Penelitian ini akan menganalisa perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2009-2010.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk penelitian terhadap hubungan CSR dengan nilai perusahaan dengan judul “Pengaruh
Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” 1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka,
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia? 2. Apakah Kebijakan StrukturModal mampu memoderasi hubungan antara
Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruhCSR Disclosure dan KebijakanStruktur Modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui kemampuan Kebijakan Struktur Modal memoderasi hubungan antara CSR Disclosure dengan nilai perusahaan pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Corporate Social Responsibility, Kebijakan Struktur Modal, dan Nilai
Perusahaaan. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan informasi dan kelengkapan data yang bermanfaat dalam pertumbuhan perusahaan.
3. Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi hanya menggunakan laporan perusahaan yang diterbitkan sepanjang tahun 2009-2010. Penilaian CSR pada penelitian ini
menggunakan alokasi dana yang diberikan untuk membiayai program CSR . Penggunaan proksi untuk nilai perusahaan adalah Price to Book Value. Kebijakan
struktur modal diproksikan menggunakan Debt Equity Ratio.
Universitas Sumatera Utara
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian CSR
Sampai sekarang belum ada pengertian tunggal mengenai CSR. Menurut The World Business Council for Sustainable Development WBCSD, CSR adalah
keterpanggilan dunia bisnis untuk bertindak etis dan berkontribusi dalam dunia pembangunan ekonomi berkelanjutan, bersamaan dengan peningkatan kualitas
hidup para karyawan beserta keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas setempat dan masyarakat luas. Sejalan dengan WBCSD, World Bank
mendefinisikan CSR yaitu ” the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their
representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for businessand good for development.”
Menurut Uni Eropa dalam Anggraini 2007 “CSR is concept whereby companies integrate social and enviromental concerns in their business
operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basic.” Di Indonesia CSR disepadankan dengan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan TSL. Sebagaimana tercantum didalam UU Perseroan Terbatas no 40 tahun 2007. Dalam UU tersebut TSL sebagai komitmen Perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.
Dari penjelasan mengenai pengertian diatas, CSR merupakan tanggung jawab perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis secara langsung tetapi
memiliki pengaruh yang besar bagi going concern dan eksistensi perusahaan. Umpan balik yang didapat dari kegiatan CSR ini tidak langsung dapat dinikmati
begitu kegiatan ini dilaksanakan. Tetapi memiliki efek jangka panjang yang sangat penting bagi keberadaan perusahaan, seperti misalnya dukungan dari
masyarakat tempat kegiatan usaha atau loyalitas pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.
2.1.1.1 Komponen Utama CSR
Menurut Wibisono 2007:134, CSR terdiri dari beberapa komponen utama yaitu perlindungan lingkungan, perlindungan dan jaminan karyawan,
interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, kepemimpinan dan pemegang saham, penanganan produk dan pelanggan , pemasok supplier, serta
komunikasi dan laporan. a.
Perlindungan lingkungan Perlindungan lingkungan dilakukan perusahaan sebagai wujud kontrol
sosial yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan. Lingkungan tempat usaha harus dijaga keadaannya jangan sampai terjadi kerusakan. Sehingga, eksistensi
perusahaan juga dapat terjamin. Contohnya: pengelolaan limbah yang dihasilkan
Universitas Sumatera Utara
sebagai residu dari proses produksi harus terlebih dahulu di netralisir sebelum akhirnya dibuang.
b. Perlindungan dan jaminan karyawan
Tanpa karyawan perusahaan sudah dapat dipastikan tidak mampu menjalankan kegiatannya. Kesejahteraan karyawan merupakan hal mutlak yang
menjadi tolak ukur bagi perusahaan dalam menghargai karyawannya. Pada saat karyawan merasa bahwa dirinya bersinergi dengan perusahaan hal ini akan
berdampak positif bagi perusahaan. Perusahaan memberikan imbalan yang sesuai maka karyawan akan memberikan kontribusi yang positif, dan bekerja keras demi
perusahaan yang telah berjasa baginya. Contohnya: pelatihan. Interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat
Peran masyarakat dalam menentukan kebijakan perusahaan penting. Sehingga perusahaan dengan masyarakat sekitarnya harus menjaga harmonisasi
agar bersinergi. Pada saat masyarakat lokal memboikot keberadaan perusahaan ini merupakan masalah yang serius bagi keberlanjutan usaha. Contoh kegiatan yang
dapat mengakomodasi faktor ini adalah memperkerjakan native atau penduduk lokal.
