piutang yang telah diberlakukan oleh PT. Bank Sumut Cabang Pembantu USU
maka penulis akan menyajikan salah satu contih laporan penganalisaan kredit untuk jenis Kredit Angsuran Lainnya KAL
Universitas Sumatera Utara
Catatan : Dari hasil Analisis permohonan kredit yang terdapat diatas maka permohonan kredit an
Golar Sinulingga dapat direalisasikan dikarenakan jumlah modal kerja yang dibutuhkan mendekati jumlah permohonan kredit yang diajukan yaitu sebesar Rp. 100.000.000,-
B. Prosedur Pencatatan dan Penagihan Kredit