Statistik Deskriptif Pengujian Asumsi Klasik

populasi secara keseluruhan berjumlah 22 perusahaan dan keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel amatan penelitian. Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Tahun 2009dan 2010 Emiten 2009 2010 CSR DER PBV CSR DER PBV ANTM 756302.0 0.26 1.29 223769.0 0.21 2.58 ADRO 1152866.0 1.41 1.11 2248640.0 1.43 3.17 ATPK 0.0 0.21 1.06 11159.0 0.34 1.45 SQMI 1707.0 0.68 1.74 0.0 1.07 2.12 BUMI 1222351.0 3.19 1.38 1971027.0 3.95 3.4 BYAN 161113.0 2.38 1.57 111032.0 1.95 7.8 BIPI 0.0 0.0 0.0 0.0 0.03 0.0 CNKO 3011.0 0.18 0.33 1055.0 0.34 0.39 CTTH 6000.0 3.46 1.35 15000.0 2.04 1.34 DOID 206183.0 0.19 9.62 0.0 33.04 59.51 ENRG 0.0 2.39 0.33 0.0 4.87 1.6 GTBO 0.0 0.12 0.0 0.0 0.76 0.71 INCO 1987351.0 0.21 1.15 353591.0 0.29 2.1 MEDC 109802.0 1.68 0.77 97923.0 1.85 1.05 PGAS 3206152.0 2.47 8.6 3185675.0 1.35 8.06 PTBA 908109.0 0.51 3.98 1592353.0 0.4 6.97 SUGI 0.0 0.11 2.3 1441.0 0.01 2.34 TINS 322297.0 0.51 1.42 42825.0 0.42 2.93 PKPK 8326.0 1.55 1.01 14648.0 1.59 0.99 ELSA 27096.0 1.04 0.53 456597.0 1.2 1.36 ITMG 1218248.0 0.61 1.8 1622748.0 0.52 4.85 INDY 467160.0 0.67 1.09 364614.0 1.19 2.17 Sumber : Diolah Peneliti 2011

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, sertastandar deviasi dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Sumber : Diolah Peneliti 2011 Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa variabel PBV, CSR, dan DER minimumnol. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah: 1. Variabel CSR memiliki nilai minimum 0.00 dan nilai maksimum 3210000 dengan nilai rata-rata sebesar 542730 dengan jumlah sampel sebanyak 44 sampel, 2. Variabel PBV memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 59,51 dengan nilai rata-rata sebesar 3,6029 dengan jumlah sampel sebanyak 44 sampel, 3. Variabel ROE memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 33,04 dengan nilai rata-rata sebesar 1,8791 dengan jumlah sampel sebanyak 44 sampel.

