Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN STRUKTUR

MODAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

IMRAN KARO KARO 110522008

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin , dan/atau dituliskan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2014

IMRAN KARO KARO


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan struktur modal sebagai variabel pemoderasi pa da perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Penelitian ini merupakan penelitian sampel sehingga dalam penelitian ini dijadikan sampel yakni berjumlah 15 perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitu dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan, dan variabel independen yang digunakan adalah CSR sedangkan variabel pemoderasinya adalah kebijakan struktur modal. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji selisih nilai mutlak untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yang diteliti yaitu CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengujian selisih nilai mutlak menunjukkan bahwa kebijakan struktur modal tidak mampu menjadi variabel pemoderasi.

Kata kunci : Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Kebijakan Struktur Modal, Perusahaan Properti


(4)

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence Corporate Social Responsibility Disclosure toward the company value with the capital structure policy as moderating variable of property companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The design used in this research is causal associative. This research is sample research, only some population of this research take as sample those are 15 property companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2008 - 2010. Data used in this research is secondary data obtained from

The partially test indicated that, independent variable CSR is significantly not influence the company value. The value of absolute difference test is not indicated that, capital structure policy as a moderating variable.

Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data collection method used is the documentation study. The dependent variable is the company value, and the independent variable is CSR, while moderating variable is capital structure policy. This research uses multilinear regression analysis test and value of absolute difference test to statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.

Key word : Corporate Social Responsibility, Company Value, Capital Structure Policy, Property Companies.


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda P. Karokaro dan Ibunda N. Br Brahmana atas semua dukungan dan cinta kasih yang tiada habisnya sekaligus sebagai sumber motivaasi bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi bimbingan, bantuan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan dan penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum,M.Ec.Ac.,Ak.,CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen,MAFIS,CPA,Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far,M.M.,Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif,M.Si.,Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail,M.M.,Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra.Narumondang B.Siregar,M.M.,Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Rina Bukit,S.E.,M.Si.,Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran kepada penulis untuk menyelesikan skripsi ini.

6. Tidak lupa juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, adikku Itafitri br Karo,AM.Keb.,SKM dan Ihsan Karokaro Juga kepada sahabat dan teman seperjuangan di S1 Akuntansi Ekstensi dan juga teman-teman dari DPC GMIK Kota Medan, terkhusus untuk Srina Br Ginting,SE terima kasih atas doa dan dukungannya. Selanjutnya terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Bang Sugeng.

Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun


(7)

demi kesempurnaan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, ... Penulis,

IMRAN KARO KARO 110522008


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTARCT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL. ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Batasan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian CSR ... 9

2.1.1.1 Komponen Utama CSR ... 10

2.1.1.2 Kategori CSR ... 14

2.1.1.3 Manfaat CSR ... 15

2.1.1.4 Faktor yang Mempengaruhi CSR ... 18

2.1.1.5 Tahap-tahap Pelaksanaan CSR ... 19

2.1.2 Pengertian Nilai Perusahaan ... 20

2.1.3 Struktur Modal Perusahaan ... 22

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 27

2. 3.1 Kerangka Konseptual ... 27

2. 3.2 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 29

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.5 Metode Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Metode Analisis Data ... 32

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 32


(9)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian ... 37

4.2 Statistik Deskriptif ... 40

4.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 42

4. 3.1 Uji Normalitas ... 42

4. 3.2 Uji Multikolinearitas ... 46

4. 3.3 Uji Heterokedastisitas ... 47

4. 3.4 Uji Autokorelasi ... 49

4.4 Pengujian Hipotesis ... 51

4.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 51

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji f) ... 52

4.4.3 Koefisien Determinasi (R2 ) ... 53

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(10)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu... 26

3.1 Daftar Sample... 30

3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran variabel... 31

4.1 Tabel Populasi dan Sample... 37

4.2 Tabel Pengungkapan Tema CSR... 38

4.3 Data Variabel Penelitian tahun 2008, 2009, dan 2010... 40

4.4 Statistik Deskriptif………. 41

4.5 One Sample Kolmogorof-Smirnov Test... 43

4.6 One Sample Kolmogorof-Smirnov Test setelah Transormasi 44 4.7 Uji Parsial (t-test)... 47

4.8 Durbin- Watson... 50

4.9 Uji Simultan (f-test)... 53


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 27

4.1 Uji Normalitas (Histogram)... 45

4.2 Uji Normalitas (Normal Probability Plot)... 46


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Sample……… 60

2 Pengungkapan Tema Masyarakat... 61

3 Perhitungan Pengungkapan CSR perusahaan 2008... 63

4 Perhitungan Pengungkapan CSR perusahaan 2009... 64

5 Perhitungan Pengungkapan CSR perusahaan 2010... 65

6 Data Variabel Penelitian... 66

7 Metode One Sample Kolmogrov-Smirnov... 67

8 Metode Chart Histogram... 68

9 Metode Grafik... 69

10 Uji Multikolinearitas... 70

11 Uji Heteroskedastisitas... 71

12 Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinan... 72

13 Uji Signifikansi Parsial (t-test)... 73


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan struktur modal sebagai variabel pemoderasi pa da perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Penelitian ini merupakan penelitian sampel sehingga dalam penelitian ini dijadikan sampel yakni berjumlah 15 perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitu dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan, dan variabel independen yang digunakan adalah CSR sedangkan variabel pemoderasinya adalah kebijakan struktur modal. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji selisih nilai mutlak untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yang diteliti yaitu CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengujian selisih nilai mutlak menunjukkan bahwa kebijakan struktur modal tidak mampu menjadi variabel pemoderasi.

Kata kunci : Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Kebijakan Struktur Modal, Perusahaan Properti


(14)

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence Corporate Social Responsibility Disclosure toward the company value with the capital structure policy as moderating variable of property companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The design used in this research is causal associative. This research is sample research, only some population of this research take as sample those are 15 property companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2008 - 2010. Data used in this research is secondary data obtained from

The partially test indicated that, independent variable CSR is significantly not influence the company value. The value of absolute difference test is not indicated that, capital structure policy as a moderating variable.

Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data collection method used is the documentation study. The dependent variable is the company value, and the independent variable is CSR, while moderating variable is capital structure policy. This research uses multilinear regression analysis test and value of absolute difference test to statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.

Key word : Corporate Social Responsibility, Company Value, Capital Structure Policy, Property Companies.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Revolusi industri telah membawa kehidupan umat manusia lebih maju. Era demi era bergeser seiring kemajuan zaman. Pada awalnya revolusi industri membawa dampak baik kehidupan manusia. Kesejahteraan yang meningkat dan kemudahan terhadap akses kebutuhan jauh lebih baik. Namun, tampaknya ada yang terlupa, bahwa kebutuhan dalam jangka pendek akan sangat cepat terpenuhi. Sementara bumi yang menjadi tempat hidup menjadi korban secara terus menerus, karena yang terjadi adalah eksploitasi besar-besaran tanpa memikirkan apa yang yang akan terjadi nanti. Mengambil maksimalisasi laba dengan mengesampingkan kepentingan lingkungan sama artinya dengan berpandangan jangka pendek merupakan bencana jangka panjang. Kegiatan perusahaan yang menitikberatkan pada keuntungan ternyata sekarang telah bergeser. Proposisi teori klasik sebagaimana dirumuskan oleh Adam Smith tugas korporasi diletakkan semata-mata mencari keuntungan, “ the only duty of the corporation is to make profit” . Perusahaan yang ingin baik pencitraannya dimata publik haruslah memikirkan dampak lebih yang dapat mereka bagi terhadap lingkungan dan manusia di sekitar mereka. Menurut Friedman dalam Djalil (2003) “ the Social Responsibilities of Businnes is to increase its profit” . Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengakomodir kebaikannya terhadap lingkungan sosial dikenal sebagai Corporate Social Responsibility yang


(16)

selanjutnya disebut sebagai CSR.

