Kandang adalah tempat tinggal ternak sehingga kandang menjadi salah satu faktor penting dalam beternak. Dimana kebersihan kandang dapat menghindarkan ternak dari serangan penyakit.
Kandang sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternaknya, terutama faktor kelembaban, kebecekan, dan sarang lalat yang dapat mengganggu kenyamanan serta keleluasaan ternak. Letak kandang harus
terpisah dari rumah namun di daerah penelitian masih ada beberapa responden yang membuat kandangnya menyatu dengan rumahnya
Di daerah penelitian kebersihan kandang dilakukan setiap hari dengan menggunakan sapu lidi, sekop, cangkul. Kotoran dibersihkan dengan menggunakan sekop yang kemudian diangkat dengan
menggunakan angkong. kotoran tersebut dikumpulkan di lubang sementara yang biasanya berada di belakang kandang. Setelah dikumpulkan beberapa hari, feses akan dijual nantinya kepada pembeli.
Penjualan feses bukan berdasarkan berat melainkan volume feses di dalam kereta sorong angkong. Pada umunya peternak tidak melakukan penyemprotan desinfektan pada kandangnya yang bertujuan
untuk membunuh kuman-kuman pembawa penyakit.
3. Pembersihan Ternak domba
Tujuan pembersihan ternak dmba adalah untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit dari parasit yang dapat membuat produktivitas ternak menurun. Di daerah penelitian pembersihan
ternak dilakukan dengan cara memandikan ternak. Kegiatan ini dilakukan bila tubuh ternak sudah kelihatan kotor. Namun tidak semua peternak yang ada di daerah penelitian memandikan ternaknya
mereka membiarkan tubuh ternak dalam keadaan kotor hal ini dapat mengakibatkan ternak terserang penyakit kurap, kudis, cacingan, dan penyakit mata.
4. Pengendalian Penyakit
Universitas Sumatera Utara
Serangan penyakit dapat menimbulkan masalah yang berkepanjangan, seperti menghambat pertumbuhan ternak sehingga dapat mengurangi keuntungan peternak. Penyakit yang sering
menyerang ternak domba di daerah penelitian adalah penyakit mencret. selain itu ada penyakit lain seperti masuk angin, cacingan dan kaki lemah. Biasanya apabila ternak sakit peternak pertama kali
melakukan pengobatan secara tradisional dengan ramuan alami. Apabila ternak tidak sembuh juga, maka peternak memanggil petugas dari Dinas Peternakan dimana petugas kesehatan ini diwakili oleh
inseminator untuk memberikan obat-obatan.
Karakteristik responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik sosial dan ekonomi. Karakteristik sosial peternak yang dianalisis adalah profil peternak domba meliputi: umur peternak,
tingkat pendidikan, pengalaman beternak dan sistem pemeliharaan. Sedangkan karakteristik ekonomi responden yang dianalisis meliputi: total penerimaan dari usaha ternak dan total biaya produksi.
Karakteristik responden di daerah penelitian dapat dilihat pada table berikut : Tabel 2. karakteristik responden di daerah penelitian tahun 2010
karakteristik peternak sampel satuan
rentang rataan
Tingkat pendidikan tahun
6- 12 9,15
Pengalaman beternak tahun
1-6 2,7
Umur peternak tahun
25-50 33,4
Sistem pemeliharaan D
1-3 2
Total penerimaan dari usaha ternak Rptahun
400.000-27.840.000 8.502.000
Total biaya pengeluaran Rptahun
150.000-7.750.000 2.028.000
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan bersih usahaternak Rptahun
-4050000- 20.090.000 6.227.000
Keterangan : D = variabel dummy – Sistem Pemeliharaan dimana : 1 = Ekstensif , 2 = Semi Intensif dan 3 = Intensif
Sumber: hasil pengolahan data primer2009
Pengalaman beternak domba menyebar antara 1 sampai 6 tahun dengan rataan 2,7 tahun. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pengalaman beternak responden cukup,
tetapi kurang menguasai tentang teknik pengelolaan usahaternaknya. Tingkat pendidikan peternak domba menyebar antara 6 sampai 12 tahun dengan rataan 9,15
tahun. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan responden rata-rata hanya tamat SMP ,sehingga tingkat pendidikan responden digolongkan menengah. Pendidikan non formal di daerah penelitian yang
khusus mengenai usahaternak domba tidak begitu berjalan dengan baik. Umur peternak menyebar antara 25 sampai 50 tahun dengan rataan 33,4 tahun. Hal ini
menunjukkan. Hal ini menunujukan bahwa responden masih berada dalam kategori umur produktif 16 sampai 60 tahun, sehingga potensi untuk bekerja dan mengelola usahaternaknya masih besar.