4.3 Pengujian Asumsi Klasik

Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Csr 44 3.21E6 .00 3.21E6 5.4723E5 1.29969E 5 8.62120E5 7.433E11 Pbv 44 59.51 .00 59.51 3.6209 1.34844 8.94453 80.005 Der 44 33.04 .00 33.04 1.8791 .74457 4.93893 24.393 Valid N listwise 44 Universitas Sumatera Utara Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali 2006:123 asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah: 1. Berdistribusi normal, 2. Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna, 3. Non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi, 4. Homokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui varians pengganggu atau residual berdistribusi secara normal serta untuk menghindari adanya bias dalam model regresi. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrikKolmogorov-SmirnovK-S, dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Universitas Sumatera Utara csr der Pbv N 44 44 44 Normal Parameters a Mean 5.4723E5 1.8791 3.6209 Std. Deviation 8.62120E5 4.93893 8.94453 Most Extreme Differences Absolute .266 .352 .343 Positive .266 .339 .328 Negative -.263 -.352 -.343 Kolmogorov-Smirnov Z 1.762 2.334 2.274 Asymp. Sig. 2-tailed .004 .000 .000 a. Test distribution is Normal. Sumber : Diolah Peneliti 2011 Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal, dimana variabel dalam penelitian CSR, DER dan PBV memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 5 yakni sebesar CSR 0.04, DER sebesar 0,00 sedangkan PBV 0,00 sehingga tidak dapat dilakukan pengujian lebih lanjut. Untuk itu, perlu dilakukan tindakan perbaikan treatment agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Beberapa cara untuk mengubah model regresi menjadi normal, menurut Jogiyanto 2004:172 terdapat tiga cara untuk menormalkan distribusi data, yaitu: a. Melakukantransformasi data kebentuklain, yaitu logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10 b. Trimming, yaitu memangkas membuang observasi yang bersifat outlier, yaitu nilainya lebih kecil dari µ - 2 σ atau lebih besar dari µ + 2 σ, c. Winzorising, yaitu mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai- nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal. Universitas Sumatera Utara Setelah melihat tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa perhitungan Kolmogorov-Smirnovmenunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Untuk itu, peneliti melakukan transformasi data ke model akar kuadrat SQRT, hal ini di karenakan histogramnya menunjukkan moderate positive skewnwss sehingga tranformasi yang harus dilakukan menggunakan akar kuadrat SQRT Ghazali, 2006 : 33. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi AkarKuadrat One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test UnstandardizedResidual N 44 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .79123196 MostExtremeDifferences Absolute .117 Positive .117 Negative -.053 Kolmogorov-Smirnov Z .775 Asymp. Sig. 2-tailed .585 Universitas Sumatera Utara One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test UnstandardizedResidual N 44 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .79123196 MostExtremeDifferences Absolute .117 Positive .117 Negative -.053 Kolmogorov-Smirnov Z .775 Asymp. Sig. 2-tailed .585 a. Test distributionis Normal. Sumber : Diolah Peneliti 2011 Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dari signifikansi 0,585 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Ha ditolakdengan kata lain Ho diterima. Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Histogram Sumber : Diolah Peneliti 2011 Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness kiri maupun menceng kanan atau normal. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Grafik Normal Plot Sumber : Diolah Peneliti 2011 Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Ghozali 2006:91 menyatakan “uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen”. Multikolinearitas menunjukkan ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan atau hubungan dengan variabel independen lain dalam Universitas Sumatera Utara model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF, apabila nilai VIF 10 maka terjadi multikolinearitas dan apabila VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constan t .223 .220 1.012 .317 sqcsr .001 .000 .232 2.256 .029 1.000 1.000 sqder .963 .138 .716 6.960 .000 1.000 1.000 a. Dependent Variable: sqpbv Sumber : Diolah Peneliti 2011 Dengan demikian, dari data tabel 4.7 disimpulkan dalam model regresitidak terjadi multikolinearitas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi berganda.

4.3.3 Uji Heterokedastisitas

Universitas Sumatera Utara Ghozali 2006:105 menyatakan “uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya”. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejalaheterokedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas, b. Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Berikut ini dilampirkan gambar scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber : Diolah Peneliti 2011 Dari gambar scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model layak dipakai dalam penelitian ini.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Pengujian Autokorelasi menurut Ghozali 2006:95 “bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi pengganggu antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1”. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi diantara data pengamatan yang Universitas Sumatera Utara tersusun baik seperti data crosssectional danatau timeseries. Autokorelasi menunjukkan adanya kesalahan pengganggu residual tidak bebas dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria menurut Triton P. B. 2006:158dalam Kusumadilaga 2010 dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut: a. Jika angka D-WdU, maka tidak ada autokorelasi, b. Jika angka D-WdU, maka terjadi autokorealsi, c. Jika dLD-WdU, maka tidak dapat dideteksi apakah terjadi autokorelasi atau tidak. Berikut ini hasil uji Durbin-Watson dengan menggunakan program SPSS: Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .753 a .567 .545 .81030 2.092 a. Predictors: Constant, sqder, sqcsr b. Dependent Variable: sqpbv Sumber : Diolah Peneliti 2011 Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson D- W sebesar 2.092. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 44 dan jumlah variabel independen 2 K=2, maka di tabel Durbin-Watson di dapat nilai batas atas dU Universitas Sumatera Utara 1.600 dan nilai batas bawah dL 1.391. Oleh karena itu, nilai DW lebih besar dari nilai dU 2.092 1.600 maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

4.4 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 44 63

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 103

Pengaruh Corporate Social ResponsibilityDisclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 9 83

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 8

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 23

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11