Tahap Pengawasan kredit Tahap Penyelamatan Kredit

Isi perjanjian kredit harus dikemukakan secara terperinci mengenai Jaminan,baik jumlah jaminan,nilai jaminan dan status kepemilikannya,nilai jaminan harus sesuai dengan penetapan transaksi bank i. Asuransi Setiap jaminan diasuransikan sesuai dengan sifat jaminan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengamankan resiko bilamana terjadi hal-hal yang diinginkan. j. Ketentuan-ketentuan Tambahan Bank dapat menentukan ketentuan-ketentuan tambahan diluar ketentuan pokok dan ketentuan tersebut dicantumkan dalam pasal tambahan didalam permohonan kredit.

4. Tahap Pengawasan kredit

Pengawasan kredit bertujuan untuk memastikan apakah prosedur kredit telah menggunakan azas pemberian kredit yang sehat dan telah ada pengaman resiko dan tujuan kredit sehingga kredit yang diberikan telah sesuai dengan ketentuan bank dan ketentuan bank Indonesia. Pengawsan kredit ini dilakukan oleh bagian pengawasan intern bank atau bank indonesia. Pengawasan kredit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu ; 1. Pengawasan Pasif Pengawasan pasif dapat dilakukan dengan cara :  Preventif Pengawasan dilakukan dengan cara membuat ketentuan agar nasabah tidak melakukan suatu kegiatan tertentu misalnya dilarang overdraft untuk nasabah tertentu .  Represif Memberikan penalty untuk suatu nasabah yang terlambat membayar bunga atau angsuran. 2. Berdasarkan pada kegiatan rekening Universitas Sumatera Utara dengan melihat aktifitas rekening nasabah baik penyetoran maupun penarikan tabungan nasabah tersebut dan melihat kelancaran pembayaran angsuran kreditnya. 3. Mendasarkan pada analisis laporan wajib yang disampaikan nasabah Pengawasan disini, bank memantau laporan stock dan piutang , progress report dari proyek yang dibiayai kredit serta laporan keadaan keuangan dan usahanya yang meliputi : tingkat produksi, penjualan, pembelian dan sebagainya 4. Pengawasan Aktif Pengawasan aktif dilakukan dengan pemeriksaan setempat terhadap proyek perusahaan untuk mengetahui keadaan stock piutang, keadaan usahanya, keadaan barang agunan dan penggunaan kredit dan kemudian menyusun laporan hasil pemeriksaan setempat dan bila diperlukan memberikan saran-saran atau pemikiran-pemikiran yang perlu dilakukan oleh bank. Dari pengawasan ini masalah yang terpenting sebenarnya adalah mengukur performance kredit yang disebut kolektibilitas kredit. Setiap bank pasti mempunyai tolak ukur sendiri dalam menetapkan kolektibilitasnya. Kolektibilitas ini setiap bulannya harus dilaporkan ke Bank Indonesia

5. Tahap Penyelamatan Kredit

Pada tahap penyelamatan kredit ini kredit yang semulanya tergolong diragukan atau macet kemudian diusahakan untuk diperbaiki sebagai mana tercermin dalam akad penyelamatan kredit. Bentuk dari penyelamatan kredit : a. Penjadwalan kembali Reshedulling Yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu termasuk masa tenggang baik yang meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak. b. Persyaratan kembali Reconditioning Universitas Sumatera Utara Yaitu perubahan sebahagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit. c. Penataan kembali Restructuring Yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut penambahan dana bank atau konversi seluruh atau sebahagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan. Penyelamatan kredit dengan cara ini dapat disertai dengan penjadwalan kembali dan atau persyaratan kembali. d. Cerukan overdraft Merupakan pemberian fasilitas pelampauan penarikan atas saldo rekening giro yang efektif yang belum dibuat akad kreditnya atau pelampauan pemberian kredit diatas plafond yang ditetapkan berdasarkan akad kredit

D. MANAJEMEN PIUTANG