Pada usahaternak domba di daerah penelitian diperoleh total penerimaan dari usahaternakdomba selama 1 satu tahun adalah berkisar antara Rp 400.000
sampai dengan Rp 27.840.000tahun peternak dengan rataan sebesar Rp. 8.502.000tahunpeternak.
Total biaya pengeluaran pada usahaternak domba meliputi biaya pakan, obat-obatan, tenaga kerja, dan biaya lainnya .Menurut data yang diperoleh selama 1 satu tahun dari usahaternak domba
per responden adalah berkisar antara Rp. 150.000 sampai dengan Rp7.750.000 dengan nilai
pengeluaran rata-rata adalah Rp. 2.028.000 tahunpeternak.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pendapatan bersih setiap responden dari usahaternak domba selama 1 satu tahun berkisar antara Rp -4050000 sampai dengan Rp
20.090.000 dengan rataan sebesar Rp.
6.227.000 per
tahun. Dari nilai rata-rata pendapatan keluarga dari usahaternak domba ini dapat digambarkan bahwa responden kurang termotivasi untuk melakukan pengembangan usaha ternak dombanya, Mereka belum
melihat dengan baik bahwa ternak domba yang mereka usahakan ini dapat mendatangkan pendapatan yang lebih besar lagi apabila dilakukan dengan serius.
Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh peternak untuk usaha ternak mencakup biaya perbaikan kandang, biaya pembelian peralatan pendukung usaha ternak seperti kereta sorong angkong, cangkul,
sapu lidi, dan biaya bahan bakar.
Pengaruh variabel terhadap pendapatan peternak domba
Untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai digunakan analisis regresi linier berganda, dimana yang
menjadi variabel bebas independent adalah pengalaman beternak X
1
, tingkat pendidikan X
2
, umur peternak X
3
dan sistem pemeliharaan D. Sedangkan yang menjadi variabel terikattidak bebas dependent adalah pendapatan Y.
Adapun hasil pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dapat di lihat pada tabel berikut
: Tabel 6. Analisis varian pendapatan
b
dan hasil penduga variabel Sumber
Derajat Bebas F tabel
F hitung
Tingkat Signifikansi
Regresi 7
4,60 6,596
0.002
a
Universitas Sumatera Utara
Residual 12
Total 19
Sumber : Lampiran
Keterangan : a. Predictors: constant, pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan
b. Dependent Variabel : Pendapatan peternak
Tabel 7. Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh, pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan terhadap Pendapatan Peternak Domba Di Kecamatan Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai
Variabel Koefisien Regresi
Std.Error t-hitung
Signifikan Konstanta
-3647608.431 11676400.084
-.312 0. 759
X1 1806288.894
1104937.504 1.635
0. 123 X2
-13509.196 614888.300
-.022 0. 983
X3 245085.566
211037.673 1.161
0. 264
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Lampiran
Berdasarkan Tabel di atas di peroleh persamaan sebagai berikut:
Ŷ = -3647608.431+ 1806288.894X
1
–-13509.196X
2
+245085.566X
3
-1276925.139D
1
+
µ
Keterangan:
Ŷ : pendapatan peternak domba potong baca : Y topi
X
1
: pengalaman beternak tahun X
2
: tingkat pendidikan tahun X
3
: umur peternak tahun D
1
: sistem pemeliharaan variabel dummy
Berdasarkan Hasil Regresi di atas dapat diketahui: Nilai KonstantaIntersept adalah sebesar -3647608.431. Artinya apabila variabel bebas yaitu ,
pengalaman beternak tingkat pendidikan,umur peternak dan sistem pemeliharaan tidak ada maka peternak domba akan mengalami kerugian sebesar nilai konstanta yaitu Rp 322.271,448.
