Dari tabel 5.13 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan tempat tinggal responden baik sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung. Meletusnya
Gunung Sinabung tidak mempemgaruhi keberadaan tempat tinggal responden. Pada saat sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung jumlah responden yang
punya rumah sendiri yakni 52 orang 80 dan responden yang mengontrak rumah sebelum dan setelah meletusnya Gunung Sinabung yakni sebanyak 10 orang 15,4,
serta responden yang menumpang di rumah sanak saudara sebelum dan setelah meletusnya Gunung Sinabung yaitu sebanyak 3 orang 4,6 .
5.2.8 Kesehatan
Dari data yang telah dikumpulkan dari 65 responden melalui kuesioner berikut ini data yang disajikan dalam tabel.
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebutuhan Kesehatan Sebelum
dan Sesudah Meletusnya Gunung Sinabung
NO Sumber Pendidikan
Frekuensi Persentase
Sebelum Sesudah Sebelum
Sesudah 1
Terpenuhi 65
52 100
80 2
Tidak Terpenuhi -
13 -
20
Jumlah 65
65 100
100 Sumber : Kuisioner 2011
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan danatau perawatan.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang kebutuhan akan kesehatannya terpenuhi sebelum meletusnya Gunung Sinabung adalah seluruh
responden yang berjumlah 65 orang 100 tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung maka responden yang kebutuhan akan kesehatannya terpenuhi sebanyak 52
orang atau 80, sementara responden yang kebutuhan akan kesehatannya tidak terpenuhi setelah meletusnya Gunung Sinabung menjadi 13 orang 20, kebutuhan
akan kesehatan sangat penting terpenui karena kesehatan merupakan harta yang paling mahal harganya.
Ketika kebutuhan kesehatan tidak terpenuhi maka cara lain pun ditempuh supaya akhirnya kebutuhan kesehatan tersebut terpenuhi. Salah satu responden
bernama Bu Madi br Sitepu mengatakan:”Ketika kebutuhan kesehatan keluarga tidak terpenuhi maka saya terpaksa meminta bantuan kepada keluarga
” Kebutuhan akan kesehatan juga ditentukan oleh frekuensi berobat responden
sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15 Jawaban Responden Tentang Frekuensi Berobat Sebelum dan Sesudah
Meletusnya Gunung Sinabung
NO Frekuensi Berobat
Frekuensi Persentase
Sebelum Sesudah Sebelum
Sesudah 1
Sering 2
21 3,1
32,3 2
Jarang 63
44 96,9
67,7
Jumlah 65
65 100
100 Sumber : Kuisioner 2011
Penyakit bisa datang kapan saja tanpa diundang dan dapat meyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Jika penyakit sudah menjangkit maka mau tidak mau harus
diobati jika tidak ingin penyakit tersebut semakin parah. Penyakit bisa datang dari interaksi antar orang atau bisa juga timbul karena pengaruh lingkungan. Jika berobat
secara teratur maka penyakit dapat disembuhkan. Dari tabel 5.15 diatas dapat dilihat bahwa sebelum meletusnya Gunung
Sinabung sebagian besar responden jarang pergi berobat karena tidak ada penyakit yakni sebanyak 63 orang 96,9 dan yang sering berobat hanya 2 orang 3,1.
Akan tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung maka frekuensi responden meningkat menjadi sering yakni sebanyak 21 orang 32,3 dan yang jarang berobat
sebanyak 44 orang 67,7. Debu vulkanik yang dikeluarkan oleh Gunung Sinabung
Universitas Sumatera Utara
ternyata dapat menghambat saluran pernapasan sehingga bisa mengakibatkan batuk- batuk dan sesak nafas.
Jika sudah sering berobat maka secara langsung akan berhubungan dengan sumber biayadana perobatan. Berikut disajikan dalam tabel sumber dana berobat
responden.
Tabel 5.16 Jawaban Responden Tentang Sumber Dana Berobat Sebelum dan Sesudah
Meletusnya Gunung Sinabung
NO Sumber Dana
Frekuensi Persentase
Sebelum Sesudah Sebelum
Sesudah 1
Biaya Sendiri 65
57 100
87,7 2
Lainnya pemerintah,sanak saudara,dll
- 8
- 12,3
Jumlah 65
65 100
100 Sumber : Kuisioner 2011
Dari tabel 5.16 diatas dapat dilihat bahwa sebelum meletusnya Gunung Sinabung maka sumber dana berobat responden seluruhnya berasal dari biaya sendiri
yakni 65 sebanyak 65 orang 100. Akan tetapi setelah meletusnya Gunung Sinabung maka sumber dana berobat dari biaya sendiri menurun menjadi 57 orang
87,7 dan sumber dana berobat lainnya pemerintah,sanak saudara,dll sebanyak 8
Universitas Sumatera Utara
orang 12,3. Hal tersebut tidak terlepas dari penurunan pendapatan responden yang diakibatkan setelah meletusnya Gunung Sinabung.
Kecukupan ataupun kekurangan biaya perobatan juga mempengaruhi kemana perginya responden berobat. Berikut tabel yang menunjukkan mengenai tempat
berobat responden sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Sinabung.
Tabel 5.17 Jawaban Responden Mengenai Tempat Berobat Sebelum dan Sesudah
Meletusnya Gunung Sinabung
NO Tempat Berobat
Frekuensi Persentase
Sebelum Sesudah Sebelum
Sesudah 1
Puskesmas 64
54 98,5
83,1 2
3 Rumah Sakit
Lainnya bidan,dll -
1 2
9 1,5
3,1 13,8
Jumlah 65
65 100
100 Sumber : Kuisioner 2011
Sarana dan prasarana di tempat pelayanan kesehatan akan sangat mempengaruhi kepercayaan pasien yang datang berobat ke lokasi pelayanan tersebut.
Keramahan dan sikap bersahabat dari petugas kesehatan juga mempengaruhi kenyamanan pasien untuk berobat ke lokasi pelayanan kesehatan. Banyak masyarakat
yang lebih mementingkan kenyamanan di dalam berobat tanpa memikirkan besar kecilnya biaya yang akan dikeluarkan.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.17 diatas dapat dilihat bahwa sebelum meletusnya Gunung Sinabung sebanyak 64 orang responden 98,5 pergi berobat ke puskesmas dan
sebanyak 1 orang responden 1,5 pergi berobat ke tempat lainnya bidan,dll. Setelah meletusnya Gunung Sinabung responden yang berobat ke puskesmas
sebanyak 54 orang 83,1, responden yang berobat ke rumah sakit sebanyak 2 orang 3,1 dan yang berobat ke tempat lainnya bidan,dll sebanyak 9 orang 13,8.
5.2.9 Tabungan