SISTEM PENAGIHAN PIUTANG URAIAN TEORITIS

Usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat-pejabat kredit dalam perkreditan diaujukan agar kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik dan membawa keuntungan yang diharapkan. Akan tetapi dalam perkembangan penagihan piutang tidak semua kredit diberikan berjalan lancar sebagian kecil tidak lancar bahkan menuju arah kemacetan. Hal ini disebabkan oleh 2 unsur, yaitu 1. Pihak Perbankan Pihak analisis kredit bank kurang teliti dan kekurangmampuan bank dalam menilai mutu permintaan kredit yang diajukan analisis kredit tidak berdasarkan dari akurat, data mengenal kredit nasabah tidak didokumentasikan dengan baik,kurangnya pengawasan dan pemantauan atas keadaan nasabah secara terus menerus dan teratur. 2. Pihak Nasabah Kredit bermasalah dapat terjadi akibat : a. Adanya unsur kesengajaan b. Debitur mau membayar akan tetapi kemampuan membayar kredit tidak ada. Hal ini disebakan karena tanggungnya kelancaran usaha, kemampuan manajemen yang buruk, musibah yang dialami, kemampuan pemasaran menurun dan kecerobohan nasabah.

E. SISTEM PENAGIHAN PIUTANG

Langkah-langkah pengamanan kredit diperlukan untuku mengkategorikan kredit berdasarkan pelaksanaan pembayaran kredit yang telah jatuh tempo. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah kredit yang telah diberikan itu berjalan dengan lancar atau sebaliknya. Keadaan kelancaran kredit dapat dilihat dari kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban berupa pembayaran bunga angsuran dan setoran-setoran lain sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama. Pengelompokan kredit berdasarkan kelancarannya sangat diperlukan untuk memperlancar transaksi-transaksi kredit dalam penyelesaian dan sistem penagihan piutang kepada debitur sehingga siapa dan langkah yang diambil disesuaikan dengan keadaan kredit pengelompokkan atau pembagian Kredit didasarkan atas kolektibilitas Universitas Sumatera Utara collectibility yaitu tingkat ketepatan pembayaran kembali kredit atau angsuran kredit dan bunga. Pengelompokkan penagihan piutang berdasarkan kolektibilitas kredit terbagi atas : a. Kredit lancar b. Kredit dalam perhatian khusus c. Kredit kurang lancar d. Kredit macet e. Kredit yang dihapuskan Sebahagian besar kredit bermasalah atau piutang yang terhingga tidak muncul secara tiba-tiba Gejala umum yang muncul sebagai tanda terjadinya kredit bermasalah adalah penyimpangan dari berbagai ketentuan dalam perjanjian kredit,penurunan kondisi keuangan perusahaan.frekuensi pergantian pemimpin dan tenaga inti,penyajian bahan masukan secara tidak benar,menurunnya sikap kepada debitur,penurunan nilai jaminan yang disediakan dan masalah pribadi Langkah pertama yang harus dilakukan oleh debitur atau pihak bank mendeteksi adanya gejala kredit bermasalah adalah menentukan seberapa gawat masalah yang sedang dihadapi debitur. Pihak bank dituntut untuk mengembalikan kredit,jumlah kredit yang dipinjam debitur dari ketentuan lain, status dan nilai jaminan yang telah disepakati maupun sikap debitur dalam menghadapi bank. Pendekatan restrukturisasi Kredit dalam penagihan piutang didasarkan pada kelayakan kredit dengan memperhatikan resiko dan pendapatan kredit yang dapat diterima melalui penyelamatan kredit restrukruasi kredit dapat dilakukan dengan : 1. perbaikan bank terhadap debitur yang mengalami kesulitan kewajiban melalui penurunan suku bunga kredit,perpanjangan waktu kredit,pengurangan tunggakan pokok dan bunga kredit. Penambahan fasilitas kredit dan konversi kredit menjadi modal penyertaan sementara 2. Bank hanya dapat melakukan restrukturisasi kredit terhadap debitur yang mengalami kesulitan pembayaran pokok dan bunga kredit dan debitur memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah kredit direstruktrurisasi. Universitas Sumatera Utara Pihak bank dalam sistem penagihan piutang biasanya menggunakan dua cara yaitu dengan penanganan kredit bermasalah dengan jalan penagihan diluar proses pengadilan dan penagihan dengan prses pengadilan. Metode penagihan piutang di luar proses pengadilan yaitu: a. Penagihan langsung b. Mempergunakan Bantuan Biro Jasa Penagihan c. Penagihan piutang dengan suirat panggilan d. menagih piutang kepada Perjakin e. parate ekselasi Penagihan piutang melalui proses diluar pengadilan tidak membawa hasil maka kredittur atau pihak bank dapat menempuh cara penagihan piutang melalui proses pengadilan negeri. Adapun cara penagihan piutang melalui proses pengadilan neeri,yaitu: 1. Kejaksaan a. Perdata,penyelesaian secara perdata melalui bidang perdata dan tata usaha negara kejaksaan agung selaku pengacara negara b. Pidana, penyelesaian kredit terdapt indikasi tindak pidana terpimpin 2. Pengadilan a. Gugatan perdata diajukan untuk menuntut wanprestasi debitur b. Eksekusi jaminan dilakukan atas dasar eksekutinal yang tercantum dalam dokumen pengikatan jaminan melalui permohonan fiat eksekusi jaminan yang diajukan kreditur kepada pengadilan negeri c. Gugatan kepailitan ke pengadilan niaga,merupakan penyelesaian kredit jika agunan yang dikuasai bank tidak mempunyai hak preferen dan atau tidak melindungi kewajiban kredit. Penagihan piutang yang tidak tertagih menggunakan dua metode,yaitu: a. Metode penghapusan langsung direct write of method b. Metode cadangan allowannce method Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah PT.Bank Sumut