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan meningkat secara berkelanjutan apabila dalam menjalankan operasinya perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, dimensi sosial dan dimensi lingkungan hidup. Dimensi ekonomi dapat diproksikan melalui profitabilitas perusahaan, sementara dimensi sosial dan dimensi lingkungan hidup tergambarkan melalui CSR. Menurut Bowman&Haire (1976) dan Preston (1978) dalam Hackston&Milne (1996) dalam Anggraini (2006) semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Corporate Social Responsibility akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan meningkat.

Perusahaan yang didirikan harus memiliki dampak yang positif bagi lingkungan tempatnya beroperasi, apakah itu terhadap manusia maupun alam. Sebagaimana diungkapkan oleh Kholis dan Maksum (2003) yaitu pergeseran terhadap filosofis teori keagenan yang menyatakan tanggung jawab perusahaan yang hanya berorientasi terhadap pengelola (agen) dan pemilik (Principle) mengalami perubahan kepada pandangan manajemen modern yang didasarkan pada teori stakeholder, yaitu terdapat perluasan tanggung jawab perusahaan dengan dasar pemikiran bahwa pencapaian tujuan perusahaan sangat berhubungan dengan pola (setting) lingkungan sosial dimana perusahaan berada. Tujuan utama industri seharusnya bukan untuk mendatangkan uang. Tujuan itu semestinya melayani para pelanggan dan stakeholder lainnya dan hasilnya pastilah


(17)

mendatangkan uang. Mengejar sesuatu yang sangat bermutu akan memungkinkannya untuk menciptakan lebih banyak kekayaan Irani (2003).

Kegiatan CSR sendiri di Indonesia didasari oleh Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 yang intinya menyatakan bahwa perusahaan yang melaksanakan kegiatan di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat luas. Dengan adanya Undang-Undang tersebut diharapkan CSR bukan hanya menjadi kesukarelaan perusahaan, tetapi menjadi kewajiban setiap perusahaan.

Selanjutnya hal ini yang mengatur CSR juga terakomodasi dalam Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yaitu dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 paragraph ke-9 :

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting

BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) juga memiliki regulasi yang sejalan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. Perusahaan - perusahaan yang memperdagangkan sahamnya dipasar modal diwajibkan untuk melaporkan kegiatan CSR pada laporan tahunan. Sebagaimana yang dikutip dari Referensi Peraturan Bapepam LK No.X K6 menyatakan uraian mengenai aktivitas dan biaya yangdikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai komitmen perusahaan terhadap perlindungan


(18)

konsumen, community development program yang telah dilakukan dan aktivitas lingkungan.

CSR diharapkan akan mampu menaikkan nilai perusahaan. Karena kegiatan CSR merupakan keberpihakan perusahaan terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat akan mampu memilih produk yang baik yang di nilai tidak hanya barangnya saja, tetapi juga melalui tata kelola perusahaannya. Kegiatan CSR sendiri merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Pada saat masyarakat yang menjadi pelanggan memiliki penilaian yang positif terhadap perusahaan, maka mereka akan loyal terhadap produk yang dihasilkan. Sehingga hal ini akan mampu menaikkan citra perusahaan yang direfleksikan melalui harga saham yang akan meningkat.

Hasil penelitian terdahulu Sitorus (2008) dan hasil penelitian Mawarni (2010) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh CSR terhadap profitabilitas. Sementara itu penelitian yang dilakukan Kusumadilaga (2010) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dengan profitabilitas perusahaan merupakan rasio yang menggambarkan performa manajemen. Apabila performa manajemen baik maka ini akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas perusahaan.

Dari hasil penelitian terdahulu yang inkonsisten, maka pada penelitian ini perlu dimoderasi. Menurut Erlina (2007:34) variabel moderating adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel


(19)

independen dan variabel dependen. Variabel moderating diidentifikasi karena terdapat perbedaan hasil dari penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya. Terjadi ketidakkonsistenan hasil dari penelitian terdahulu, kemungkinan ada variabel lain yang memoderasi hubungan tersebut. Selanjutnya, pemilihan Debt Equity Ratio selanjutnya disebut DER sebagai variabel pemoderasi pada penelitian ini adalah secara teoritis akan semakin memperkuat hubungan antara pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Karena DER memiliki hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan. Apabila DER naik maka nilai perusahaan juga akan naik.

Pada penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menggunakan sampel penelitian sebanyak 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2006. Yuniasih dan Wirakusuma menggunakan ROA sebagai proksi dari variabel kinerja keuangan,78 item pengungkapan CSR sebagai proksi dari variabel CSR, dan kepemilikan manajerial sebagai proksi dari variabel GCG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif pada nilai perusahaan, demikian juga dengan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi terbukti berpengaruh positif secara statistis pada hubungan antara ROA dan nilai perusahaan yang berarti bahwa selain melihat kinerja keuangan, pasar juga memberikan respons terhadap pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan. Namun kepemilikan manajerial tidak terbukti berpengaruh terhadap hubungan antara ROA dan nilai perusahaan, hal ini dimungkinkan karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh keluarga. Sementara itu penelitian Kusumadilaga


(20)

(2010) mengungkapkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas sebagai variabel pemoderating tidak dapat memperkuat hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan. Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga (2010) dan yang akan diteliti dalam penelitian ini menggunakan 28item pengungkapan CSR sebagai proksi dari variabel CSR dan Price Book Value sebagai proksi dari nilai perusahaan. Sementara itu untuk variabel pemoderasi menggunakan Debt Equity Ratio sebagai proksi dari struktur modal. Penelitian ini akan menganalisa perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara Tahun 2008-2010.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk penelitian terhadap hubungan CSR dengan nilai perusahaan dengan judul “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1.Apakah terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2.Apakah Kebijakan Struktur Modal mampu memoderasi hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan?


(21)

1.3 Tujuan Penelitian

1.Untuk mengetahui pengaruh CSR Disclosure dan Kebijakan Struktur Modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

2.Untuk mengetahui kemampuan Kebijakan Struktur Modal memoderasi hubungan antara CSR Disclosure dengan nilai perusahaan padaperusahaan properti yang terdaftar di BEI.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1.Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Corporate Social Responsibility, Kebijakan Struktur Modal, dan Nilai Perusahaaan.

2.Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi dan kelengkapan data yang bermanfaat dalam pertumbuhan perusahaan.

3.Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.


(22)

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi hanya menggunakan laporan perusahaan yang diterbitkan sepanjang Tahun 2008-2010. Penilaian CSR pada penelitian ini berdasarkan 28 item pengungkapan CSR sebagai proksi dari variabel CSR Penggunaan proksi untuk nilai perusahaan adalah Price to Book Value. Kebijakan struktur modal diproksikan menggunakan Debt Equity Ratio.


(23)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teor itis 2.1.1Penger tian CSR

Sampai sekarang belum ada pengertian tunggal mengenai CSR. Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), CSR adalah keterpanggilan dunia bisnis untuk bertindak etis dan berkontribusi dalam dunia pembangunan ekonomi berkelanjutan, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup para karyawan beserta keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas setempat dan masyarakat luas. Sejalan dengan WBCSD, World Bank mendefinisikan CSR yaitu ”the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for businessand good for development” .