D1 -1276925.139
2772592.278 -.461
0. 652 R square
0,794 Regresion
7,00E+14 Residual
2,00E+14 F-hitung
α=0,05 6,596
F- tabel α=0,01
4,60
Universitas Sumatera Utara
1. R Square bernilai 79,4, artinya bahwa semua variabel bebas pengalaman beternak tingkat
pendidikan,umur peternak dan sistem pemeliharaan mempengaruhi variabel terikat sebesar 79,4 dan selebihnya yaitu sebesar 20,6 dijelaskan oleh variabel lain
µ
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Secara serempak nilai F-hitung 6,596 lebih besar daripada F-tabel 4,60. Hal ini menunjukkan
bahwa secara serempak semua variabel tersebut yaitu pengalaman beternak tingkat pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan berpengaruh secara nyata ada pengaruh positif
terhadap pendapatan peternak domba dengan taraf signifikansi 0.002
a
dan pada taraf kepercayaan 76.
3. Secara partial nilai t-hitung variabel yang mempengaruhi adalah variabel pengalaman beternak
1.635 tingkat pendidikan -.022, umur peternak 1.161 dan sistem pemeliharaan -.461
a.
Variabel pengalaman beternak tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak domba, jika diukur pada tingkat kepercayaan 76 yang ditunjukkan oleh nilai t-hitung X
2
sebesar 1.635 lebih kecil dari nilai t- tabel α = 0.05 yakni sebesar 4,60. Berdasarkan tingkat
pengalaman peternak, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peternak memiliki pengalaman beternak 3-6 tahun 45 dari total responden dan sebanyak 55
yang pengalamannya dalam beternak kurang dari 3 tahun, dengan rata-rata pengalaman beternak seluruhnya 2,7 tahun . Umumnya pengalaman beternak diperoleh dari orang
tuanya secara turun-temurun. Dengan pengalaman beternak yang cukup lama memberikan indikasi bahwa pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap manajemen
pemeliharaan ternak mempunyai kemampuan yang lebih baik. Namun di lapangan tidak diperoleh pengaruh seperti yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan banyak peternak
yang memiliki pengalaman yang memadai namun masih mengelola usaha tersebut dengan
Universitas Sumatera Utara
kebiasaan-kebiasaan lama yang sama dengan sewaktu mereka mengawali usahanya sampai sekarang.
b.
Variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak domba, jika diukur pada tingkat kepercayaan 76 yang ditunjukkan oleh nilai t-hitung X
2
sebesar -0.022 lebih kecil dari nilai t- tabel α = 0.05 yakni sebesar 4,60. Hal ini menunjukkan
bahwa pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan .
Menurut Soekartawi 1986, menyatakan bahwa tingkat pendidikan peternak cenderung mempengaruhi cara
berpikir dan tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi dan teknologi baru. Peternak yang tingkat pendidikannya lebih tinggi seharusnya dapat meningkatkan lebih besar pendapatan
peternak namun kenyataan di lapangan berbeda seperti yang telah diuraikan diatas karena pada dasarnya pernak yang ada di daerah peneltian masih tergolong berpendidikan
menengah.
c.
Variabel umurusia pada peternak domba, jika diukur pada tingkat kepercayaan 76 yang ditunjukkan oleh nilai t-hitung X
3
sebesar 1.161 lebih kecil dari nilai t- tabel α = 0.05 yakni
sebesar 4,60. Hal ini menunjukkan bahwa umurusia peternak tidan berpengaruh nyata disebabkan karena kriteria umur peternak tidak mendorong peternak dalam
mengembangkan usahaternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Faktor umur biasanya lebih diidentikkan dengan produktivitas kerja, dan jika
seseorang masih tergolong usia produktif ada kecenderungan produktivitasnya juga tinggi. Chamdi 2003 mengemukakan, semakin muda usia peternak usia produktif 20-45 tahun
umumnya rasa keingintahuan terhadap sesuatu semakin tinggi dan minat untuk mengadopsi
terhadap introduksi teknologi semakin tinggi.
d.