Pada tanggal 4 November 1961 hadir tiga orang warga Sumatera Utara menghadap notaris Roesli di Medan. Mereka adalah Adnan Nur, James Warren Harahap serta H. Abu Bakar Hasibuan yang hadir berdasarkan surat kuasa Gubernur KSH Swantantra tingkat I Sumatera Utara yang saat itu dijabat Radja Djunjungan Lubis untuk mendirikan suatu Perseroan Terbatas yang kepemilikannya merupakan Joint Pemerintahan Daerah Sumatera Utara yang disingkat dengan BPDSU. Maka pada tanggal 4 November 1961 BPDSU didirikan dengan akte notaris Roesli No. 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas. Berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah , bentuk usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah BUMD sesuai dengan peraturan Daerah Tingkat II se-Sumatera Utara. Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai ketentuan terjadi beberapa kali perubahan sesuai dengan kebutuhan daerah untuk meningkatkan modal disetor. Pada tanggal 16 April 1999 bentuk Badan Usaha Hukum dirubah kembali menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan akte pendirian No. 38 tahun 1999, Notaris Alina Hanum Nasution, SH yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C-8224 HT.01.01 TH’99, dan telah diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 6 Juli 1999, dengan modal dasar sebesar Rp 400 Miliyar. Dasar perubahan bentuk Hukum dan Modal Dasar sebelumnya telah dituangkan dalam Peraturan Daerah tingkat I Sumater Utar No. 2 tahun 1999 sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan selanjutnya akte No. 31 tanggal 15 Desember 1999 modal dasar ditingkatkan menjadi 500 Milyar. Dalam perjalanan selanjutnya BPDSU mengawali usahanya dengan berkantor menyewa satu lantai rumah toko ruko di sebuah gedung milik Sutan Naga di Jalan Palang Merah No. 64-66, dimana pada saat itu lantai 2 masih dipakai pemilik sebagai kantornya. Universitas Sumatera Utara