dipertahankan oleh perusahaan. Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal ekuitas yang digunakan
oleh perusahaan. Menurut Warsono 2003:239, “struktur modal adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan total aset”.
2.1.2 Teori Struktur Modal
2.1.2.1 Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan William H. Meckling pada tahun 1976 Horne dan Machowicz, 1998 : 482 dalam Situmorang, 2010
di mana agency theory mengemukakan hubungan antara agent yaitu manajer dengan principal yaitu kreditur dan investor. Manajemen merupakan agen dari
pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga
mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang
memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan
yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Horne dan Machowicz
2001 : 243 biaya agensi adalah “biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak
konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham”.
Menurut Horne dan Machowicz 2009 salah satu pendapat dalam teori agensi adalah “siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan, biaya yang
timbul pasti tanggungan pemegang saham”. Sebagai misal, pemegang obligasi mengantisipasi biaya pengawasan, serta membebankan bunga yang lebih
tinggi. Semakin besar peluang timbulnya pengawasan, semakin tinggi tingkat bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi pemegang saham. Biaya
pengawasan berfungsi sebagai diinsentif dalam penerbitan obligasi, terutama dalam jumlah yang besar. Jumlah pengawasan yang diminta pemegang
obligasi akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah obligasi yang beredar. Menurut Horne dan Machowicz 2001:243, “pihak manajemen dapat
dianggap sebagai agen dari para pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham”. Para pemegang saham, dengan harapan bahwa agen akan bertindak
demi kepentingan para pemegang saham, akan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ke pihak manajemen. Agar pihak manajemen dapat
membuat keputusan yang optimal atas nama para pemegang saham, merupakan hal yang penting agar pihak manajemen tidak hanya mendapat
insentif yang tepat tetapi mereka diawasi juga.
2.1.2.2 Signaling Theory