Konflik Tawuran
4.7. Konflik Tawuran
Kasus tawuran yang terjad i d i Aceh Tengah dalam dua tahunan belakang an umumnya terjadi pada saat pelaksanaan pesta demokrasi, seperti pada tahun 2012 dan pemilu legislatif 2014.
Pasca perhitungan suara o leh KIP yang menetapkan pemenang oleh
in- cumbent yaitu Ir. H. Nasaruddin, M M / Drs. Khairul Asmara, M M ,
pendukung kandidat lainnya melakukan aksi demo memprotes bahwa KIP melakukan kecurang an, Mereka juga mendesak ag ar hasil perhitungan dilakukan pemilu ulang, karena incumbent “dituduh” melakukan kecurangan. Hal ini seperti diberitakan oleh jpnn.com (10/ 4/ 2012).
“Sebanyak 10 Kandidat dari 11 Kand idat Bupati/ Wabub Aceh Tengah dan ribuan massa pendukung meminta agar Pemilukada Aceh Tengah diulang dan hasil sementara perolehan suara dibatalkan”.
Selain itu, pada pelaksanaan pemilu legislatif (pileg) 2014 lalu, juga terjadi konflik tawuran antara massa pendukung partai Aceh (PA) dengan kelompok PETA (Pembela Tanah Air). Aksi ini awalnya dipicu oleh pernyataan juru kampanye (jurkam) d ari partai Aceh yang dianggap oleh kelompok
memperjuangkan terbentuknya provinsi ALA, salah satu d iantara tokoh tersebut yaitu Ir. Tagore Abu Bakar yang juga merupakan ketua umum PETA.
PETA
menghina
tokoh- tokoh yang
Akibatnya, sejumlah massa dari kelo mpo k PETA menyerang kantor DPW PA di ko ta Takengon, merusak perkantoran PA serta membakar sejumlah sepeda motor milik pengurus PA. Massa juga mencabut bendera dan sejumlah atribut kampanye milik PA dan membakarnya. Disamping itu massa PETA juga melakukan p engejaran (sweep ing) terhadap sejumlah pendukung PA yang ada d i kota Takengon.
Aksi kelompok PETA ini kemudian d irespon oleh pendukung PA yang berasal dari kabupaten Bener M eriah dan Bireuen. M ereka kemudian melakukan konvoi menuju kota Takengon untuk mencari tokoh PETA, Ir. Tagore beserta dengan kelompo knya. Aksi ini dihadang oleh kepolisian kabupaten Aceh Tengah, deng an melakukan ko ordinasi d eng an polres Bener M eriah. Massa kemudian membakar bangunan kop erasi milik Ir. Tagore Abu Bakar yang berada di kecamatan Timang Gajah, kabupaten Bener M eriah.
Konflik tawuran ini kemud ian didamaikan o leh pihak muspida, dengan mengundang Ir.Tagore Abu Bakar dan beberapa tokoh PETA lainnya, serta ketua DPW Partai Aceh Aceh Tengah b eserta dengan Konflik tawuran ini kemud ian didamaikan o leh pihak muspida, dengan mengundang Ir.Tagore Abu Bakar dan beberapa tokoh PETA lainnya, serta ketua DPW Partai Aceh Aceh Tengah b eserta dengan
Selain itu, beberapa aksi demontrasi kerap terjadi di kabupaten Aceh Tengah, baik dalam konteks isu lokal maupun internasional. Beberapa isu lokal yang sering disuarakan melalui aksi demontrasi di kota dingin ini terkait dengan pengesahan qanun bendera Aceh dan qanun lembaga wali nanggroe. Kedua isu ini menjad i sangat sensitif bagi masyarakat
politisi, dan tokoh masyarakat/ pemuda, d imana mereka cenderung menolak kedua qanun tersebut. Isu ini juga menjadi pemicu untuk terus menyuarakan terbentuknya propinsi ALA, karena kedua qanun itu dianggap diskriminatif bag i masyarakat Aceh Tengah, khususnya etnis Gayo.
Aceh
Tengah, terutama para
Sedangkan demontrasi dalam konteks isu internasional, umumnya berupa aksi damai untuk mendukung perjuangan pejuang pelestina serta mengutuk serangan Israel ke Gaza. Umumnya kedua aksi, baik lokal dan internasional ini dilakukan dengan damai, tanpa ada tawuran yang menyebabkan korban.