Kepemimpinan dan pemegang saham Pemegang saham merupakan pihak yang paling memiliki kepentingan
terhadap pencapaian keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini disebabkan mereka telah berinvestasi dan mengharapkan hasil investasi yang paling maksimal
dari saham yang mereka miliki. Contohnya: semua informasi tentang program
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan perusahaan dapat melibatkan pemegang saham dalam hal-hal yang bersifat non finansial.
Penanganan pelanggan dan produk Pelanggan adalah raja merupakan pepatah yang benar adanya. Pada saat
pelanggan merasa puas dengan produk yang dihasilkan maka mereka akan repeat orde. Hal ini yang membuat bisnis dapat terus berrgulir dan keuntungan dapat
dinikmati. Pada saat hal-hal yang mendetail mengenai pelanggan diabaikan mereka akan melakukan brandswitching. Hal ini yang akan membuat perusahaan
mengalami kerugian. Contoh :menanggapi keluhan pelanggan dengan menyediakan customer service yang mudah diakses.
Pemasok supplier Pemasok merupakan pihak yang menguasai jaringan distribusi.
Hubungan yang baik dengan pemasok menguntungkan perusahaan. Karena pemasok telah mengetahui keinginan perusahaan dan memenuhinya. Contohnya:
komunikasi dengan pemasok. Komunikasi dan laporan
Keterbukaan terhadap komunikasi dan pelaporan yang tercermin melalui sistem informasi akan membantu dalam pengambilan keputusan.
Diperlukan keterbukaan informasi material dan relevan bagi stakeholder. Contohnya: mencantumkan pengungkapan kontribusi sosial ke dalam laporan
tahunan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Bank Dunia dalam Anggraini tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama, yakni dari beberapa
komponen utama, yakni perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha,
pasar pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan serta bantuan bencana kemanusiaan.
2.1.1.2 Kategori CSR
Menurut Susanto 2003 apabila melihat praktek pelaksanaan CSR, maka sekurang-kurangnya dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu:
a. Social Obligation CSR dianggap sebagai salah satu bentuk kewajiban
sehinggapelaksanaannya hanya mengikuti persyaratan minimal yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Disini ada keterpaksaan bagi korporasi dalam
menjalankan program CSR. b. Social Reaction
Pada tahap ini korporasi sudah menjalankan CSR dengan lebih maju karena sudah mulai tumbuh kesadaran akan arti pentingnya CSR. Namun karena berbagai
alasan pelaksanaan CSR masih jauh dari yang diharapkan meskipun sudah diatas sekedar memenuhi persyaratan minimal.Dalam konteks ini, perusahaan masih
membutuhkan dorongan-dorongan eksternal agar pelaksanaan CSR lebih maju.
Universitas Sumatera Utara
c. Social Response Didalam tahap ini korporasi dan masyarakat mampu secara bersama-sama
mencari peluang-peluang untuk memberikan kontribusi demi kepentingan masyarakat.Dalam konteks ini, kegiatan CSR mengalami perubahan
paradigm.Kalau pada masa sebelumnya lebih pada pendekatan adhoc, charity, serta externally driven maka sekarang lebih internally driven dengan menekankan
pentingnya partnership.
2.1.1.3 Manfaat CSR
Menurut Anggraini 2003 manfaat CSR dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan. Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun
sebaliknya, kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image positif perusahaan. Inilah yang menjadi modal non finansial utama bagi
perusahaan sementara bagi stakeholder nya menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan.
b. Layak mendapatkan Social License to Operate Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan.
Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan maka pasti dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan sehingga imbalan
diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya di wilayah tersebut. Jadi diharapkan CSR sebagai asuransi
Universitas Sumatera Utara
sosial yang akan menghasilkan harmonisasi dan persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi perusahaan.
c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan
merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. perusahaan harus menyadari bahwa kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders pasti akan menjadi
bom waktu yang dapat memicu resiko yang tidak diharapkan misalnya disharmoni dengan stakeholder hingga pembatalan atau penghentian operasi, yang ujungnya
akan merusak dan menurunkan reputasi bahkan kinerja perusahaan. d. Melebarkan akses sumber daya.
