Analisis Pembiayaan 3. BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN-rev

KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 BAB III III-14 No Uraian Tahun Anggaran Rp Milyar 2008 2009 2010 2011 2012 Bunga 12.495.158,90 6.929.960,70 409.060,00 - - 4 Belanja Bagi Hasil 90.000.000,00 100.000.000,00 100.000.000,00 256.669.000,00 - 5 Belanja Bantuan Keuangan 61.245.058.540,00 64.988.671.725,00 61.622.381.000,00 66.142.865.426,39 66.801.491.679,00 B Belanja Langsung 30.679.915.310,00 26.392.944.624,00 27.932.231.043,00 41.674.329.613,00 45.516.059.527,45 1 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 188.000.000,00 85.000.000,00 85.000.000,00 135.000.000,00 195.600.000,00 2 Belanja Jasa Kantor khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya 30.491.915.310,00 26.307.944.624,00 27.847.231.043,00 41.539.329.613,00 45.320.459.527,45 C Pembiayaan Pengeluaran 2.246.460.000,00 2.246.460.000,00 2.223.230.000,00 17.725.000.000,00 11.725.000.000,00 1 Pembentukan Dana cadangan - - - 15.000.000.000,00 9.000.000.000,00 2 Pembayaran pokok utang 46.460.000,00 46.460.000,00 23.230.000,00 - - 3 Penyertaan Modal pada BUMD 2.200.000.000,00 2.200.000.000,00 2.200.000.000,00 2.725.000.000,00 2.725.000.000,00 TotalA+B+C 422.474.049.840,90 480.431.582.107,70 512.378.458.070,00 596.586.116.525,39 635.183.602.623,45 Pertumbuhan 13,72 6,65 16,43 6,47 10,82 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah seluruh belanja yang harus tersedia anggarannya disetiap tahun baik bersifat rutin seperti pemenuhan gaji dan tunjangan, belanja jasa kantor maupun pos di pengeluaran pembiayaan. Hasil analisis memperlihatkan bahwan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama lima tahun terkahir, dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 10,82.

3.2.2 Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan Kabupaten Probolinggo dalam kurun waktu tahun 2010-2012 dapat dijelaskan bahwa realisasi pendapatan daerah, realisasi belanja dan pengeluaran pembiayaan yang menyebabkan defisit riil terbesar terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 22.982.734.027,38 Secara rinci ditunjukkan secara berturut-turut pada tabel berikut. KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 BAB III III-15 Tabel 3. 8 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 - 2012 No. Uraian 2010 2011 2012 1 Realisasi Pendapatan Daerah 903.709.481.861,59 1.135.279.347.236,61 1.286.269.002.047,55 2 Realisasi Belanja Daerah 861.394.887.451,37 1.112.602.221.082,76 1.291.326.736.074,93 3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 6.473.230.000,00 23.970.000.000,00 17.925.000.000,00 Defisit Riil 35.841.364.410,22 -1.292.873.846,15 -22.982.734.027,38 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo diolah Dari tabel 3.8 di atas dapat diketahui bahwa untuk menutup defisit riil pemerintah Kabupaten Probolinggo menggunakan strategi pemakaian penerimaan pembiayaan, baik berasal dari SilPA tahun sebelumnya, Penerimaan dana cadangan maupun penerimaan kembali pinjaman kepada pihak III. Selama kurun waktu 2010-2012, penerimaan pembiayaan selalu berada diatas defisit riil, hal tersebut bisa dilakukan karena dalam perencanaan dan penganggaran setiap tahunnya dilakukan dengan menghitung secara detail kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan belanja yang dibutuhkan. Berikut ini merupakan data penutup defisit rill anggaran Kabupaten Probolinggo tahun 2010-2012 dapat disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 3. 9 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 - 2012 No Uraian Proporsi dari total defisit riil 2010 2011 2012 1 SiLPA tahun sebelumnya 59.725.631.793,62 101.022.503.112,84 104.436.696.141,69 2. Penerimaan dana Cadangan 15.000.000.000,00 3. Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman 5.455.506.909,00 4.707.066.875,00 3.065.670.530,51 4 Penerimaan Pembiayaan 65.181.138.702,62 105.729.569.987,84 122.502.366.672,20 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa penerimaan pembiayaan dari tahun 2010-2012 nilainya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010-2011 naik sebesar 40.548.431.285,22 sedangkan pada tahun 2011- KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 BAB III III-16 2012 nilai penerimaan pembiayaan naik sebesar 16.772.796.684,36. Berikut ini merupakan data realisasi sisa lebih perhitungan anggaran SILPA riil Kabupaten Probolinggo tahun 2010-2012 : Tabel 3. 10 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan AnggaranSiLPA Riil Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2012 NO Uraian Tahun Anggaran Rp MILYAR Rata-Rata Pertumbuhan 2010 2011 2012 1 Pelampauan Penerimaan PAD 2.617.201.206,06 4.118.962.013,01 6.685.805.717,79 7,62 2 Pelampauan Penerimaan Dana Perimbangan 16.269.530.313,00 7.045.966.400,00 24,15 3 Pelampauan Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 5.584.596.650,00 28.745.017.050,11 99,44 4 Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya 37.672.731.533,56 52.132.687.649,72 96.367.890.423,90 9,45 5 Kegiatan Lanjutan 10.473.363.000,00 1.383.000.000,00 43,40 6 Kewajiban kepada Pihak Ketiga sampai dgn Akhir Tahun belum terselesaikan 3.037.079.000,00 1.493.493.000,00 76,14 7 Jumlah SiLPA Riil 65.181.138.702,62 101.022.503.112,84 104.436.696.141,69 1,47 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo diolah Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah silpa pada tahun 2010-2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010- 2011 nilai silpa meningkat sebesar 35.841.364.410,22. Sedangkan pada tahun 2011-2012 nilai silpa meningkat sebesar 3.414.193.028,85. Sehingga peningkatan tahun 2011-2012 lebih kecil dari tahun sebelumnya. Tetapi dari segi jumlah silpa tahun 2012 merupakan jumlah silpa terbesar dari tahun-tahun sebelumnya. KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 BAB III III-17 3.3 KERANGKA PENDANAAN Kerangka pendanaan adalah bagian dari kerangka fiskal yang berhubungan dengan kemampuan untuk membiayai belanja pemerintah. Penyusunan kerangka pendanaan ini dimaksudkan untuk mendukung efisiensi dan efektivitas proses penyusunan rencana kinerja daerah dalam suatu periode, yaitu terdapat sinkronisasi dan keselarasan antara target pembangunan daerah yang ingin dicapai dan kemampuan pemerintah untuk membiayainya. Dalam ketersediaan sumber pembiayaan yang relatif terbatas, secara holistik pemerintah tentu lebih memprioritaskan penanganan pada sektorbidang yang bersifat strategis dan atau berkaitan dengan hajat hidup masyarakat luas, sedangkan sektorbidang lain ditangani oleh masyarakat dengan regulasi – regulasi yang ditetapkan pemerintah. Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah, yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 lima tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.

3.3.1 Proyeksi Pendapatan Daerah