kontrasepsi dan pelayanan KB kelanjutannya dengan memberitahukan kapan kontrol atau kembali ke tempat pelayanan KB.
7. Partisipasi pria dalam Keluarga Berencana
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di kecamatan Selo kabupaten Boyolali Tahun 2008
Partisipasi pria dalam KB f
Tidak menggunakan alat kontrasepsi Menggunakan alat kontrasepsi
160 34
82.5 17.5
Total 194 100.0
Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa sebagian besar responden tidak menggunakan alat kontrasepsi 82.5 daripada yang
menggunakan alat kontrasepsi 17.5.
8. Hubungan Pengetahuan terhadap KB dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan terhadap KB dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di kecamatan Selo
kabupaten Boyolali Tahun 2008 Partisipasi pria dalam KB
Pengetahuan Tidak
menggunakan alat kontrasepsi
Menggunakan alat kontrasepsi
Total Rendah 89.0
2.0 91.0
97.8 2.2
100.0 Tinggi
71.0 32.0 103.0
68.9 31.1
100.0 p value = 0.0001
Berdasarkan tabel 4.15 nampak bahwa pada responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi proporsi pengetahuan rendah
97.8 lebih besar daripada dengan pengetahuan tinggi 68.9. Pada responden yang menggunakan alat kontrasepsi proporsi
pengetahuan tinggi 31.1 lebih besar daripada pengetahuan rendah 2.2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara Pengetahuan
terhadap KB dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana, maka dapat dianalisis dengan menggunakan uji
Chi-Square test diperoleh nilai p value sebesar 0.0001 p 0.05 yang berarti ada
hubungan yang bermakna antara Pengetahuan terhadap KB dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana.
Pernyataan tersebut sama dengan penelitian Purwoko 2000 pengetahuan menyumbangkan peran dalam menentukan pengambilan
keputusan untuk memilih alat kontrasepsi tertentu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi, maka makin meningkat
pula perannya sebagai pengambil keputusan.
36
Hasil penelitian yang sama oleh Wijayanti 2004 melalui wawancara mendalam dan
observasi dapat diketahui bahwa ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan masyarakat tentang MOP
vasektomi inilah yang
merupakan faktor utama penyebab mereka tidak memilih MOP ini sebagai kontrasepsi pilihan.
17
9. Hubungan Sikap terhadap KB terhadap KB dengan Partisipasi Pria secara Langsung dalam Keluarga Berencana
Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap terhadap KB dengan Partisipasi Pria secara Langsung dalam Keluarga Berencana di
kecamatan Selo kabupaten Boyolali Tahun 2008 Partisipasi pria dalam KB
Sikap Tidak
menggunakan alat kontrasepsi
Menggunakan alat kontrasepsi
Total Negatif 83.0
8.0 91.0
91.2 8.8
100.0 Positif 77.0
26.0 103.0
74.8 25.2
100.0 p value = 0.005
Berdasarkan tabel 4.16 nampak bahwa pada responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi proporsi sikap negatif 91.2
lebih besar daripada dengan sikap positif 74.8. Pada responden yang menggunakan alat kontrasepsi proporsi sikap positif 25.2
lebih besar daripada sikap negatif 8.8. Untuk mengetahui adanya hubungan antara Sikap terhadap KB dengan Partisipasi Pria dalam
Keluarga Berencana, maka dapat dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square test
diperoleh nilai p value sebesar 0.005 p 0.05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara Sikap terhadap KB
dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh
Green yang berpendapat bahwa sikap merupakan faktor predisposisi yang menentukan perilaku seseorang.
63
Penggunaan alat kontrasepsi merupakan bentuk perilaku seseorang yang didasari penilaian positif pada kegiatan tersebut, baik
dengan tujuan tertentu maupun sekedar mengikuti lingkungannya. Hal tersebut menekankan pentingnya sebuah niat dan pemikiran yang
positif terhadap perilaku seseorang. Fishben dan Ajzein menyebutkan bahwa keyakinan akibat perilaku merupakan pengetahuan yang
berasal dari diri sendiri yang positif maupun negatif. Dari hal tersebut akan menghasilkan sikap yang selanjutnya akan menumbuhkan minat
seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.
61
Kajian analisis ini penting karena dengan sebuah pemahaman yang benar akan pengetahuan tentang penggunaan alat kontrasepsi
pria dan sikap terhadap KB yang lebih positif akan mendukung keterlibatan pria dalam penggunaan alat kontrasepsi.
10. Hubungan Sosial Budaya terhadap KB terhadap KB dengan