Pengelolaan yang baik CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang
diperlukan perusahaan. e. Membentangkan akses menuju pasar
Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi jalan bagi perusahaan menuju peluang besar yang terbuka lebar. Termasuk di dalamnya akan
memupuk realitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru. f. Mengurangi biaya
Banyak keuntungan yang didapat dari melaksanakan program CSR diantaranya pengurangan limbah industri melalui proses daur ulang kedalam
proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
Pelaksanaan CSR akan menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders. Hubungan ini dapat membentuk kepercayaan terhadap perusahaan.
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator Perusahaan yang melakukan program CSR pada dasarnya membantu
meringankan beban pemerintah sebagai regulator. Sebab pemerintahlah yang menjadi penanggung jawab utama untuk mensejahterakan masyarakat dan
melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan, umumnya terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh melebihi
standar normatif kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan. oleh karenanya wajar bila karyawan terpacu untuk meningkatkan kinerjanya.Disamping itu
reputasi perusahaan yang baik dimata stakeholders juga merupakan vitamin tersendiri bagi karyawan untuk meningkatkan motivasi dalam berkarya.
j. Peluang mendapatkan penghargaan Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR. Sehingga kesempatan untuk
mendapatkan penghargaan mempunyai peluang yang cukup tinggi.
2.1.1.4 Faktor yang mempengaruhi CSR
a. Komitmen pimpinan perusahaan b. Ukuran dan kematangan perusahaan
Perusahaan besar akan lebih berperan terhadap kontribusi.
Universitas Sumatera Utara
c. Regulasi sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Kalau semakin besar CSR yang diakui sebagai pengurang penghasilan
akan memiliki hubungan positif terhadap keberhasilan CSR, menurut Sofyan dan Jalil Agen pemerintah yang tidak selamanya menjalankan kesejahteraan
masyarakat secara memuaskan melalui pajak sehingga untuk mengatasinya pemerintah bisa melakukan intervensi dalam bentuk regulasi, subsidi, pajak
pigovian atau metode sejenisnya.
2.1.1.5 Tahap-tahap Pelaksanaan CSR
Menurut Susanto 2003 langkah pertama yang harus dilakukan adalah community net analysis.Di sini dilakukan analisa secara komprehensif perbedaan-
perbedaan yang ada di masyarakat, seperti kategori kelompok eksekutif, legislatif, pedagang, petani dan sebagainya. Berdasarkan stratifikasi yang
dilakukan itu selanjutnya kita berusaha menemukan kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda kita tidak menyamaratakan begitu saja.Bahkan, kebutuhan dan
keinginan tokoh masyarakat, atau Pembina masyarakat dengan masyarakat yang dibinanya juga berbeda. Pemahaman terhadap perbedaan ini sangat penting sebab
akan mendasari langkah berikutnya terutama dalam pengembangan dan upaya melibatkan mereka dalam proyek pengembangan masyarakat.
Langkah selanjutnya adalah sosialisasi. Di dalam tahap ini target yang harus dicapai adalah adanya rasa ownership antara masyarakat dan korporasi. Sebab itu,
tahap ini bisa pula disebut ownership transfer.Disini kita mulai melakukan program-program pengembangan masyarakat di mana rasa memiliki sudah
terpupuk.Dengan bekal ini maka program pengembangan menjadi
Universitas Sumatera Utara
berdayaguna.Apalagi apabila pemanfaatan atau utilitas proyek juga melibatkan sasaran masyarakat. Ini semua akan meningkatkan perasaan kepemilikan.
Langkah selanjutnya tinggal melakukan kastemisasi customization sesuai dengan sensitifitas dan kebutuhan masing-masing daerah.Kalau langakah-
langkah di atas sudah berhasil, perusahaan tinggal melakukan sosialisasi ulang agar lebih meningkatkan rasa kebanggaan mereka; kebanggan terhadap
perusahaan , program, kelompok mereka serta dalam proyek pengembangan. Setelah itu dapat dilakukan reevaluasi atau melakukan audit proyek
pengembangan. Hal itu harus dilakukan guna perbaikan proyek selanjutnya juga membantu perusahaan dalam menyusun strategic planning berkaitan dengan
masalah lingkungan hidup, pemanfaatan sumber daya alam, masyarakat sekitar sehingga peningkatan servis yang hendak dilakukan.