Menurut Uni Eropa dalam Anggraini (2007) “ CSR is concept whereby companies integrate social and enviromental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basi“ .

Di Indonesia CSR disepadankan dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TSL). Sebagaimana tercantum didalam Undang-Undang Perseroan Terbatas No 40 Tahun 2007. Dalam Undang-Undang tersebut


(24)

TSL sebagai komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.

Dari penjelasan mengenai pengertian diatas, CSR merupakan tanggung jawab perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis secara langsung tetapi memiliki pengaruh yang besar bagi going concern dan eksistensi perusahaan. Umpan balik yang didapat dari kegiatan CSR ini tidak langsung dapat dinikmati begitu kegiatan ini dilaksanakan. Tetapi memiliki efek jangka panjang yang sangat penting bagi keberadaan perusahaan, seperti misalnya dukungan dari masyarakat tempat kegiatan usaha atau loyalitas pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.

2.1.1.1 Komponen Utama CSR

Menurut Wibisono (2007:134), CSR terdiri dari beberapa komponen utama yaitu perlindungan lingkungan, perlindungan dan jaminan karyawan, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, kepemimpinan dan pemegang saham, penanganan produk dan pelanggan, pemasok (supplier), serta komunikasi dan laporan.

a.Perlindungan lingkungan

Perlindungan lingkungan dilakukan perusahaan sebagai wujud kontrol sosial yang berfokus pada pembangunan


(25)

berkelanjutan. Lingkungan tempat usaha harus dijaga keadaannya jangan sampai terjadi kerusakan. Sehingga, eksistensi perusahaan juga dapat terjamin. Contohnya: pengelolaan limbah yang dihasilkan sebagai residu dari proses produksi harus terlebih dahulu di netralisir sebelum akhirnya dibuang.

b.Perlindungan dan jaminan karyawan

Tanpa karyawan perusahaan sudah dapat dipastikan tidak mampu menjalankan kegiatannya. Kesejahteraan karyawan merupakan hal mutlak yang menjadi tolak ukur bagi perusahaan dalam menghargai karyawannya. Pada saat karyawan merasa bahwa dirinya bersinergi dengan perusahaan hal ini akan berdampak positif bagi perusahaan. Perusahaan memberikan imbalan yang sesuai maka karyawan akan memberikan kontribusi yang positif, dan bekerja keras demi perusahaan yang telah berjasa baginya. Contohnya: pelatihan.

c. Interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat Peran masyarakat dalam menentukan kebijakan perusahaan penting. Sehingga perusahaan dengan masyarakat sekitarnya harus menjaga harmonisasi agar bersinergi. Pada saat masyarakat lokal memboikot keberadaan perusahaan ini merupakan masalah yang serius


(26)

bagi keberlanjutan usaha. Contoh kegiatan yang dapat mengakomodasi faktor ini adalah memperkerjakan native atau penduduk lokal.

d. Kepemimpinan dan pemegang saham

Pemegang saham merupakan pihak yang paling memiliki kepentingan terhadap pencapaian keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini disebabkan mereka telah berinvestasi dan mengharapkan hasil investasi yang paling maksimal dari saham yang mereka miliki. Contohnya: semua informasi tentang program yang dilakukan perusahaan dapat melibatkan pemegang saham dalam hal-hal yang bersifat non finansial.

e. Penanganan pelanggan dan produk

Pelanggan adalah raja merupakan pepatah yang benar adanya. Pada saat pelanggan merasa puas dengan produk yang dihasilkan maka mereka akan repeat order. Hal ini yang membuat bisnis dapat terus berrgulir dan keuntungan dapat dinikmati. Pada saat hal-hal yang mendetail mengenai pelanggan diabaikan mereka akan melakukan brandswitching. Hal ini yang akan membuat perusahaan mengalami kerugian. Contoh:menanggapi keluhan pelanggan dengan menyediakan customer service yang


(27)

mudah diakses. f. Pemasok (supplier)

Pemasok merupakan pihak yang menguasai jaringan distribusi. Hubungan yang baik dengan pemasok menguntungkan perusahaan. Karena pemasok telah mengetahui keinginan perusahaan dan memenuhinya. Contohnya: komunikasi dengan pemasok.

g. Komunikasi dan laporan

Keterbukaan terhadap komunikasi dan pelaporan yang tercermin melalui sistem informasi akan membantu dalam pengambilan keputusan. Diperlukan keterbukaan informasi material dan relevan bagi stakeholder. Contohnya: mencantumkan pengungkapan kontribusi sosial ke dalam laporan tahunan.Sedangkan menurut Bank Dunia dalam Anggraini tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama, yakni dari beberapa komponen utama, yakni perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan,kepemimpinan dan pendidikan serta bantuan bencana kemanusiaan.


(28)

2.1.1.2 Kategor i CSR

Menurut Susanto (2003) apabila melihat praktek pelaksanaan CSR, maka sekurang-kurangnya dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu:

a.Social Obligation

CSR dianggap sebagai salah satu bentuk kewajiban sehingga pelaksanaannya hanya mengikuti persyaratan minimal yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Disini ada keterpaksaan bagi korporasi dalam menjalankan program CSR.

b.Social Reaction

Pada tahap ini korporasi sudah menjalankan CSR dengan lebih maju karena sudah mulai tumbuh kesadaran akan arti pentingnya CSR. Namun karena berbagai alasan pelaksanaan CSR masih jauh dari yang diharapkan meskipun sudah diatas sekedar memenuhi persyaratan minimal.Dalam konteks ini, perusahaan masih membutuhkan dorongan-dorongan eksternal agar pelaksanaan CSR lebih maju.

c.Social Response

Didalam tahap ini korporasi dan masyarakat mampu secara bersama-sama mencari peluang-peluang untuk memberikan kontribusi demi kepentingan masyarakat.Dalam konteks ini, kegiatan CSR


(29)

mengalami perubahan paradigm.Kalau pada masa sebelumnya lebih pada pendekatan adhoc, charity, serta externally driven maka sekarang lebih internally driven dengan menekankan pentingnya partnership.

2.1.1.3 Manfaat CSR

Menurut Anggraini (2003) manfaat CSR dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan.Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun sebaliknya, kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image positif perusahaan. Inilah yang menjadi modal non finansial utama bagi perusahaan sementara bagi stakeholder nya menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan.

b.Layak mendapatkan Social License to Operate.

Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan maka pasti dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan sehingga imbalan diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan perusahaan untuk menjalankan


(30)

bisnisnya di wilayah tersebut. Jadi diharapkan CSR sebagai asuransisosial yang akan menghasilkan harmonisasi dan persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi perusahaan.

c.Mereduksi resiko bisnis perusahaan.

Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. Perusahaan harus menyadari bahwa kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders pasti akan menjadi bom waktu yang dapat memicu resiko yang tidak diharapkan misalnya disharmoni dengan stakeholder hingga pembatalan atau penghentian operasi, yang ujungnya akan merusak dan menurunkan reputasi bahkan kinerja perusahaan.

d.Melebarkan akses sumber daya.

Pengelolaan yang baik CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.

e.Membentangkan akses menuju pasar.

Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi jalan bagi perusahaan menuju peluang besar yang terbuka lebar. Termasuk di dalamnya akan memupuk realitas


(31)

konsumen dan menembus pangsa pasar baru. f.Mengurangi biaya

Banyak keuntungan yang didapat dari melaksanakan program CSR diantaranya pengurangan limbah industri melalui proses daur ulang kedalam proses produksi. g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.