Variabel sistem pemeliharaan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak domba potong di daerah penelitian jika diukur pada tingkat kepercayaan 76 yang
Universitas Sumatera Utara
ditunjukkan oleh nilai t-hitung D
1
sebesar -.461, lebih kecil dari nilai t- tabel α = 0.05 yakni
sebesar 4,60. Berdasarkan sistem pemeliharaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peternak memiliki sistem pemeliharaan beternak dengan cara pemeliharaan
semi intensif sebesar 60 responden dan sebesar 40 responden beternak dengan cara intensif
, hal ini disebabkan karena peternak tidak memiliki lahan untuk usaha ternak domba tersebut, sehingga pengontrolan ternak domba belum maksimal.
Menurut muyono dan Sarwono 2007 domba yang diternakkan secara intensif membutuhkan perhatian penuh
dari pemiliknya, berupa kegiatan rutin sehari-hari dan kegiatan insidental. Seumur hidup ternak berada di kandang dan tidak bisa berkeliaran kemana-mana.
Arti dari nilai persamaan berikut adalah :
Ŷ = -3647608.431+ 1806288.894X
1
–-13509.196X
2
+245085.566X
3
-1276925.139D
1
+
µ
Bedasarkan model persamaan diatas dapat diinterpretasi bahwa: a.
Apabila variabel bebas Pengalaman Beternak X
3
mengalami kenaikan sebesar 1 tahun, maka akan terjadi peningkatan pendapatan Y sebesar Rp. 2.021.796,756.
b. Apabila variabel bebas Pendidikan X
2
mengalami penurunan sebesar 1 tahun, maka akan terjadi penurunan pendapatan Y sebesar 201748.359
c. Apabila variabel bebas Umur X
3
mengalami penurunan sebesar 1 tahun, maka akan terjadi penurunan pendapatan Y sebesar Rp. 13509.196
d. Apabila variabel bebas sistem pemeliharaan D
1
adalah ekstensif, maka akan terjadi penurunan pendapatan Y sebesar Rp. 1.276.925.139
Universitas Sumatera Utara
e. Apabila variabel X
1
, X
2
, X
3
dan D
1
yang dianalisis dianggap nol tidak melakukan aktivitas, maka peternak domba akan menanggung biaya sebesar Rp 3647608.431tahun atau Rp.303967,369
bulan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis pendapatan peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengalaman beternak merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan
peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. 2.
Tingkat pendidikan, umur dan sistem pmeliharaan tidak berpengaruh kuat terhadap pendapatan peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah :
Untuk Peternak :
Untuk meningkatkan pendapatan peternak domba di daerah penelitian diharapkan para peternak yang baru memulai dapat meningkatkan pengalaman dalam beternak dengan cara belajar dari peternak
yang sudah berpengalaman dalam usaha ternak domba.
Untuk Pemerintah :
Universitas Sumatera Utara
Kendala utama yang ada dalam upaya meningkatkan pendapatan peternak domba di daerah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai diantaranya adalah permodalan yang masih sedikit
maka untuk itu di butuhkan peran pemerintah setempat untuk membuka kucuran modal dari semua sumber daya yang dapat meningkatkan pendapatan peternak seperti lembaga keuangan mikro misalnya
koperasi simpan pinjam, lembaga kredit pedesaan dan lembaga non formal baik perorangan maupun bentukperkumpulan lembaga kelompok swadaya masyarakat dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1991. Petunjuk Beternak Domba Potong dan Kerja. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Abidin, A. dan Simanjuntak, D., 1997. Ternak Domba Potong. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta
Ahmadi, A. H., 2003. Sosiologi Pendidikan. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Aritonang, D., 1993. Perencanaan dan Pengelolaan Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta.
Badan Pusat Statistik., 2009. Kabupaten Serdang Bedagai . BPS Sumatera Utara, Medan.
Boediono, 1998. Ekonomi Mikro Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No: 1. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Cahyono, B., 1998. Beternak Domba dan Kambing. Kanisius. Jakarta
Chamdi, A.N., 2003. Kajian Profil Sosial Ekonomi Usaha Kambing Di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 29-30
September 2003. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian .
Cyrilla, L., dan Ismail. A., 1998. Usaha Peternakan. Diktat Kuliah. Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Daniel, Moehar., 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta
Universitas Sumatera Utara
Dinas Peternakan., 1983. Usaha Peternakan Perencanaan Usaha, Analisa dan Pengelolaan. Direktorat Jenderal Peternakan. Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan,
Aceh Tengah.
Djalal Nachrowi dan Usman Hardius., 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. Edisi I. Cetakan I. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Fathoni, A. H., 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Fauzia, L., dan H. Tampubolon., 1991. Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi Petani Terhadap Keputusan Petani Dalam Penggunaan Sarana Produksi. Universitas Sumatera Utara Press, Medan.
Gunawan, Pamungkas, D., Affandhy. L. S., 1993. Domba Bali Potensi. Produktivitas dan Nilai Ekonomi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Hardjosworo. P .S, dan Levine.J.M.,1987., Pengembangn Peternrakan Di Indonesia., yayasan obor Indonesia. Jakarta.
Hernanto, F., 1996. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hernanto, F., 1993. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta
Kay, R. D. dan Edward, W. M., 1994. Farm Management. Third Edition. Mc. Graw-Hill. Inc, Singapore
Mulyono, S. dan B. Sarwono, 2007. penggemukan kambing potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Murtidjo, B.A., 1993. Memelihara Domba. Kanisius, Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
Murtidjo, B.A., 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius, Yogyakarta.
Sodiq, A., dan Z. Abidin., 2002. Penggemukan Domba.. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis. Agromedia Pustaka, Jakarta
Soeharjo dan Patong., 1973. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Soekartawi, A., Soeharjo, Dillon, j. L., hardaker, J. B., 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Perkembangan Petani Kecil. UI – Press, Jakarta.
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia, Jakarta.
Sugeng, Y. B., 1992.Memelihara Domba. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suharno, B dan Nazaruddin., 1994. Ternak Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suradisasatra.K. 1993., Aspek-Aspek Sosial Dari Produksi Kambing dan Domba. Sebelas Maret University Press. Surakarta
Widjaja, K., 1999. Analisis Pengambilan Keputusan Usaha Produksi Peternakan. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Wirartha,I.M., 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit Audi. Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran. Karakteristik responden di daerah penelitian Tahun 2010
N o
Nama Peternak
Jumlah Ternak
ekor
Pendidikan Pengalaman
Beternak Thn
Jumlah Tenaga
Kerja Orang
Luas Kandang
M²
Tujuan Pemeliharaan
Sistem pemelih
araan
Umur tahun
Total Penerimaan Usaha Ternak Domba RpThn
1 Anto
20 9
3 1
24 1
3 30
6,400,00 2
Leman 40
6 5
1 24
2 2
32 9,920,00
3 Ian
30 12
2 1
32 2
2 26
3,840,00 4
Nuriadi 15
9 1
2 6
2 2
27 2,400,00
5 Sumardi
46 12
1 1
36 3
3 26
3,200,00 6
Asmayuddin 80
9 5
2 40
2 2
32 19,500,0
7 Hodori
15 9
4 1
21 2
2 50
9,152,00 8
Nia 6
12 1
1 21
3 2
25 1,900,00
9 Mino
68 6
3 1
30 3
2 52
21,200,0 1
Iyad 35
12 6
1 27
2 3
40 12,400,0
1 1
Sanyoto 30
12 3
3 40
2 3
38 7,300,00
1 2
Hasmijar 26
6 3
1 24
2 3
36 9,700,00
1 3
Mudin 8
9 2
2 16
2 2
29 400,00
1 4
Kasmar 20
6 2
1 12
3 3
28 5,960,00
1 5
Suhartono 28
9 2
1 30
2 2
36 5,344,00
1 6
Suharno 10
9 1
2 15
2 2
35 2,080,00
1 7
Ani 80
12 2
3 45
3 3
30 27,840,0
1 8
Marwan 30
6 2
2 20
2 3
28 4,640,00
1 9
Kasran 30
9 4
1 36
2 2
42 11,344,0
2 Barno
15 9
2 1
21 2
2 26
5,520,00
Total 632
183 54
29 520
44 48
668 170,040,000
Rataan 31.6
9.15 2.7