sel. Hal ini dapat mengganggu atau menghalangi jalannya nutrien masuk kedalam sel, dan mengganggu keluarnya zat-zat penyusun Cahyadi, 2009.
Untuk melaksanakan pengawasan kualitas bahan pangan diperoleh hasil yang baik, diperlukan tiga sarana pokok, yaitu:
1. Peraturan perundang-undangan 2. Organisasi pelaksana
3. Laboratorium pengujian Cahyadi, 2009. Penggunaan zat aditif pada produk pangan harus mempunyai sifat dapat
mempertahankan nilai gizi makanan tersebut, mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan, tidak mengurangi zat-zat esensial di dalam makanan, dan menarik
bagi konsumen. Akan tetapi, penambahan zat aditif tersebut bukan merupakan suatu penipuan. Sedangkan, zat aditif yang tidak boleh digunakan antara lain
mempunyai sifat merupakan penipuan bagi konsumen, dapat menurunkan nilai gizi makanan, menyembunyikan kesalahan dalam teknik penanganan atau
pengolahan, dan tujuan penambahan masih dapat digantikan perlakuan-perlakuan lain yang lebih praktis. Zat aditif dapat diperoleh dari ekstrak bahan alami yang
disebut zat aditif alami. Selain itu, zat aditif dapat pula dibuat dari reaksi-reaksi tertentu, atau yang dikenal dengan zat aditif sintetik Rosmauli dan Wuri, 2014.
2.3 Formalin
Formalin merupakan zat pengawet terlarang yang paling banyak disalahgunakan untuk produk pangan. Zat ini termasuk bahan beracun dan
berbahaya bagi kesehatan manusia, jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat didalam sel sehingga menekan
fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh Nurchasanah, 2008.
Gambar 2.1 Struktur Formalin
Penggunaan formalin: • Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih; lantai,
kapal,gudang, dan pakaian • Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain
• Bahan pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak
• Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas
• Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea • bahan pembuatan parfum
• bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku • pencegah korosi untuk sumur minyak
• bahan untuk insulasi busa • bahan perekat untuk produk kayu lapis plywood
Formalin sering juga dipakai untuk mengawetkan mayat dan spesimen biologi lainnya. Karena beracun, kemasan formalin diberi label dengan tanda
gambar tengkorak pada dasar kotak bewarna jingga, karena potensi bahayannya terhadap tubuh manusia formalin dilarang digunakan dalam produk pangan
Wahyu, 2005. Formalin dapat bereaksi dengan cepat pada saluran pencernaan dan saluran
pernafasan. Di dalam tubuh bahan ini secara cepat teroksidasi membentuk asam formiat terutama di hati dan sel darah merah. Formalin mungkin juga
menyebabkan degenerasi saraf optik, karena terbentuknya asam format dalam jumlah yang banyak menyebabkan timbulnya gejala umum dan dapat
menimbulkan kematian. Formaldehid dapat diserap melalui semua jalan saluran lambung atau usus dan paru-paru dan dioksidasi menjadi asam formit dan
sebagian kecil metil format. Formalin dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan rasa sakit yang disertai dengan radang, menyebabkan muntah dan
diare berdarah Cahyadi, 2009. Orang yang mengonsumsi tahu, mie, bakso, atau ayam berformalin
beberapa kali saja belum merasakan akibatnya. Efek dari bahan makanan berformalin baru terasa beberapa tahun kemudian. Kandungan formalin yang
tinggi akan meracuni tubuh, menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik menyebabkan kanker, dan bersifat mutagen menyebabkan
perubahan fungsi sel. Dalam kadar yang sangat tinggi, hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan peredaran darah yang bermuara pada kematian. Larutan
formaldehid atau formalin bila mengenai kulit dapat menimbulkan warna keputihan disertai dengan pengerasan, serta memberikan efek arestetik. Dermatitis
dan reaksi sensitivitas dapat terjadi setelah penggunaan pada konsentrasi yang
lazim digunakan, dan setelah kontak dengan residuformaldehid dalam resin Cahyadi, 2009.
Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan masyarakat harus dilindungi terhadap pangan yang tidak memenuhi syarat,dan terhadap kerugian sebagai
akibat produksi, peredaran, dan perdagangan pangan yang tidak benar. cara produksi dan peredaran pangan yang tidak benar dapat merugikan dan
membahayakan kesehatan masyarakat. Pangan yang aman, bermutu, dan bergizi adalah hak setiap orang. Penjaminan pangan yang bermutu dan aman merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri pangan, dan konsumen, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, presepsi yang sama dan kerja
sama antar sector tersebut mempunyai peranan penting dalam keberhasilan program keamanan pangan Cahyadi, 2009.
Untuk meminimalisir masuknya formalin kedalam tubuh, sebaiknya mulai selektif dalam memilih dan mengonsumsi makanan. Biasanya formalin digunakan
dalam pembuatan makanan seperti bakso, daging olahan, mie, tahu, tempe, ikan, dan sebagainya. Secara kasat mata kita memang sulit mendeteksi makanan mana
yang tercemar formalin atau bebas formalin. Sebagai konsumen kita juga harus benar-benar mencermati cirri-ciri fisik makanan yang memiliki formalin. Berikut
merupakan cirri makanan yang mengunakan formalin. Ciri-ciri mie basah yang berformalin:
- Mie terasa sangat kenyal ketika dipegang
- Aromanya sangat menyengat. Tercium aroma seperti obat meskipun sudah
berulang kali dibilas dengan air bahkan direbus -
Mie sangat liat saat dipotong dengan sendok
- Mie tahan lama jika disimpan. Apalagi dibiarkan dalam suhu ruangan bias
bertahan selama 1-2 hari Rosmauli dan Wuri, 2014.
2.4 Boraks