Pelaksanaan CSR akan menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders. Hubungan ini dapat membentuk kepercayaan terhadap perusahaan.

h.Memperbaiki hubungan dengan regulator

Perusahaan yang melakukan program CSR pada dasarnya membantu meringankan beban pemerintah sebagai regulator. Sebab pemerintahlah yang menjadi penanggung jawab utama untuk mensejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan, umumnya terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.

i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan

Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh melebihi standar normatif kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan. oleh karenanya wajar bila karyawan terpacu untuk meningkatkan kinerjanya.


(32)

Disamping itu reputasi perusahaan yang baik dimata stakeholders juga merupakan vitamin tersendiri bagi karyawan untuk meningkatkan motivasi dalam berkarya.

j. Peluang mendapatkan penghargaan

Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR. Sehingga kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai peluang yang cukup tinggi.

2.1.1.4 Faktor yang mempengar uhi CSR a. Komitmen pimpinan perusahaan

b. Ukuran dan kematangan perusahaan -perusahaan besar akan lebih berperanterhadap kontribusi.

c.Regulasi & sistem perpajakan yang diatur pemerintah.

Kalau semakin besar CSR yang diakui sebagai pengurang penghasilan akan memiliki hubungan positif terhadap keberhasilan CSR, menurut Sofyan dan Jalil agen pemerintah yang tidak selamanya menjalankan kesejahteraan masyarakat secara memuaskan melalui pajak sehingga untuk mengatasinya pemerintah bisa melakukan intervensi dalam bentuk regulasi, subsidi, pajak pigovian atau metode sejenisnya.


(33)

2.1.1.5 Tahap-tahap Pelaksanaan CSR

Menurut Susanto (2003) langkah pertama yang harus dilakukan adalah community net analysis. Pada langkah ini dilakukan analisa secara komprehensif perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat, seperti kategori kelompok eksekutif, legislatif, pedagang, petani dan sebagainya. Berdasarkan stratifikasi yang dilakukan itu selanjutnya kita berusaha menemukan kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.Bahkan, kebutuhan dan keinginan tokoh masyarakat, atau Pembina masyarakat dengan masyarakat yang dibinanya juga berbeda. Pemahaman terhadap perbedaan ini sangat penting sebab akan mendasari langkah berikutnya terutama dalam pengembangan dan upaya melibatkan mereka dalam proyek pengembangan masyarakat.

Langkah selanjutnya adalah sosialisasi. Di dalam tahap ini target yang harus dicapai adalah adanya rasa ownership antara masyarakat dan korporasi. Sebab itu, tahap ini bisa pula disebut ownership transfer.Disini kita mulai melakukan program-program pengembangan masyarakat di mana rasa memiliki sudah terpupuk.Dengan bekal ini maka program pengembangan menjadi berdayaguna, apabila pemanfaatan atau utilitas proyek juga melibatkan sasaran masyarakat. Ini semua akan meningkatkan perasaan kepemilikan.


(34)

(customization) sesuai dengan sensitifitas dan kebutuhan masing-masing daerah.Kalau langakah-langkah di atas sudah berhasil, perusahaan tinggal melakukan sosialisasi ulang agar lebih meningkatkan rasa kebanggaan mereka, kebanggan terhadap perusahaan, program, kelompok mereka serta dalam proyek pengembangan. Setelah itu dapat dilakukan reevaluasi atau melakukan audit proyek pengembangan. Hal itu harus dilakukan guna perbaikan proyek selanjutnya juga membantu perusahaan dalam menyusun strategic planning berkaitan dengan masalah lingkungan hidup, pemanfaatan sumber daya alam, masyarakat sekitar sehingga peningkatan servis yang hendak dilakukan.

2.1.2 Penger tian Nilai Per usahaan

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007) dalam Rahayu (2010),terdapat beberapa konsep nilai yangmenjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:

1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum seccara formal dallam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan dan juga di tulis jelas dalam surat saham kolektif.

2. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar -menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham.


(35)

perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. 4. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan

dasar konsep akuntansi.

5. Nilai likuidasi, adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham.Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan likuidasi.

Dalam mengelola kekayaan perusahaan, kinerja manajemen dapat tergambar melalui nilai perusahaan. Baik atau buruknya kinerja keuangan perusahaan menggambarkan tinggi atau rendahnya nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan sejalan dengan naiknya harga saham di pasar. Menurut Erlina (2008:1) tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham yang diartikan melalui pemaksimuman harga saham dari perusahaan .

Nilai perusahaan dapat diproksikan dengan price to book value. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Prospek perusahaan yang menjanjikan kebaikan dimasa mendatang, akan membuat para investor yakin terhadap dana yang


(36)

ditanamnya ke perusahaan. Hal itu juga menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Rumus Price to Book Value :

PBV =

2.1.3 Str uktur Modal Per usahaan

Struktur modal didefinisikan sebagai komposisi dan proporsi utang jangka panjang dan ekuitas yang ditetapkan perusahaan Mardiyanto (2009:258).

Sehingga ada perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing yang dimaksudkan disini adalah hutang yang dimiliki perusahaan. Sedangkan modal sendiri adalah laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali dan dapat juga berupa penyertaan kepemilikan perusahaan. Struktur modal merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Untuk mengukur komposisi struktur modal ada beberapa teori yang mendasarinya.

Teori pendekatan tradisional berpendapat bahwa struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana struktur modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal. Ini salah satu teori yang mendasari penelitian ini.

Selanjutnya, teori Trade Off menyatakan bahwa perusahaan tidak Harga saham


(37)

bisa menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Karena teori ini menyatakan bahwa semakin tinggi hutang maka semakin tinggi kemungkinan bangkrut. Biaya kebangkrutan ini bisa cukup signifikan, bisa dari biaya langsung yaitu biaya administrasi yang dikeluarkan untuk membayar utang, dan bisa dari biaya tak langsung yaitu biaya yang terjadi karena kebangkrutan, sehingga menyebabkan perusahaan lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya pemasok yang menghentikan pasokan barang, karena kuatir tidak akan dibayar. Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan antara pemengang hutang dengan pemegang saham. Karena dengan meningkatnya hutang maka biaya pengawasan terhadap manajemen akan semakin meningkat.

Teori asimetri informasi mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak memiliki informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan.

Teori sinyal dikembangkan agar berhubungan dengan struktur modal yaitu, bahwa struktur modal merupakan sinyal bagi pasar untuk direspon. Semakin tinggi hutang dapat dianggap bahwa perusahaan memiliki keyakinan yang kuat akan berkembangnya prospek perusahaan dimasa yang akan datang.

Pendekatan terhadap teori keagenan pada struktur modal selalu dikaitkan free cash flow. Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya


(38)

tersebut.Sehingga hutang dianggap sebagai jalan keluar untuk permasalahan ini. Karena manajemen terpaksa harus menggunakan free cash flow untuk membayar bunga.

Sebagai proksi dari struktur modal pada penelitian ini menggunakan Debt Equity Ratio.Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Rumus:DER =

Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) keputusan untuk mengungkapkan CSR akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Perusahaan dengan hutang yang tinggi mengakibatkan pengawasan yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Ter dahulu

Penelitian CSR dalam mempengaruhi Profitabilitas telah banyakdilakukan. Peneliti yang menghubungkan secara langsung hubungan

Total hutang Ekuitas


(39)

CSR terhadap Profitabilitas maupun kinerja keuangan maupun nilai perusahaan, menghasilkan hasil penelitian yang beragam. Keberagaman hasil ini, dipengaruhi ada variabel lain yang memoderasi hubungan keduanya. Sehingga pada penelitian ini menggunakan kebijakan dividen dalam memoderasi hubungan CSR terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Nurlela dan Islahudin (2008) prosentase kepemilikan manjerial mampu memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. Sementara itu penelitian Kusumadilaga (2010) menyatakan bahwa profitabilitas tidak mampu memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. Berikut adalah ringkasan penelitian terdahulu.


(40)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Ter dahulu

No J udul Penelitian Peneliti Var iabel Hasil Penelitian 1 Pengaruh Kinerja

Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan

Dengan Pengungkapan CSR dan GCG Sebagai Variabel Pemoderasi Yuniasih dan Wirakusuma (2007) CSRI,RO A,Tobin’s Q,KM Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,

CSR mampu memoderasi hubungan ROA dengan nilai perusahaan,GCG melalui kepemilikan manajerial tidak mampu

memoderasi nilai perusahaan.

2 Pengaruh CSR

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Sebagai Variabel Moderating Nurlela dan Islahudin (2008) CSRI,Pros entase Kepemilik an,Tobin’s Q CSR,Prosenatse kepemilikan manajerial serta interaksi antara CSR

dengan presentase kepemilikan manajemen

secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

3 Pengaruh CSR

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Kusumadilaga (2010) CSRI,RO A,Tobin’s Q,KM Pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, profitabilitas sebagai variabel pemoderasi tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan.


(41)

2.3 Ker angka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Ker angka Konseptual

Menurut Erlina (2011:33) kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dengan variabel independen. Begitu juga variabel lain yang menyertainya, maka peran variabel lain tersebut harus dijelaskan.

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis maka dibangunlah kerangka konseptual sebagai berikut :

H2

H1

Gambar 2.1 Ker angka Konseptual

Kebijakan Struktur Modal (X2)

CSR Disclosure (X1)

NILAI PERUSAHAAN (Y)


(42)

Dari kerangka konseptual diatas menjelaskan hubungan bahwa CSR mempengaruhi nilai perusahaan. Sementara peranan kebijakan stuktur modal dalam penelitian ini adalah sebagai variabel pemoderasi Menurut Erlina (2007:34) variabel moderating adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderating diidentifikasi karena terdapat perbedaan hasil dari penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya.Dengan kata lain, kebijakan struktur modal diharapkan mampu memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2011:41), “Hipotesis adalah proporsi yang merumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris, yang menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara 2 variabel atau lebih. Hipotesis pada peneliatian ini adalah:

H1 : CSR berpengaruh terhadap Nilai perusahaan.

H2: Kebijakan Struktur Modal mampu memoderasi hubungan CSRTerhadap Nilai Perusahaan


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini akan di uji coba hubungan rasio nilai perusahaan sebagai variable dependen dan corporate social responsibility sebagai variable independen, sedangkan struktur modal sebagai variable yang memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian ini dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian Kuncoro (2003 : 103). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti yang terdaftar di BEI sejak tahun 2008-2010.

Pada penelitian ini dilakukan penelitian sampel. Karena populasi yang diteliti banyak, Sehingga hanya sebagian populasi dijadikan sebagai sampel amatan. Sebagaimana pendapat Erlina (2010:75) apabila tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian sensus, maka penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan sebahagian dari elemen populasi (mengambil sampel) sebagai objek penelitian. Penelitian yang menggunakan sampel akan menghemat biaya, tenaga dan waktu.


(44)

Tabel 3.1 Daftar Sampel

3.3 J enis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan Sugiyono (2004 : 13). Sifat data adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu. Sumber data yang diteliti adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data/informasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI 2008 sampai 2010 melalui situs resmi milik BEI.

No Kode

Nama P erusahaan Sampel

1 ADHI PT Adhi Karya Tbk Sampel 1

2 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk Sampel 2

3 BKSL PT Sentul City Tbk Sampel 3

4 DILD PT Intiland Development Tbk Sampel 4 5 GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Sampel 5 6 JKON PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama tbk Sampel 6 7 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk Sampel 7 8 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Sampel 8

9 LCGP PT Laguna Cipta Griya Tbk Sampel 9

10 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk Sampel 10

11 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk Sampel 11

12 RODA PT Royal Oak Development Tbk Sampel 12 13 SCBD PT Danayasa Arthatama Tbk Sampel 13

14 SIIP PT Suryainti Permata Tbk Sampel 14


(45)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data eksternal, yaitu data yang dilakukan dengan studi pustaka dan pengumpulan data sekunder yaitu diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui internet dan dari Indonesian Capital Market Directory.

3.5 Defenisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

Menurut Jogiyanto (2004 :62), “Defenisi operasional adalah bagian dari riset yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan didalam riset”.

Tabel 3.2

Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

Var iabel Defenisi Pengukur an

Oper asional

Skala CSR (X1) Pengungkapan

kegiatan CSR yang dilakukan

perusahaan

Item yang diungkapkan Total item CSR

Rasio

DER (X2) Perbandingan

antara seluruh utang dengan ekuitas

Total hutang Ekuitas

Rasio

Nilai Perusahaan (Y)

Perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham

Harga saham Nilai buku saham


(46)

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah analisis statistic deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis. Peneliti menggunakan program SPSS versi 17 for windows dalam menganalisis data.

3.6.1 Pengujian asumsi klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat agar persamaan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diterima secara ekonometrik. Uji asumsi klasik ini dilakukan melalui uji normalitas data, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitasi.

a.Uji normalitas data

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi normal atau tidak. Apabila data normal maka digunakan uji parametik agar data normal. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2005 : 110). “cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, ada dua cara, yaitu analisis grafik dan analisis statistik . Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dan residualnya”. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik yang dapt digunakan kolmogorov-Smirnov(K-S) Ghozali (2005:115).


(47)

Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau profitabilitas > 0,05 maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau profitabilitas < 0,05 maka residual tidak memiliki distribusi normal. Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah modal regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2004:172) yaitu :

a).Melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10

b).Trimming, yaitu memangkas (membuang) observasi yang bersifat outlier, yaitu nilainya lebih kecil dari µ - 2σ atau lebih

besar dari µ + 2σ,

c).Winzorising, yaitu mengubah nilai outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

b.Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan unutk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara varibel independen. Ada tidaknnya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat tolerance dan varience inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel independen-independen. Nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinieritas, sedangkan apabila nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolineritas. Multikolineritas diindikasikan oleh adanya korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90) antara variabel


(48)

independen.

c.Uji heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda maka disebut heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot dengan dasar analisis : 1)Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengidentifikasikan terjadi heteroskedastisitas. 2)Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas ataudibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadihomoskedastisitas.

d.Uji autokorelasi

Menurut Ghozali (2005:95),”uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi muncul karena observasi yang beurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, yang sering ditemukan pada data time series.


(49)

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan bagaimana pengaruh sub variabel dari variabel independen pertama dan variabel independen kedua terhadap varibel dependen. Pengujian hipotesis ini diawali dengan penetapan hipotesis nol (Ho) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel depanden, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kedua variabel .

Menentukan hubungan yang berlaku antara informasi rasio profitabilitas terhadap Coporate Social Responsibility pada perusahaan properti yang terdaftar di BEI menggunakan analisis statistik yaitu :

a. Uji T (uji secara parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen menggunakan t-test. Uji parsial untuk menguji setiap variabel bebas (X) apakah mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat atau (Y). Untuk pengujiannya adalah :

Ho : bi = 0, artinya pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.

Ho : bi≠ 0, artinya pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(50)

derajatkebebasan (df) >20, kemudian dibandingkan t tabel dengan t hitung untuk menguji signifikansi pengaruh. Apabila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.

b. Uji F ( uji secara simultan)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel independen bentuk pengujiannya adalah:

Ho : b1= b2 = 0, artinya pengungkapan CSR dan kebijakan

dividen secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Ha : b1≠ b2≠0, artinya pengungkapan CSR dan kebijakan

secara simultan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati f hitung pada nilai signifikansi atau (alpha) 5%. Apabila f hitung > dari f tabel maka Ho di tolak.


(51)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan setelah dilakukan pemilihan sampel maka diperoleh 15 perusahaan.Berikut tabel perusahaan berdasarkan tanggal listing perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 4.1

Daftar Perusahaan Properti yang Terdaftardi BEI tahun 2008-2010 (Populasi dan Sampel )

No Kode

Kriteria

Nama P erusahaan 1 2 3 Sampel

1 ADHI PT . Adhi Karya Tbk √ √ √ Sampel 1

2 BKDP PT . Bukit Darmo Property Tbk √ √ √ Sampel 2

3 BKSL PT . Sentul City Tbk √ √ √ Sampel 3

4 DILD PT . Intiland Development Tbk √ × √ Sampel 4 5 GMTD PT . Gowa Makassar Tourism Development √ √ √ Sampel 5 6 JKON PT . Jaya Konstruksi Manggala Pratama tbk √ √ √ Sampel 6 7 KARK PT . Dayaindo Resources International Tbk √ √ √ Sampel 7 8 KIJA PT . Kawasan Industri Jababeka Tbk √ √ √ Sampel 8 9 LCGP PT . Laguna Cipta Griya Tbk √ √ √ Sampel 9 10 LPCK PT . Lippo Cikarang Tbk √ √ √ Sampel 10 11 LPKR PT . Lippo Karawaci Tbk √ √ √ Sampel 11 12 RODA PT . Royal Oak Development Tbk √ √ × Sampel 12 13 SCBD PT . Danayasa Arthatama Tbk √ √ × Sampel 13 14 SIIP PT . Suryainti Permata Tbk √ √ × Sampel 14 15 SMRA PT . Summarecon Agung Tbk √ √ × Sampel 15


(52)

Periode penelitian dimulai dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2010 pada perusahaan propertiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Populasi secara keseluruhan berjumlah 35 perusahaan dan hanya 15 populasi dijadikan sebagai sampel amatan penelitian, dikarenakan tidak semua perusahaan mengungkapkan secara rinci sehingga menyulitkan dalam pengukurannya. Berikut item-item pengungkapan CSR.

Tabel 4.2

Item Pengungkapan CSR PengungkapanTemaMasyarakat

No Itempengungkapantanggung jawabsosial

01 Dukungan padakegiatansosial budaya(pameran,pagelaranseni,dsb) 02 Dukungan padakegiatanolahraga(termasuk sponsorship)

03 Dukungan padadunia anak (pendidikan)

04 Partisipasi pada kegiatansekitar kantor atau pabrik(perayaaanHari besar) 05 Dukungan keLembagakerohanian(DewanMasjid,Bazis,dsb)

06 Dukungan kelembagapendidikan (termasuk beasiswa, kesempatanmagangdankesempatan penelitian)

07 Dukungan kelembagasosial lainnya 08 Fasilitas sosial dan fasilitas umum

09 Prioritas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar(termasukpemberian fasilitas danmotivasi oleh perusahaanuntuk berwirausaha bagi masyarakat sekitarindustri)

Pengungkapan Tema Konsumen

No Itempengungkapantanggung jawabsosial

01 Mutu, kualitas produk

02 Penghargaankualitas (termasuk sertifikasi kualitas, sertifikasi halal , penghargaan , dsb)

03 Costumer Satisfaction (upaya– upayauntuk meningkatkan kepuasan konsumen)


(53)

04 Masalah komputer(MKT )2000 / Y2K 05 Iklanyangterlalu mengekploitasi konsumen

06 Spesifikasi produk, umurproduk, aspek masaberlaku dsb

Pengungkapan Tenaga Kerja

No Itempengungkapantanggung jawabsosial

01 Jumlah tenagakerja

02 Keselamatankerja( kebijakan danfasilitas keselamatan kerja) 03 Kesehatan(termasukfasilitas dokterdan poliklinik perusahaan ) 04 Koperasi karyawan

05 Gaji / upah

06 Tunjangan dan kesejahteraan lain (termasuk UMR, bantuan masa krisis untuk keluargakaryawan, asuransi dan fasilitas transportasi) 07 Pendidikan dan latihan (termasuk kerjasama dengan perguruantinggi ) 08 Kesetaraangenderdalamkesempatan kerja dankarir

09 Fasilitas peribadatan( termasukfasilitas peribadatan dan peringatan hari besaragama)

10 Cuti karyawan (termasukcutiyangdiperlukan oleh pekerjawanita) 11 Pensiun (termasuk pembentukan atau pemilihanyayasan danapensiun ) 12 KesepakatanKerjaBersama( KKB) danSerikatPekerja

13 Turnoverpekerja(termasuk pengurangan kerjadan rekrutmen) Sumber: Muslim Utomo, 2000

Tabel 4.3

Data Variabel Penelitian Tahun 2008, 2009 dan 2010

NO Emiten 2008 2009 2010

CSR DER PBV CSR DER PBV CSR DER PBV

1 ADHI 0.21 7.75 1.02 0.29 6.69 1.01 0.29 4.71 1.90


(54)

3 BKSL 0.18 0.16 0.69 0.21 0.22 0.41 0.25 0.16 0.69

4 DILD 0.21 0.86 1.10 0.18 0.83 1.72 0.29 0.27 1.23

5 GMTD 0.14 2.09 0.16 0.21 1.92 0.14 0.25 1.80 0.13

6 JKON 0.25 1.35 4.04 0.29 1.30 3.23 0.21 1.35 4.04

7 KARK 0.11 0.46 0.24 0.14 0.96 0.42 0.21 0.22 0.42

8 KIJA 0.29 0.86 0.43 0.29 0.99 1.02 0.29 1.00 0.99

9 LCGP 0.07 0.14 0.44 0.11 0.15 0.44 0.14 0.01 0.44

10 LPCK 0.18 1.96 0.30 0.21 2.11 0.31 0.29 0.01 0.31

11 LPKR 0.11 1.54 3.08 0.11 1.40 1.81 0.11 0.44 1.81

12 RODA 0.18 0.20 0.54 0.21 0.01 0.55 0.14 0.01 0.52

13 SCBD 0.18 1.88 1.63 0.21 0.96 1. 35 0.18 0.58 1.02

14 SIIP 0.11 1.27 1.09 0.11 0.96 0.51 0.11 1.05 0.45

15 SMRA 0.11 1. 31 0.68 0.21 1.59 2.25 0.21 1.86 3.50 Sumber Diolah Peneliti (2014)

4.2 StatistikDeskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, serta standar deviasi dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami.

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

CSR 45 .22 .07 .29 .1891 .06515 .004

DER 45 7.74 .01 7.75 1.2536 1.56548 2.451

PBV 45 3.91 .13 4.04 1.1433 1.02909 1.059

Valid N (listwise)

45


(55)

Tabel 4.4di atas menunjukkan bahwa variabel PBV, DER, dan PBV Minimumnol.Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

1.Variabel CSR memiliki nilai minimum 0.07 dan nilai maksimum 0.29 dengan nilai rata-rata sebesar 0.1891dengan jumlah sampel sebanyak 45 sampel.

2.Variabel DER memiliki nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 7.75 dengan nilai rata-rata sebesar1.256 dengan jumlah sampel sebanyak 45 sampel.

3.Variabel PBV memiliki nilai minimum 0,13 dan nilai maksimum 4,04 dengan nilai rata-rata sebesar 1,1433 dengan jumlah sampel sebanyak 45 sampel.

4.3 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik.Menurut Ghozali(2006:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

1. Berdistribusi normal.

2. Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna. 3. Non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling

berkorelasi.

4. Homokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan lain adalah konstan atau sama.


(56)

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui varians pengganggu atau residual berdistribusi secara normal serta untuk menghindari adanya bias dalam model regresi.Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov(K-S),dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansil ebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak.

Tabel4.5 HasilUjiNormalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.00777574

Most Extreme Differences Absolute .212

Positive .212

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z 1.422

Asymp. Sig. (2-tailed) .035

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber:DiolahPeneliti(2014)

Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi tidak normal,dimana variabel dalam penelitian CSR, DER, dan PBV memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 (5%) yakni sebesar 0.035 sehingga tidak dapat dilakukan pengujian lebih lanjut.Dengan demikian perlu dilakukan tindakan


(57)

perbaikan (treatment) agar model regresi memenuhi asumsi normalitas.Beberapa cara untuk mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2004:172) terdapat tiga cara untuk menormalkan distribusi data,yaitu:

1. Melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10.

2. Trimming, yaitu memangkas (membuang) observasi yang bersifat outlier, yaitu nilainya lebih kecil dari µ - 2σ atau lebih besar dari µ + 2σ.

3. Winzorising, yaitu mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

Setelah melihat Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa perhitungan kolmogorov-simirnov menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Untuk itu, peneliti melakukan transformasi data kemodel logaritma, hal ini dikarenakan histogramnya menunjukkan moderate positive skewness sehingga transformasi yang harus dilakukan menggunakan logaritma.Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .84700594

Most Extreme Differences Absolute .071

Positive .044

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .479

Asymp. Sig. (2-tailed) .976

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(58)

Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.Untuk lebih jelasnya berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yangt erdistribusi normal.

Gambar 4.1 Histogram

Sumber:Diolah Peneliti(2014)

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan atau normal.

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot berikut ini:


(59)

Gambar 4.2 GrafikNormal Plot

Sumber : DiolahPeneliti(2014)

Pada grafik normal plotter lihat titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal serta

penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Ghozali (2006:91) menyatakan“uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)”.Multikolinearitas menunjukkan ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan atau hubungan dengan variabel independen lain dalam model regresi.Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Varianc eInflation Factor(VIF), apabila nilai VIF>10 maka terjadi multikolinearitas dan apabila VIF<10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel4.7

Hasil Uji Multikolinearitas


(60)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .348 .625 .557 .580

ln_csr .293 .356 .123 .823 .415 .982 1.018

ln_der .132 .082 .240 1.606 .116 .982 1.018

a. Dependent Variable: ln_pbv

Sumber:DiolahPeneliti(2014)

Dengan demikian,dari data tabel 4.7 disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1, maka dapat dilakukan analisis lebih lanju tdengan menggunakan model regresi berganda.

4.3.3 Uji Heterokedastisitas

Ghozali(2006:105) menyatakan“uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya”.Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS.Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a) Jika ada pola tertentu,seperti titik-titik yang teratur,maka telah terjadi heterokedastisitas,

b) Jika tidak ada pola tertentu,serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas.


(61)

Berikuti ni dilampirkan gambar scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.

Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber:Diolah Peneliti(2014)

Dari gambar scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbuY. Halini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model layak dipakai dalam penelitian ini.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Pengujian Autokorelasi menurut Ghozali (2006:95)“ bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresilinear ada korelasi pengganggu antara kesalahan pengganggu pada periode dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1”. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi diantara data pengamatan yang tersusun baik seperti data


(62)

crosssectional dan/atau timeseries. Autokorelasi menunjukkan adanya kesalahan pengganggu (residual) tidak bebas dari satu pengamatan ke pengamatan lain.Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi.Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan ujiDurbin-Watson, dengan kriteria menurut Triton P.B. (2006:158)dalam Kusumadilaga (2010) dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut:

a. Jika angka D-W>dU, maka tidak ada autokorelasi, b. Jika angka D-W<dU, maka terjadi auto korealsi,

c. Jika dL<DW <dU, maka tidak dapat dideteksi apakah terjadi autokorelasi atau tidak.

Berikut ini hasil uji Durbin-Watson dengan menggunakan program SPSS:

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .284a .080 .037 .86694 3.027

a. Predictors: (Constant), ln_der, ln_csr b. Dependent Variable: ln_pbv

Sumber:Diolah Peneliti(2014)

Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson (D-W) sebesar 3.027.Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 45 dan jumlah variabel independen 2 (K=2), maka ditabel Durbin-Watson didapat nilai batas atas (dU) 1.614 dan nilai batas bawah (dL) 1.429. Oleh karena itu, nilai DW lebih besar dari nilai dU (3.027 >1.614) maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.


(63)

4.4 PengujianHipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda.Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t (t-test) dan uji F (F-test).

4.4.1 Uji Signifikansi Parsial(Ujit)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi dari suatu variabel independen <0.05, maka variabel tersebu berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen.Sebaliknya, apabila nilai signifikansi dari suatu variabel independen >0.05, maka variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen. Berikut ini merupakan hasil uji signifikan siparsial (ujit), yaitu:

Tabel 4.7 Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .348 .625 .557 .580

ln_csr .293 .356 .123 .823 .415 .982 1.018

ln_der .132 .082 .240 1.606 .116 .982 1.018

a. Dependent Variable: ln_pbv


(64)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel CSR yang signifikan secara parsial tidak mempengaruhi nilai PBV. Dilihat dari nilai probabilitas signifikansi CSR sebesar 0.415 yang lebih besar dari 0.05.DER juga signifikan tidak mempengaruhi PBV yang ditunjukkan melalui nilai probabilita signifikansi DER 0.116 yang lebih besardari 0.05. Dari penjelasan diatas maka hipotesis pertama dari penelitian ini ditolak yaitu terdapat pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan, dengan kata lain nilai negatif dari uji t CSR menunjukkan bahwa semakin banyak item yang diungkapkan pada CSR perusahaan, tidak mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui PBV.

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (UjiF)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang diteliti mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap harga saham. Jika nilai signifikansinya <0.05 maka variabe lindependen secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi nya > 0.05 maka variabel independen secara simultan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berikut ini merupakan hasil dari uji signifikan sisimultan (uji F), yaitu:

Tabel 4.9 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.759 2 1.380 1.836 .172a

Residual 31.566 42 .752

Total 34.326 44

a. Predictors: (Constant), ln_der, ln_csr b. Dependent Variable: ln_pbv


(65)

Tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 1.836 dengan tingkat signifikansi 0.172 secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (PBV). Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi dalam tabel yang menunjukkan angka 0.172 > 0.05.

4.4.3 Koefisien Determinasi (��)

Koefisien determinasi pada intinya digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai �2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Menurut Ghozali (2006:83), nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabe lndependen.

Tabel 4.10

Koefisien Determinasi (��)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .284a .080 .037 .86694

a. Predictors: (Constant), ln_der, ln_csr

Tampilan output SPSS menampilkan nilai Rsquare 80% yang berarti variabilitas PBV yang dapat dijelaskan oleh variabel ln_der dan ln_csr sebesar 80 % dan sisanya 20% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan pada model ini.


(1)

diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

2 .Uji Multikolinearitas

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardi zed

Coefficients Standa

rdized Coeffi

cients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toler ance VIF

1 (Co nsta

nt)

.348 .625 .557 .580

ln_ csr

.293 .356 .123 .823 .415 .982 1.01 8

ln_ der

.132 .082 .240 1.606 .116 .982 1.01 8 a. Dependent Variable: ln_pbv

Dengan demikian, dari data tabel disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

3 .Uji Heterokedastisitas

Gambar Hasil Uji Heterokedastisitas

Dari gambar scatterplot

terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Mod

el R

R Squar

e

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1 .28 4a

.080 .037 .86694 3.027


(2)

Model Summaryb

Mod

el R

R Squar

e

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1 .28 4a

.080 .037 .86694 3.027

a. Predictors: (Constant), ln_der, ln_csr b. Dependent Variable: ln_pbv

Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson (D- W) sebesar 3.027 . Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 45 dan jumlah variabel independen 2 (K=2), maka di tabel Durbin-Watson di dapat nilai batas atas (dU) 1.600 dan nilai batas bawah (dL) 1.391. Oleh karena itu, nilai DW lebih besar dari nilai dU (2.473> 1.600) maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

5.Pengujian Hipotesis

5.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandar

dized

Coefficient

s

Standar

dized

Coeffici

ents

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std.

Error Beta

Tolera

nce VIF

1 (Const ant)

.34

8

.625 .55

7 .580

ln_csr .29

3

.356 .123 .82

3

.415 .982 1.018

ln_der .13

2

.082 .240 1.6

06

.116 .982 1.018

a. Dependent Variable: ln_pbv

Dilihat dari nilai probabilitas signifikansi CSR sebesar 0.415 yang lebih besar dari 0.116 DER juga signifikan dalam mempengaruhi PBV yang ditunjukkan melalui nilai probabilita signifikansi DER 0.116 yang lebih besar dari 0.05.

Dari penjelasan diatas maka hipotesis pertama dari penelitian ini ditolak yaitu terdapat pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan.

5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji


(3)

ANOVAb

Model

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regressi on

2.759 2 1.380 1.836 .172a

Residual 31.566 42 .752

Total 34.326 44

a. Predictors: (Constant), ln_der, ln_csr

b. Dependent Variable: ln_pbv

Tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 1.836 dengan tingkat signifikansi 0.172 secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (PBV). Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi dalam tabel yang menunjukkan angka 0.172 > 0.05.

5.3 Koefisien Determinasi (��) Koefisien Determinasi (��)

Model Summary

Model R

R Square

Adjust ed R Square

Std. Error of

the Estimat

e

1 .28

4a

.080 .037 .86694

a. Predictors: (Constant), ln_der, ln_csr

Tampilan output SPSS menampilkan nilai Rsquare 80 % yang berartivariabilitas PBV yang dapat dijelaskan oleh variabel ln_der dan ln_csr sebesar 80 % dan sisanya 20% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan pada model ini.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 ditolak. CSR secara

parsial memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini terlihat dalam uji t yang menunjukkan nilai signifikansi variabel CSR


(4)

sebesar 0.415 yang lebih besar dari 0.05.

2. Kebijakan struktur modal tidak mampu memoderasi hubungan CSR terhadap Nilai perusahaan. Hal ini terlihat dalam nilai F hitung sebesar 1.836 dengan tingkat signifikansi 0.172 secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (PBV).

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini antara lain:

4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan periode pengamatan yang lebih lama. 5. Bagi peneliti selanjutnya,

sebaiknya menggunakan sampel

perusahaan yang lain misalnya,

perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, perbankan ,

perusahaan jasa , dll.

6. Bagi peneliti selanjutnya, yang menggunakan variabel yang sama sebaiknya menggunakan rasio lainnya dalam penelitian berikutnya seperti, earning per share, return on equity dll.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian dengan menggunakan data perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2008 sampai tahun 2010 menunjukkan bahwa secara parsial, variabel CSR berpengaruh negatif terhadap PBV Hasil output SPSS ini menunjukkan sedikit banyaknya item CSR yang diungkapkan oleh perusahaan untuk kegiatan CSR nya tidak berpengaruh terhadap nilai


(5)

perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Nurlela dan Islahuddin (2008) yang menyatakan bahwa variabel CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

DER juga tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap PBV. Hal ini tidak sejalan dengan teori pendekatan tradisional yang terdapat pada tinjauan pustaka. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan melakukan kebijakan struktur modal yang berubah- ubah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hasil kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasil pengujian variabel secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel CSR dan variable DER secara

bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PBV. Sehingga variable ini tidak mampu mempengaruhi nilai PBV.

DAFTAR PUSTAKA

Chasanah,AmaliaNur, 2008. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Dividen Payout Ratio

(DPR) Pada Perusahaan Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia”.Tesis.

ECFIN,2010.“Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010”.Edisi 21, Jakarta

Universitas

Diponegoro, Semarang.

Erlina, 2008, “Pengaruh Set Kesempatan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan:Peran Kebijakan Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial “, USU Press, Medan.

Erlina, 2011, Metodologi Penelitian

Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, USU

Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi

Analisis Multivariat

dengan SPSS,

EdisiKetiga, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hapsari, Nita, 2009.”Analisis

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial”.Skripsi,


(6)

Fakultas Ekonomi, Malang.

Indonesia, 2007.Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode

Riset Untuk Bisnis dan

Ekonomi, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Kusumadilaga, Rimba, 2010. “Pengaruh CSR Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel

Moderating.”Skripsi

Nurlela,RikadanIslahuddin, 2006. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating,

,

Fakultas Ekonomi , Universitas Diponegoro.

SimposiumNasionalAkunt ansi XI

Rahayu, Sri, 2010. “ Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan CSR dan GCG Sebagai Variabel

Pemoderasi,Skripsi, Fakultas Ekonomi ,Universitas Diponegoro, Semarang.

, Pontianak.

Sekaran, Uma, 2006. Metodologi

Riset Untuk Bisnis dan

Ekonomi, Penerbit

Erlangga, Jakarta. Sitorus, Chatarine EY, 2008. “

Analisis Terhadap Hubungan Antara Program Corporate

Social Responsibility

dengan Profitabilitas Perusahaan (StudiKasus PT. Toba Pulp Lestari Tbk), Skripsi,

Wibisono,Yusuf,2007. Membedah

Konsep dan Aplikasi CSR, Penerbit Fascho

Publishing, Gresik.

Fakultas

Ekonomi,Universitas Sumatera Utara, Medan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 38 84

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 44 63

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Dan Nilai Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility DenganGood Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 95 137

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 88

Pengaruh Corporate Social ResponsibilityDisclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 9 83

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 88

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 9 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Asing Sebagai Variabel Pemoderasi.

0 4 30

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan dan Jumlah Dewan Komisaris sebagai Variabel Pemoderasi (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia)

0 0 15