2.1.2 Pengertian Nilai Perusahaan
Menurut Christiawan dan Tarigan 2007 dalam Rahayu 2010,terdapat beberapa konsep nilai yangmenjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:
a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggarandasarperseroan,disebutkan secara eksplisit dalam neraca
perusahaan,dan juga ditulis jelasdalam surat saham kolektif. b. Nilai pasar,sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar -
menawar di pasar saham.Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaandijualdi pasar saham.
Universitas Sumatera Utara
c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riilsuatuperusahaan.Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan
sekadar hargadari sekumpulan aset,melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yangmemiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
d. Nilai buku,adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.
e. Nilai likuidasi itu adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semuakewajiban yang harus dipenuhi.Nilai sisa itu merupakan bagian para
pemegangsaham.Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkanketika suatu perusahaan akan likuidasi.”
Dalam mengelola kekayaannya manajemen dapat tergambar melalui nilai perusahaan.Baik atau buruknya kinerja keuangan perusahaan menggambarkan
tinggi atau rendahnya nilai perusahaan.Peningkatan nilai perusahaan sejalan dengan naiknya harga saham di pasar. Menurut Erlina 2008:1 tujuan utama
sebuah perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham yang diartikan melalui pemaksimuman harga saham dari perusahaan .
Nilai perusahaan pada penelitian diproksikan dengan price to book value. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek
perusahaan kedepan. Prospek perusahaan yang menjanjikan kebaikan dimasa mendatang, akan membuat para investor yakin terhadap dana yang ditanamnya ke
perusahaan. Hal itu juga menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Rumus Price To Book Value :
Universitas Sumatera Utara
PBV =
2.1.3 Struktur Modal Perusahaan
Struktur modal didefinisikan sebagai komposisi dan proporsi utang jangka panjang dan ekuitas yang ditetapkan perusahaan Mardiyanto , 2009:258.
Sehingga ada perbandingan antara modal asing dan modal sendiri.Modal asing yang dimaksudkan disini adalah hutang yang dimiliki perusahaan.Sedangkan
modal sendiri adalah laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali dan dapat juga berupa penyertaan kepemilikan perusahaan.Struktur modal merupakan hal
yang penting untuk diperhatikan.Untuk mengukur komposisi struktur modal ada beberapa teori yang mendasarinya.
Teori pendekatan tradisional berpendapat bahwa struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana struktur modal dapat berubah-ubah
agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.Ini salah satu teori yang mendasari penelitian ini.
Selanjutnya, teori Trade Off menyatakan bahwa perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Karena teori ini menyatakan bahwa
semakin tinggi hutang maka semakin tinggi kemungkinan bangkrut. Biaya kebangkrutan ini bisa cukup signifikan, bisa dari biaya langsung yaitu biaya
administrasi yng dikeluarkan untuk membayar utang, dan bisa dari biaya tak langsung yaitu biaya yang terjadi karena kebangkrutan ,sehingga menyebabkan
perusahaan lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya pemasok yang menghentikan pasokan barang , karena kuatir tidak akan
Universitas Sumatera Utara
dibayar. Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan antara pemengang hutang dengan pemegang saham. Karena dengan
meningkatnya hutang maka biaya pengawasan terhadap manajemen akan semakin meningkat.
Teori asimetri informasi mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak memiliki informasi yang sama mengenai prospek dan
resiko perusahaan. Teori sinyal dikembangkan agar berhubungan dengan struktur modal yaitu,
bahwa struktur modal merupakan sinyal bagi pasar untuk direspon. Semakin tinggi hutang dapat dianggap bahwa perusahaan memiliki keyakinan yang kuat
akan berkembangnya prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Pendekatan terhadap teori keagenan pada struktur modal selalu dikaitkan free
cash flow.Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut.Sehingga hutang dianggap sebagai
jalan keluar untuk permasalahan ini. Karena manajemen terpaksa harus menggunakan free cash flow untuk membayar bunga.
Sebagai proksi dari struktur modal pada penelitian ini menggunakan Debt Equity Ratio.Debt to Equity Ratiomerupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Universitas Sumatera Utara
Rumus:DER =
Menurut Belkaoui dan Karpik 1989 keputusan untuk mengungkapkan CSRakan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan
pendapatan. Perusahaan dengan hutang yang tinggi mengakibatkan pengawasan yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu