terlalu mahal. Selain itu jika terjadi bencana seperti kebakaran yang menghancurkan persediaan, maka jumlah kerugian harus ditentukan. Dalam
kasus ini, perhitungan fisik tidak dapat dilakukan, bahkan jika catatan persediaan persediaan perpetual ada, catatan akuntansi itu juga telah hancur.
Jika hal ini terjadi, biaya persediaan dapat diestimasikan dengan menggunakan 1 metode eceran atau 2 metode laba kotor.
a. Metode Eceran untuk Penentuan Harga Pokok Persediaan
Warren, Reeve, Fess 2005 : 459 mengatakan, “Metode persediaan eceran retail inventory method mengestimasikan biaya persediaan
berdasarkan hubungan antara harga pokok barang dagang yang tersedia untuk dijual dengan harga eceran dari barang dagang yang sama”. Untuk
menggunakan metode ini, harga eceran dari semua barang dagang harus ditetapkan dan dijumlahkan. Berikutnya, persediaan eceran ditentukan
dengan mengurangi penjualan selama periode berjalan dari harga eceran barang yang tersedia untuk dijual selama periode bersangkutan. Estimasi
biaya persediaan kemudian dihitung dengan mengalikan persediaan eceran dengan rasio biaya terhadap harga jual eceran barang dagang yang
tersedia untuk dijual, seperti berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6 Penentuan Persediaan Dengan Metode Eceran
Harga Pokok
Harga Eceran
Persediaan barang dagang, 1 Januari 19.400
36.000 Pembelian bulan Januari bersih
42.600 64.000
Barang yang tersedia untuk dijual 62.000
100.000 Rasio biaya terhadap harga eceran = 62.000 = 62
100.000 Penjualan bulan Januari bersih
70.000 Persediaan barang dagang 31 Januari pada eceran
30.000 Persediaan barang dagang 31 Januari pada estimasi biaya
30.000 x 62 18.600
Sumber : Warren, Reeve, Fess 2005 : 460
b. Penilaian Persediaan Berdasarkan Metode Laba Kotor
Soemarso 2002 : 394 menyatakan bahwa, ”Metode laba bruto atau metode laba kotor gross profit method : metode penetapan harga pokok
persediaan secara taksiran yang didasarkan atas hubungan, yang terdapat dalam periode yang lalu, antara laba bruto dengan harga jual”.
Metode laba kotor gross profit method menggunakan estimasi laba kotor yang direalisasi selama periode dimaksud untuk mengestimasi
persediaan pada akhir periode. Laba kotor biasanya diestimasikan dari tahun sebelumnya, disesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi
dengan harga pokok dan harga jual selama periode berjalan. Dengan menggunakan tingkat laba kotor, penjualan untuk suatu periode dapat
dibagi ke dalam dua komponen : 1 laba kotor dan 2 harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dapat dikurangkan dari harga pokok
Universitas Sumatera Utara
barang yang tersedia untuk dijual guna mendapatkan estimasi persediaan akhir barang dagang.
Dalam contoh ini, persediaan per 1 Januari diasumsikan sebesar 57.000, pembelian selama bulan Januari adalah 180.000, dan penjualan
bersih selama bulan tersebut adalah 250.000. Selain itu, laba kotor historis adalah 30 dari penjualan bersih. Ilustrasinya adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.7 Estimasi Persediaan Dengan Metode Laba Kotor
Persediaan barang dagang, 1 Januari 57.000
Pembelian selama Januari bersih 180.000
Barang yang tersedia untuk dijual 237.000
Penjualan selama Januari bersih 250.000
Dikurangi : estimasi laba kotor 30 x 250.000 75.000 Estimasi
harga pokok
penjualan 175.000
Estimasi persediaan barang dagang, 31 Januari 62.000
Sumber : Warren, Reeve, Fess 2005 : 461 Metode laba kotor sangat berguna dalam mengestimasi persediaan untuk
laporan keuangan bulanan atau triwulan dalam sistem persediaan periodik. Metode ini juga berguna dalam mengestimasi harga pokok barang dagang
yang rusak akibat kebakaran atau bencana alam lainnya.
Universitas Sumatera Utara
39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan studi deskriptif . Jenis ini adalah dimana data yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian yang berasal dari buku-buku, majalah,
modul perusahaan serta sumber lainnya yang mendukung penulisan skripsi ini. Dalam penelitian ini terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, dan
menginterpretasikan kondisi sekarang kemudian melakukan evaluasi.
B. Jenis Data
Jenis data yang penulis gunakan dalam skripsi ini terdiri dari : 1.
Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang dalam hal ini adalah PT Electronic City Indonesia
Cabang Medan. Data ini memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis, misalnya data
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan. 2.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan, seperti sejarah
singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, laporan persediaan serta data kelengkapan lainnya. Data ini juga bisa bersumber dari buku-
buku dan sumber kepustakaan lainnya yang mendukung pembahasan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara